Adoc - Pub - Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit
Adoc - Pub - Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit
KARYA ILMIAH
Oleh :
052401039
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN KELAPA
SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT
PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN
052401039
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
i
PERSETUJUAN
Disetujui di :
Medan, Juni 2008
Diketahui/Disetujui Oleh :
Departemen Kimia FMIPA USU
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
ii
PERNYATAAN
Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara
Spektrofotometri
Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan
KARYA ILMIAH
Saya megetahui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
iii
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang mencurahkan
rahmat, berkah dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
perkuliahan dan penulisan karya ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat guna
menyelesaikan Studi Program Diploma 3 pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Semoga niat dan amalan ini dapat
dinilai sebagai ibadah. Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang syafaatnya kita harapkan di kemudian hari.
Karya ilmiah ini ditulis berdaarkan pengamatan penulis selama melaksankan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan,
dengan judul “ ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN KELAPA
SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI.”
Selesainya Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya :
1. Orang tua tercinta Ibunda MA. Nurmala dan Ayahanda Syahrul yang telah
memberikan do’a restunya yang tiada terhingga, dan telah banyak memberikan
pengorbanan moril maupun materil serta kesabaran yang tulus, serta adinda
Putri Ayu Rizki, Fara Diba Izati, Nurfitriyani, dan Alfi Syahrin yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
2. T. Fhazrisya Rizqi yang telah memberikan do’a yang tulus, dukungan moril,
kesabaran, dan semangat pantang menyerah kepada penulis.
3. Ibu Rumondang Bulan MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.
4. Bapak Drs. Firman Sebayang MS, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Eka Nuryanto,MSi, yang telah meluangkan waktu dan
membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini.
6. Bapak Baharuddin AR,B.Sc, selaku penanggung jawab laboratorium tanah
dan daun, serta serta seluruh karyawan PPKS Medan khususnya laboratorium
tanah dan daun terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepaa penulis.
7. Rekan-rekan mahasiswa/I Kimia Analis D-3 angkatan 2005 sekaligus sahabat-
sahabat yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
dalam materi dan penyajian. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak yang dapat menjadi bahan masukan bagi
penulis. Semoga penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penulis
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
iv
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa unsur hara fosfor (P) pada daun kelapa sawit di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penentuan kadar fosfor (P) dalam daun kelapa sawit
dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-Visible. Hasil analisa menunjukkan
bahwa kadar fosfor yang diperoleh adalah 0,139% - 0,150% dalam daun kelapa sawit.
Dari hasil ini menunjukkan bahwa kadar fosfor dalam daun kelapa sawit masih
kurang, belum mencukupi standar yang telah ditentukan yaitu antara 0,16%-0,19%.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
v
ABSTRACT
Have been conducted by analysis element of hara phosphorus (P) at palm leaf in
Indonesian Oil Palm Research Institute at Medan. Determination of phosphorus rate
(P) in palm leaf conducted with method of Spektrofotometri UV-Visible. Result of
analysis indicate that phosphorus rate the obtained is 0,139% - 0,150% in palm leaf.
Of this result indicate that phosphorus rate in palm leaf still less, answer the demand
of standard which have been determined by that is between 0,16%-0,19%.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
vi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 3
1.3. Tujuan 3
1.4. Manfaat 3
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
vii
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
viii
DAFTAR TABEL
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pemberian unsur hara pada tanaman kelapa sawit merupakan usaha kultur
teknis yang penting untuk meningkatkan produksi per satuan luas dengan tujuan
Kebutuhan unsur hara untuk tanaman kelapa sawit biasanya di duga melalui
analisis dari bahan panen dan daun batang sebagai pedoman yang mudah untuk
dapat memberikan indikasi kebutuhan unsur hara buatan tanaman kelapa sawit
Hal ini disebabkan karena daun merupakan bagian yang paling aktif dari
tanaman. Dari hasil analisis daun akan dapat diperoleh petunjuk secara kuantitatif
unsur hara yang diserap oleh tanaman baik yang berasal dari tanah, air hujan, dan
yang terjadi dengan membandingkan angka taraf krisis untuk daun kelapa sawit.
Dari angka hasil analisis daun yang diperoleh dari laboratorium kemudian
dibandingkan dengan angka taraf krisis, maka akan dapat disimpulkan gejala
persenyawaan yang berhubungan dengan Ca dan Mg, tersedia P didalam tanah sangat
berhubungan erat dengan keadaan pH tanah. Gejala awal defesiensi P pada tanaman
adalah terlihat pada daun paling bawah atau daun dua warna, daun hijau gelap, ukuran
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2
daun mengecil dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Gejala lanjutnya adalah
Unsur fosfor (P) ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1966 di Hamburg,
Jerman. Dia menemukan unsur ini dengan menyuling air urine melalui proses
penguapan. Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu Phosphoros yang berarti
‘pembawa terang’ karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glow in the
dark).
Secara umum fosfor (P) membentuk padatan putih yang lengket yang memiliki
bau yang tidak enak, tetapi ketika murni menjadi tidak berwarna dan transparan. Non
logam ini tidak larut dalam air, tetapi larut dalam karbon disulfida. Fosfor (P) murni
Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.
Fosfor berupa non logam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak
ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah
ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar
cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai
http://id /wiki/Fosfor.wikipedia.org
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
• Indikasi kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu sulit tumbuh dengan3
http://www.pusri.co.id/indexC0302.php
1.2. Permasalahan
Beberapa jumlah kadar unsur hara fosfor yang dibutuhkan oleh tanaman
kelapa sawit untuk menghindari tanah kekurangan fosfor dapat ditentukan berapa
banyak pupuk fosfor yang harus diberikan pada tanaman sehingga diperoleh
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanaman kelapa sawit berdasarkan unsur hara
1.4. Manfaat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah daun kelapa sawit kekurangan
unsur hara dan mempersiapkan beberapa banyak unsur hara yang dibutuhkan daun
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848.
Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di
tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada
saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri
pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa
sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit
"Deli Dura".
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara
komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia,
yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai
Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat
AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-
1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran,
Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat
utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5
(buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian
dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan (Pirindu Perkebunan PTPN III). Perluasan
areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi
Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga
sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit
kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan di tanam di Kebun Raya Bogor.
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada
tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet,
seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budi daya
yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa
sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai
berkembang.
dan Aceh.luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
6
minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian
tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton.
perkembangan yang cukup pesat. Indonesia menggeser dominasi ekspor negara Afrika
pada waktu itu. Namun, kemajuan pesat yang dialami Indonesia tidak diikuti dengan
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk,
bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang
panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 meter. Jumlah anak daun disetiap pelepah
berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning
pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif
makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat tergantung iklim setempat.
mulai terbentuk sampai tua sekitar 6 – 7 tahun. Daun kelapa sawit yang sehat dan
Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur
tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak.
Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih
muda. Berat kering satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg. Pada tanaman dewasa
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
7
ditemukan daun yang luas permukaannya mencapai 10 – 15 m2. Luas permukaan daun
akan berinteraksi dengan tingkat produktifitas tanaman. Semakin luas permukaan atau
semakin banyak jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses
fotosintesis akan berjalan dengan baik. Proses fotosintesis akan optimal jika luas
hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip
dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
Pelepah sawit meliputi helai daun, setiap satunya mengandungi lamina dan
midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm hingga
Ada dua jenis bentuk kedudukan helai daun dalam Elaeis oleifera. Setiap
berumur tiga hingga empat tahun dan kemudiannya menurun sehingga 18 hingga 25
pelepah.
Stomata atau rongga terbuka untuk menerima cahaya dalam proses fotosintesis
wujud pada permukaan helai daun. Pelepah matang berukuran hingga 7.5 cm dengan
petiol lebih kurang satu perempat daripada panjang pelepah serta mempunyai duri.
Pelepah sawit tersusun dalam bentuk pusaran yang mana setiap satu pusaran bagi
http://toiusd.multiply.com/journal/item/79/Elaeis_guineensis_Kelapa_Sawit
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
8
Daun yang diambil untuk contoh harus dapat menggambarkan keadaan hara
tanaman, yang menurut hasil penelitian ternyata daun ke 17 adalah yang paling sesuai,
jika keadaan tanaman menghasilkan daun ke 17 rusak maka dapat diganti dengan daun
ke-9 untuk seluruh pohon contoh pada KCD (Kesatuan Contoh Daun) tersebut. Pada
tanaman muda, daun ke 17 kadang-kadang tidak dalam keadaan baik, maka dapat
diambil daun ke 9, dan kalau tanamannya masih sangat muda yang berumur 2-3 tahun,
maka dapat diambil daun ke 3. Analisa daun pada TBM (Tandan Buah Masak) tidak
dilakukan, kecuali untuk keperluan khusus seperti untuk percobaan atau adanya
sebab-sebab tertentu.
• Daun ke 1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah mekar seluruhnya
dan jarak antara helai daun yang lain sudah jelas tampak pada pangkal
pelepah.
• Daun ke 3 letaknya 274 derajat dari daun pertama. Derajat sudut ini dihitung
dari daun pertama ke arah kiri pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral
ke kanan (righ handed palm) dan dihitung ke arah kanan pada tanaman yang
spiral kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
9
Anak daun diambil setelah daun contoh diturunkan dari pohon. Dari daun
contoh tersebut diambil sebanyak 8 atau 12 helai anak daun (4 atau 6 helai dari
sebelah kiri dan 4 atau 6 helai dari sebelah kanan). Anak daun diambil dari bagian
tengah daun. Helai anak daun tersebut diambil dengan menggunakan sabit (agrek)
yang tajam. Pengambilan contoh daun bertujuan terutama untuk memperoleh data
(Suhardjo,H. 1996)
• Tidak dilakukan pada bulan dengan curah hujan lebih dari 400 mm.
• Untuk TBM pengambilan contoh daun dilakukan hanya jika diperlukan dan
penanaman.
• Pengambilan contoh daun dapat dilakukan oleh tim yang terdapat di setiap
afdeling atau divisi yang sebelumnya dilatih oleh embaga yang terkait.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
10
• Satu tim untuk pengambilan contoh daun terdiri dari 2 orang, 1 orang untuk
yang menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari kr 16 unsur tersebut, tiga
unsur yaitu Karbon, Hidrogen, dan Oksigen diperoleh dari udara, sedangkan dari 13
unsur lagi disediakan oleh tanah. Jadi tanah sebagai dapur bagi tanaman setidaknya
harus tersedia 13 jenis menu agar pertumbuhannya normal. Ke-13 unsur tersebut
adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur
atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum (fe), Mangan (Mn), Kuprum atau tembaga (Cu),
Zinc atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum (Mo). Akan tetapi terkadang tanah
pun tidak mengandung unsur – unsur tersebut secara lengkap, hal ini biasa terjadi
karena dari dulu memang sudah tidak lengkap, atau bisa pula terjadi karena sudah
habis tersedot.
2.4.3. Fosfor
Fosfor dijumpai dalam tanah dan tanaman, dalam bentuk organik dan
anorganik, yang berperan dalam proses pelepasan dan penyimpanan energi dalam
metabolisme seluler. Dalam bahan organik tanah, hanya sedikit P dijumpai namun
memegang peranan penting. (Alexander, 1084), jumlah P total dalam suatu tanah yang
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
11
dapat ditanami lebih kurang 0,1% dan hanya sebagian kecil tersedia untuk tanaman.
(Wardana, 1999)
Fosfor (P) termasuk unsur hara makro esensial yang sangat penting untuk
Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya
berasal dari pelapukan bahan organik. Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil
oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhan. Fosfor ini akhirnya diubah menjadi
(DAP) granule yang mempunyai kelarutan yang tinggi. Ada penambahan Rock
http://www.anak-soleh
untuk pembentukkan protein, lemak, biji-bijian. Kadar hara P pada daun yang di
patah daun. Namun tanaman yang tidak mengalami patah daun juga tidak
menunjukkan adanya pola yang jelas. Kadar P berkisar dari 0,14 sampai 0,25%,
sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan
tanaman.
masa panen.
berhubungan dengan Ca, dan Mg, tersedia P di dalam tanah sangat berhubungan
Gejala kekurangan unsur hara fosfor pada daun kelapa sawit adalah :
- Gejala awal : terlihat pada daun paling bawah atau daun dua wama,
• Warna kekuningan ini akan lebih dulu dijumpai pada daun tua karena sifat fosfor
yang mobil dalam tanah, sehingga dalam keadaan kekurangan, unsur hara fosfor
• Pada tanaman buah-buahan pucuk daun akan berwarna browns atau ungu.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
13
persentase bunga yang menjadi buah menurun karena penyerbukan yang tidak
sempurna.
http://www.petrokimia-gresik.com/sp_36.asp
2.7. Spektrofotometri
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian akan diserap dalam
medium itu, dan sisanya diteruskan. Kedua hukum yang terpisah yang mengatur
1. Hukum Lambert menyatakan bahwa proporsi berkas cahaya datang yang diserap
oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang
datang. Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika di dalam bahan/medium
tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang dapat dipicu atau diimbas
oleh berkas cahaya datang tersebut. Dalam hal demikian, intensitas cahaya yang
sederhana sbb.:
I = T x I0,
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
14
Dimana :
T = transmitansi.
Jika transmisi dinyatakan dalam prosentase, maka %T = (I/Io) x 100 (dalam satuan%)
A=εcl
Dimana :
sebagai berikut:
atau
A = log (I0/I) = ε c l.
http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.htm
dan diharapkan akan mendapatkan garis lurus. Hal ini berlaku pada larutan encer, dan
kurang cocok pada larutan pekat, sehingga akan mendapatkan suatu kurva.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
15
Untuk grafik yang paling baik, kurva kalibrasinya akan tampak seperti gambar
berikut:
Absorbansi
Konsentrasi
Jika hukum Beer-Lambert bekerja sempurna, garis tersebut akan melewati titik
nol, tetapi tidak dapat menjamin hal ini untuk hasil yang sama dengan konsentrasi
pembanding
1. Sumber : Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu
monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian dapat digunakan celah. Jika
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
16
3. Sel absorpsi : Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atu kuvet corex
larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang
akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian dipilih fotosel yang cocok 200 nm – 650 nm
(650 nm – 1100 nm) agar daerah panjang gelombang yang diperlukan dapat terliputi.
menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan buka fotosel dan lewatkan
berkas cahaya pada blanko dan nol galvanometer didapat dengan memutar tombol
100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala
sesuai dengan panjang gelombang yang telah diatur. Sinar tersebut diserap oleh
sampel yang terdapat dalam kuvet dan besar serapannya ditangkap oleh detektor
fotosel lalu diubah menjadi energi listrik dan diperkuat oleh amplifier sehingga dapat
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
17
seperti sidik jari, kotoran padat yang telah kering yang menempel pada dinding sel
yang dapat mengganggu penembusan sinar, juga gelembung udara dan lemak. Sel
kadang – kadang harus dibersihkan dengan asam yang pekat (teknis), misalnya HCl
atau detergen (sabun), kemudian dibilas dengan air suling dan tempat pemegang sel
didalam spektrofotometer itu sendiri dan ditimbulkan oleh faktor – faktor dari
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
18
BAB III
3.1. Alat
2. Botol reaksi 30 ml
13. Kuvet 10 ml
14. Eksikator
19. Penangas listrik khusus untuk tabung reaksi ukuran 20ml Techne
20. Mesin giling listrik daun dengan kehalusan 1mm. Bra Bender
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
19
3.2. Bahan
melalui dinding kedalam labu ukur 500 ml yang telah berisi air destilasi
dengan air destilasi dan dipenuhkan hingga tanda garis. Simpan dalam botol
berwarna gelap.
5. Larutan campuran
dan 5 ml KsbOC4H4O6.
Ditimbang 0,2195 gram KH2PO4 yang telah dikeringkan didalam oven pada
suhu 1050 C kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 500 ml dan dilarutkan
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
20
kedalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H2SO4 0,36 N sampai tanda
garis.
9. Air Destilasi
Contoh yang diterima di laboratorium terlebih dahulu dicatat dan diberi nomor
laboratorium secara beraturan. Contoh segera dibersihkan dengan kapas yang telah
dibasahi dengan air destilasi. Bagian tulang daun kelapa sawit yang kasar dibuang
dengan gunting. Pada ujung pangkal dan bagian pinggir daun terutama yang agak
dalam oven pengering pada suhu 600 – 700 C terus menerus hingga contoh daun
menjadi kering dengan indikasi terasa rapuh bila diremas dengan tangan.
Contoh daun kering digiling dengan mesin penggiling. Contoh daun yang telah
halus dimasukkan dalam botol plastik bertutup disertai label nomor contoh, kemudian
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
21
1. Ditimbang 0.1 gram contoh kering mutlak 1050 C, lalu dimasukkan ke dalam
akan menjadi hitam dan agak berbuih. Bila larutan contoh sudah tidak berbuih
3. Setelah dingin kemudian ditambah 0,5 ml H2O2 30% dan didestruksi kembali.
Penambahan H2O2 30% diulangi sampai larutan contoh menjadi bening dan
4. Larutan diencerkan dengan H2O ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian
3.5. Prosedur Penetapan Fosfor (P) Daun Kelapa Sawit secara Spektrofotometri
UV-Visible
1. Di pipet 1 ml filtrat (hasil destruksi dalam H2SO4 (p) dan H2O2 30% ), juga
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
22
pada panjang gelombang 700 nm. Warna akan stabil selama 5 jam.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
23
BAB IV
Hasil analisa Fosfor (P) Daun Kelapa Sawit terdapat pada tabel berikut :
Lar.
StandarKH2PO4 Absorbansi (A)
(ppm)
0 0,000
1 0,086
2 0,172
4 0,345
6 0,518
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
24
Perhitungan
∑ Xi 13,0000
Dimana harga X rata-rata = X = = = 2,6000
n 5
∑ Yi 1,1210
Dimana harga Y rata-rata = Y = = = 0,2242
n 5
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan
garis :
Y = ax + b, dimana
a = Slope
b = Intercept
∑ ( Xi − X ) (Yi − Y )
a =
∑ ( Xi − X ) 2
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
25
2,0033
a = = 0,0863
23,2000
Y = a X + b atau b = Y − a X
= -0,0001
Y = 0,0863X + (-0,0001)
Y = aX + b
0,128 = 0,0863 X + (−0,0001)
0,128 − (−0,0001)
x =
0,0863
0,1281
x =
0,0863
x = 1,49 ppm
Dilakukan dengan cara yang sama untuk no. Lab 11008, 11009, 11010, 11011.
100 1
Konsentrasi x x x 1000
P% = Konsentrasi x Pengencera
0
n
= 1 1000
Berat Contoh 105 C Berat Contoh x 1000
Konsentrasi x 0,01
=
Berat contoh 105 0 C
1,49 x 0,01
=
0,106
= 0,140%
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
26
Dilakukan dengan cara yang sama untuk no. Lab 11005, 11009, 11010, 11011.
4.3. Pembahasan
Pemberian unsur hara pada tanaman kelapa sawit merupakan usaha kultur
teknis yang penting untuk meningkatkan produksi persatuan luas dengan tujuan akhir
keuntungan ekonomi yang maksimal. Kebutuhan unsur hara untuk tanaman kelapa
sawit melalui hasil analisis dari bahan panen dan daun sebagai pedoman yang
memudahkan untuk dapat memberikan indikasi kebutuhan unsur hara buatan tanaman
kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena daun merupakan bagian yang paling aktif dari
tanaman.
diperoleh hasil posfor untuk no. laboratorium 11007 - 11011 adalah antara 0,140% -
0,141% dibandingkan dengan nilai tarif krisis antara 0,16 – 0,19%, maka akan dapat
disimpulkan unsur hara dalam daun kelapa sawit masih kurang. Hasil yang diperoleh
untuk memudahkan para petani untuk mengetahui beberapa kebutuhan unsur hara
buatan yaitu berupa pemupukan sesuai dosis yang dibutuhkan karena pemupukan
Pada analisis unsur hara fosfor pada daun kelapa sawit ini diperoleh fosfor
yang cukup. Unsur hara didalam tanah terbagi dalam unsur makro dan unsur mikro,
sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan
tanaman.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
27
masa panen.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
28
BAB V
4.1. Kesimpulan
Tingkat kesuburan tanaman kelapa sawit berdasarkan unsur hara yang yang
terdapat pada daun secara spektrofotometri cukup, hal ini disebabkan juga oleh
4.2. Saran
2. Diharapkan dalam menganalisa kadar unsur hara Fosfor (P) pada daun kelapa
sawit dilakukan secara teliti agar diperoleh hasil yang baik supaya tidak keliru
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
29
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden.1982. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
http://www.pusri.co.id/indexC0302.php
http://www.anak-soleh
http://toiusd.multiply.com/journal/item/79/Elaeis_guineensis_Kelapa_Sawit
http://www.petrokimia-gresik.com/sp_36.asp
http://id /wiki/Fosfor.wikipedia.org
http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.htm
http://www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=analisis04_06
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta : Agrro Media Pustaka.
Tim Penulis.PS. 2007. Kelapa Sawit Usaha Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Aspek
Wardana,N. 1999. Penetapan Metode Analisis dan Batas Kritis P- tersedia Tanah Pada
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standart Unsur Fosfor (P)
Konsentrasi
Larutan Absorbansi
Standart (A)
KH2PO4 (ppm)
0 0,000
1 0,086
2 0,172
4 0,345
6 0,518
0.6
6; 0,518
0.5
0.4
Absorbansi
4; 0,345
0.3
0.2
2; 0,172
0.1 1; 0,086
0 0; 0
0 1 2 3 4 5 6 7
Konsentrasi (ppm)
Y = 0,0863X + (-0,0001)
a = 0,0863
b = -0,0001
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
KADAR HARA DAUN KELAPA SAWIT YANG MENUNJUKKAN
DEFISIENSI, OPTIMUM DAN TINGGI
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Sumber : Von Uexkull,H.R and Fairhurst,T.H.(1991) IPI Bulletin 12. The Oil Palm,
Fertilizing for High yield and quality,IPI,Bern.
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008.
USU Repository © 2009