Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN IMPLEMENTASI

TERAPI MODALITAS PIJAT KAKI SWEDIA (SWEDISH FOOT


MASSAGE)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9

ARIZKI RAHMAN HAKIM I4051221037


ENDAH SETIANINGSIH I4051221022
KHAIRA UMMAH I4051221023
TASYA AULIA FITRI I4051221024
LAILATUL BADRIAH I4051221042
CHINDY OULIA APRIYANTI I4052221016
DESI NATALIA VERA I4052221017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Komunitas dan Masalahnya


Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular kepada orang
lain tetapi memiliki insiden yang tinggi dan cenderung meningkat apabila
penderita hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, jenis
kelamin, genetik, nutrisi, dll. obesitas, olahraga, stres, merokok, dan
kualitas tidur (Oliver, 2019). Tekanan darah tinggi terjadi karena jantung
bekerja terlalu keras saat memompa darah ke seluruh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Hipertensi juga merupakan penyebab utama kematian, sering disebut
sebagai silent killer. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol selama
jangka waktu yang lama dapat menimbulkan sejumlah komplikasi antara
lain gangguan jantung (penyakit jantung koroner), gangguan ginjal dan
gagal jantung, gangguan otak (stroke). Pencegahan komplikasi hipertensi
berkaitan dengan peran perawatan mandiri yang diperlukan untuk
melakukan berbagai terapi nonfarmakologi dalam bidang keperawatan
(Faradillah, 2019).
Berdasarkan survey yang dilakukan di Jl.Imam Bonjol
Gg.Mendawai RT 03 RW 03 Kelurahan Bansir Laut Kecamatan
Pontianak Tenggara banyak yang menderita hipertensi khususnya lansia.
Penderita hipertensi merasakan nyeri kepala, badan terasa lemah dan
tekanan darah tidak stabil, bahkan cenderung tinggi. Setelah di data
terdapat 15 orang yang menderita hipertensi dan belum pernah
melakukan terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot Massage). Oleh karena
itu, perlu mendapatkan perhatian khusus dan penanganan yang
komprehensif ini bertujuan untuk menurunkan tekanan darah salah
satunya yaitu dengan pemberian atau dilakukannya terapi pijat kaki
swedia (Swedish Foot Massage).
B. Data yang Perlu dikaji Lebih Lanjut
Data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait masalah kesehatan
komunitas di wilayah RT 03/RW 03 yaitu salah satunya masalah
hipertensi dengan pemilihan terapi yang secara fisiologis yaitu terapi
komplementer yang tepat adalah terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot
Massage) untuk menambah pengetahuan dan masyarakat bisa melakukan
terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot Massage) sehingga dapat
menstabilkan tekanan darah, mengurangi rasa nyeri, dan membuat tubuh
lebih rileks.

C. Masalah Keperawatan
No. Data Penunjang Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif: Perilaku Kesehatan Cenderung
Beresiko (D.0099)
Wawancara:

1. Warga mengatakan biasanya ada


beberapa warga yang sampahnya
dibakar

2. Warga mengatakan
menggunakan air hujan untuk
keperluan masak dan minum

3. Warga mengatakan pembuangan


limbah rumah tangga langsung
ke sungai

4. Warga mengatakan masih


banyak ditemukan lalat dan
nyamuk berkeliaran

5. Berdasarkan hasil wawancara


ada beberapa warga yang
mengatakan masih
menggunakan handuk secara
bersama-sama
6. Warga mengatakan masih
banyak yang merokok di luar
rumah warga

Data Objektif:

Hasil Survey:

1. Menunjukkan terhadap
perubahan status kesehatan
ditandai dengan riwayat
kesehatan terdahulu
masyarakat menderita
masalah pernafasan.
2. Gagal melakukan
pengendalian masalah
kesehatan yang optimal
ditandai dengan tidak patuh
terhadap pembuangan limbah
rumah tangga ke sungai
3. Terdapat tempayan yang
tidak terpakai dan terisi air
Hasil survei ditemukan
terdapat rumah yang
memiliki kandang ternak di
lingkungan tersebut
4. Hasil survei didapat lalat dan
nyamuk banyak berkeliaran
di lingkungan tersebut
5. Hasil survei didapat ada
beberapa warga yang masih
mandi sungai dan mencuci
baju serta piring di sungai
Winshield Survey:

1. Ditemukan sebanyak 19 %
warga melakukan
pembuangan sampah
dengan dibakar

2. Ditemukan sebanyak 3%
pembuangan limbah rumah
tangga langsung ke sungai

3. Ditemukan sebanyak 30%


warga menggunakan air
hujan sebagai sumber air
utama untuk keperluan
masak dan minum
4. Ditemukan sebanyak 72%
frekuensi membersihkan
penampungan air yang tidak
menentu
5. Ditemukan terdapat nyamuk
disetiap rumah warga lebih
dari 10 ekor dengan total
presentase 42%
6. Ditemukan terdapat lalat
disetiap rumah warga lebih
dari 10 ekor dengan total
presentase 8%
2. Data Subjektif: Defisit Kesehatan Komunitas
Wawancara: (D.0110)
1. Terdapat beberapa warga
yang mengatakan memiliki
riwayat LBP, hipertensi, dan
asam urat
2. Terdapat beberapa warga
yang mengatakan anggota
keluarganya mengalami
sakit demam, batuk dan pilek
belakangan ini
3. Sebagian warga mengatakan
jarang melakukan pemeriksaan
kesehatan di puskesmas
padahal akses ke puskesmas
sangat dekat dan mudah

Data Objektif:

Hasil Survey:

1. Hasil survei ditemukan kurang


optimalnya penatalaksanaan
program hipertensi untuk
mengatasi masalah komunitas
pada kalangan usia dewasa
akhir
2. Hasil survei ditemukan sampah
yang menyangkut di sungai dan
selokan-selokan sehingga
banyak ditemukan nyamuk dan
lalat >10 ekor
3. Hasil survei ditemukan banyak
data warga yang merasa sakit
ringan tidak perlu ke
puskesmas

Winshield Survey:

1. Ditemukan sebanyak 22% warga


banyak menderita LBP

2. Ditemukan sebanyak 19% warga


banyak menderita hipertensi

3. Ditemukan sebanyak 9% warga


banyak menderita
hipertermia/demam
BAB II
RENCANA KEPERAWATAN

A. Diagnosis
1. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110)
No. Diagnosa Keperawatan Data Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Defisit Kesehatan Data Subjektif: Status Kesehatan Pengembangan
Komunitas b/d program Wawancara: Komunitas Kesehatan
tidak mengatasi seluruh 1. Terdapat beberapa (L.12109) Masyarakat (I.14548)
masalah kesehatan warga yang Setelah dilakukan Observasi
1. Identifikasi masalah atau
komunitas mengatakan memiliki asuhan keperawatan
isu kesehatan dan
riwayat LBP, komunitas
prioritasnya
hipertensi, dan asam selama 5 minggu
2. Identifikasi potensi atau
urat diharapkan status
aset dalam masyarakat
2. Terdapat beberapa kesehatan komunitas
terkait isu yang dihadapi
warga yang membaik, dengan
3. Identifikasi kekuatan dan
mengatakan
anggota kriteria hasil: partner dalam
keluarganya 1. Partisipasi dalam pengembangan kesehatan
mengalami sakit program kesehatan 4. Identifikasi
demam, batuk dan komunitas meningkat pemimpin/tokoh dalam
pilek belakangan 2. Angka mortilitas dan masyarakat
ini morbiditas menurun Terapeutik
3. Sebagian warga 3. Prevalensi penyakit 1. Berikan kesempatan
mengatakan menurun kepada setiap anggota
jarang melakukan 4. Kepatuhan terhadap masyarakat untuk
pemeriksaan standar kesehatan berpartisipasi sesuai aset
kesehatan di lingkungan meningkat yang dimiliki
puskesmas 2. Libatkan anggota
padahal akses masyarakat untuk
ke puskesmas meningkatkan kesadaran
sangat dekat dan terhadap isu dan masalah
mudah kesehatan yang dihadapi
Data Objektif: 3. Libatkan masyarakat dalam
musyawarah untuk
Hasil Survey: mendefinisikan isu
kesehatan dan
1. Hasil survei
mengembangkan rencana
ditemukan kurang
kerja
optimalnya
4. Libatkan masyarakat dalam
penatalaksanaan
proses perencanaan dan
program hipertensi
implementasi serta
untuk mengatasi
revisinya
masalah komunitas
5. Libatkan anggota
pada kalangan usia
masyarakat dalam
dewasa akhir
mengembangkan jaringan
2. Hasil survei
kesehatan
ditemukan sampah
6. Pertahankan komunikasi
yang menyangkut di
yang terbuka dengan
sungai dan selokan-
anggota masyarakat dan
selokan sehingga
pihak-pihak yang terlibat
banyak ditemukan
7. Perkuat komunikasi
nyamuk dan lalat
antara individu dan
>10 ekor kelompok untuk
3. Hasil survei bermusyawarah terkait
ditemukan banyak daya tarik yang sama
data warga yang 8. Fasilitasi struktur
merasa sakit ringan organisasi untuk
tidak perlu ke meningkatkan kemampuan
puskesmas berkomunikasi dan
Winshield Survey: berorganisasi
9. Kembangkan strategi dan
1. Ditemukan sebanyak
manajemen konflik
22% warga banyak
10. Persatukan anggota
menderita LBP
masyarakat dengan cita-
2. Ditemukan sebanyak
cita komunitas yang sama
19% warga banyak
11. Bangun komitmen antar
menderita hipertensi
anggota masyarakat
3. Ditemukan sebanyak
12. Kembangkan mekanisme
9% warga banyak
keterlibatan tatanan lokal,
menderita
regional bahkan nasional
hipertermia/demam terkait isu kesehatan
komunitas
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan masyarakat memahami
dan mengerti terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot Massage) untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat menerapkannya.

C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot
Massage)
2. Mengetahui manfaat terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot
Massage)
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi terapi pijat kaki swedia
(Swedish Foot Massage)
4. Melaksanakan langkah-langkah gerakan terapi pijat kaki swedia
(Swedish Foot Massage)
BAB III
RANCANGAN KEGIATAN

Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Terapi Pijat Kaki Swedia (Swedish Foot Massage)
Sub Pokok Bahasan : Terapi Pijat Kaki Swedia (Swedish Foot Massage)
untuk menurunkan tekanan darah tinggi
Sasaran : Warga RT 03/RW 03
Jam : 11.00-selesai
Waktu : 1x40 menit
Tanggal : 21 Februari 2023
Tempat : Kampung Mendawai Caping Rumah Makan
Terapung
Pemateri : Mahasiswa Profesi Ners Untan

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular kepada orang
lain tetapi memiliki insiden yang tinggi dan cenderung meningkat
apabila penderita hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia,
jenis kelamin, genetik, nutrisi, dll. obesitas, olahraga, stres, merokok,
dan kualitas tidur (Susilo dalam Nikel, 2019). Tekanan darah tinggi
terjadi karena jantung bekerja terlalu keras saat memompa darah ke
seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh.
Hipertensi juga merupakan penyebab utama kematian, sering disebut
sebagai silent killer. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol selama
jangka waktu yang lama dapat menimbulkan sejumlah komplikasi antara
lain gangguan jantung (penyakit jantung koroner), gangguan ginjal dan
gagal jantung, gangguan otak (stroke). Pencegahan komplikasi
hipertensi berkaitan dengan peran perawatan mandiri yang diperlukan
untuk melakukan berbagai terapi nonfarmakologi dalam bidang
keperawatan (Muttaqin dalam Faradilah, 2019).
Berdasarkan hasil pengkajian komunitas yang dilakukan di Jl.Imam
Bonjol Gg.Mendawai RT 03 RW 03 Kelurahan Bansir Laut Kecamatan
Pontianak Tenggara yaitu sebanyak 165 jiwa. Dengan jumlah laki-laki
84 jiwa dan perempuan berjumlah 81 jiwa di RT 03/RW 03 sebagian
penduduk banyak yang menderita hipertensi khususnya lansia yang
sering merasakan nyeri kepala, badan terasa lemah dan tekanan darah
tidak stabil, bahkan cenderung tinggi dan belum pernah melakukan
terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot Massage). Hal ini disebabkan
karena masyarakat masih enggan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan di puskesmas dan kurangnya informasi terkait teknik
nonfarmakologis untuk dilakukan dirumah.. Sehingga perlu
mendapatkan salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah dengan terapi
pijat kaki swedia (Swedish Foot Massage)

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan masyarakat
memahami dan mengerti terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot
Massage) untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat
menerapkannya.
C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot
Massage)
2. Mengetahui manfaat terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot
Massage)
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi terapi pijat kaki swedia
(Swedish Foot Massage)
4. Melaksanakan langkah-langkah gerakan terapi pijat kaki swedia
(Swedish Foot Massage)
D. Sasaran dan Target
1. Masyarakat RT 03/RW 03
2. Bersedia menjadi peserta
3. Kooperatif
4. Mampu melaksanakan terapi pijat kaki swedia (Swedish Foot
Massage) dengan mandiri
E. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Ceramah, diskusi, demonstrasi
2. Waktu dan Tempat
Waktu : 1x20 menit
Tempat : Kampung mendawai caping rumah makan terapung
3. Setting Tempat

a. Penyuluh : Arizki Rahman Hakim


- Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
- Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan
proses penyuluhan.
- Memotivasi peserta untuk bertanya.
b. Moderator : Khaira Ummah
- Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim
kepada peserta.
- Mengatur proses berlangsungnya dan lama penyuluhan.
- Memandu jalannya sesi tanya jawab.
- Menutup acara penyuluhan
c. Observer : Tasya Aulia Fitri
- Mencatat identitas dan jumlah peserta, serta menempatkan
diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya
proses penyuluhan.
- Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
- Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama
proses penyuluhan.
- Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
- Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang
dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.
d. Fasilitator : Chindy Oulia Apriyanti, Desi Natalia Vera,
dan Endah Setianingsih
- Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
- Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
- Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang masih belum
jelas.
- Menginterupsi penyuluh tentang istilah/ hal-hal yang dirasa
kurang jelas bagi peserta.
e. Dokumentasi : Lailatul Badriah
- Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan
4. Media
Leaflet
5. Kegiatan yang dilakukan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


.

1. 2 menit Pembukaan: Memberi salam dan  Menjawab salam


perkenalan  Menyimak

2. 3 menit Pelaksanaan: Menjelaskan tujuan Menyimak


penyuluhan dan tema penyuluhan

3. 10 menit Diskusi: Memperhatikan dan


melaksanakannya
 Menjelaskan ateri penyuluhan
mengenai pengertian terapi pijat
kaki swedia (Swedish Foot
Massage)
 Menjelaskan terapi pijat kaki
swedia (Swedish Foot Massage)
 Mendemonstrasikan terapi pijat
kaki swedia (Swedish Foot
Massage)

4. 3 menit Evaluasi: Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan


terakhir

5. 2 menit Terminasi: Menjawab salam


 Menyimpulkan bersama-sama
hasil kegiatan penyuluhan
 Memberikan salam

6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Masyarakat ikut serta dalam kegiatan penyuluhan
b. Evaluasi Proses
 Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan rencana (SAP)
 Masyarakat antusias terhadap materi yang disampaikan
 Masyarakat terlibat langsung dalam demonstrasi
c. Evaluasi Hasil
Mengerti dan memahami mengenai terapi pijat kaki swedia
(Swedish Foot Massage) bagi penderita hipertensi serta mampu
melakukan gerakan terapi pijat kaki yang telah diajarkan,
kemampuan masyarakat dalam melakukan terapi pijat kaki ini
diukur melalui lembar ceklis evaluasi yang telah tersedia.
Diharapkan masyarakat mampu menerapkannya pada pola
kebiasaan sehari-hari dengan kriteria masyarakat mampu
melakukan secara mandiri.

MATERI

A. Pengertian Swedish Foot Massage


Swedish Foot Massage atau terapi pijat kaki swedia merupakan
salah satu terapi komplementer yang dipercaya mampu memberikan
respon relaksasi, selain itu juga mampu menurunkan tekanan darah yang
diakibatkan oleh stres. Massage merupakan terapi paling efektif untuk
menurunkan tekanan darah pada hipertensi karena dapat menimbulkan
efek relaksasi pada otot-otot yang kaku sehingga terjadi vasodilatasi
yang menyebabkan tekanan darah turun secara stabil (Ainun dkk, 2021).
Swedish Foot Massage yaitu massage dengan metode melakukan
manipulasi jaringan lunak dengan lima gerakkan antara lain effleurage
(gosokan), petrisage (pijatan), friction (gerusan), tapotement (pukulan),
dan vibration (getaran) (Ainun, 2021).
Pijat kaki swedia ini sebagai bentuk terapi modalitas yang sering
digunakan orang-orang dengan penyakit kronis, oleh karena itu dapat
digunakan perawat dalam kerangka perawatan dalam mencapai
kesehatan yang holistik (Fahriyah, 2021).
B. Manfaat Swedish Foot Massage
Swedish Foot Massage bertujuan untuk menurunkan tekanan
darah, mengurangi kegiatan jantung dalam memompa, dan mengurangi
mengerutnya dinding-dinding pembuluh dnadi halus sehingga tekanan
pada dinding-dinding pembuluh darah berkurang dan aliran darah
menjadi lancar (Hakam, 2021).
Selain dapat menurunkan tekanan darah, swedish foot massage ini
dapat meredakan ketegangan otot terutama di bagian leher, punggung,
dan juga pundak. Tekanan yang diberikan selama pijat akan membuat
otot menjadi lebih rileks. Selain itu juga dapat mengurangi hormon
stress, saat mengalami stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol.
Lewat pijat kaki swedia ini, hormon kortisol bisa berkurang sehingga
orang akan merasa rileks. Ini penting karena stres bisa menyebabkan
seseorang rentan terkena berbagai penyakit (Suhari, 2022).
C. Indikasi dan Kontraindikasi Swedish Foot Massage
1. Indikasi
Indikasi merupakan kondisi tubuh yang dapat memberikan dampak
yang baik ketika diberi terapi. Berikut ini adalah indikasi swedish
foot massage sebagai berikut :
a) Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi
b) Kondisi tubuh yang lelah
c) Ketika merasa stress
d) Ketika merasa mengalami kekakuan otot dan nyeri sendi
e) Jika memiliki kualitas tidur yang buruk (Fahriyah, 2021).
2. Kontraindikasi
Kontraindikasi merupakan keadaan dimana menjadi pantangan atau
beresiko terjadi dampak yang merugikan pada tubuh manusia.
Berikut adalah kontraindikasi swedish foot massage sebagai berikut :
a) Seseorang yang dalam kondisi terserang penyakit menular
b) Seseorang yang dalam kondisi penyakit kulit dimana terdapat
luka baru, cedera akibat kecelakaan atau aktivitas lainnya
c) Seseorang yang sedang menderita fraktur dan masih ditemukan
bekas cedera maupun luka dan belum sembuh total (Fahriyah,
2021).
Pontianak, 21 Februari 2023
Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Ns. Ikbal Fradianto, S.Kep., M.Kep Lisawati, S.Kep., Ners


NIP.199303182019031008 NIP.197903151998032005

Penanggung Jawab

Arizki Rahman Hakim


NIM.I4051221037
Lampiran 1

Prioritas Masalah Keperawatan

Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110)

No Diagnosa Manajemen Tingkat Perubahan positif Peningkatan Prioritas Jumlah


Pelayanan pentingnya bagi masyarakat kualitas masalah
Keperawatan masalah untuk jika masalah hidup jika dari 1
Komunitas diselesaikan diselesikan: diselesaikan sampai 6:
1= rendah 0= tidak ada : 1= kurang
2= sedang 1= rendah 0= tidak ada penting,
3= tinggi 2= sedang 1= rendah 6= sangat
3= tinggi 2= sedang penting
3= tinggi

1 Defisit Kesehatan 3 3 3 6 15
Komunitas (D.0110)
Lampiran 2

SOP

STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)

PROSEDUR SWEDISH FOOT MASSAGE

Pengertian Swedish Foot Massage adalah pijat dengan melakukan penakanan pada titik-
titik syaraf. Titik-titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik
syaraf tersebut berada di telapak kaki.

Manfaat 1. Melancarkan peredaran darah


2. Menurunkan tekanan darah tinggi
3. Mencegah berbagai macam penyakit
4. Menjaga meningkatkan daya tahan tubuh
5. Membantu mengatasi stres
6. Menyebuhkan rasa capek dan pegal
Indikasi 1. Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi
2. Kondisi tubuh yang lelah
3. Ketika merasa stress
4. Ketika merasa mengalami kekakuan otot dan nyeri sendi
5. Jika memiliki kualitas tidur yang buruk
Kontraindikasi 1. Seseorang yang dalam kondisi terserah penyakit menular
2. Seseorang yang dalam kondisi penyakit kulit dimana terdapat luka baru,
cedera akibat kecelakaaan atau aktivitas lainnya
3. Seseorang yang sedang menderita fraktur dan masih ditemukan bekas
cedera maupun luka dan belum sembuh total
Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

Persiapan Alat Minyak telon/ lotion

Persiapan Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman


Lingkungan
Prosedur 1. Waktu pijat dapat dilakukan 10-20 menit
2. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet tatkala dipijat
3. Garakan pertama disebut effluerage yaitu memijat dari pergelangan kaki
ditarik sampai ke jari-jari. Gerakan dapat dilakukan sekitar 3-4 kali

4. Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu menarik dari
pergelangan kaki hingga sampai ujung jari melewati perselangan kaki
diakhiri dengan tarikan kecil pada jari. Gerakan ini dilakukan pada semua
jari kaki, dari kelingking hingga jempol

5. Setelah itu, dilakukan seperti gerakan pertama tetapi dengan


menungkupkan semua telapak tangan pada atas dan bawah telapak kaki,
ditarik lembut dari pergelangan kaki hingga ke jari kaki. Gerakan ini
dilakukan 3-4 kali

6. Lakukan pemijatan pada daerah tumit dengan gerakan melingkar.


Penekanan pemijatan dilakukan pada jempol tangan yang dilakukan
seperti gerakan-gerakan memutar kecil searah jarum jam. Gerakan ini
dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali

7. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan penenakanan pada jempol, jari


telunjuk, dan jari tengah dengan membuat gerakan tarikan dari mata kaki
kearah tumit. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3-4 kali

8. Lakukan pemijatan penekanan yang berfokus pada jempol, mengusap


dari telapak kaki bagian atas hingga ke bawah. Gerakan ini dapat
dilakukan sebanyak 3-4 kali

9. Gerakan ini hampir sama dengan gerakan no 8, tetapi gerakan ini


dilakukan dengan posisi agak ke tengah dari telapak kaki. Gerakan ini
dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali
10. Gerakan selanjutnya yaitu dengan membuat gerakan kecil memutar
dengan memberikan sedikit penekanan yang berfokus pada jempol,
gerakan ini dilakukan dari bagian atas telapak kaki (bawah jempol)
hingga di bagian tumit tetapi telapak bagian tepi. Gerakan ini tidak
dilakukan pengulangan, cukup satu kali saja

11. Gerakan selanjutnya hampir sama dengan gerakan no 10, hanya saja
gerakan ini lebih di area telapak kaki bagian tengah. Gerakan ini juga
tidak dilakukan pengulangan, cukup satu kali saja

12. Selanjutnya lakukan penakanan pada bawah jari. Gerakan ini dilakukan
pada semua jari kaki. Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki.
Gerakan ini dilakukan dengan menekan dan memberikan putaran-putaran
kecil searah jarum jam. Setiap jari diberikan pijatan 3-4 kali
13. Gerakan selanjutnya yaitu memberikan penakanan dan gerakan memutar
kecil pada area tersebut. Gerakan yang dilakukan dapat sebanyak 4-5 kali
pada titik ini saja

14. Gerakan selanutnya dapat dilakukan dengan memutar pergelangan kaki.


Pemutaran pergelangan kaki dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali

15. Setelah itu regangkan kaki, yaitu dengan memegang daerah pergelangan
kaki dan memberikan sedikit dorongan ke luar pada telapak kaki bagian
atas. Gerakan ini dapat dilakukan 3-4 kali

16. Gerakan terakhir yaitu memberi usapan lembut dengan sedikit diberikan
penekanan dari pergelangan kaki hingga semua ujung kaki. Gerakan ini
dilakukan 3-4 kali, dan ditutup dengan mengusap satu kali dengan lembut
dari pergelangan kaki hingga ujung kaki tanpa diberikan penekanan
Evaluasi Tanya perasaan klien sebelum dan setelah dilakukan swedish foot massage

Dokumentasi Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

Referensi Hakam, Mulia, Kushariyadi, dan Riska Indah Permatasari. (2021). Swedish
Foot Massage Therapy for the Treatment of Blood Pressure and Pulse
Rate in Hypertension. The 3rd Joint International Conferences, ISBN :
978-602-99020-8-2.
LEMBAR CEKLIS EVALUASI GERAKAN

Berikan tanda ceklis () pada kolom yang tersedia jika klien dapat
melakukan gerakan yang telah diajarkan !

STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)

PROSEDUR SWEDISH FOOT MASSAGE

Pengertian Swedish Foot Massage adalah pijat dengan melakukan penakanan pada titik-titik
syaraf. Titik-titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik syaraf
tersebut berada di telapak kaki.

Manfaat 1. Melancarkan peredaran darah


2. Menurunkan tekanan darah tinggi
3. Mencegah berbagai macam penyakit
4. Menjaga meningkatkan daya tahan tubuh
5. Membantu mengatasi stres
Menyebuhkan rasa capek dan pegal
Indikasi 1. Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi
2. Kondisi tubuh yang lelah
3. Ketika merasa stress
4. Ketika merasa mengalami kekakuan otot dan nyeri sendi
Jika memiliki kualitas tidur yang buruk
Kontraindikasi 1. Seseorang yang dalam kondisi terserah penyakit menular
2. Seseorang yang dalam kondisi penyakit kulit dimana terdapat luka baru,
cedera akibat kecelakaaan atau aktivitas lainnya
Seseorang yang sedang menderita fraktur dan masih ditemukan bekas cedera
maupun luka dan belum sembuh total
Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

Persiapan Alat Minyak telon/ lotion


Persiapan Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman KOLOM CEKLIS
Lingkungan GERAKAN

Prosedur 1. Waktu pijat dapat dilakukan 10-20 menit


2. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet
tatkala dipijat
3. Garakan pertama disebut effluerage yaitu memijat dari
pergelangan kaki ditarik sampai ke jari-jari. Gerakan
dapat dilakukan sekitar 3-4 kali

4. Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu


menarik dari pergelangan kaki hingga sampai ujung
jari melewati perselangan kaki diakhiri dengan tarikan
kecil pada jari. Gerakan ini dilakukan pada semua jari
kaki, dari kelingking hingga jempol

5. Setelah itu, dilakukan seperti gerakan pertama tetapi


dengan menungkupkan semua telapak tangan pada
atas dan bawah telapak kaki, ditarik lembut dari
pergelangan kaki hingga ke jari kaki. Gerakan ini
dilakukan 3-4 kali
6. Lakukan pemijatan pada daerah tumit dengan gerakan
melingkar. Penekanan pemijatan dilakukan pada
jempol tangan yang dilakukan seperti gerakan-gerakan
memutar kecil searah jarum jam. Gerakan ini dapat
dilakukan sebanyak 3-4 kali

7. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan


penenakanan pada jempol, jari telunjuk, dan jari
tengah dengan membuat gerakan tarikan dari mata
kaki kearah tumit. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3-4
kali

8. Lakukan pemijatan penekanan yang berfokus pada


jempol, mengusap dari telapak kaki bagian atas hingga
ke bawah. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3-4
kali
Evaluasi Tanya perasaan klien sebelum dan setelah dilakukan swedish foot massage

Dokumentasi Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

Referensi Hakam, Mulia, Kushariyadi, dan Riska Indah Permatasari. (2021). Swedish Foot
Massage Therapy for the Treatment of Blood Pressure and Pulse Rate in
Hypertension. The 3rd Joint International Conferences, ISBN : 978-602-
99020-8-2.

DAFTAR PUSTAKA

Ainun, Kamaliah, Kristina, dan Srimis Leini. (2021). Terapi Foot


Massage untuk Menurunkan dan Menstabilkan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Abdimas Galuh, Vol 3, No 2, 328-336.
Fahriyah, Nur Rizki, Karina Megasari, dan Sheva Nur. (2021). Pengaruh
Terapi Swedish Massage terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Lansia dengan Hipertensi. Jurnal JKFT : Universitas Muhamadiyah
Tangerah, Vol 6, No 1.
Hakam, Mulia, Kushariyadi, dan Riska Indah Permatasari. (2021).
Swedish Foot Massage Therapy for the Treatment of Blood Pressure
and Pulse Rate in Hypertension. The 3rd Joint International
Conferences, ISBN : 978-602-99020-8-2.
Oliver, J. (2019). Hipertensi usia lansia. Hilos Tensados, 1, 1-476.
Suhari, Mohammad Gagan, dan Widya Addiarto. (2022). The Effect of
Swedish Foot Massage Therapy on Blood Pressure Reduction in
Hypertension Patients. Indonesian Journal of Health Care
Management, Vol 2, Issue 2.
Suranata, Faradilla Miftah, et al. Slow Deep Breathing dan Alternate
Nostril Breathing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi. Jurnal keperawatan silampari, 2019, 2.2: 160-175.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi 1). Jakarta: DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1). Jakarta:
DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 1).
Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai