ID Efikasi Zat Pengatur Tumbuh Etefon Untuk
ID Efikasi Zat Pengatur Tumbuh Etefon Untuk
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 189 - 194
0
level of 10,55 Brix. Melon fruit that is not sekaligus terutama untuk sistem
applied of etefon harvested at 71 hst with pemanenan mekanis (Kartika et al., 2012).
o
sweetness level 10,02 Brix. Zat tumbuh Etilen bersifat gas dan mudah
menguap, maka etilen banyak dijual dalam
Keywords : Etefon, Melon, Action 434, Plant bentuk Etefon atau Ethrel (Wilde, 1971).
Growth Regulator Etefon adalah nama umum yang diakui oleh
The American Standars Institut untuk 2-
PENDAHULUAN chloroethyl phosphonic acid (Bondad,
1976). Menurut Sudjianto (2009) Etefon
Salah satu komoditas hortikultura banyak digunakan oleh petani melon di
yang mulai dikembangkan adalah tanaman Jawa Timur khususnya daerah Ngawi Dan
melon. Daya tarik untuk menanamnya Madiun. Untuk mengatasi permasalahan
karena tanaman melon berumur pendek, pemasakan buah yang tidak bersamaan
kurang lebih dalam jangka 3 bulan sudah petani banyak menggunakan Etefon untuk
dapat menghasilkan, harga buahnya relatif mempercepat pemasakan buah melon.
stabil dan bernilai ekonomi tinggi.
Masyarakat indonesia semakin banyak BAHAN DAN METODE PENELITIAN
yang menyukai buah melon yang
mempunyai rasa enak, manis, harum, Penelitian ini dilaksanakan di desa
menyegarkan dan kaya akan vitamin Kademangan, Kecamatan Pagelaran,
(Aminudin et al.,2009). Varietas melon yang Malang pada bulan November 2011 hingga
banyak diminati petani adalah varietas Februari 2012. Dengan ketinggian tempat
o
melon Action 434. Varietas melon ini 350 mdpl dan suhu rata-rata 26-32 C. Alat
diproduksi di Indonesia oleh PT. Tanindo yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Subur Prima (Sobir et al., 2010). Buah kertas label (Impraboard), cetok, cangkul,
berbentuk bulat berjaring tebal dan rapat gembor, ember, timbangan roti, rol meter,
warna kulit buah hijau dan warna daging rafia, hand sprayer, polibag, bambu,
buah hijau kekuning-kuningan. Rasanya pnetrometer dan handrefractometer. Bahan
renyah dan manis dengan kadar gula yang digunakan adalah benih melon
kurang lebih 14 %Brix. Melon varietas varietas Action 434 yang diperoleh dari PT.
Action 434 lebih unggul karena ukuran dan Multi Sarana Indotani, Prothephon 480 SL
-1
berat buahnya lebih besar yaitu 2-4 kg. (bahan aktif etefon 480 g.l ), pupuk
Varietas ini mulai dapat dipanen pada umur kandang, pupuk Urea, TSP, dan KCL,
60-65 hst, dengan potensi hasil 31,5-42 fungisida (Atonik), insektisida (Perfekthion
-1
ton.ha . Varietas Action 434 tahan dalam 400 EC dan Furadan). Metode yang
penyimpanan dan pengangkutan jarak jauh digunakan dalam penelitian ini ialah
(Prajnanta, 2004). Melon Action 434 sudah rancangan acak kelompok (RAK) yang di
lebih dari 15 tahun menguasai pasar melon ulang sebanyak 4 kali dengan 7 perlakuan.
di Indonesia. Melon Action 434 menguasai Konsentrasi zat pengatur tumbuh Etefon
-1
pasar hampir 80 % pasar yang ada (Bintoro, Prothephon 480 SL yaitu P1 = 25 ml.l , P2
-1 -1 -1
2009). Panen buah melon dipengaruhi oleh = 50 ml.l , P3 = 60 ml.l , P4 = 75 ml.l , P5
-1 -1
varietas, cuaca dan tempat penanaman. = 100 ml.l , P6 = 120 ml.l , P7 = kontrol
Namun pemasakan buah yang disesuaikan (tanpa etefon). Untuk konsentrasi yang
dengan permintaan dan untuk mengejar digunakan tersebut harus mengikuti
harga dapat dilakukan dengan cara kententuan Komisi Pestisida (Kompes)
pengethrelan agar buah dapat masak untuk zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah
-1
secara bersamaan (Bintoro, 2009). Zat 1/2A : A : 3/2A : 2A dengan A = 50 ml.l ,
-1 -1
pengatur tumbuh yang sering digunakan 1/2A = 25 ml.l , 3/2A = 75 ml.l , 2A = 100
-1
untuk menyerempakkan kemasakan buah ml.l , untuk konsentrasi sisipan/tambahan =
-1 -1
adalah dari golongan etilen. Etefon yang 60 ml.l dan 120 ml.l . Dalam satu
berbahan aktif etilen, dapat digunakan petak/plot terdapat 12 tanaman melon,
untuk menyerempakkan kemasakan buah tanaman yang dipakai sebagai sampel
sehingga pemanenan dapat dilakukan sebanyak 2 tanaman. Pengamatan yang
191
Tabel 1 Rata-Rata Pengaruh Konsentrasi Etefon Terhadap Bobot Buah, Diameter Buah,
Panjang Buah Dan Kelunakan Daging Buah
Perlakuan Bobot Buah (kg Diameter Panjang Ketebalan Daging
-1
buah ) buah (cm) Buah (cm) Buah (cm)
-1
P1 (25 ml.l ) 1.42 16.07 16.17 4.43
-1
P2 (50 ml.l ) 1.51 15.36 16.49 4.54
-1
P3 (60 ml.l ) 1.49 16.03 16.64 4.50
-1
P4 (75 ml.l ) 1.40 15.95 16.66 4.73
-1
P5 (100 ml.l ) 1.37 15.86 16.49 4.55
-1
P6 (120 ml.l ) 1.48 15.82 16.49 4,58
-1
P7 (0 ml.l ) 1.58 15.72 16.44 4.48
Keterangan : Angka pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji F 5%.
192
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 189 - 194
-1 -1 -1
sehingga pemanenan dapat dilakukan (50 ml.l ) , P3 (60 ml.l ), P5 (100 ml.l )
-1
sekaligus terutama untuk sistem dan P6 (120 ml.l ) tetapi menunjukkan hasil
-1
pemanenan mekanis. Etilen bersifat gas berbeda nyata dengan P4 (75 ml.l ) dan
-1
dan mudah menguap, maka etilen banyak P7 (0 ml.l ). Rata-rata kelunakan buah
dijual dalam bentuk Etefon atau Ethrel yang melon mulai dari 7,95 kgf hingga 8,43 kgf.
merupakan senyawa 2-Chloroethyl Dimana kelunakan buah melon tertinggi
phosponic acid (Wilde, 1971). Di samping pada P7 yaitu 8,43 kgf yang tidak
itu Etefon juga dapat meningkatkan menggunakan etefon. Kelunakan buah
kemasakan yang seragam pada buah perlakuan P7 tanpa menggunakan etefon
tanaman, sehingga hanya memerlukan satu mendapatkan nilai lebih besar (lebih keras)
kali panen besar. Tabel 3 menunjukkan dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
bahwa terdapat pengaruh nyata aplikasi Hal ini sesuai dengan penyataan Flores et
etefon terhadap kelunakan buah melon. al., (2008) bahwa proses pelunakan buah
-1
Konsentrasi 25 ml.l dari hasil uji lanjut tidak berhubungan dengan pemberian
duncan dalam taraf 5%, menunjukkan hasil hormon pematangan, karena buah yang
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 tidak diberi perlakuanpun akan mengalami
193
proses pelunakan. Kekerasan buah melon melon yang tidak diaplikasikan etefon
merupakan parameter yang tidak dipanen pada umur 71 hst dengan tingkat
o
tergantung pada etilen. Zheng et al., (1994) kemanisan buah 10,02 Brix.
menambahkan bahwa ekspresi genetik dari
UHJXODWRU VXE XQLW GDUL HQ]LP DAFTAR PUSTAKA
poligalaturonase PG yang merupakan salah
satu enzim yang berperan dalam degradasi Amiarsi, D. E. Sitorus dan Sjaifullah.
dinding sel yang menyebabkan pelunakan 1996. Pengaruh teknik penyimpanan
pada buah merupakan enzim yang tidak terhadap mutu buah salak lumut.
tergantung pada etilen. Buah melon Jurnal Hortikultura 6 (4) : 392 - 401.
termasuk buah non klimakterik, dimana Aminudin, I dan S. Suprapti. 2009.
pemberian etilen atau bahan perangsang Analisis Penawaran Melon di Daerah
pematangan hanya berpengaruh terhadap Sragen. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 5
degradasi klorofil dan perubahan warna dari (1) : 58 ± 72.
buah (Kader, 1999). Anggraito, Y. U. 2004. Identifikasi Berat,
Kemanisan buah melon diukur Diameter, dan Tebal Daging Buah
dengan menggunakan alat Melon (Cucumis melo L.) Kultivar
handrefractometer dengan satuan ke- Action 434 Tetraploid Akibat
o
manisan buah ialah Brix. Tabel 4 Perlakuan Kolkisin. Berk. Penel.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Hayati 10 : 37 ± 42.
nyata aplikasi etefon terhadap kemanisan Bintoro, R. 2009. Pengaruh Penjualan
-1
buah melon. Konsentrasi 25 ml.L (P1) dari Melon Secara Borongan Terhadap
hasil uji lanjut duncan dalam taraf 5%, Pendapatan Petani (Studi Kasus Di
menunjukkan hasil tidak berbeda nyata Kabupaten Ngawi). Media Soerjo 5
dengan perlakuan P2, P3, dan P5 tetapi (2) : 60 ± 75.
menunjukkan hasil berbeda nyata dengan Bondad, N. D. 1976. Respon of Some
P4, P6 dan P7. Perlakuan dengan Tropical and Subtropical Fruit to Pre
pemberian etefon dengan konsentrasi 75 and Post Harvest Applications of
-1
ml.l menghasilkan buah lebih manis (10,55 Ethephon. Economic Botany 30 (1) :
o
Brix) dibandingkan dengan perlakuan lain. 67 ± 80.
Peningkatan total padatan terlarut Flores, F.B., M.C.Martinez-Madrid dan
disebabkan selama pematangan buah F.Romajaro. 2008. Influence of Fruit
terjadi hidrolisis karbohidrat menjadi Development Stage on the
senyawa glukosa dan fruktosa (Amiarsi, Physiological Response to Ethylene
1996). Johnson (2000) menambahkan in Cantaloupe Charentals Melon.
bahwa rasio total padatan terlarut Food Sci.Tech.Int. 14 (1) : 87 ± 94.
merupakan parameter terbaik untuk Johnson, D.S. 2000. Mineral Composition,
menentukan tingkat kematangan dan mutu Harvest Maturity And Storage Quality
buah. Berdasarkan standar Departemen Of Red Pippin, Gala And Jonagold
Pertanian Amerika Serikat (USDA) bahwa Apples. J.Hort.Sci. & Biotech. (7) 75 :
melon yang berkualitas tinggi memiliki kadar 697 ± 704.
o
PTT berkisat antara 9 - 11 Brix (Rubatzky Kader, A. A. 1999. Fruit, Maturity, Ripening
et al., 1999). Pada percobaan ini masuk And Quality Relationship. Acta Hort
kedalam standar USDA. (3) 485 : 203 ± 208.
Kartika E. R. P dan M. Surachman. 2012.
KESIMPULAN Aplikasi Zat Tumbuh Untuk
Menyerempakkan Kemasakan Buah
-1
Etefon dengan konsentrasi 75 ml.l Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).
paling baik dalam mempercepat pemasakan Jurnal Agrotropika 17 (2) : 74 ± 80.
buah melon dan menyerempakkan panen Prajnanta, F. 2004. Melon, Pemeliharaan
buah melon pada umur 62 hst atau 4 hari Secara Intensif dan Kiat Sukses
setelah aplikasi etefon dengan tingkat Beragribisnis. Penebar Swadaya.
o
kemanisan buah melon 10,55 Brix. Buah Jakarta.
194
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 189 - 194