Jurnal
Jurnal
Abstrak
Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks (Herpes Simplex Virus atau HSV) tipe 1
(HSV-1) atau oleh tipe 2 (HSV-2). HSV tipe 1 lebih sering berhubungan dengan kelainan oral, dan
HSV tipe 2 berhubungan dengan kelainan genitalia. Rute primer penularan infeksi HSV-2 ialah melalui
kontak seksual (genital-genital) dengan partner seksual yang terinfeksi.
Laporan kasus : penulis melaporkan 1 laporan kasus herpes genitalis pada pasien usia 19 tahun
dengan G2P1A0H0 32-33 minggu. Pada pemeriksaan didapatkan vesikel berisi cairan seropurulen
dan ulkus dangkal tertutup cairan purulen, dasar eritema disertai nyeri dan hangat pada perabaan.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yakni tzank test untuk mengetahui secara sitologi. Pasien
ditatalaksanai dengan antiviral, analgetika, roborantia, serta edukasi.
Katakunci
herpes genitalis, kehamilan
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
*e-mail: pandutrisakti@gmail.com
dilakukan untuk mencari koinfeksi bakteri dan untuk tertentu, maka pemberian terapi supresif yang umum-
menyingkirkan diagnosis banding Chancroid. 2,5 nya dalam jangka waktu tahunan perlu dipertimbangkan
Bila pada kehamilan timbul herpes genitalis seperti dengan matang, juga dalam kasus ini. 2
pada pasien ini, perlu mendapat perhatian yang serius, Vaksin HSV-2 glycoprotein-D–subunit telah teruji
karena melalui plasenta virus dapat sampai ke sirkulasi aman dan pada wanita dengan seronegatif untuk HSV-
fetal serta dapat menimbulkan kelainan dan kematian pa- 1 dan HSV-2 sebelum vaksinasi cukup efektif dalam
da janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas mencegah manifestasi dari infeksi HSV-1 dan HSV-2
60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neuro- (efikasi 75%). Vaksin ini tidak efektif untuk pria maupun
logik atau kelainan pada mata. Kelainan yang dapat bagi wanita yang sebelumnya telah memiliki antibodi
terjadi pada bayi berupa ensefalitis, keratokonjungtivi- anti-HSV-1, dan pada kasus ini, pemberian vaksin tidak
tis, atau hepatitis, disamping itu dapat juga timbul lesi efektif pada pasien ini. 11
pada kulit. Beberapa ahli kandungan mengambil sikap Penatalaksanaan Infeksi Primer HSV Pada Kehamil-
partus secara seksio caesaria bila pada saat melahirkan an. Pada tahun 2008, Canada Society of Obstetricians
sang ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dan Gynaecologists menerbitkan pedoman tentang pe-
dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat ngelolaan HSV dalam kehamilan. Risiko infeksi pada
enam jam setelah ketuban pecah. Bila transmisi terjadi bayi tampaknya lebih tinggi ketika infeksi pertama ter-
pada trimester I cenderung terjadi abortus, sedangkan jadi selama trimester ketiga kehamilan. Dalam hal ini
bila pada trimester II akan terjadi prematuritas. Selain mungkin tidak ada waktu yang cukup untuk pengem-
itu dapat terjadi transmisi pada saat intrapartum. 2 bangan IgG maternal sehingga risiko infeksi neonatal
Analog nukleosida asiklik; acyclovir, valacyclovir, adalah 30 sampai 50%. 12
dan famciclovir digunakan untuk terapi herpes genitalis Jika infeksi terjadi pada trimester pertama kehamil-
episode pertama, sebagai terapi rekurensi, dan bila di- an, hal ini tampaknya terkait dengan peningkatan aborsi
konsumsi harian sebagai pencegahan rekurensi (terapi spontan dan kasus IUGR. Hanya sedikit kasus dimana
supresif). 1,6 Pada pasien ini diberikan terapi kausatif terjadi transmisi virus secara transplasenta yang dapat
berupa Acyclovir tablet 3 x 400 mg / hari selama 7 ha- menyebabkan infeksi kongenital yang parah dan dapat
ri. Topikal acyclovir tidak memberikan manfaat dalam terjadi mikrosefali, hepatosplenomegali, IUFD dan IU-
terapi, tidak direkomendasikan, dan pada pasien ini ti- GR. Penggunaan antivirus juga diizinkan dalam trimes-
dak diberikan. Prognosis hasil pengobatan pada pasien ter pertama kehamilan jika infeksi ibu yang sangat serius.
ini adalah baik bila mengingat waktu datang berobat Pada saat ini ada sudah terdapat banyak data yang cu-
masih pada saat-saat awal munculnya gejala, tinggal ba- kup untuk menjelaskan keamanan penggunaan acyclovir
gaimana kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, selama kehamilan. 12 Menurut kategori kehamilan dari
merawat higiene luka, dan meningkatkan imunitas diri- Badan Pengawasan Obat dari Makanan Amerika Seri-
nya. 1,7 kat (United States Food and Drug Administration atau
Meskipun pemahaman ilmu pengetahuan mengenai US FDA) acyclovir dan valacyclovir termasuk ke dalam
herpes genitalis sudah semakin baik, banyak pasien yang kategori B. 13
terinfeksi tetap memiliki perasaan malu, merasa bersa- Ketika infeksi primer diperoleh selama trimester
lah, dan memberi cap atau stigma negatif. Pada banyak pertama hingga kedua kehamilan, disarankan untuk me-
pasien, dampak psikologis ternyata lebih berat diban- lakukan kultur virus serial pada lendir vagina mulai dari
ding konsekuensi fisik dari perjalanan penyakitnya. 8 kehamilan 32 minggu. kultur virus dengan teknik tes
Penggunaan kondom merupakan salah satu strategi amplifikasi asam nukleat (NAATs) dianggap sebagai tes
pencegahan yang cukup efektif. Pada sebuah penelitian pilihan pada ibu dengan manifestasi klinis infeksi HSV.
pada 528 pasangan monogami, 70% pasangan dengan Seperti di Eropa Barat dan Amerika Serikat, tidak ter-
partner pria positif terinfeksi HSV-2 dan partner wanita dapat data komprehensif yang divalidasi dan Disetujui
negatif, didapatkan penurunan risiko transmisi sebesar tentang penggunaan uji NAATs. Namun, test NAATs
60%. Sehingga untuk selanjutnya, dapat disarankan untuk deteksi HSV telah dikembangkan dan tersedia di
pasien dan suami menggunakan kondom sebagai menu- Eropa Timur, tetapi belum divalidasi dan diakui secara
runkan risiko penularan penyakit. 9 internasional. 12
Beberapa penelitian mendukung pemberian terapi Namun, jika dari hasil dua kultur negatif dan tidak
supresif. Terapi supresif menurunkan rekurensi simto- terdapat lesi aktif herpes genital herpes aktif, maka da-
matis, frekuensi stadium subklinis (asimtomatis), dan pat dilakukan persalinan pervaginam. Jika serokonversi
pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien di- terjadi mendekati persalinan, operasi sectio caesar tidak
banding pasien yang mendapat terapi episodik. Terapi diperlukan karena risiko penularan HSV ke janin rendah,
supresif juga aman dan menurunkan risiko transmisi dan neonatus telah dilindungi oleh kekebalan maternal.
HSV ke partner yang tidak terinfeksi. 10 Namun, umum- Jika infeksi primer genital diperoleh selama trimester
nya terapi supresif ini diberikan untuk pasien dengan ketiga kehamilan. Kebanyakan pedoman mengusulkan
rekurensi yang sering dan berat serta selama fase laten operasi caesar untuk terminasi kehamilan karena pa-
dalam kehamilan. 2 Karena herpes genital tidak progresif da saat ini belum terjadi serokonversi sehingga dapat
pada host yang normal dan angka rekurensi bervariasi menginfeksi neonatus. Ketika dilakukan persalinan per-
sepanjang waktu dan dapat berkurang dalam periode vaginam pada kasus seperti ini resiko transmisi vertikal
Tabel 1. Rekomendasi Dosis Obat Antiviral Untuk Terapi Herpes Dalam Kehamilan19
Pregnancy Antiviral First episode Re- Lenght of the- Antiviral Recurent episode Lenght of the-
Drug comended daily rapy Drug Recomended dai- rapy
dosage ly dosage
Episodic Acyclovir Orally:5x200mg 10days Acyclovir Orally:5x200mg 5days
treatment
Valacyclovir Orally:2x500mg 10days ValacyclovirOrally:2x500mg 5days
Suppresive Acyclovir Orally:3x400mg From week 36 Acyclovir Orally:3x400mg From week 36
treatment until delivery until delivery
Valacyclovir Orally:2x250mg From week 36 ValacyclovirOrally:2x250mg From week 36
until delivery until delivery