Anda di halaman 1dari 5

SEBATIK 1410-3737 111

JARINGAN SYARAF TIRUAN PERCEPTRON UNTUK PENENTUAN POLA


SISTEM IRIGASI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN PESISIR SELATAN
SUMATRA BARAT
Musli Yanto1), Rini Sovia2), dan Eka Praja Wiyata Mandala3)

Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,Universitas Putra Indonesia “YPTK“ Padang


1,2,3
1,2,3
Jl. Raya Lubuk Begalung, Padang, 25121
E-mail: musli_yanto@upiyptk.ac.id1), rini_sovia4@gmail.com2), ekaprajawm@upiyptk.ac.id3)

ABSTRAK

Penelitian Jaringan Syaraf Tiruan dengan menggunakan algoritma Perceptron ini, akan digunakan dalam menyelesaikan
kasus untuk menunjang sebuah keputusan pada pembangunan irigasi air di daerah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi
Sumatera Barat. Metode Jaringan Syaraf Tiruan algoritma Perceptron adalah sebuah metode yang mampu melakukan
proses perhitungan dengan mengenali variabel-variabel dalam pencocokan pola dan pada akhirnya hasil keluaran dari
Jaringan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah
untuk membantu pihak Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan yang kesulitan dalam menentukan
daerah mana yang seharusnya terlebih dahulu di prioritaskan untuk pembangunan sistem irigasi, sehingga pihak Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan cepat tanggap dalam memutuskan pembangunan sistem irigasi.
Konsep pola Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma Perceptron yang dihasilkan akan diterapakan kedalam Sistem pengambilan
keputusan yang bermanfaat untuk mepermudah kinerja Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan
dalam pengolahan dan penentuan keputusan pembangunan sistem irigasi.

Kata Kunci: Jaringan Syaraf Tiruan, Algoritma Perceptron, Variabel dan Keputusan

1. PENDAHULUAN adalah dengan menggunakan sistem yang me


Perkembangan teknologi juga telah dirasakan pada implementasikan kecerdasan buatan. Secara umum
bidang pertanian. Bentuk contoh pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan adalah mesin yang mampu berfikir,
bisa dilihat dengan adanya sebuah sistem aplikasi yang menimbang tindakan yang akan diambil, dan mengambil
mampu mengelola data-data yang berkaitan dengan keputusan seperti halnya manusia. Jaringan Syaraf
bidang pertanian. Permasalahan yang akan dibahas Tiruan merupakansistem yang dapat mengubah
dalam penelitian ini yakni permasalahan dalam strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan
memberikan keputusan dalam pembangunan sistem informasi eksternal maupun internal yang mengalir
irigasi yang ada di daerah Kabupaten Pesisir Selatan melalui jaringan tersebut. Oleh karena sifatnya yang
Provinsi Sumatera Barat. adaptif , JST juga sering disebut jaringan adaptif. Secara
Permasalan yang bisa terlihat bahwa Dinas sederhana , JST adalah sebuah alat pemodelan data
Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten (PSDA) statistic non-liner. Jaringan Syaraf mensimulasi struktur
Pesisir Selatan adalah kesulitan untuk menentukan proses-proses otak (fungsi syaraf biologis) dan kemudian
daerah mana yang seharusnya terlebih dahulu di membawanya kepada perangkat lunak kelas baru yang
prioritaskan dalam pembangunan sistem irigasi. Dan juga dapat mengenali pola-pola yang kompleks serta belajar
Saat ini penentuan prioritas pengerjaan pembangunan dari pengalaman masa lalu (Suyanto, 2014).
irigasi yang ada masih bersifat manual. Sehingga proses Berdasarkan penelitian terdahulu dalam kajian
penentuan prioritasnya harus dilakukan oleh ahli dan Jaringan Syaraf Tiruan dengan algoritma Perceptron
membutuhkan waktu, pikiran dan tenaga yang cukup yang membahas tentang analisa gizi buruk menjelaskan
banyak. Selain itu hasil output prioritasnya terkadang bahwa Algoritma JST yang digunakan untuk
masih terdapat kesalahan dikarenakan kesalahan menganalisa pengaruh gizi buruk terhadap
perhitungan bobotnya. perkembangan balita dapat diperoleh bentuk hasil yang
Berdasarkan dari data Dinas PSDA Kabupaten Pesisir dapat melakukan analisa pada pengaruh gizi buruk
Selatan data yang tercatat, dimana Sumber air sungai di terhadap perkembangan balita sesuai dengan pola
Provinsi Sumatera Barat berasal dari pegunungan dan jaringan yang sudah ditentukan dalam melakukan
danau. Dengan terdapatnya keterbatasan sumber air yang penganalisaan. kemudian untuk sumber inputan yang ada
sangat cukup jauh dari daerah pertanian yang ada. Maka pada sistem ini berupa data dari balita yang sudah di
dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu dalam analisa serta dapat digunakan juga untuk variabel dalam
pengambilan keputusan untuk pembangunan sistem jaringan (Yanto, 2018).
irigasi. Salah satu solusi untuk mengatasi permasahan ini
112 SEBATIK 2621-069X

Kemudian dalam kasus penelitian yang sama, yang sangat tinggi, Pola dimana neuron-neuron pada JST
Algoritma JST yang digunakan untuk menganalisa disusun berhubungan erat dengan algoritma belajar yang
pengaruh gizi buruk terhadap perkembangan balita digunakan untuk melatih jaringan (Diyah
adalah algoritma Perceptron. Algoritma Perceptron Puspitaningrum: 2006):
merupakan bentuk jaringan syaraf yang digunakan untuk Hermawan (Hermawan, 2006) menjelaskan bahwa
mengklasifikasikan suatu pola tertentu yang sering jaringan syaraf tiruan adalah sistem komputasi yang
dikenal dengan pola pemisahan secara linier. Algoritma arsitekturnya diilhami dari cara kerja sel syaraf biologis
yang digunakan oleh aturan Perceptron ini akan otak manusia.
mengatur parameter-parameter bebasnya melalui proses
pembelajaran (Pujiyanta Ardi dan Fernandya Riski 3.2 Algoritma Perceptron
Hartantri, 2014). Metode yang digunakan dalam pengembangan ini
Dalam penelitian yang berbeda (Musli Yanto, 2017), adalah jaringan syaraf tiruan dengan menggunakan
Pada sistem Jaringan Syaraf Tiruan yang telah dibangun perceptron. Model ini merupakan model yang memiliki
dapat melakukan analisa pada penentuan status kelulusan aplikasi danpelatihan yang lebih baik pada era tersebut.
siding skripsi khususnya pada mahasiswa berdasarkan Perceptron merupakan salah satu bentukjaringan syaraf
data input yang sudah ditentukan dan Sistem Jaringan tiruan yang sederhana. Metode perceptron merupakan
Syaraf Tiruan dengan algoritma perceptron ini dapat metode pembelajaran dengan pengawasan dalam
membantu dalam memastikan untuk pengambilan sistemjaringan syaraf. Dalam merancang jaringan neuron
keputusan agar proses penentuan kelulusan sidaing yang perlu diperhatikan adalah banyaknya spesifikasi
skripsi tidak mengalami kesalahan dalam pengambilan yang akan diidentifikasi. Jaringan neuron terdiri dari
keputusan. sejumlah neuron dan sejumlah masukan (Lucky Lhaura
Permasalahan yang sudah dipaparkan nantinya akan Van FC,2016).
dilanjutkan dalam pembahasan dalam kajian penelitian Perceptron adalah bentuk paling sederhana dari JST
ini dimana Jaringan Syaraf Tirian yang dirancang dengan yang digunakan untuk mengkasifikasikan pola
menggunakan algoritma Perceptron ini nantinya dapat khusus yang biasa disebut linearly separable, yaitu pola-
memberikan sebuah hasil keputusan dalam pembangunan pola yang terletak pada sisi yang berlawanan
sistem irigasi di Dinas PSDA Kabupaten Pesisir Selatan pada suatu bidang. Pada dasarnya Perceptron terdiri dari
Provinsi Sumatera Barat. neuron tunggal dengan bobot-bobot sinaptik dan
threshold yang dapat diatur, Perceptron terbatas hanya
2. RUANG LINGKUP untuk mengklasifikasikan dua kelas saja (Suyanto,
Dalam penelitian ini penulis membatasi kajian 2014).
penelitian yang mencakup dalam ruang lingkup serta
bertujuan untuk membatasi permasalah yang akan 3.3 Pelatihan Perceptron
dibahas yakni proses penentuan pola sistem irigasi Misalkan s adalah vektor masukan dan t adalah
dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma target keluaran, α adalah laju pemahaman (learning rate)
Perceptron. Dalam penentuan pola sistem irigasi ini yang ditentukan, θ adalah threshold yang ditentukan;
penulis mengambil beberapa variabel diantranya : K1 = maka algoritma pelatihan perceptron adalah sebagai
Luasan Lahan Pertanian, K2 = Kedekatan Pembangunan berikut : Inisialisasi semua bobot (w) dan bias (b).
Irigasi Terhadap Saluran Primer/ Sungai, K3 = Potensi Tentukan laju pemahaman (α). Untuk penyederhanaan,
Pertanian daerah dan K4 = Sumber Daya Manusia. biasanya α diberi nilai 1. Selama ada elemen vektor
Variabel-variabel ini nantinya akan digunakan untuk masukan yang respon unit (Fernandya Riski Hartantri
menentukan pola pembangunan sistem irigasi yang Dan Ardi Pujiyanta, 2014) :
berada di daerah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi
Sumatera Barat. Hasil yang akan diberikan dan dapat 1 Jika y_in > Ɵ
disajikan berupa pola keputusan untuk pembangunan y= 0 Jika -Ɵ ≤ y_in ≤ Ɵ
sistem irigasi itu sendiri yang akan membantu Dinas 1 Jika y_in < -Ɵ (1)
(PSDA) dalam pengambilan keputusan.

3. BAHAN DAN METODE wi(baru) = wi(lama) + ∆w(i=1,...,n) (2)


Bahan dan metode yang digunakan dalam penelitian dengan ∆w = αtxi (3)
ini adalah sebagai berikut : b(baru)=b(lama)+∆b (4)
dengan ∆b = αt (5)

Besarnya impuls yang diterima oleh Y mengikuti


3.1 Jaringan Syaraf Tiruan fungsi aktivasi y = f(net). Apabila nilai aktivasi
Jaringan Syaraf Tiruan merupakan salah satu upaya cukup kuat, maka sinyal akan diteruskan. Nilai fungsi
manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Pemodelan aktivasi (keluaran model jaringan) juga dapat
ini didasari oleh kemampuan otak manusia dalam dipakai sebagai dasar untuk mengubah bobot
mengorganisasikan sel-sel penyusunnya yang disebut (Muhamad Arifin dkk, 2018).
neuron, sehingga mampu melaksanakan tugas –tugas
tertentu, khususnya pengenalan pola dengan efektivitas
112
SEBATIK 1410-3737 113

4. PEMBAHASAN Kecamatan >9 Ha Sangat Sangat Sangat


Berikut pembahasan pada penelitian yang Inrdapura Dekat Bagus Memadai
membahas masalah dalam penentuan pola pembangunan Kecamatan 3–9 Jauh Cukup Memadai
sistem irigasi pada Dinas PSDA. Berikut pembahasan Batang Ha
yang dibahas: Kapeh

4.1 Analisa Data 4.2 Proses Perhitungan Algoritma Perceptron


Proses penganalisaan data yaitu dimana data tersebut Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
berupa variabel-variabel yang digunakan sebagai adalah mengenai penentuan pola sistem pembangunan
penentuan pola sistem pembangunan irigasi di daerah irigasi di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera
yang akan dibangun. Adapun metode yang digunakan Barat. Proses analisa yang adalah proses sebelum
dalam menganalisa data ini adalah dengan menerapkan dilakukannya perhitungan Jaringan yaitu dengan model
metode Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma Perceptron Perceptron, dimana langkah awalnya adalah membangun
bertujuan untuk memberikan solusi berupa informasi arsitektur jaringan algoritma Perceptron. Arsitektur
yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan. jaringan ini dapat digambarkan menggunakan variabel-
Adapun variabel yang akan digunakan meliputi: variabel yang akan digunakan sebagai indikator
1. Permasalahan : Menentukan Daerah Yang Akan penentuan pola sistem pembangunan irigasi. Adapun
Dibangun Sistem Irigasi bentuk arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma
2. Kriteria : Berikut adalah yang menunjukan kriteria Perceptron sebagai berikut:
yang akan di analisa dan diproses dengan
menggunkan metode ANP : K1=Luasan Lahan
Pertanian, K2=Kedekatan Pembangunan Irigasi
Terhadap Saluran Primer/ Sungai, K3=Potensi
Pertanian daerah dan K4=Sumber Daya Manusia.
Keterangan Istilah:
1. Luasan Lahan Pertanian , yaitu salah satu kriteria
dalam pembuatan sistem irigasi, dimana luasan
pertanian tersebut dinyatakan dalam satuan hektare.
2. Kedekatan Pembangunan Irigasi Terhadap Saluran
Primer/ Sungai, merupakan salah satu kriteria yang
digunakan, dimana dengan semakin dekat maka akan
semakin mudah dalam menjangkau sumber saluran Gambar 1. Arsitektur Jaringan Perceptron
irigasi.
3. Potensi Pertanian daerah, dimana kriteria ini Setelah data arsitektur jaringan sudah dirancang,
digunakan sbagai pertimbangan apakah dengan maka dilanjutkan pada proses transformasi terhadap
pembangunan irigasi akan meningkatkan potensi variabel-variabel yang akan digunakan. Berikut hasil
panen yang lebih baik atau tidak. transformasi yang sudah dihasilkan :
4. Sumber Daya Manusia, yaitu salah satu kriteria yang
digunakan sebagai pertimbangan, dimana dengan
Tabel 2. Data Transformasi Variabel Jaringan
sumber daya manusai yang memadai akan
Perceptron
memaksimalkan pemamfaatan irigasi yang akan
No K1 K2 K3 K4 T
dibangun.
1 1 0 1 1 1
2 0 -1 1 0 0
Adapun data yang akan dilakukan proses penentuan
pola Sistem Irigasi yang akan dibangun dengan metode 3 0 0 -1 0 0
Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma Perceptron sebagai 4 0 0 0 0 0
berikut: 5 1 1 -1 1 1
6 1 1 1 1 1
Tabel 1. Data Variabel Jaringan Perceptron 7 0 -1 -1 0 0
Nama K1 K2 K3 K4 Keterangan :
Daerah T = Nilai Target
Kecamatan >9 Ha Dekat Sangat Sangat 1 = merupakan keputusan Posistif dalam
Bayang Bagus Memadai pembangunan Irigasi
Kecamatan 3–9 Jauh Sangat Memadai
0 = merupakan keputusan Negatif dalam
Tarusan Ha Bagus
Kecamatan 3–9 Dekat Cukup Memadai
pembangunan Irigasi
Ampek Ha
Jurai
Kecamatan 3–9 Dekat Bagus Memadai
Kambang Ha
Kecamatan >9 Ha Sangat Cukup Sangat
Tapan Dekat Memadai
114 SEBATIK 2621-069X

Tabel 3. Keterangan Proses Transformasi


>9 Ha 3 – 9 Ha
K1
1 0
Sangat Dekat Dekat Jauh
K2
1 0 -1
Sangat Bagus Bagus Cukup
K3
1 0 -1
Sangat Memadai Memadai
K4
1 0

Setelah proses transformasi data dilakukan, penulis


melanjutkan proses pada tahapan perhitungan algoritma
perceptron. Sebelum memulai perhitungan, hal yang
mesti diperhatikan adalah menentukan nilai bobot, dan
bias serta nilai treshold yang nantinya digunakan sebagai
nilai batas toleransi dari hasil output keluaran jaringan
(Y_net). Berikut nilai bobot, bias dan treshold secara Gambar 2. Hasil Grafik Epoch yang dihasilkan
default :
Tabel 4. Nilai Bobot dan Bias Default Pada hasil tampilan di atas dapat dijelaskan bahwa
Nilai proses penentuan pola pembangunan sistem irigasi air
Nilai Bobot Bias yang ada di daerah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi
v1.1 v1.2 v1.3 v1.4 b Sumatera Barat ini dapat diolah dengan menggunakan
0 0 0 0 0 Software Matlab, sehingga hasil keluaran jaringan serta
nilai bobot dan bias baru yang didapat akan digunakan
Setelah didapatkan nilai bobot, bias dan treshold dan diterapkan kedalam sebuah aplikasi yang nantinya
maka penulis melanjutkan tahapan perhitungan algoritma dapat membantu pihak Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Percepron. Adapan proses perhitungan yang dilakukan Air Kabupaten Pesisir Selatan dalam pengambilan
mengunakan data pertama guna implementasi algoritma keputusan untuk pembangunan sistem irigasi air.
perceptron berikut :
5. KESIMPULAN
b +( (X1 * v1.1) + (X2 * v1.2) + (X3 + v1.3) + Kesimpulan dari penelitian dalam penentuan pola
y_in =
(zX4 * v1.4)) sistem irigasi lahan pertanian adalah sebagai berikut :
= 0 +( (1* 0) + (0 * 0) + (1 + v0) + (1 * 0)) Dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan algoritma
= 0 + (0 + 0 + 0 + 0) Perceptron ini dapat mampu mengenali pola sistem
= 0 irigasi lahan pertanian yang berada di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan Provinsi sumatera barat dengan mengacu
y_net = Jika Nilai = 1 Maka (y_in = 1 > Ɵ = 0.5)
Jika Nilai = 0 Maka (-Ɵ = -0.5 ≤ y_in = 0
kepada variabel-variabel yang digunakan yakni K1 =
≤ Ɵ = 0.5) Luasan Lahan Pertanian, K2 = Kedekatan Pembangunan
Jika Nilai = -1 Maka (y_in = 0 < Ɵ = 0.5) Irigasi Terhadap Saluran Primer/ Sungai, K3 = Potensi
Pertanian daerah dan K4 = Sumber Daya Manusia.
Ketentuan Proses yang dilakukan dalam algoritma Perceptron ini
Tidak Sesuai Karena nilai y_in = 0 dimulai dari mentransformasi variabel yang digunakan,
Sesuai Karena nilai y_in = 0 setelah itu dilanjutkan pada proses perhitungan algoritma
Tidak Sesuai Karena y_in = 0 kecil dari treshold Ɵ = 0.5 perceptron dengan menggunakan nilai bobot, bias serta
Hasil keluaran jaringan y_net ≠ y_in (1≠0) treshold guna melihat hasil keluaran jaringan dan tahap
akhir dari proses ini adalah melakukan pelatihan
Setelah proses perhitungan algoritma didapat, maka terhadap jaringan yang telah dibangun. Nilai keluaran
lihat apakah hasil keluaran jaringan y_net sudah sama jaringan dengan menggunakan algoritma Perceptron
dengan y_in. Jika nilai keluaran tidak sama, maka akan dijadikan sebuah masukan pada Dinas Pengelolaan
lakukan proses update nilai bobot dan bias. Setelah nilai Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan adalah
bobot dan bias sudah berubah, lakukan proses pencarian kesulitan untuk menentukan daerah mana yang
y_net berulang-ulang (Epoch) sampai hasil keluaran seharusnya terlebih dahulu dalam pembangunan sistem
jaringan y_net sudah sama dengan y_in. Dalam proses irigasi air pada lahan pertanian.
perhitungan algoritma perceptron ini penulis
menggunakan alat bantu yakni Software Matlab. 6. SARAN
Software Matlab digunakan untuk membantu penulis Guna mencapai kesempurnaan dalam penelitian ini,
dalam melihat proses algoritma perceptron yang terjadi penulis memilik saran dari penelitian yang sudah
dalam pencarian (Epoch). Berikut bentuk penggunaan dilakukan. Berikut saran yang penulis sampaikan :
Software Matlab dalam perhitungan algoritma perceptron Dalam penelitian ini sebaiknya sampai pada tahapan
: pembangunan sebuah aplikasi agar nantinya pihak Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan
114
SEBATIK 1410-3737 115

mudah dalam mengelola dan memutuskan sebuah Sovi, Rini & Yanto, Musli, 2018 Jaringan Syaraf Tiruan
keputusan dalam pembangunan sistem irigasi air. Dalam Analisa Pengaruh Gizi Buruk Terhadap
permasalahan ini nantinya bisa dilanjutkan lagi ke Perkembangan Balita Algoritma Perceptron,
penelitian berikutnya dengan mengambil beberapa MEDIASISFO : Vol.12, No.4, April 2018
variabel-variabel yang lebih lengkap sesuai dengan fakta Suyanto, 2014, Artificial Intelligence ( Searching,
yang ada agar keputusan yang dihasilkan bisa lebih tepat Reasoning, Planning dan Learning), Bandung:
dan akurat. Pada penelitian kedepanya, penulis INFORMATIKA.
menyarankan untuk melakukan beberapa pengujian Yanto, Musli, 2017, Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan
dengan metode lain selain Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Algoritma Perceptron Pada Pola
algoritma Perceptron dalam masalah pengenalan pola Penentuan Nilai Status Kelulusan Sidang Skripsi.
sistem irigasi air. Jurnal TeknoIf Vol. 5 No. (2), ITP Padang.

7. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhamad, 2018 Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan


Metode Perceptron Pada Pengenalan Pola Notasi,
Jurnal SIMETRIS, Vol. 9 No. 1
David. Perancangan Perangkat Lunak Pengenalan
PolaKarakter Menggunakan Jaringan Syaraf
Tiruan Perceptron. 2011. Jurnal Ilmiah
SISFOTENIKA. 1(1): 10-19.
Diyah Puspitaningrum, 2006, Pengantar Jaringan
Syaraf Tiruan, Yogyakarta: ANDI.
Fc. Lucky Laura Van, 2016, Klasifikasi Gaya Belajar
Visual-Audiotorykinesthetic (V-A-K) Mahasiswa
Berbasis Jstmenggunakan Algoritma Perceptron,
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi
Digital Zone, Volume 7 , Nomor 1.
Fernandya Riski Hartantri Dan Ardi Pujiyanta, 2014,
“Deteksi Penyakit Dan Serangan Hama Tanaman
Buah Salak Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan
(Jst) Dengan Metode Perceptron”, Urnal Sarjana
Teknik Informatika E-Issn: 2338-5197 Volume 2
Nomor 2.
Hermawan, Arif. 2006. Jaringan Saraf Tiruan Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta: Andi
Pujiyanta Ardi, 2009, Pengenalan Citra Objek
Sederhana Dengan Jaringan Syaraf Tiruan
Metode Perceptron, Jurnal Informatika Vol. 3,
No. 1.

Anda mungkin juga menyukai