Disusun Oleh :
NUR IMA HIDAYATI
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber
daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk
mencapai pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya
manusia tersebut adalah peningkatan yang berkualitas. Sebagai factor penentu
keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan
melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan
terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang
digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
pengetahuan, ketrampilan/skill, sikap dan sebagainya. Lingkungan sekolah sebagai
salah satu lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan
generasi penerus bangsa. SMK merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang
berarah untuk menghasilkan tamatan yang siap kerja, cerdas, kompetitif, memiliki
jati diri bangsa dan mampu bersaing di pasar global. SMK sebagai instrumen
pembangunan dalam menyiapkan tenaga kerja diharapkan mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi pada dunia kerja. Hal ini mengakibatkan perubahan tugas
maupun jenis pekerjaan yang ada di dunia kerja, sehingga tenaga kerja dituntut
memiliki ketrampilan teknis dan lebih fleksibel serta mampu belajar pengetahuan
dan ketrampilan baru. SMK adalah suatu pola pelatihan khusus yang mengarahkan
siswa agar menjadi tamatan yang siap terjun secara professional dan ikut bergerak
di dunia usaha atau perusahaan. Peningkatan kualitas siswa pendidikan SMK
tercermin dari meningkatnya prestasi belajar mereka. Dengan kata lain dengan
prestasi belajar yang meningkat, akan meningkat pula kualitas siswa lulusan SMK
sehingga lebih mudah memasuki dunia kerja sesuai dengan misi pendidikan SMK
tersebut.
Dientje Borman (1998: 2) menyebutkan bahwa pada hakikatnya mengajar
adalah upaya untuk membelajarkan siswa, maka dalam proses pembelajaran siswa
perlu mendapatkan fasilitas, kesempatan, dorongan serta bimbingan agar dapat
semaksimal mungkin dalam meraih prestasi. Hal ini disebabkan karena proses
pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu komunikasi antara guru dengan
siswa, antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan lingkungannya.
(http://www..en.wikipedia.org/wiki/education.com, 2/3/2010).
Salah satu faktor yang mendukung terjadinya pembelajaran yang
menyenangkan adalah adanya keaktifan siswa. Pada sebuah kegiatan belajar
mengajar siswa lebih banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak
membimbing dan mengarahkan. Menurut Anton M. Mulyono (2001: 28) aktivitas
adalah suatu kegiatan atau keaktifan atau segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Dengan adanya
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta belajar aktif. Selain itu
diperlukan strategi-strategi dalam pembelajaran. Strategi-strategi belajar mengacu
pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang
mempengaruhi apa yang dipelajari termasuk proses memori dan metakognitif.
Menurut Oemar Hamalik (2001: 172) belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar aktif
adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara
fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa
perpaduan antara aspek konigtif, afektif, dan psikomotor.
Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar mengajar.
Inti pokok dari pembelajaran adalah siswa yang belajar. Belajar dalam arti
perubahan dan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk
memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Kemampuan psikomotorik siswa dapat
dilihat dari keaktifan siswa dan kemandirian siswa maupun kemampuan siswa
dalam pembelajaran di kelas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar
dapat meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa bukanlah hal yang mudah.
Banyak sekali ditemukan siswa yang mendapat nilai rendah dalam sejumlah mata
pelajaran produktif. Ada pula yang mendapat nilai tinggi dalam sejumlah mata
pelajaran produktif.
Keberhasilan proses pembelajaran di kelas dapat dilihat dari aktivitas belajar
dan hasil belajar siswa, kenyataan di lapangan khususnya pada pembelajaran mata
diklat Produktif menyediakan layanan akomodasi reception, guru kurang optimal
dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran karena
pembelajaran mata diklat Produktif menyediakan layanan akomodasi reception
cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered) dan mono media. Guru
masih mendominasi proses pembelajaran, sedang siswa masih nampak pasif. Ini
masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan di sekolah, yaitu masih
rendahnya daya serap siswa, dan ini berpengaruh sekali terhadap siswa dengan
ditunjukkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa di
SMK Triatma Jaya Singaraja Bali.
Selain itu, berdasarkan data pencapaian daya serap siswa hasil evaluasi
semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013, menunjukkan bahwa
pencapaian daya serap mata pelajaran menyediakan layanan akomodasi reception
siswa kelas XI kurang optimal. Dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan sebesar 76 (tujuh puluh enam), daya serap yang tercapai untuk tahun
pelajaran tersebut adalah 78. Pencapaian itu dikatakan kurang optimal karena
melihat input siswa merupakan siswa pilihan dengan seleksi penerimaan siswa yang
sangat ketat.
Asumsi tidak optimalnya pencapaian nilai siswa adalah kurang minatnya
siswa dalam mengikuti pembelajaran menyediakan layanan akomodasi reception.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya proses
belajar mengajar khususnya praktik, peran serta (keaktifan) siswa masih rendah.
Hanya beberapa siswa yangterlihat antusias dalam proses pembelajaran. Hanya
siswa-siswa yang itu-itu saja yang bertanya maupun mengeluarkan pendapat serta
menjawab pertanyaan guru. Sebagian besar siswa lebih bersikap menerima apa
yang disampaikan oleh guru.
Melalui refleksi pelaksanaan pembelajaran selama ini, faktor yang
menyebabkan belum tercapainya ketuntasan belajar siswa tersebut dikarenakan
kegiatan pembelajaran yang diterapkan selama ini masih bersifat konvensional,
dimana guru masih berperan sangat dominan dalam proses pembelajaran. Siswa
kurang aktif dalam mengembangkan kreatifitas berpikir dan bertindak, sehingga
pemahaman siswa cenderung berupa hafalan. Hal itu disebabkan proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru lebih mengarah untuk ceramah, diskusi,
tanya jawab atau menerangkan untuk berbagai materi, sehingga siswa kurang
menunjukkan kemampuan berpikir dalam memahami materi yang telah diajarkan
dan belum dapat memecahkan masalah sendiri. Selain itu siswa juga kurang
memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat pada orang lain sehingga
menyempitkan pola pikir siswa tentang suatu pemahaman yang dipelajarinya.
Berpikir kritis melatih siswa membuat keputusan yang tepat, cermat,
sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Kurangnya
kemampuan ini mengakibatkan siswa saat melakukan berbagai kegiatan hanya
melakukannya saja tanpa mengetahui tujuan dan alasannya. Dengan berpikir kritis
seorang siswa tidak hanya menerima pendapat orang lain, melainkan juga mampu
memberikan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah harus
membekali para siswa dengan kemampuan dan ketrampilan dalam memahami,
menganalisis, dan mengolah berbagai informasi secara kritis.
Dilihat dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka perlu
diterapkan sebuah tindakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis siswa dengan
model pembelajaran baru yaitu inkuiri. Dimana dalam pembelajaran siswa
dihadapkan pada suatu masalah diawal pembelajaran sebagai pemicu proses
pembelajaran. Masalah ini digunakan untuk memicu rasa keingintahuan serta
kemampuan analitis dan inisiatif siswa atas materi pelajaran. Pokok bahasan materi
dalam kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan adalah penyambutan dan
pendaftaran tamu tiba. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam diskusi yang diharapkan mampu mengubah perilaku belajar
dari pasif menjadi aktif, sebagai upaya berpikir kritis untuk menumbuhkan
kreativitas siswa. Materi penanganan dan penyimpanan sayuran merupakan materi
yang sangat dekat dengan kehidupan nyata siswa, sehingga siswa dituntut untuk
aktif dalam pembelajaran maupun dalam pengamatan lingkungan sekitar untuk
memahami dan memberi solusi terhadap permasalahan-permasalahan nyata di
lingkungannya. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada penyambutan dan
penerimaan tamu dari KTSP sesuai dengan inkuiri yang menggunakan masalah
dunia nyata yang berada di lingkungan siswa sebagai konteks pembelajaran yang
melatih cara berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan
yang esensial dari materi pelajaran.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti bersama guru
mitra tertarik untuk coba melakukan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri atau penyelidikan/pemecahan masalah
dalam pengajaran mata diklat Produktif menyediakan layanan akomodasi reception
di kelas XI Akomodasi Perhotelan SMK Triatma Jaya dalam upaya meningkatkan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mata diklat Produktif menyediakan
layanan akomodasi reception dan juga hasil belajar mereka mengalami peningkatan
ke arah yang lebih baik.
Beranjak dari permasalahan-permasalahn yang diungkapkan di atas, model
pemebelajaran inkuiri merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki
pembelajaran tersebut. Model pembelajaran inkuiri dilandasi oleh pendekatan
konstruktivistik, dimana siswa dengan umur berapapun terlibat secara aktif dalam
proses mendapatkan informasi dan mengkonstruksi pengetahuan sendirinya. Oleh
karena itu, peneliti ingin mengangkat sebuah judul “Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri pada penyambutan dan pendaftaran tamu untuk meningkatkan ketuntasan
belajar siswa di SMK Triatma Jaya Singaraja Bali”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi dalam
proses pemebelajaran dasar kompetensi kejuruan restoran di SMK Triatma Jaya
Singaraja Bali sebagai berikut :
1. Tantangan di era globalisasi memerlukan suatu sumber daya manusia yang
tangguh dan berkualitas serta memiliki intelektual yang tinggi.
2. Pada mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang
memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar.
3. Kebermaknaan belajar sangat rendah karena keterlibatan siswa secara
langsung kurang, sehingga teman sebaya (peer teaching)sumber belajar
siswa tidak ada pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered)
kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif sangat kecil, komunikasi yang
terjadi hanya komunikasi satu arah.
4. Ketuntasan belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
5. Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah.
6. Siswa belum dibiasakan untuk melakukan kegiatan analisis terhadap fakta
atau kenyataan, membuat generalisasi, mengorganisasi, dan
mempertahankan ide, membuat komparasi, membuat kesimpulan,
memecahkan masalah, dan menemukan jawaban.
7. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapatnya
sendiri dalam diskusi.
8. Siswa kurang aktif dalam mengembangkan kreatifitas berpikir dan
bertindak.
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
masalah dalam penelitian ini akan dibatasi pada penerapan model pembelajaran
inkuiri pada penyambutan dan pendaftaran untuk meningkatkan keaktifanbelajar
siswa di SMK Triatma Jaya Singaraja bali Kelas XI.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana dengan penerapan model pembelajaran inkuiri pada tema
penyambutan dan pendaftaran tamu untuk meningkatkan keaktifan belajar
siswa kelas X SMK Triatma Jaya Singaraja Bali?
2. Apakah penerapan model pembelajaran inkuiri pada penyambutan dan
pendaftaran tamu dapat meningkatkan keektifan belajar siswa kelas XI
SMK Triatma Jaya Singaraja Bali?
E. TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran inkuiri pada tema
penyambutan dan pendaftaran tamu dapat meningkatkan keektifan belajar siswa
kelas XI SMK Triatma Jaya Singaraja Bali.
2. Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas XI SMK Triatma
Jaya Singaraja Bali melalui penerapan model pembelajaran inkuiri pada
penyambutan dan pendaftaran tamu.
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat baik siswa maupun guru. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada
perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model-model
pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil belajar
di kelas.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan
pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri.
b. Bagi guru
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian
tindakan kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi
pembelajaran, serta sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang melibatkan siswa dalam
proses belajar mengajar.
c. Bagi sekolah
Melalui model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat membantu
meningkatkan siswa untuk berpikir kritis, serta sebagai bahan masukan bagi
sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi
lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa meningkat.
d. Bagi peneliti
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan dengan terjun langsung, sehingga dapat melihat, merasakan,
dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan
selama ini sudah efektif dan efisien.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Hal yang sama dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2008: 78) bahwa faktor
yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik diklasifikasikan menjadi dua
macam, yakni: (1) faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang
meliputi faktor fisiologis dan psikologi; serta (2) faktor ektern (faktor dari luar
manusia) yang meliputi faktor sosial dan non sosial. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan peserta didik
dalam proses belajar adalah faktor internal (faktor dari dalam peserta didik) dan
faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik).
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran
inkuiri pada penyambutan dan pendaftaran tamu dapat meningkatkan ketuntasan
belajar siswa kelas XI SMK Triatma Jaya Singaraja Bali.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroom action research) dengan pendekatan yang digunakan
adalah model Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasihani Kasbolah (2001: 63-65)
yang berupa model spiral. Dalam penelitian ini peneliti rencana akan menerapkan
siklus untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan menggunakan kelas parallel
dalam perbaikan tindakan.
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Triatma Jaya Singaraja pada
siswa kelas XI jurusan Akomodasi Perhotelan. Rencana waktu penelitian mulai
bulan Agustus – Oktober 2013 semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
2. Subyek Penelitian
Pengambilan subjek penelitian didasarkan pada hasil observasi awal dan
kesepakatan guru mata pelajaran menyediakan layanan akomodasi reception
SMK Triatma Jaya Singaraja Bali. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMK Triatma Jaya Singaraja Bali jurusan Akomodasi Perhotelan tahun ajaran
2013/2014 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari … siswa laki-laki dan … siswa
perempuan. Pertimbangan digunakannya kelas ini sebagai subjek penelitian
dikarenakan kelas ini memiliki kemampuan psikomotorik yang rendah
dibandingkan dengan kelas lain, serta dalam proses pembelajaran siswa kurang
antusias, sehingga terlihat pasif. Hal ini ditandai dengan kondisi siswa yang
cenderung enggan bertanya kepada guru, meski telah diberi kesempatan
bertanya. Selama proses pembelajaran berlangsung sedikit siswa yang
memperhatikan penjelasan guru, siswa yang lain sibuk mendiskusikan hal-hal di
luar pelajaran.
B. INSTRUMEN PENELITIAN
Teknik pengumpulan data diawali dengan melakukan observasi atau
pengamatan terlebih dahulu sebelum memberikan tindakan. Dengan dasar observasi
yang dilakukan tersebut, kemudian digunakan untuk menentukan setting kelas yang
sesuai. Setelah itu, diberikan tindakan berupa kegiatan pembelajaran dengan acuan
hasil pengamatan tersebut.
Dalam hal ini peneliti mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian
tindakan kelas yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini. Sumber data yang
digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu berasal dari siswa, teman sejawat, guru,
dan dokumen.
Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ketuntasan belajar siswa yaitu apabila hasil belajar telah di atas nilai KKM yaitu 76.
Pada saat berlangsung pembelajaran, dilakukan pemantauan dan pengamatan siswa
yang dilakukan oleh observer untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dalam mengemukakan pendapat, setelah mendapatkan tindakan
dalam setiap siklus.
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
perlu digunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (multi
teknik), sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat
dipercaya.
Menurut Wolcott (1992) dalam Sukmadinata (2009) bahwa sebagai
strategi pekerjaan lapangan primer, yaitu pengalaman, pengungkapan, dan
pengujian. Pengalaman (experiencing) dilakukan dalam bentuk observasi atau
pengamatan. Pengungkapan (inquiring) dilakukan dengan melakukan
wawancara serta tes terhadap pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini adalah
siswa untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan bentuk
wawancara formal terstruktur. Pembuktian (examing) dilakukan dengan mencari
bukti-bukti dokumenter. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi
Dalam penelitian ini terdapat dua lembar observasi, yaitu lembar
observasi keaktifan siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
inkuiri. Lembar observasi keaktifan siswa difokuskan pada pengamatan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada mata pelajaran
menyediakan layanan akomodasi reception materi penyambutan dan
pendaftaran tamu. Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran inkuiri
sebagai pedoman peneliti yang difokuskan pada aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Dan pengamatan yang belum terdapat pada
pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.
Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas siswa. Lembar observasi ini mengukur seberapa besar keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menganalisis lembar kerja siswa
(LKS). Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar adalah lembar kerja siswa.
LKS disusun sebagai pedoman siswa pada saat melakukan diskusi kelompok
dan untuk mendapatkan data hasil pengamatan siswa pada saat kegiatan
pembelajaran.
Kisi-kisi pelaksanaan pembelajaran inkuiri
No Aspek Butir
1 Keaktifan
2 Kerja sama
3 Menghargai pendapat orang lain
4 Komunikasi
b. Angket
Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk
mengetahui respon terhadap pelaksanaan pembelajaran menyediakan
layanan akomodasi reception dengan penerapan model pembelajaran inkuiri.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada guru dan siswa
mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
d. Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan
pemahaman siswa setelah mempelajari menyediakan layanan akomodasi
reception pada materi penyambutan dan pendaftaran tamu dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri. Bentuk tes ini adalah tes
berbentuk permainan dan hasil lembar kerja siswa.
No Indikator No Item
e. Dokumentasi
Dokumentasi dipergunakan untuk mengambil gambar selama proses
penelitian dengan menggunakan kamera. Selain itu, dokumentasi dalam
penelitian ini diperoleh dari hasil permainan siswa, lembar jawab milik
siswa, lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan.
2. Validitas Instrumen
Validasi dalam penelitian ini adalah dengan menguji validitas tes, mengukur
tingkat kesukaran, dan daya beda soal tes yang digunakan.
C. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan selama melakukan pengumpulan data berlangsung
sampai pada akhir pengumpulan data. Teknik analisis yang digunakan adalah
reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi
data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi
dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatus, dan diringkas, sehingga mudah
dipahami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan
dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Untuk menjamin pemantapan dan
kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan
triangulasi. Triangulasi diartikan pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
(Sugiyono, 2005: 83).
1. Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang
berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa. Penilaian dilihat dari hasil
skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa besar
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk setiap siklus
persentase diperoleh dari rata-rata persentase keaktifan siswa pada tiap
pertemuan. Data yang berupa data kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan
refleksi menggunakan analisis deskriptif dari tiap-tiap siklus.
2. Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan ketuntasan
siswa, nilai individu, skor kelompok, dan penghargaan kelompok. Selain itu,
dengan membandingkan hasil belajar dari kondisi sebelum penelitian dengan
hasil belajar pada tiap siklus, sedangkan data yang berupa data kuantitatif berupa
nilai. Data yang diperoleh kemudian dipresentase. Dengan demikian dapat
diketahui sejauh mana peningkatan partisipasi siswa yang diperoleh dalam
pembelajaran. Hasil analisis data kemudian disajikan secara deskriptif.
Untuk mengukur keaktifan siswa, dapat dilihat dari ketuntasan belajar dari
segi proses jika aktivitas belajar siswa sudah dikategorikan baik (sudah mendapat
nilai minimal 70). Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa dari segi hasil, dilihat
dari hasil ulangan harian pada siklus I dan II. Siswa dianggap tuntas jika telah
memperoleh nilai akhir minimal 70.
D. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom
Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu jenis penelitian
tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelasnya (Suhardjono, 2009: 12). Model ini dipilih didasarkan pada tujuan
penelitian yang ingin dicapai, yaitu penerapan model pembelajaran inkuiri pada
pembelajaran penyambutan dan pendaftaran tamu untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa SMK Triatma Jaya Singaraja Bali. Penelitian tindakan ini
menghendaki adanya pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih baik, yang meliputi
proses pembelajaran maupun hasil dari pembelajaran tersebut. Lebih lanjut
Suhardjono (2009: 63) mengemukakan bahwa salah satu cirri khas PTK adalah
adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru) den peneliti dalam
pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di
dalam kelas, maka kerja sama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal
yang sangat penting, melalui kerja sama secara bersama menggali dan mengkaji
permasalahan nyata yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Penelitian ini akan
melibatkan satu orang guru mata pelajaran menyediakan layanan akomodasi
reception kelas XI Akomodasi Perhotelan dan peneliti sebagai observer. Berikut
pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dua kali siklus.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan terdiri dari tahapan sebagai berikut :
1) Mempersiapkan silabus dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, handout, lembar kerja siswa yang mencakup rumusan
tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
2) Mempersiapkan instrument penelitian yaitu lembar
observasi/pengamatan pelaksanaan dengan model inkuiri, dan soal pre
test post test, dan lembar keaktifan siswa.
3) Menyusun kelompok diskusi secara heterogen.
b. Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan dengan model
pembelajaran inkuiri sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Rencana
pelaksanaan ini terdiri dari satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 8 x 45
menit. Pertemuan pertama menerapkan empat langkah awal dari model
pembelajaran inkuiri yaitu orientasi masalah, mengajukan masalah,
mengajukan hipotesis, dan mengumpulkan data. Sementara pertemuan
kedua merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama dengan menerapkan
langkah selanjutnya dari model pembelajaran inkuiri yaitu menguji hipotesis
dengan penyajian diskusi yang berupa presentasi dan merumuskan
kesimpulan. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini :
1) Pendahuluan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
apersepsi dan motivasi kepada siswa dalam mempelajari penyambutan
dan pendaftaran tamu yang datang lebih awal.
2) Kegiatan inti
a) Guru menunjukkan kepada siswa status rak kamar untuk satu
kamar,dan memberikan kasus kepada siswa yang berhubungan
dengan kamar tersebut.
b) Guru mengajukan permasalahan tentang permasalahan pada tamu
yang datang lebih awal dari waktu check out tamu yang terlebih
dahulu ada di kamar yang sama kepada siswa.
c) Siswa diminta untuk menganalisis permasalahan.
d) Siswa memperkirakan teori-teori tentang prosedur penyambutan dan
pendaftaran tamu berdasarkan hasil pengamatannya di dalam kelas
maupun luar kelas, serta teori yang sudah dipelajari sebelumnya.
e) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan materi tentang cara
menangani tamu tiba lebih awal dari waktu check out tamu yang
terlebih dahulu ada di kamar yang sama sesuai kelompoknya.
f) Siswa membuktikan perkiraan jawaban mereka sesuai dengan materi
yang telah mereka dapatkan.
g) Siswa menyimpulkan hasil pengujian hipotesis.
h) Mempresentasikan hasil inkuiri dan mensimulasikannya di depan
kelas secara berkelompok.
3) Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah
berhasil mencapai criteria keberhasilan tertentu.
c. Observasi
Selama berlangsungnya proses pembelajaran, akan dilakukan
monitoring dan perekaman tindakan yang dilakukan dengan cara melakukan
observasi proses pembelajaran serta aktivitas siswa dan guru selama
pelaksanaan pembelajaran dan melakukan observasi sesuai dengan
perangkat yang telah disiapkan. Selain itu, mencatat kejadian-kejadian yang
tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan
lapangan.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi jalannya
proses pembelajaran selama tindakan pada siklus I. Refleksi hasil yang
didapat dalam tahap pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis
data yang dilaksanakan pada tahap ini akan digunakan sebagai acuan atau
bahan pertimbangan untuk merencanakan siklus selanjutnya. Jika hasil yang
diharapkan belum tercapai, maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan
pada siklus II. Dasar yang digunakan untuk melakukan analisis adalah :
1) Apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan rencana tindakan?
2) Masalah-masalah apa saja yang ada dan mempengaruhi jalannya
pelaksanaan tindakan yang perlu diatasi atau diperbaiki?
Hasil refleksi ini kemudian didiskusikan dengan guru untuk kemudian
digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus II.
2. Siklus II
Langkah-langkah pada siklus II pada dasarnya sama dengan yang
dilakukan pada siklus I, kegiatannya dirancang berdasarkan hasil refleksi dari
siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan setelah mempelajari hasil
refleksi pada tahap siklus I yaitu bagaimana hasilnya, apa penyebabnya, dan apa
yang harus dilakukan selanjutnya. Hal ini dilakukan supaya pada siklus II dapat
dilaksanakan tindakan yang lebih efektif.
a. Rencana
Perencanaan pada siklus ini didasarkan pada refleksi siklus I. Dari
refleksi tersebut didapatkan kekurangan-kekurangan atau masalah yang
muncul dan belum teratasi pada siklus I. Oleh karena itu, tahap perencanaan
siklus II ini mengarah ke perbaikan dan upaya untuk mencari solusi masalah
dari kekurangan-kekurangan siklus sebelumnya. Perencanaan tindakan
terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri pada pertemuan ketiga dan keempat.
2) Mempersiapkan instrument penelitian yaitu LKS, lembar observasi
kemampuan berpikir kritis dan soal pre test post test.
b. Tindakan
Tindakan akan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang
dikembangkan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada tahap ini dilakukan
perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I yang diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan proses maupun hasil pembelajaran.
Kegiatan pada siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Tahapannya mengikuti
pada tahapan siklus I.
c. Observasi
Selama berlangsungnya proses pembelajaran dilakukan monitoring
dan perekaman tindakan yang dilakukan dengan cara melakukan observasi
selama pelajaran berlangsung dan melakukan observasi sesuai dengan
format yang telah disiapkan.
d. Refleksi
Seluruh data baik data kualitatif maupun data kuantitatif yang
diperoleh dianalisis dan diolah. Hasil refleksi siklus II ini selanjutnya akan
dibandingkan dengan hasil refleksi I untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan atau tidak dan untuk menentukan tindakan siklus selanjutnya
jika dimungkinkan.