Pola Scada3
Pola Scada3
POLA SCADA
Bagian 3 : Pengatur Wilayah
Selain standar ini, untuk Pola SCADA Pengatur Wilayah berlaku juga dengan sendirinya SPLN 109-1 tentang Pola
SCADA Bagian 1 : Pedoman Dasar.
2. Tujuan
Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam bagi:
- Pembangunan sistem SCADA pada sistem tenaga listrik Wilayah yang belum dilengkapi sistem SCADA
- Perluasan sistem SCADA yang ada
- Penggantian sistem SCADA yang ada
- Perencanaan pengadaan peralatan sistem Wilayah, yang dipantau oleh sistem SCADA.
1
SPLN 109-3:1996
5. Gardu distribusi
- Gardu lnduk Distribusi adalah gardu yang memberikan catu tenaga listrik pada jaringan Distribusi (SPLN 72)
- Gardu Hubung (Switching station) adalah gardu yang mempunyai fungsi utama melakukan manuver antar
penyulang (SPLN 72)
- Gardu Tengah Distribusi (CDS) adalah gardu yang merupakan titik tengah beban atau titik tengah penyulang
distribusi yang dipantau dan bisa dioperasikan dari pusat Pengatur
- Titik Manuver (Key point, joint pole) adalah peralatan switching dimana bisa dilakukan manuver antara dua
penyulang atau lebih
8. Keadaan pemeliharaan
Pada waktu pemeliharaan, semua PMT dan PMS di Sistem Tegangan Tinggi dan Tegangan Menengah diatur dalam
posisi manual.
9. Manuver jaringan
Manuver jaringan dapat dilaksanakan dengan padam sesaat atau tanpa pemadaman.
2
SPLN 109-3:1996
- Reliability (keandalan)
- Availability (ketersediaan)
3
SPLN 109-3:1996
- 1 event logger.
- 1 cyclic logger
- 1 hard copy unit
- 1 mimic board
- recorder dan indicator yang dianggap perlu
- 1 frequency meter dengan sequence event recorder
PASAL 8-RTU
17. Kemampuan
RTU mempunyai kemampuan untuk telesignalling, telemetering, telecontrol, telecounting, load shedding, time tagging
dan data logging.
19. Keandalan
Untuk menjamin keandalan dari kanal transmisi data maka dibawah ini disusun prioritas dari lokasi yang memerlukan
back-up dari kanal transmisi data .
- Pembangkit
4
SPLN 109-3:1996
5
SPLN 109-3:1996
pemakai untuk melakukan simulasi-simulasi pemeliharaan pembangkit, pembebasan transmisi dan memperkirakan
kemungkinan terjadinya sesuatu kejadian di sistem tenaga.
Perangkat lunak yang termasuk jenis ini adalah :
- Network Topology
- State Estimation
- Contingency Analysis
- Load Flow.
Program Contingency Analysis dan Load Flow harus dilengkapi dengan program Network Reduction untuk
menggantikan sebagian sistem tenaga diluar calculation network.
Pada program State Estimation, pengambilan telemeasurement MW dan MVAR disetiap gardu induk bukanlah
mempakan suatu keharusan, walaupun pada lampiran 2 digambarkan demikian.
Pengukuran MW dan MVAR pada dua sisi dari dua gardu induk yang berhadapan dapat dipertimbangkan bila :
- Telah ditentukan tingkat redundancy yang diinginkan
- Telah dilakukan perhitungan untuk menentukan lokasi pengambilan MW dan MVAR yang optimal
- Bila ada rencana pembangunan satu atau lebih gardu induk sisipan diantara dua gardu induk semula untuk
meniadakan non-observability zone.
Selanjutnya Pengatur Wilayah juga dilengkapi dengan perangkat-perangkat lunak untuk manajemen energi berupa Energi
Monitoring.
6
SPLN 109-3:1996
Untuk membantu Dispatcher dalam memantau frekuensi sistem sewaktu terjadi separated network, rnaka untuk setiap
pembangkit yang ikut dalam Island Operation dilakukan pengukuran frekuensi yang hasilnya dikirim ke Pengatur
Wilayah.
PASAL 12 – TAMPILAN
- Daftar dari pembangkit, gardu induk, gardu hubung, gardu tengah distribusi, gardu distribusi, key point yang
dilengkapi RTU
- Load curve dari macam-macam pembangkit, transformator, penyulang dan lain-lain yang dianggap penting yang
berpartisipasi
- Supervision page
- Information page
- Historical data
- Konfigurasi dari sistem SCAD A
- Laporan Dispatcher yang bisa dicetak melalui hard copy unit.
PASAL 13 – TELEINFORMASI
30. Teleinformasi
Macam-macam teleinformasi yang dipergunakan di Pengatur Wilayah terdapat pada Lampiran A Teleinformasi.
7
SPLN 109-3:1996
8
SPLN 109-3:1996
LAMPIRAN A
TELEINFORMASI
9
SPLN 109-3:1996
TELESIGNAL
10
SPLN 109-3:1996
11
SPLN 109-3:1996
12
SPLN 109-3:1996
Trip teleprotection
Transmitted signal
30 TTR Teleprotection Receive of Line Teleprotection S I
Trip Received teleprotection
signal
31 GRE Generator ready Status of generator Generator which can S I
be started with
remote
32 SQA Sequence of Status of starting Generator which can S A
starting alarm sequence be started with
remote
33 UT Unit Trip All failures Generator S A
associated with unit Generator
tripping transformer/Turbine
34 VS Voltage Status Indicates either Busbar S I
application of
potential or
possible failure of
ap propriate
voltage transformer
35 P3 Protection Bus protection Busbar/ Bus S A
Type 3 Trip Coupler 150 & 70 kV
36 FDC Fau1t Data Indication that fault Fault Monitoring S I
Captured data has been S
recorded (either by
discrete or in-
tegral device) and
is available for
later transmission
to Control Center
37 CD Control Switch Status RTU (OUT) S I
Disable Switch
38 SUF Substation Station No Break Station S A
Urgent Fault Power Supply
either rectifier or
battery failure
39 SNF Substation Non RTU and S A
Urgent Fault Telecommunication
No Break Power
Supply either RTU (OTU) and
rectifier or battery Telecommunica- tion
failure
40 RTU RTU Alarm Internal RTU failure RTU (OTU) S A
RTU Cabinet
temperature
41 COM Communication Loss of SCADA Communication S A
Alarm Communication Line Equipment
42 LFF Load Frequency Status of actual load Load Frequency S I
Control Unit frequency control of Control equipment
Fault each unit
13
SPLN 109-3:1996
TELEMEASUREMENT
14
SPLN 109-3:1996
CONTROL
15
SPLN 109-3:1996
LAMPIRAN B
16
SPLN 109-3:1996
C S S C
S S C LR
MW MW
TCP
S C LRC
MW MW
S S C LR
LR C S
20 kV BUSBAR
30 kV BUSBAR
17
SPLN 109-3:1996
C S S C
S S C LR
MW MW
TCP
S C LRC
MW MW
LR C S
S S C LR
C S S C
20 kV BUSBAR
30 kV BUSBAR
18
SPLN 109-3:1996
70/20/7 kV TRANSFORMER
DOUBLE BUSBAR
C S S C
S S C LR
MW MW
TCP
S C LRC
LR C S
MW MW
C S S C
S S C LR
7 kV BUSBAR
20 kV BUSBAR
19
SPLN 109-3:1996
S S C LR
MW MW
20
SPLN 109-3:1996
C S S C
S S C LR
MW MW
FM ON
LR C S S
21
SPLN 109-3:1996
C S S C
C LR
S S
KV HZ KV FM ON
22
SPLN 109-3:1996
BUS SECTION 20 KV
TYPE 1
LR
23
SPLN 109-3:1996
BUS SECTION 20 KV
TYPE 2
LR
24
SPLN 109-3:1996
BUS SECTION 20 KV
TYPE 3
C LR
S
25
SPLN 109-3:1996
BUS SECTION 20 KV
20 kV
DOUBLE
BUSBAR
C LR
S
26
SPLN 109-3:1996
C A P A S IT O R B A Y
20 kV
D O U BLE
BUSBAR
S S
C LR
S
27
SPLN 109-3:1996
REAKTOR BAY
20 kV
DOUBLE
BUSBAR
S S
C LR
S
28
SPLN 109-3:1996
PENYULANG 20 kV
TYPE 1
20 kV
DO UBLE
BUSBAR
S S
C LR
S
A
MW
29
SPLN 109-3:1996
PENYULANG 20 kV
TYPE 2
20 kV
BUSBAR
C LR
S
A
MW
SINGLE BUSBAR
30
SPLN 109-3:1996
PENYULANG 20 KV
TYPE 3
LR C
S
A MW
31
SPLN 109-3:1996
PENYULANG 20 KV
TYPE 4
LR C
S
S
A MW
32
SPLN 109-3:1996
SPINDLE 20 kV
S
TYPE 1 S
TRAFO
S C
S C
A V W
A V W
MS 20 kV
BUSBAR
S C S C S C S C S C S C
A W A W A W A W A W A W
S C S C S C S C
DS
S C
S C S C S C S C S C
SS
33
SPLN 109-3:1996
JOINT POLE
S C LR S C LR
S C LR
34
SPLN 109-3:1996
KEY POINT
S S S
C C C
LR LR LR
35
SPLN 109-3:1996
KEY POINT
S S
C C
LR LR
36
SPLN 109-3:1996
KEY POLE
S C LR
37
SPLN 109-3:1996
C S S C C S S C
S C LR S C LR
MW MW MW MW
38
SPLN 109-3:1996
S S S S
S S
MW MW MW MW
39
SPLN 109-3:1996
S S
S C LR
MW MW
6,3 kV
S S
40
SPLN 109-3:1996
LAMPIRAN C
KODE IDENTIFIKASI
41
SPLN 109-3:1996
KODE IDENTIFIKASI
Kode identifikasi terdiri dari 18 karakter yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu kode lokasi, kode
ke/ompok peralatan, dan kode a/at; dengan susunan sebagai berikut :
A AHHHHH B
A HHHHH A AA CHH P
A B C
A : angka
H : huruf
P : angka atau huruf
Jarak diantara masing-masing kelompok angka/huruf di atas diperkenankan ada spasi (blank) ataupun tidak ada spasi.
Contoh
A. Kode Lokasi
Kode lokasi terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari 1 karakter menyatakan kode area. Bagian kedua terdiri
dari 5 karakter merupakan kode tempat yaitu singkatan nama lokasi yang khas dan cukup asosiatif terhadap nama lengkap
lokasi. Kode lokasi dinyatakan dengan susunan sebagai berikut
A 1 2
HHHH
1 2
Kode Area
Kode Tempat
Untuk Gardu Induk/Pusat Listrik yang baru kode tempat ditetapkan atas persetujuan PLN P2B.
Contoh Kode Tempat dapat dilihat pada Tabel L3-1.
Contoh
42
SPLN 109-3:1996
1KSBRU
4GRSIK
1 : menyatakan Area Control Center CAWANG
KSBRU : menyatakan GI Kosambi Baru (dikontrol oleh Area Control
Center Cawang).
4 : menyatakan Area Control Center WARU
GRSIK : menyatakan PLTU Gresik (dikontrol oleh Area Control Center
Waru).
Kode kelompok peralatan terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama terdiri dari 1 karakter menyatakan kode tegangan
referensi. Bagian kedua terdiri dari 5 karakter menyatakan nama kelompok peralatan. Bagian ketiga terdiri dari 1 karakter
menyatakan nomor kelompok peralatan di lokasi tempat peralatan tersebut berada. Bagian keempat terdiri dari 2 karakter
menyatakan koordinat bay.
A1 H 2H H H P A3 AA
4
1 2 3 4
43
SPLN 109-3:1996
Kode Tegangan
Yang dimaksud dengan nama kelompok peralatan (assembly) adalah bagian dari suatu Pusat listrik atau Gardu Induk.
A. Pusat Listrik
Batubara PLTUB
Gas PLTUG
Minyak PL TUM
Pusat Listrik Gas/Uap (Combine Cycle) PL TGU
44
SPLN 109-3:1996
Trafo TRFOX 2)
Diameter DAMTR
Shunt Reactor SHTXL
Shunt Capacitor SHTXC
Pengembangan (Extension) EXTEN 3)
Cadangan SPARE 4)
Gardu Induk SUBST 5)
RTU RTUTS 6)
1) Sesuai dengan Kode Tempat Pusat listrik atau Gardu Induk yang berhadapan.
2) X adalah Kode Tegangan dari sekunder trafo, sesuai dengan Tabel L3.-2.
3) Untuk pengembangan dim ana rcncana bay belum jelas.
4) Cadangan untuk pengembangan dimana rencananya belum jelas.
5) Untuk alarm Gardu Induk
6) Untuk alarm RTU
Nomor kelompok peralatan adalah nomor urut kelompok peralatan tersebut di lokasi tempat kelompok peralatan berada.
Koordinat Bay
Penentuan nomor awal urutan tergantung situasi dan kondisi Gardu Induk.
Contoh
4 K O P E L 1 0 7
4 : menjelaskan bahwa KOPEL yang dimaksud berada pada sisi/bagian 70 kV dari Pusat
Listrik atau Gardu Induk.
KOPEL : adalah nama kelompok peralatan (assembly).
1 : menjelaskan bahwa KOPEL yang dimaksud adalah KOPEL nomor 1 (satu).
07 : menjelaskan bahwa KOPEL yang dimaksud terletak pada bay nomor 7.
Kode alat terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari 2 karakter menyatakan jenis alat. Bagian kedua terdiri dari
1 karakter menyatakan nomor alat pada kelompok peralatan tempat alat tersebut berada. Kode alat dinyatakan dengan
susunan berikut :
H1 H P 2
1 2
45
SPLN 109-3:1996
Kode alat yang terdiri dari 3 karakter dapat juga berupa kode teleinformasi (telesinyal, telemeasure atau kontrol seperti
ditunjukkan pada Lampiran 1).
Yang dimaksud dengan alat (element) adalah bagian dari kelompok peralatan (as- sembly).
Kode Nama Alat dapat dilihat pada Tabel L3-4.
Nomor Alat
Nomor alat adalah nomor yang diberikan pada alat dalam suatu Kelompok Peralatan. Nomor alat dapat juga merupakan
titik pengukuran ataupun penyimpangan dari set point.
Penentuan nomor alat harus sesual dengan penentuan koordinat bay agar letak alat mudah diketahui. Misalnya :
- Angka ganjil (1,3,5 dst) diberikan kepada Pemisah Rel yang tersambung pada
rel yang bernomor ganjil.
- angka genap (2,4.6 dst) diberikan kepada Pemisah Rel yang tersambung pad a reI yang bernomor
genap
Contoh
BI2
Rel pada gardu induk 1½ PMT yang terhubung ke sisi pembangkit adalah rel A dan yang lainnya adalah reI B.
46
SPLN 109-3:1996
ReI pada gardu induk 1½ PMT yang terhubung ke sisi trato interbus adalah rel A dan yang lainnya adalah rel B.
Jika pada suatu gardu induk 1½ PMT terdapat pembangkit dan juga trafo interbus. maka rel yang terhubung ke sisi
pembangkit adalah rel A . yang lainnya adalah reI B.
Contoh
Kode identifikasi khusus untuk pemutus tenaga pada gardu induk 1 ½ PMT dipakai untuk tujuan komunikasi verbal
diantara operator. Kode tersebut hanya ditampilkan di VDU (Video Display Unit), tetapi tidak dipergunakan didalam
database. Kode identifikasi dinyatakan dengan susunan sebagai berikut :
A H A
1 2 3
Contoh :
Contoh:
Untuk tegangan 500 kV, bay no. 1 Untuk tegangan 150 kV bay no.4
Contoh 1 :
2 JTLHR 5 PBKIT3 07 BI
47
SPLN 109-3:1996
2 : ACC Cigereleng
JTlHR : Gardu Induk Jatiluhur
5 : Terhubung pada 150 kV
PBKIT : Lin Pembangkit No.3
07 : Bay No.7
BI : Bus Isolator (Pemisah Rel)
1 : Nomor 1
Contoh 2 :
1 MKRNG 5 DAMTR2 04 CB
1 : ACC Cawang
MKRNG : Gardu Induk Muarakarang
5 : Terhubung pada 150 kV
DAMTR2 : Diameter No.2
04 : Bay No.4
CB : Circuit Breaker
Contoh 3 :
Contoh 4 :
2 JTLHR 1 PLTA3 MW
2 : ACC Cigereleng
JTLHR : Gardu Induk Jatiluhur
5 : Terhubung pada tegangan 6,3 kV
PLTA.3 : Pembangkit Tenaga Listrik Air unit nomor 3
MW : Pengukuran Daya Aktif (Megawatt)
48
SPLN 109-3:1996
Contoh 5 :
50 G G 51 52 G G 53
BDSLN
II
5 16 31
4 17 30
01
BUSBA
RA 1 14 27 48
3 16 29
6 19 32 40
8 21 34 42
9 22 35 43
11 24 37 45
BUSBA
RB 46 49
12 25 38
13 26 39 47
I II I I
CIBNG CRATA BDSLN
49
SPLN 109-3:1996
GITET
50
SPLN 109-3:1996
PUSAT LlSTRIK
(Contoh untuk Pengaturan dan Analisa Sistem tenaga)
51
SPLN 109-3:1996
52
SPLN 109-3:1996
Kode Identifikasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu kode nama penyulang, kode lokasi, kode peralatan/alarm,
kode arah remote lokasi tujuan), kode message, dengan susunan sebagai berikut :
Kode nama penyulang, kode lokasi, kode arah remote (lokasi tujuan) ditetapkan oleh Pengatur Distribusi yang
bersangkutan.
Contoh :
MAWAR PEW LBS B OPEN
Kode nama penyulang terdiri dari 5 karakter, merupakan singkatan nama penyulang yang khas dan cukup asosiatif
terhadap nama lengkap penyulang. Nama-nama penyulang ini bisa juga dengan singkatan gardu induk (tempat asal
penyulang) - nama daerah yang mendapat catu daya -nama lain.
HHHHH
Contoh :
Penyulang KODE
MAWAR MAWAR
MANDALA MEKAR MDMKR
CIBABAT-CIBEBER-MERAH CCM
KIARACONDONG-BRAGA-BIRU KBB
UJUNGBERUNG-CICALENGKA-KUNING UCK
Kode nama lokasi terdiri dari 5 karakter yang menyatakan tempat lokasi nama peralatan yang dimonitor atau alarm yang
terjadi.
Kode nama lokasi dinyatakan dengan susunan sebagai berikut :
53
SPLN 109-3:1996
HHHHH
Contoh :
- Kode nama lokasi : CSRUA
- Nama lokasi : Cisarua
Kode kelompok peralatan terdiri dari 3 karakter, menyatakan nama kelompok peralatan/alarm. Kode kelompok
peralatan/alarm dinyatakan dengan susunan sebagai berikut :
HHH
Contoh :
Kode arah remote terdiri dari 5 karakter yang menyatakan tujuan penyambungan/pemutusan penyediaan listrik yang
diremote.
Kode arah remote dinyatakan dengan susunan sebagai berikut :
HHHHH
Contoh :
- Kode arah remote : LMBNG
- Nama arah remote : Lembang
E. KODE MESSAGE
Kode message terdiri dari 10 karakter yang merupakan Informasi tentang kejadian.
Contoh :
INAC APP
ICAN DIS
54
SPLN 109-3:1996
L/APP
L/DIS
RC ON
CLOSE
OSERV APP
OSERV DIS
55
SPLN 109-3:1996
LAMPIRAN D
56
SPLN 109-3:1996
57
SPLN 109-3:1996
Generator
Two W indings Power Transform er
Circuit Breaker
Three W indings Power Transform er
W ithdrawable
Circuit Breaker A Current m easurem ent required
F Frequency
Earthing Switch
MW Active power m easurem ent
required
Surge/Lightning Arester
Current Transform er
(3 phases) C Control of adjacent item
to be perform ed by SCADA
Voltage Transform er
S Status indication of adjacent item
required for SCADA
58
SPLN 109-3:1996
Symbol Convention
GENERATOR G
TRANSF. 3 W INDINGS
CAPACITOR
Busbar's color
ON Blank
59
SPLN 109-3:1996
COLOR CONVENTION
ITEMS COLOR
60
SPLN 109-3:1996
61