Tentang
KONSEP AKUNTANSI DALAM
ISLAM, TUJUAN SYARIAH DAN SISTEM EKONOMI
Dosen Pembimbing :
Heru Aulia Azman, Ph.D
Oleh :
Mairizal NIM : 30115005
Desi Widia Sari NIM : 30115009
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumuskan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Islam
2. Tujuan Syariah
3. Sistem Ekonomi
4. Teknik Pencatatan di Jazirah Arab sebelum dan sesudah Islam
5. Dasar-dasar Akuntansi dalam Al-Qur’an dan Hadist
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami :
1. Teknik pencatatan di Jazirah Arab sebelum dan sesudah turunnya al-
Quran
2. Konsep-konsep akuntansi (pengakuan/pengukuran dan pencatatan) dalam
Al-Quran dan Hadist
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam
a. Makna Islam
Menurut bahasa kata islam berasal dari kata asalama, yuslimu,
islaman, yang artinya tunduk dan patuh, menurut terminologi yang
digambarkan oleh Nabi Muhammad saw dalam sabda beliau :
Inti dari ajaran para nabi adalah tauhid, yaitu tindakan mengesakan
Allah ( Tauhidullah ) disertai sikap pasrah, tunduk dan patuh kepada
Allah, sebagai syarat mutlak bagi seorang untuk disebut sebagai seorang
mukmin. Tanpa sikap itu maka dia masih disebut kafir. Iblis misalnya,
meskipun ia mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan, tetapi karena ia
membangkang, maka dalam Al-Quran dia disebut sebagai kafir. Al-
Baqarah Ayat 34 yang berbunyi :
Artinya :
3
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah 1
kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
1
Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada
Allah
4
kitab – kitab, para Rasul, hari akhir, dan Qodlo dan Qodar. Allah
berfirman dalam QS.An-Nisa’, ayat 136 .
b. Syariah
Syariah dalam kosa kata arab berarti jalan yang lurus, dengan
pengertian luasnya adalah sebuah aturan yang mengatur kehidupan
manusia dalam rangka pengabdiannya kepada Allah. Syariah bersifat
komprehensif dan universal, Universal berarti bahwa islam
diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat
diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman.
Komprehensif artinya bahwa islam mempunyai ajaran yang lengkap
dan sempurna (syumul).2 Ada 2 pembagian ibadah manusia dalam
syariah, yaitu :
5
Hukum ibadah muamalah adalah boleh kecuali untuk hal-hal yang
dilarang.
Artinya :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
c. Akhlaq
Akhlaq berisi ajaran tentang perilaku atau sopan santun. Akhlaq
maupun syari’ah pada dasarnya membahas perilaku manusia, tetapi
yang berbeda di antaranya adalah objeknya. Syariah melihat perbuatan
manusia dari segi hukum yaitu : wajib, sunah, mubah, makruh, dan
haram. Sedangkan akhlaq melihat perbuatan manusia dari segi nilai /
etika, yaitu perbuatan baik ataupun buruk. Akhlaq memiliki spektrum
yang luas, mulai sikap terhadap dirinya sendiri , orang lain, dan
makhluk lain, serta terhadap Allah SWT.
B. Tujuan Syariah
6
Menurut bahasa Arab, syariah berarti jalan yang ditempuh atau garis
yang seharusnya dilalui, menurut terminologi syariah adalah pokok-pokok
atau aturan hukum yang digariskan oleh Allah SWT untuk dipatuhi dan
dilalui oleh seorang muslim dalam menjalani segala aktifitas hidupnya
(ibadah) di dunia. Jadi syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang
merupakan pegangan bagi manusia di dalam hidupnya dalam rangka
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Syariah Islam adalah tata cara
pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhoan Allah
SWT.
Ada 5 hal yang hendak dijaga oleh tujuan syariah bagi manusia
menyangkut 5 hal penting, berupa 3:
1. Menjaga jiwa (nafs)
2. Normalitas akal (‘aql)
3. Kelestarian keturunan (nasl)
4. Menjaga harta (maal)
5. Memelihara agama (din)
3
Ibid hal. 45
7
dalam banyak hal sistem ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan kedua
sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki sifat-sifat baik dari
kapitalisme dan sosialisme, namun terlepas dari sifat buruknya. Sistem
ekonomi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini mempunyai beberapa
prinsip dasar yaitu :4
a. Kebebasan individu
Individu memiliki hak kebesan sepenuhnya untuk berpendapat atau
membuat suatu keputusan ang dianggap perlu dalam sebuah Negara.
Namun kebebasan individu dalam islam bukanlah kebebasan mutlak,
tidak sama dengan kebebasan individu dalam sistem kapitalis, namun
kebebasan yang diiringi oleh nilai-nilai syariat yang harus dipenuhi.
b. Hak terhadap harta
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta dan
memanfaatkannya namun juga hak ini diiringi dengan kewajiban untuk
mengeluarkan hak-hak orang lain melalui kewajiban zakat.
c. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yabg wajar
Adanya orang kaya dan miskin dalam kehidupan merupakan sunatullah,
namun perbedaan itu dijembatani oleh kewajiban zakat, dimana orang-
orang kaya mempunyai kewajiban untuk menyerahkan sebagian hartanya
kepada orang miskin, dalam jumlah yang sudah ditentukan dalam syariat
islam.
d. Kesamaan sosial
Dalam islam tidak menganjurkan kesamaan ekonomi tapi mendukung
kesamaan social, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang
sama dalam hal apapun dalam bernegara.
e. Distribusi kekayaan secara meluas
4
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas ekonomi (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2014) hal. 23
8
Sistem ekonomi islam melarang menumpuk kekayaan secara berlebihan
baik pada individu maupun pada kelompok tertentu.
f. Kesejahteraan individu dan masyarakat
Islam mengakui kesejahteraan individu dan kesejahteraan masyarakat
yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya, bukan saling
bersaing dan bertentangan antara mereka. Setiap individu dibebaskan
menikmati kekeayaannya tanpa mengenyampingkan kepentingan
masyarakat.
5
Triyuwono. Iwan, Akuntansi Syariah :Prspektif, Metodologi dan Teori. (Jakarta : Rajawali Pers,
2012) hal.20
9
Perkembangan akuntansi tidak bisa terlepas dari pengukuran yang ditulis
dalam bentuk angka-angka, yang dikenal sebagai angka Arab-Hindu.
Angka Arab-Hindu merupak sintesis dari budaya Arab dan budaya
Hindu. Dalam budaya Hindu, angka hanya 1 sampai dengan 9, namun
ada juga yang mengatakan bahwa sudah ada symbol 0(nol) namun belum
memiliki makna, dan orang islam lah yang menemukan dan
memfungsikan angka nol sehingga melengkapi bagian dari angka Arab-
Hindu sehingga dapat dilakukan penambahan dan pengurangan dalam
kalkulasi.
c. Sistem ekonomi kapitalis yang berlaku
Akuntansi modern tidak terlepas dari pengaruh kapitalisme yang semakin
kuat. Sistem kapitalis selalu beradaptasi dan adopsi terhadap pemimiran-
pemikiran diluar dirinya sehingga selalu adaptif dan sesuai dengan zaman
dan diterima oleh masyarakat luas, namun karakter utama kapitalis ini
tetap dominan, dan dimana jika diluar batas yang normal, akan bersifat
destruktif bagi kehidupan social dan alam, sehingga dibutuhkan
pemikiran-pemikiaran penyeimbang agar masyarakat tidak terjebak
dalam jaring kapitalisme. Dan pemikiran ekonomi islam dan akuntansi
syariah merupakan pemicu untuk melakukan perubahan tersebut.
d. Perkembangan pemikiran
Semakin berkembangnya dunia ilmu pengetahuan islam yang
membangkitkan dan merekonstruksi ilmu pengetahuan yang
berlandaskan tauhid. Telah banyak lembaga-lembaga yang didirikan
untuk mengkaji tentang akuntansi dalam perspektif islam baik di Negara-
negara islam maupun di Negara-negara non islam.
Faktor-faktor ini mempunyai pengaruh besar bagi munculnya wacana
akuntansi dengan paradigm syariah, baik pada tatanan konsep maupun
praktik6.
6
Ibid, hal. 26
10
E. Teknik pencatatan dijazirah Arab sebelum dan sesudah turunnya al-
Quran
a. Teknik pencatatan dijazirah Arab sebelum turunnya Al-Qur’an
Dari studi sejarah peradaban arab sebelum islam, Nampak sekali
betapa besarnya perhatian bangsa arab terhadap akutansi. Hal ini dapat di
lihat dari usaha setiap pedagang Arab dalam hal mengetahui dan
menghitung barang dagangannya, sejak mulai berangkat dan pulang
kembali.7 Hitungan ini dilakukan untuk mengetahui perubahan pada
keuangan mereka. Setelah berkembangnya negri, bertambahnya kabilah-
kabilah, masuknya imigran-imigran dari Negara tetangga dan
berkembangnya perdagangan serta timbulnya usaha-usaha intervan si
perdagangan, semakin kuatlah perhatian bangsa arab terhadap pembukuan
dagang untuk menjelaskan utang piutang. Orang-orang yahudi pada waktu
itu sudah biasa menyimpan daftar-daftar (faktur) dagang.
Jadi, konsep akutansi pada waktu itu dapat dilihat dari pembukuan yang
berdasarkan metode penjumlahan statistic yang sesuai dengan aturan-
aturan penjumlahan dan pengurangan. Untuk mengerjakan pembukuan ini
pedagang mengerjakannya sendiri dan ada juga yang menyewa akutan
khusus. Pada waktu itu akutan disebut sebagai katibul amwal (pencatat
keuangan) atau penanggung jawab keuangan.
7
Syahalah Husein, Pokok-pokok Al Islam ( Jakarta : Akbar Media Eka Sarana, 2001) Hal. 20
8
Loc.cit
11
Rasullulah SAW bertindak sebagai seorang kepala negara yang
juga merangkap sebagai ketua mahkamah agung, mufti besar, dan
panglima perang tertinggi juga penanggung jawab administrasi negara.
bentuk sekertariat negara masih sangat sederhana dan baru didirikan pada
akhir tahun ke 6 Hijriah.
Telah menjadi tradisi bangsa Arab melakukan 2 kali perjalanan kafilah
perdagangan, yaitu musim dingin dengan tujuan perdagangan ke Yaman
dan musim panas dengan tujuan ke As-Syam (sekarang Syria, Lebanon,
Jordania, Palestina, dan Israel). Perdagangan tersebut pada akhirnya
berkembang hingga ke eropa terutama setelah penaklukan Mekah. 9
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ushr
(pajak pertanian dari muslim), dan perluasan wilayah sehingga dikenal
adanya jiizyah (pajak perlindungan dari nonmuslim) dan kharaj (Pajak
hasil pertanian dari nonmuslim), maka rasul mendirikan Baitul Maal pada
awal abad ke-7. Konsep ini cukup maju pada zaman tersebut dimana
seluruh penerimaan dikumpulkan secara terpisah dengan pemimpin
Negara baru akan dikeluarrkan untuk kepentingan Negara. Walaupun
disebut pengelolaan baitul maal masih sederhana, tetapi Nabi telah
menunjukan petugas qadi, ditambah para sekertaris dan pencatat
administrasi pemerintahan. Mereka ini berjumlah 42 orang dan dibagi
dalam empat bagian yaitu: Sekretaris pernyataan, sekretaris hubungan dan
pencatatan tanah, sekretaris perjanjian, dan sekretaris peperangan.10
9
Yahya. Rizal, Akuntansi Perbankan Syariah ( Jakarta: Salemba Empat, 2009) hal. 54
10
Ibid, hal. 55
12
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang
untuk waktu yang di tentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkan kepadanya, maka hendaklah ia menuliskan. Dan hendaklah
orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada
Allah, tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya.
Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya),
atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya
mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka
(boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang
yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa
maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah kamu bosan
menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian,
dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu
merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
13
tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi
apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis di persulit dan begitu juga
saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu
kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan
pengajaran kepadamu, dan Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan
Allah Maha Mengetahui segala seuatu.”.
Selain dari ayat Al-Quran akuntansi syariah juga bersumber dari Hadist:
Sabda Rasulullah Saw “yang pertama dihisab di hari kiamat nanti ialah shalat;
maka jika shalat itu dikerjakan dengan benar, benarnya semua perbuatannya,
tetapi jika shalat itu rusak, rusaklah semua perbuatannya.” HR Thabrani.
Dari ayat Al-qur’an dan al-hadis tersebut kemudian munculah ilmu
yang menyangkut pencatatan keuangan, terlebih setelah munculnya islam di
semenanjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah Saw. Serta telah
terbentuknya daulah Islamiyah di Madinah, mulailah perhatian rasulullah
untuk membersihkan muamalah maaliyah dari unsure riba dan segala bentuk
penipuan, pembodohan, perjudian dan lain lain. Maka dari itu Rasulullah
lebih menekankan pencatatan keluangan. Rasulullah mendidik secara khusus
beberapa orang sahabat untuk menangani beberapa profesi ini dan mereka di
beri sebutn khusus, yaitu hafazhatulanwal ( pengawas keuangan).
Di antara bukti seriusnya persoalaan ini adalah surat Al-Baqarah ayat
282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan ( kitabah) dasar-dasarnya,
dan manfaat-manfaat yang di terangkan oleh seperti kaidah-kaidah hukum
yang harus dipedomani. Para sahabat rasul dan pemimpin umat isalam juga
menaruh perhatian yang tinggi terhadap aktansi adapun tujuan akutansi bagi
mereka adalah untuk mengetahui utang dan piutang serta keterangan
perputaran uang, seperti pemasudan peritungkan dan pengeluaran, hal ini juga
difungsikan untuk merincih dan menghitung keuntungan atau kerugian serta
menghitung harta keseluruhan untuk menentukan kadar jakat yang harus
dikah akutansi untuk keluarkan.
14
Pada awalnya akutansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian
dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan
perhitungan yang bersifat memiliki kebenaran absolute.11 Perubahan ilmu
akutansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu sosial lebih di sebabkan oleh
faktor-faktor perubahan dalam masyarakat yang semula di anggap sebagai
sesuatu yang konstan. Misalnya transaksi usaha yang akan dipengaruhi oleh
budaya dan tradisi serta kebiasaan dalam masyarakat. Undang-undang
akutansi yang telah diterapkan adalah akutansi untuk perorangan, perserikatan
(syarikat) atau perusahaan, akutansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan
harta (hijir) dan anggaran Negara.
Islam memandang akuntansi tidak sekedar ilmu yang bebas nilai untuk
melakukan pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk
menjalankan nilai-nilai islam (Islamic values) sesuai ketentuan syariah.
Akuntansi yang terkenal diklaim berkembang dari peradaban barat,
padahal apabila dilihat secara mendalam dari proses lahir dan
perkembangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan masyarakat atau
peradabannya baik Yunani maupun Arab Islam.
Al-Khawarizmy telah memberi konstribusi besar bagi perkembangan
matematika mederen eropa. Akuntansi modern dikembangkan dari persamaan
algebra dengan konsep-konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan
persoalan-persoalan pembagian harta warisan secara adil sesuai dengan
syariah, perkara hukum dan praktik bisnis perdagangan.
Sebenarnya sudah banyak pula ahli akuntan yang mengakui keberadaan
akuntansi islam misalnya RE Gambling, Wiliam Roget dan lainnya. Pacioli
memperkenalkan sistem double entry melalui ilmu matematika dan asstem
akuntansi dibangun dari dasar kesamaan akuntansi asset = Liabilitas +
Ekuitas. Karena aljabar ditemukan pertama-tama oleh ilmuan muslim di
zaman keemasan islam, maka sangat logis jika ilmu akuntansi juga telah
berkembang pesat pada zaman itu, paling tidak menjadi dasar
perkembangannya.
11
Sri nurhayati, Akuntansi syariah di Indonesia ( Jakarta: Salemba Empat, 2015) Hal. 78
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam dan
umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Muamalah dalam syariah Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan
16
demikian Syariah Islam dapat terus menerus memberikan dasar spiritual bagi
umat Islam dalam menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat
dalam semua aspek kehidupan.
Akuntansi islam ini bersumber dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 282.
Dan perintah dari ayat tersebut telah dipraktikkan oleh Rosulullah dan para
sahabatnya untuk menghitung keuangan pada masanya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Rozalinda, Ekonomi Islam : Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2014.
Syahalah Husein, Pokok-pokok Al-Islam. Jakarta : Akbar Media Eka Sarana, 2001.
Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2015.
19