Adoc - Pub - Bab II Quality Control Terhadap Perkerasan Lentur PDF
Adoc - Pub - Bab II Quality Control Terhadap Perkerasan Lentur PDF
JALAN RAYA
II.1. UMUM
Mutu pekerjaan pada suatu kontruksi perkerasan lentur jalan raya akan
konstruksi mutu tinggi dan dapat diandalkan. Untuk itu perlu dilakukan quality
control atau pengendalian kualitas pada suatu pekerjaan konstruksi agar dapat
Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari banyak lapisan yang dibuat
untuk menambah daya dukung tanah agar dapat memikul repetisi beban lalu-lintas
sehingga tanah tadi tidak mengalami deformasi yang berarti (Croney, D, 1977).
dari satu atau lebih lapisan perkerasan yang dibuat dari bahan yang memiliki
kualitas yang baik (Basuki, H, 1986). Jadi, perkerasan jalan adalah suatu
konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah dasar (subgrade), yang berfungsi
aman pada segala kondisi cuaca, serta tebal dari setiap lapisan harus cukup aman
untuk memikul beban yang bekerja di atasnya. Perkerasan dapat berupa agregat
bermutu tinggi yang diikat dengan aspal yang disebut perkerasan lentur, atau
Konsep dasar desain lapis perkerasan jalan menurut (Dr. Ir. Erizal, Magr.),
yaitu(22):
a. Stabilisasi kimia
b. Stabilisasi mekanis
c. Menimbun tanah dasar asli dengan bahan tanah timbunan yang lebih baik
• Dengan cara-cara modern, antara lain dengan menambah lapisan penguat tipis
pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar
sebagai lapisan aus. Ada 3 (tiga) jenis perkerasan beton semen, yaitu :
dengan tulangan.
adalah semen, agregat, air, besi tulangan dan material pengisi sambungan.
pavement, yaitu(22) :
a. Perkerasan Kaku
kendaraan.
b. Perkerasan Lentur
kembali.
• Bahan aspal dan material lapis pondasi akan mudah rusak apabila jalan
berada antara beban kendaraan dan tanah dasar, yang bersifat konstruktif sehingga
memiliki nilai struktural dan fungsional. Nilai struktural berkaitan dengan daya
dukung perkerasan untuk mendukung repetisi beban lalu lintas kendaraan dan
kemampuannya untuk tetap stabil, mantap dan aman terhadap pengaruh infiltrasi
air permukaan dan perubahan cuaca (Bennet et al., 2007). Penurunan nilai
melayani lalu lintas kendaraan dengan aman dan nyaman yang meliputi aspek-
disyaratkan(23).
Selain dari dua jenis perkerasan tersebut, sekarang telah banyak digunakan
dan kaku. Dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku, atau perkerasan
kaku diatas perkerasan lentur. Dalam tugas akhir ini membahas mengenai quality
diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
(FlexiblePavement)
Lapisan yang terletak paling atas disebut lapis permukaan, dimana lapis
b. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap
oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung yang lebih jelek.
menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya
course) ialah :
terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Fungsi dari lapisan
a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah material yang
cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan
Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis lapis pondasi atas yang umum
batu pecah kelas C. Batu pecah kelas A mempunyai gradasi yang lebih
kasar dari pada batu pecah kelas B, batu pecah kelas B lebih kasar dari
pada batu pecah kelas C. Kriteria dari masing-masing jenis lapisan di atas
2. Pondasi Macadam
3. Pondasi Telford
permukaan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar. Lapisan
dasar. Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai CBR 20% dan Plastisitas
5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar. Hal ini dikarenakan
dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar
dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan
lapis pondasi atas. Untuk itu lapisan pondasi bawah harus memenuhi
D15subbase
≥5
D15subgrade
D15subbase
≤5
D15subgrade
D15 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 15%
D85 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 85%
antara lain :
2. Stabilisasi
tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini. Lapisan tanah
dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, tanah
yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah yang distabilisasi
perkerasan. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan
atas :
Gambar 2.4. Jenis Tanah Dasar Ditinjau Dari Muka Tanah Asli
aslinya dikarenakan adanya pemadatan atau karena adanya tanah urug dengan
material yang lebih baik yang biasa disebut dengan “ Improved Subgrade “.
daerah/lapisan dibawah 80cm dari tanah dasar ataupun pada bagian dasar
yang tinggi.
• Memiliki harga CBR tidak kurang dari 6% setelah perendaman 4 hari dan
kepadatan yaitu :
terbatas pada penyiapan badan jalan yaitu untuk membentuk lapisan pendasar
(subgrade) pada daerah timbunan ataupun pada daerah yang kondisi tanah
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang akan
ada.
dengan apa yang diinginkan. Jika tidak dilakukan pengawasan dengan cermat
dari mulai tahap penyiapan lokasi dan material sampai tahap pencampuran
sebagai berikut :
2. Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban
4. Permukaan tidak mengkilap dan tidak silau jika terkena sinar matahari.
dasar yang memilki peran sentral dalam meningkatkan aksesibilitas wilayah dan
mobilitas penduduk. Oleh karena itu, mutu perkerasan jalan harus dijamin mampu
control. Namun demikian jaringan jalan nasional dan propinsi sering mengalami
pengaruh air dan bebabn kendaraan berlebih, sementara itu fakta dilapangan
perkerasan jalan dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain : kesalahan
yaitu : sumber daya manusia, sosialisasi standar mutu, pencapaian mutu, kekuatan
minimal agar mutu lapis permukaan dapat diterima jika lebih besar dari 95%.
Untuk lapis pondasi atas (base course) yaitu : nilai CBR lapangan disyaratkan
minimal 80%, nilai kepadatan lapangan minimal 95% dari kepadatan kering
maksimum dilaboratorium, dan nilai kadar air lapangan berada pada rentang
toleransi 2% terhadap nilai kadar air optimum laboratorium. Untuk lapis pondasi
bawah (subbase course) yaitu : nilai CBR lapangan disyaratkan minimal 20%,
laboratorium, dan nilai kadar air lapangan berada pada rentang toleransi 2%
terhadap nilai kadar air optimum laboratorium. Untuk tanah dasar (subgrade)
antara lain : nilai CBR dilapangan disyaratkan lebih besar atau sama dengan 90%
dari CBR laboratorium, nilai kepadatan lapangan disyaratkan lebig besar atau
sama dengan 95% dengan kepadatan laboratorium, dan nilai kadar air lapangan
1. Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban atau muatan lalu
dibawahnya.
3. Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh diatasnya
yang berarti.
nasional dan provinsi banyak terjadi pada awal umur pelayanannya karena
terhadap standar mutu yang digunakan. Secara umum, jenis kerusakan struktural
tersebut adalah(23) :
material dan prosedur kerja beserta hasil implementasinya yang selalu siap pakai
jika diperlukan dan selalu mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan bagi
manusia dan lingkungan. Standar adalah dokumen yang berisi ketentuan teknis
optimum dalam konteks tertentu untuk menuju keamanan dan keselamatan umat
manusia dan lingkungan. Standar merupakan produk inti (core product) dari
standar Amerika (AASHTO dan ASTM) karena masih banyak belum tersedia
PERKERASAN JALAN
mempengaruhinya sehingga dapat diketahui pada bagian mana factor yang kuat
atau peristiwa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu atau sesuatu yang secara
agregat kelas A. Untuk agregat kasar terdiri atas batu pecah atau kerikil yang
keras dan awet. Untuk lapis pondasi agregat kelas A diperlukan agregat kasar
yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah. Sedangkan untuk agregat halus
dapat berupa abu batu dan pasir. Agregat campuran merupakan gabungan dari
agregat kasar dan halus. Untuk mendapatkan agregat gabungan bisa dilakukan
dengan cara analitis maupun grafis. Campuran kombinasi agregat minimum terdiri
yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-
komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak
harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung atau bahan-bahan yang tidak
dikehendaki lainnya.
agregat yang tidak memenuhi ketentuan yang ada, yaitu dengan cara :
1. Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi
toleransi yang disyaratkan atau permukannya menjadi tidak rata baik selama
pemadatan kembali.
2. Lapis pondasi agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal rentang
kadar air seperti yang dipersyaratkan atau seperti yang diperintahkan dalam
pekerjaan harus digaru dan dilakukan penyemprotan air dalam kuantitas yang
cukup serta digaruk kembali hingga kadar air campuran menjadi merata.
3. Lapis pondasi agregat yang terlalu basah harus digaru dengan cara berulang-
ulang pada cuaca kering dengan menggunakan alat yang telah disetujui,
pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut diatas,
maka bahan yang sudah ada dapat diganti dengan bahan lain yang lebih
4. Perbaikan atas lapisan pondasi agregat yang tidak memenuhi kepadatan yang
mutu jumlah data pendukung untuk persetujuan awal harus sesuai dengan
bahan mutu tersebut. Setelah persetujuan mutu bahan lapis pondasi agregat yang
diusulkan, seluruh jenis pengujian bahan harus diulangi lagi bila terdapat
harus dilakukan untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling
nilai kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum(23). Pengujian yang
yang lebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan
antara lapis permukaan jalan dan tanah dasar, dimana salah satu fungsi utamanya
pada perkerasan lentur adalah untuk menyebarkan beban kendaraan agar tegangan
yang sampai ke tanah dasar tidak melampaui tegangan yang dapat menimbulkan
deformasi berlebih. Atas pertimbangan efisiensi bahan lapis pondasi terdiri atas
dua bagian yaitu lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah. Karena letaknya
yang lansung dibawah lapis permukaan sehingga menerima tegangan yang besar
akibat beban roda kendaraan, maka lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah
deformasi. Karena posisinya yang terletak di bawah lapis pondasi atas, maka lapis
pondasi bawah mempunyai mutu yang dapat lebih rendah dari pada mutu untuk
Lapis pondasi atas pada perkerasan lentur biasanya terdiri atas lapisan
hasil pemadatan batu pecah, kerikil atau slag yang bergradasi tertentu, atau bahan
hasil stabilisasi; sedangkan lapis pondasi bawah dapat terdiri atas bahan yang
sama seperti untuk lapis pondasi, tetapi dengan mutu yang lebih rendah. Untuk
permukaan, lapis pondasi atas harus terdiri dari bahan yang bermutu tinggi.
Apabila lapis pondasi atas terdiri atas agregat, maka fraksi agregat tersebut harus
sesuai dengan gradasi yang dicantumkan dalam spesifikasi. Lapis pondasi atas
yang terdiri atas bahan yang distabilisasi aspal atau semen dapat menghemat
biaya, karena ketebalannya akan menjadi tipis. Sedangkan untuk lapis pondasi
menjadi bahan tersebut tidak sepenuhnya memenuhi syarat sebagai lapis pondasi
atas.
Lapis pondasi agregat adalah lapis pondasi yang bahan utamanya terdiri
atas agregat atau batu atau granular material. Agregat adalah material berbutir
yang keras dan kompak dan yang dimaksud agregat mencakup antara lain batu
bulat, batu pecah, abu batu dan pasir. Disamping untuk lapis pondasi, agregat
dalam hal ini perkerasan jalan. Daya dukung perkerasan jalan ditentukan sebagian
besar oleh karakteristik agregat yang digunakan. Pemilihan agregat yang tepat
1. Agregat Kasar
b. Agregat kasar kelas A yang berasal dari batu kali harus 100%
c. Agregat kasar kelas B yang berasal dari batu kali harus 50%
Agregat halus ( lolos ayakan 4,75mm ) harus terdiri atas partikel pasir atau
lapis pondasi. Jenis pengujian agregat dan campuran lapis pondasi atas
serta lapis pondasi bawah agregat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
4 Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles SNI 03-2417-1990
5 Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar SNI 03-1968-1990
Agregat untuk lapis pondasi harus bebas dari bahan organic dan gumpalan
dibawah.
C. Toleransi Dimensi
1. Elevasi Permukaan
Tebal total minimum lapis pondasi kelas A dan kelas C atau kelas B dan
yang diletakkan sejajar dan melintang sumbu jalan untuk sepanjang lokasi
D. Persyaratan Peralatan
sebelum pekerjaan dimulai harus layak pakai dan selama pelaksanaan harus
dirawat agar selalu dalam kondisi yang baik. Peralatan processing harus
Lapis pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat seperti alat pemadat roda
besi dengan penggetar, alat pemadat roda besi, alat pemadat roda karet. Alat
pemadat roda besi dengan penggetar hanya boleh digunakan pada awal
pemadatan.
1. Alat Penghampar
2. Alat Pemadat
Alat pemadat roda besi dengan penggeta, pemadat roda besi tanpa
pondasi agregat yang sudah dalam keadaan kadar air optimum untuk
3. Alat Pengangkut
4. Peralatan Lain
mistar 3 meter. Apabila mal tidak tersedia, maka sebagai alternative dapat
sebagai bahan lapis pondasi agregat dan contoh uji agregat tersebut
agregat tambahan.
buatkan benda uji untuk pengujian CBR sesuai dengan SNI 03-
yang disyaratkan harus langsung dari instalansi pemecah batu atau alat
dengan grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusu yaitu
pulvi mixer(4).
sewaktu turun hujan dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau bila
kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan(4).
a. Pekerjaan Persiapan
1). Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu
jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan
2). Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan
perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis pondasi
3). Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat,
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter
ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada setiap
panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis
4). Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan
kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada
permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih
baik.
b. Penghamparan
yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang
2). Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata
disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan
3). Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu
agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
4). Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali
ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh
melebihi 20 cm.
c. Pemadatan
1). Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan
2). Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda
karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja
Pondasi Agregat.
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
4). Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
5). Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau
mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat
1. Pengujian
tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih
untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber
bahan tersebut.
seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila menurut pendapat
produksinya.
Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang
diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian
indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan
d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
a). Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak
b). Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal
rentang kadar air seperti yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan
c). Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang
ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan atau seperti yang
ketentuan.
d). Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan
atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti
e). Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat
pengujian kepadatan atau lainnya harus segera ditutup dengan bahan lapis
permukaan.
2. Kadar Air ( )
= x 100
berat isi kering ) dan kadar air ) untuk mendapatkan berat isi
ZAV =
Dari hasil compaction didapat nilai berat isi kering maksimum dan kadar
air optimum, kemudian dilakukan pengujian (tiga) contoh sampel sesuai dengan
kadar air optimum yang didapat. Kemudian dipadatkan dengan alat penumbuk
1. Kadar Air ( )
= x 100
= x 100
Puncak dari garis lengkung grafik dari hubungan kadar air dan berat isi
kering maksimum ) dan kadar air optimum. Nilai puncak kemudian diambil garis
lurus grafik CBR maka akan didapat harga CBR maksimum. Nilai CBR tertinggi
akan tercapai bila kadar airnya maksimum. Nilai CBR merupakan nilai daya
dukung(4).
pasir =
Berat pasir dalam corong = ( berat botol + corong + pasir ) – ( berat botol +
4. Volume Lubang ( V )
V=
lap =
8. Kadar Air ( )
= x 100
9. Persentasi Kepadatan
Persentasi kepadatan =