Anda di halaman 1dari 6

EFIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH ETEFON UNTUK MEMPERCEPAT

PEMASAKAN BUAH MELON (Cucumis melo L.)

THE EFFICACY OF GROWTH REGULATOR ETEFON ON RIPENING


MELON FRUIT (Cucumis melo L.)
*)
Raimundus R. Ginting , Sitawati dan Y.B. Suwasono Heddy

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)
Email: rrg_07@yahoo.com

ABSTRAK melon yang tidak diaplikasikan etefon


dipanen pada umur 71 hst dengan tingkat
o
Komoditas hortikultura yang mulai kemanisan buah 10,02 Brix.
dikembangkan adalah tanaman melon
varietas Action 434. Zat pengatur tumbuh Kata kunci: Etefon, Melon, Action 434, Zat
yang sering digunakan untuk Pengatur Tumbuh
menyeragamkan kemasakan buah adalah
dari golongan etilen. Etefon yang berbahan ABSTRACT
aktif etilen, dapat digunakan untuk
menyerempakkan kemasakan buah Horticultural commodities began to be
sehingga pemanenan dapat dilakukan developed is melon varieties Action 434.
sekaligus terutama untuk sistem Plant growth regulator frequently used for
pemanenan mekanis. Penelitian yang synchronize fruit ripeness from ethylene.
bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi Etefon is made from ethylene active, can
Etefon yang tepat untuk mempercepat used to synchronize the fruit ripeness so
pemasakan buah melon, menyerempakkan harvesting can be done at same time for
panen buah melon dan meningkatkan machanized harvesting system. The
kemanisan buah melon (Brix). Penelitian ini purpose of this research is get the right
telah dilaksanakan di desa Kademangan, concentration of etefon to speed up the
Kecamatan Pagelaran, Kotamadya Malang ripening of melon fruit, the synchronize
pada bulan November 2011 hingga Februari harvest and increases the sweetness of
2012. Penelitian ini menggunakan this. This research was conducted at
Rancangan Acak Kelompok (RAK) diulang Kademangan village, Pagelaran Malang
4 kali dengan 7 perlakuan konsentrasi district in November 2011-Februari 2012.
-1 -1
Etefon yaitu P1 = 25 ml.l , P2 = 50 ml.l , The research is using Randomized Block
-1 -1 -1
P3 = 60 ml.l , P4 = 75 ml.l , P5 = 100 ml.l , Design (RAK) repeated 4 times with 7
-1
P6 = 120 ml.l , P7 = kontrol. Hasil treatments concentration of etefon consist
-1 -1
penelitian menunjukkan bahwa pemberian of P1 = 25 ml.l , P2 = 50 ml.l , P3 = 60
-1 -1 -1 -1 -1
konsentrasi Etefon 50 ml.l , 75 ml.l dan ml.l , P4 = 75 ml.l , P5 = 100 ml.l , P6 =
-1 -1
100 ml.l mempercepat pemasakan buah 120 ml.l , P7 = control. Result of the
100% pada 4 hari setelah aplikasi (62 hst). research show that the granting of etefon
-1 -1
Pada kelunakan buah dan kemanisan buah concentration 50 ml.l , 75 ml.l and 100
-1 -1
pemberian Etefon 75 ml.l tidak berbeda ml.l speed up the ripening of fruit 100 % in
nyata dengan buah melon yang tidak di 4 hsa (62 hst). The tenderness of fruit and
-1
semprot Etefon (kontrol), tetapi sweetness of fruit grant of etefon 75 ml.l
meningkatkan kemanisan buah melon not significant with fruit melons without
0
sebesar 10,55 Brix. Etefon dengan spray etefon (control), but increase the
-1 0
konsentrasi 75 ml.l paling baik dalam sweetness of melon fruit of 10,55 Brix.
-1
mempercepat pemasakan buah dan Etefon with concentration of 75 ml.l best in
menyerempakkan panen melon pada umur speed up the ripening fruit and sychronize
62 hst atau 4 hsa etefon dengan tingkat harvesting of melon fruit at 62 hst (4 hsa) of
o
kemanisan buah melon 10,55 Brix. Buah etefon with high sweetness of melon fruit
190

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 189 - 194
0
level of 10,55 Brix. Melon fruit that is not sekaligus terutama untuk sistem
applied of etefon harvested at 71 hst with pemanenan mekanis (Kartika et al., 2012).
o
sweetness level 10,02 Brix. Zat tumbuh Etilen bersifat gas dan mudah
menguap, maka etilen banyak dijual dalam
Keywords : Etefon, Melon, Action 434, Plant bentuk Etefon atau Ethrel (Wilde, 1971).
Growth Regulator Etefon adalah nama umum yang diakui oleh
The American Standars Institut untuk 2-
PENDAHULUAN chloroethyl phosphonic acid (Bondad,
1976). Menurut Sudjianto (2009) Etefon
Salah satu komoditas hortikultura banyak digunakan oleh petani melon di
yang mulai dikembangkan adalah tanaman Jawa Timur khususnya daerah Ngawi Dan
melon. Daya tarik untuk menanamnya Madiun. Untuk mengatasi permasalahan
karena tanaman melon berumur pendek, pemasakan buah yang tidak bersamaan
kurang lebih dalam jangka 3 bulan sudah petani banyak menggunakan Etefon untuk
dapat menghasilkan, harga buahnya relatif mempercepat pemasakan buah melon.
stabil dan bernilai ekonomi tinggi.
Masyarakat indonesia semakin banyak BAHAN DAN METODE PENELITIAN
yang menyukai buah melon yang
mempunyai rasa enak, manis, harum, Penelitian ini dilaksanakan di desa
menyegarkan dan kaya akan vitamin Kademangan, Kecamatan Pagelaran,
(Aminudin et al.,2009). Varietas melon yang Malang pada bulan November 2011 hingga
banyak diminati petani adalah varietas Februari 2012. Dengan ketinggian tempat
o
melon Action 434. Varietas melon ini 350 mdpl dan suhu rata-rata 26-32 C. Alat
diproduksi di Indonesia oleh PT. Tanindo yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Subur Prima (Sobir et al., 2010). Buah kertas label (Impraboard), cetok, cangkul,
berbentuk bulat berjaring tebal dan rapat gembor, ember, timbangan roti, rol meter,
warna kulit buah hijau dan warna daging rafia, hand sprayer, polibag, bambu,
buah hijau kekuning-kuningan. Rasanya pnetrometer dan handrefractometer. Bahan
renyah dan manis dengan kadar gula yang digunakan adalah benih melon
kurang lebih 14 %Brix. Melon varietas varietas Action 434 yang diperoleh dari PT.
Action 434 lebih unggul karena ukuran dan Multi Sarana Indotani, Prothephon 480 SL
-1
berat buahnya lebih besar yaitu 2-4 kg. (bahan aktif etefon 480 g.l ), pupuk
Varietas ini mulai dapat dipanen pada umur kandang, pupuk Urea, TSP, dan KCL,
60-65 hst, dengan potensi hasil 31,5-42 fungisida (Atonik), insektisida (Perfekthion
-1
ton.ha . Varietas Action 434 tahan dalam 400 EC dan Furadan). Metode yang
penyimpanan dan pengangkutan jarak jauh digunakan dalam penelitian ini ialah
(Prajnanta, 2004). Melon Action 434 sudah rancangan acak kelompok (RAK) yang di
lebih dari 15 tahun menguasai pasar melon ulang sebanyak 4 kali dengan 7 perlakuan.
di Indonesia. Melon Action 434 menguasai Konsentrasi zat pengatur tumbuh Etefon
-1
pasar hampir 80 % pasar yang ada (Bintoro, Prothephon 480 SL yaitu P1 = 25 ml.l , P2
-1 -1 -1
2009). Panen buah melon dipengaruhi oleh = 50 ml.l , P3 = 60 ml.l , P4 = 75 ml.l , P5
-1 -1
varietas, cuaca dan tempat penanaman. = 100 ml.l , P6 = 120 ml.l , P7 = kontrol
Namun pemasakan buah yang disesuaikan (tanpa etefon). Untuk konsentrasi yang
dengan permintaan dan untuk mengejar digunakan tersebut harus mengikuti
harga dapat dilakukan dengan cara kententuan Komisi Pestisida (Kompes)
pengethrelan agar buah dapat masak untuk zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah
-1
secara bersamaan (Bintoro, 2009). Zat 1/2A : A : 3/2A : 2A dengan A = 50 ml.l ,
-1 -1
pengatur tumbuh yang sering digunakan 1/2A = 25 ml.l , 3/2A = 75 ml.l , 2A = 100
-1
untuk menyerempakkan kemasakan buah ml.l , untuk konsentrasi sisipan/tambahan =
-1 -1
adalah dari golongan etilen. Etefon yang 60 ml.l dan 120 ml.l . Dalam satu
berbahan aktif etilen, dapat digunakan petak/plot terdapat 12 tanaman melon,
untuk menyerempakkan kemasakan buah tanaman yang dipakai sebagai sampel
sehingga pemanenan dapat dilakukan sebanyak 2 tanaman. Pengamatan yang
191

Ginting, dkk, Efikasi Zat Pengatur....

dilakukan meliputi pengamatan partum- kecepatan pemasakan buah aplikasi etefon


-1 -1
buhan tanaman dan pengamatan panen. konsentrasi 25 ml.l - 120 ml.l mampu
Pengamatan pertumbuhan tanaman me- mempercepat pemasakan buah dibanding
liputi panjang tanaman dan jumlah daun. tanpa aplikasi etefon (Tabel 2). Tabel 2
Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada menunjukkan bahwa Pada 1 hsa (hari
-1
umur tanaman 10-50 hst. Pengamatan Setelah Aplikasi) etefon 100 ml.l dan 120
-1
panen meliputi persentase kecepatan ml.l memiliki persentase pemasakan buah
pemasakan buah, bobot buah, diameter yang lebih tinggi dibanding aplikasi etefon
-1 -1 -1 -1
buah, panjang buah, ketebalan daging 25 ml.l , 50 ml.l , 60 ml.l dan 100 ml.l ,
buah, kelunakan buah dan Kemanisan sedang pada 2 hsa dan 3 hsa etefon 120
-1
buah. Data hasil pengamatan dianalisa ml.l memiliki persentase pemasakan buah
dengan sidik ragam untuk mengetahui beda yang lebih tinggi dibanding perlakuan yang
nyata antar perlakuan dan diuji lebih lanjut lain. Pada 4 hsa atau 62 hst etefon dengan
-1 -1 -1
dengan menggunakan Duncan Multiple konsentrasi 50 ml.l , 75 ml.l dan 100 ml.l
Range Test (DMRT) pada taraf 5%. memiliki persentase kemasakan buah lebih
tinggi dibanding perlakuan yang lain,
HASIL DAN PEMBAHASAN dimana persentase pemasakan buah telah
-1
mencapai 100%. Aplikasi etefon 25 ml.l
-1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga 120 ml.l mampu mempercepat
hasil analisis ragam, perlakuan etefon tidak kemasakan buah hingga 100% pada 5 hsa.
berbeda nyata pada bobot buah, diameter Pada buah melon yang tidak disemprot
buah, panjang buah dan ketebalan daging tampak pada 63 hst sudah mulai ada yang
buah. Tabel 1 menunjukkan bahwa Bobot masak dengan persentase kemasakan
buah melon rata-rata berkisar antara 1,37 buah yang masih rendah 63% dan
kg hingga 1,58 kg. Kisaran ini lebih rendah meningkat linier walau belum mencapai
dari deskripsi tanaman melon varietas 100% pada umur 71 hst. Sumarni et al.,
Action 434 yaitu 2-4 kg (Prajnanta, 2004). (2005) menyatakan bahwa untuk dapat
Rata-rata diameter buah melon berkisar tumbuh dan berproduksi lebih baik.
antara 15,36 cm sampai 16,07 cm, hal ini di Tanaman kemungkinan membutuhkan
dukung oleh penelitian Anggraito (2004) bahan tambahan berupa zat pengatur
menyatakan bahwa diameter buah melon tumbuh (ZPT) sintetik. Zat pengatur tumbuh
Action sebesar 15,30 cm sampai 20,30 cm. sintetik adalah suatu bahan kimia yang
Rata-rata panjang buah melon berkisar mekanisme kerjanya mengatur berbagai
antara 16.17 cm hingga 16,66 cm. Rata- proses metabolisme sel tanaman. Kartika et
rata ketebalan daging buah melon berkisar al., (2012) menambahkan zat pengatur
antara 4,43 cm - 4,73 cm. Perlakuan Etefon tumbuh yang sering digunakan untuk
terhadap buah melon memberikan menyerempakkan kemasakan buah adalah
pengaruh nyata pada persentase kecepatan dari golongan etilen. Etefon yang berbahan
pemasakan buah, kelunakan buah dan aktif etilen, dapat digunakan untuk
kemanisan buah. Pada persentase menyerempakkan kemasakan buah,

Tabel 1 Rata-Rata Pengaruh Konsentrasi Etefon Terhadap Bobot Buah, Diameter Buah,
Panjang Buah Dan Kelunakan Daging Buah
Perlakuan Bobot Buah (kg Diameter Panjang Ketebalan Daging
-1
buah ) buah (cm) Buah (cm) Buah (cm)
-1
P1 (25 ml.l ) 1.42 16.07 16.17 4.43
-1
P2 (50 ml.l ) 1.51 15.36 16.49 4.54
-1
P3 (60 ml.l ) 1.49 16.03 16.64 4.50
-1
P4 (75 ml.l ) 1.40 15.95 16.66 4.73
-1
P5 (100 ml.l ) 1.37 15.86 16.49 4.55
-1
P6 (120 ml.l ) 1.48 15.82 16.49 4,58
-1
P7 (0 ml.l ) 1.58 15.72 16.44 4.48
Keterangan : Angka pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji F 5%.
192

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 189 - 194

Tabel 2 Persentase Pemasakan Buah Melon Setelah Aplikasi Etefon


Perlakuan Persentase Pemasakan Buah melon pada Hari Setelah Aplikasi (%)
-1
(ml.l ) 1 2 3 4 5 6 7 8
P1 (25) 16.08 b 47.50 b 55.83 b 80.83 b 100 b 100 b 100 b 100 b
P2 (50) 32.50 c 46.75 b 64.92 c 100 d 100 b 100 b 100 b 100 b
P3 (60) 32.75 c 50.00 b 72.00 d 91.42 c 100 b 100 b 100 b 100 b
P4 (75) 32.08 c 56.83 c 77.83 e 100 d 100 b 100 b 100 b 100 b
P5 (100) 41.83 d 66.58 d 81.08 ef 100 d 100 b 100 b 100 b 100 b
P6 (120) 41.42 d 82.83 e 82.92 f 90.17 c 100 b 100 b 100 b 100 b
P7 (0) 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 16.50 a 30.08 a 47.00 a 63.17 a
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf uji DMRT 5 %.

Tabel 3 Rata-rata Pengaruh Konsentrasi Etefon Terhadap Kelunakan Buah Melon


Perlakuan Kelunakan Buah (kgf)
-1
P1 (25 ml.l ) 7.95 a
-1
P2 (50 ml.l ) 8.13 ab
-1
P3 (60 ml.l ) 8.01 a
-1
P4 (75 ml.l ) 8.40 bc
-1
P5 (100 ml.l ) 8.12 ab
-1
P6 (120 ml.l ) 8.10 a
-1
P7 (0 ml.l ) 8.43 c
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf uji DMRT 5 %.

Tabel 4 Rata-rata Pengaruh Konsentrasi Etefon Terhadap Kemanisan Buah Melon


o
Perlakuan Kemanisan Buah ( Brix)
-1
P1 (25 ml.l ) 9.08 a
-1
P2 (50 ml.l ) 9.18 ab
-1
P3 (60 ml.l ) 9.65 bc
-1
P4 (75 ml.l ) 10.55 e
-1
P5 (100 ml.l ) 9.92 cd
-1
P6 (120 ml.l ) 10.26 de
-1
P7 (0 ml.l ) 10.02 cde
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf uji DMRT 5 %.

-1 -1 -1
sehingga pemanenan dapat dilakukan (50 ml.l ) , P3 (60 ml.l ), P5 (100 ml.l )
-1
sekaligus terutama untuk sistem dan P6 (120 ml.l ) tetapi menunjukkan hasil
-1
pemanenan mekanis. Etilen bersifat gas berbeda nyata dengan P4 (75 ml.l ) dan
-1
dan mudah menguap, maka etilen banyak P7 (0 ml.l ). Rata-rata kelunakan buah
dijual dalam bentuk Etefon atau Ethrel yang melon mulai dari 7,95 kgf hingga 8,43 kgf.
merupakan senyawa 2-Chloroethyl Dimana kelunakan buah melon tertinggi
phosponic acid (Wilde, 1971). Di samping pada P7 yaitu 8,43 kgf yang tidak
itu Etefon juga dapat meningkatkan menggunakan etefon. Kelunakan buah
kemasakan yang seragam pada buah perlakuan P7 tanpa menggunakan etefon
tanaman, sehingga hanya memerlukan satu mendapatkan nilai lebih besar (lebih keras)
kali panen besar. Tabel 3 menunjukkan dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
bahwa terdapat pengaruh nyata aplikasi Hal ini sesuai dengan penyataan Flores et
etefon terhadap kelunakan buah melon. al., (2008) bahwa proses pelunakan buah
-1
Konsentrasi 25 ml.l dari hasil uji lanjut tidak berhubungan dengan pemberian
duncan dalam taraf 5%, menunjukkan hasil hormon pematangan, karena buah yang
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 tidak diberi perlakuanpun akan mengalami
193

Ginting, dkk, Efikasi Zat Pengatur....

proses pelunakan. Kekerasan buah melon melon yang tidak diaplikasikan etefon
merupakan parameter yang tidak dipanen pada umur 71 hst dengan tingkat
o
tergantung pada etilen. Zheng et al., (1994) kemanisan buah 10,02 Brix.
menambahkan bahwa ekspresi genetik dari
UHJXODWRU VXE XQLW GDUL HQ]LP DAFTAR PUSTAKA
poligalaturonase PG yang merupakan salah
satu enzim yang berperan dalam degradasi Amiarsi, D. E. Sitorus dan Sjaifullah.
dinding sel yang menyebabkan pelunakan 1996. Pengaruh teknik penyimpanan
pada buah merupakan enzim yang tidak terhadap mutu buah salak lumut.
tergantung pada etilen. Buah melon Jurnal Hortikultura 6 (4) : 392 - 401.
termasuk buah non klimakterik, dimana Aminudin, I dan S. Suprapti. 2009.
pemberian etilen atau bahan perangsang Analisis Penawaran Melon di Daerah
pematangan hanya berpengaruh terhadap Sragen. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 5
degradasi klorofil dan perubahan warna dari (1) : 58 ± 72.
buah (Kader, 1999). Anggraito, Y. U. 2004. Identifikasi Berat,
Kemanisan buah melon diukur Diameter, dan Tebal Daging Buah
dengan menggunakan alat Melon (Cucumis melo L.) Kultivar
handrefractometer dengan satuan ke- Action 434 Tetraploid Akibat
o
manisan buah ialah Brix. Tabel 4 Perlakuan Kolkisin. Berk. Penel.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Hayati 10 : 37 ± 42.
nyata aplikasi etefon terhadap kemanisan Bintoro, R. 2009. Pengaruh Penjualan
-1
buah melon. Konsentrasi 25 ml.L (P1) dari Melon Secara Borongan Terhadap
hasil uji lanjut duncan dalam taraf 5%, Pendapatan Petani (Studi Kasus Di
menunjukkan hasil tidak berbeda nyata Kabupaten Ngawi). Media Soerjo 5
dengan perlakuan P2, P3, dan P5 tetapi (2) : 60 ± 75.
menunjukkan hasil berbeda nyata dengan Bondad, N. D. 1976. Respon of Some
P4, P6 dan P7. Perlakuan dengan Tropical and Subtropical Fruit to Pre
pemberian etefon dengan konsentrasi 75 and Post Harvest Applications of
-1
ml.l menghasilkan buah lebih manis (10,55 Ethephon. Economic Botany 30 (1) :
o
Brix) dibandingkan dengan perlakuan lain. 67 ± 80.
Peningkatan total padatan terlarut Flores, F.B., M.C.Martinez-Madrid dan
disebabkan selama pematangan buah F.Romajaro. 2008. Influence of Fruit
terjadi hidrolisis karbohidrat menjadi Development Stage on the
senyawa glukosa dan fruktosa (Amiarsi, Physiological Response to Ethylene
1996). Johnson (2000) menambahkan in Cantaloupe Charentals Melon.
bahwa rasio total padatan terlarut Food Sci.Tech.Int. 14 (1) : 87 ± 94.
merupakan parameter terbaik untuk Johnson, D.S. 2000. Mineral Composition,
menentukan tingkat kematangan dan mutu Harvest Maturity And Storage Quality
buah. Berdasarkan standar Departemen Of Red Pippin, Gala And Jonagold
Pertanian Amerika Serikat (USDA) bahwa Apples. J.Hort.Sci. & Biotech. (7) 75 :
melon yang berkualitas tinggi memiliki kadar 697 ± 704.
o
PTT berkisat antara 9 - 11 Brix (Rubatzky Kader, A. A. 1999. Fruit, Maturity, Ripening
et al., 1999). Pada percobaan ini masuk And Quality Relationship. Acta Hort
kedalam standar USDA. (3) 485 : 203 ± 208.
Kartika E. R. P dan M. Surachman. 2012.
KESIMPULAN Aplikasi Zat Tumbuh Untuk
Menyerempakkan Kemasakan Buah
-1
Etefon dengan konsentrasi 75 ml.l Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).
paling baik dalam mempercepat pemasakan Jurnal Agrotropika 17 (2) : 74 ± 80.
buah melon dan menyerempakkan panen Prajnanta, F. 2004. Melon, Pemeliharaan
buah melon pada umur 62 hst atau 4 hari Secara Intensif dan Kiat Sukses
setelah aplikasi etefon dengan tingkat Beragribisnis. Penebar Swadaya.
o
kemanisan buah melon 10,55 Brix. Buah Jakarta.
194

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 189 - 194

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh


Sayuran Dunia 3: Prinsip, Produksi Terhadap Produksi Umbi Bibit
dan Gizi. Edisi ke-2. Penerbit ITB. Bawang Merah Asal Biji Kultivar
Bandung. Bima. J.hort. 15 (3) : 208 ± 214.
Sobir dan Firmansyah D. Siregar. 2010. Wilde, R. C. 1971. Practical Aplication of 2-
Budidaya Melon Unggul. Penebar Chloroethyl phosponic acid in
Swadaya. Jakarta. Agricultural Production. Horticultural
Sudjianto, U dan Veronica, K. 2009. Studi Science 6 (4) : 364 ± 370.
Pemulsaan dan Dosis NPK Pada Zheng, L., C. G. Watson dan D. Della
Hasil Buah Melon (Cucumis melo L.). Penna. 1994. Differential Expression
Jurnal Sains dan Teknologi 2 (2) : 1 ± of the Two Subunits of Tomato
6. Polygalacturonase Isoenzim 1 in Wild
Sumarni, N. E. Sumiati dan Suwandi. Type and Rin Tomato Fruit. Plant
2005. Pengaruh Kerapatan Dan Physiology 105 (1) : 1189 ± 1195.

Anda mungkin juga menyukai