EGS-
09050010
Disusun Oleh :
Diyan Pratama Sari (2107035)
Endang Sriwiji Mumpuni (2107036)
Kurniawan Hamdani (2107047)
Martyastuti Gandarini (2107051)
Siswinda Cahyani M. (2107063)
Siswanto (2107062)
Susilowati (2107066)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna dan
memberikan manfaat khususnya mahasiswa dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penulisan 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Waham 7
B. Tanda dan Gejala Waham 7
C. Penyebab Waham 8
D. Diagnosa Waham 9
E. Pohon Masalah 9
F. Penatalaksanan Waham 9
G. Tindakan Keperawatan generalis pada klien waham. 11
H. Strategi Pelaksanan 14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan
makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang
menyatakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal. Ada pula yang
menyatakan manusia adalah makhluk yang hina dan rendah karena diciptakan dari
tanah. Ini semua menandakan bahwa manusia adalah makhluk misterius (masalah
manusia yang multikompleks), dan manusia umumnya tidak mampu mengetahui
hakikat manusia secara utuh (Asmadi, 2008). Kesehatan jiwa, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai “keadaan sehat fisik,
mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit”. Orang yang
memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung
jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam kehidupan sehari-hari, dan puas
dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri (Videbeck, 2008). Menurut
UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966, kesehatan jiwa adalah kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, 2 emosional secara optimal dari
seseorang, dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain (Direja, 2011).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual. Praktik
keperawatan yang bersifat humanistik dan berorientasi pada kepentingan klien
adalah penerapan dari ilmu pengetahuan, prinsip dan kiat keperawatan (Azizah,
2011). Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan
dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi
sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi,
atau komunitas. American nurse Association mendefinisikan keperawatan
kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri yang
bermanfaat sebagai kiatnya (Stuart, 2007). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai
4
tingkat kesehatan yang optimal, Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan
profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologis, psikologi sosial, dan spiritual 3 secara komprehensif diajukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup
manusia” ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991). Berdasarkan definisi diatas
fokus pertama pada klien keperawatan jiwa adalah promotif dan preventif. Hal ini
penting mengingat kekambuhan klien gangguan jiwa tetap tinggi sekitar 15- 20%.
Perawatan klien yang sudah menderita gangguan jiwa sangat lama antara 1-10
tahun. Hal itu memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sumber daya yang sangat
banyak. Waham adalah suatu kepercayaan keyakinan atau ide yang salah dan
bertentangan dengan suatu kenyataan yang tidak ada kaitannya dengan latar
belakang budaya (Direja, 2011). Menurut Stuart Gail W ( 2007 ), akibat bila
waham tidak diatasi adalah: klien dengan waham dapat berakibat terjadinya risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
5
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah tersebut maka perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penulisan makalah
ini bertujuan sebagai berikut :
6
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
WAHAM
A. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan
dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih
sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. Waham merupakan suatu
keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni, 2012).
7
m. Hiperaktif
n. Menarik diri
o. Tidak bisa merawat diri
C. Penyebab/Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi dari gangguan isi pikir waham adalah :
a. Teori Biologi
Faktor-faktor genetik ikut mempengaruhi perkembangan
psikologis. Bila suatu individu memiliki anggota keluarga dengan
kelainan psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi
untuk mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian
terbaru menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya
merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada hipokampus
otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin
neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan
dan gangguan dalam asosiasi.
b. Teori Psikososial
Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan
ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan
psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan
secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan
menerima pesan-pesan yang membingungkan yang menyebabkan
ketidakmampuan anak mempercayai orang lain. Kelainan psikosis
dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat
stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu
cenderung akan berespon maladaptif.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dari gangguan isi pikir waham adalah:
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran
8
umpan balik otak yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.
b. Stres lingkungan
Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres
yang berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan prilaku.
c. Pemicu gejala
Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang
berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku individu
seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa bermusuhan
atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan berhubungan
interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan dan
sebagainya.
C. Diagnosa Keperawatan
Waham
D. Pohon Masalah
9
E. Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien
kembali ke masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain,
klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak
mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti
terapi modalitas yang terdiri dari:
a. Terapi aktivitas
1) Terapi seni
Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan seni
2) Terapi musik
Focus: mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu menikmati dengan
relaksasi musik yang disukai klien.
3) Terapi menari
Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh
4) Terapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif, meningkatkan partisipasi
dan kesenangan klien dalam kehidupan.
b. Terapi sosial
Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat,
klien lain, perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat.
c. Terapi kelompok
1) Kelompok terapeutik
2) Terapi aktivitas kelompok
2. Psikofarmaka
a. Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita
skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberi
dalam dua tahun penyakit.
10
b. Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermanfaat pada penderita
dengan psikomotorik yang meningkat.
3. Psikosomatik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang
grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang
listrik 4-5 joule/detik.
11
2) SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan
membantu mempraktekkannya
a) Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien
b) Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien
c) Melatih kemampuan positif yang dipilih
d) Melatih klien memasukkan kemampuan positif yang dimiliki
dalam jadual kegiatan harian
3) SP 3 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan
prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian
tidak minum obat.
a) Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis,
frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum obat).
b) Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum
obat dengan klien
c) Melatih klien cara minum obat secara teratur
d) Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur
ke dalam jadwal kegiatan harian.
4) Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
a) Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi
kebutuhannya
b) Melatih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuhannya
c) Melatih klien memasukkan kegiatan memenuhi kebutuhan ke
dalam jadwal kegiatan harian
b. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien waham
a. Tujuan keluarga mampu
1) Mengenal masalah waham
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien waham
3) Merawat klien waham
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien waham
12
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga
1) SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan
keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya
masalah; dan obat pasien
a) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien
waham
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
resiko perilaku kekerasan
2) SP 2 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat
klien waham
a) Menjelaskan cara merawat klien waham
b) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan orientasi realita
c) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk minum obat dengan prinsip 6 benar.
d) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi karena waham dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
e) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
latihan kemampuan positif yang dimiliki
3) SP 3 Keluarga : Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin
terjadi pada klien waham
a) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada
klien waham
b) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien
waham
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk follow up, cara rujukan kesehatan klien
dan mencegah kekambuhan
a) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
tersedia
b) Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
13
c) Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
d) Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk ke
pelayanan kesehatan.
L. Strategi Pelaksanaan
1. Pada Klien
SP.1 Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi mas, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES KARYA HUSADA
yang akan merawat mas, Nama Saya Abdul Salam Adiko, senang dipanggil
Abdul. Nama mas siapa?mas Senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan mas hari ini? Apa yang mas R rasakan saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
”Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang apa yang
dirasakan mas saat ini. Bagaimana kalau20 menit.”Apakah mas bersedia?”
KERJA
“Saya mengerti mas merasa bahwa mas adalah seorang nabi, tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak
adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus mas rasakan?
Jadi mas merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri mas sendiri?”
“Siapa menurut mas yang sering mengatur-atur diri mas?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya mas, juga kakak dan adik mas
yang lain?”
“Kalau mas sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus mas sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut mas”
14
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mas ingin ada kegiatan diruangan ini
ya”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan saya?”Apa
saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau jadual ini mas coba lakukan, setuju mas?”
Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
RTL
“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”
”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Mas miliki? Mau di
mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”
15
“Bisa mas R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur,
siapa yang dulu mengajarkannya kepada mas B, dimana?
“Bisa mas R peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik
itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan mas R ini ya, berapa kali
sehari/seminggu mas R mau bermain catur?”
“Apa yang mas R harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan mas R yang lain selain bermain catur?”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan amas?”
“Setelah ini coba mas R lakukan latihan catur sesuai dengan jadual yang
telah kita buat ya?”
RTL
“Besok kita ketemu lagi ya mas?”
“Bagaimana kalau besok sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya
setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas R minum,
setuju?”
“Bagaimana kalau sekarang mas R teruskan kemampuan bermain catur
tersebut…….”
16
SP 3. Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Abdul dari
STIKES KARYA HUSADA pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah sudah dicoba terus
latihan bermain caturnya?” “Bagus sekali”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang mas R minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”
“Berapa lama mas R mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
KERJA
“Mas R berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Mas R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini
diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut mas R terasa kering, untuk membantu
mengatasinya amas bisa banyak minum ”
“Sebelum minum obat ini mas R dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mas R tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter”.
17
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang mas
R minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan mas. Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!”
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
18
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tadi?” “Aakah ada
pertanyaan?”
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
2. Pada Keluarga
SP.1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah menjelaskan proses
terjadinya masalah; dan obat pasien
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES KARYA HUSADA
yang akan merawat mas R, Nama Saya Abdul Salam Adiko. Manehat senang
dipanggil Abdul. Nama bapak/ibu siapa?Bapak/ibu Senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas R dan cara
merawat mas R di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini?”
“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA
“Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan mas
R ini?yang terjadi pada mas R ini merupakan salah satu gangguan proses
berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali
anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan
mengatakan pertama: “Bapak/Ibu mengerti mas R merasa seorang nabi, tapi sulit
bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah
meninggal.”
19
“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji R jika ia melakukan hal-hal
yang baik.”
“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi
dengan R”
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan R tentang kebutuhan yang diinginkan
R, misalnya: “Bapak/Ibu percaya R punya kemampuan dan keinginan. Coba
ceritakan kepada bapak/ibu. R khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan
yang pernah dimiliki oleh anak)
“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba
berikan pujian) “Pak, bu, R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,
tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus
diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam,
jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat
menyebabkan R kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat memberikan
penjelasan tentang obat kepada klien). Mas R sudah mempunyai jadwal minum
obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat R di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali.”
RTL
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
20
SP.2 Melatih keluarga cara merawat pasien
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya, ya saya Abdul.
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini?
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Sesuai kontrak kemarin ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan
dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke mas R ya?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”
KERJA
“Sekarang anggap saya mas R yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba
bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila mas R sedang dalam
keadaan yang seperti ini”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang
dimiliki mas R. Bagus.”
“Sekarang coba cara memotivasi mas R minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat R”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada R?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat mas R?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk mas R”
RTL
21
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
SP.3 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien
waham
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?”
Ya saya perawat Abdul.
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang
kemarin sudah dipraktekan ke mas R?” “iya bagus”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Sesuai janji kemarin kita bertemu lagi ya pak/bu?”. Sekarang kita akan
mendiskusikan tentang dampak yang dapat terjadi pada mas R jika tidak dapat
menerima realita atau kenyataan, bagaimana?
“Apakah bapak/ibu ssetuju?”
“Disini saya ya, waktunya tidaqk lama sekitar 10 menit”.
KERJA
“Jadi mas R menganggap bahwa dirinya adalah seorang nabi yang pada
kenyataannya bukan seperti itu.”
Jika keadaan ini terus menerus terjadi tanpa ada yang memaparkan realita
kehidupan ke mas R, mas R akan hidup layaknya seperti apa yang dia fikirkan,
tanpa sadar mas R melakukan hal itu.”
Disini tugas bapak/ibu sebagai orang tua sangat diperlukan untuk memaparkan
realita kehidupan mas R bahwa mas R adalah seorang manusia biasa bukan
seorang nabi. Bagaimana apakah bapak ibu mengerti?”
22
“Bagus. Butuh ketekunan keuletan serta kesabaran untuk menjelaskan kepada
mas R, baik dijelaskan tiap harinya agar mas R mengingat kebenaran atas
dirinya sediri.”
TERMINASI
Evaluasi
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melakukannya?
RTL
“Alangkah baiknya besok kita bertemu lagi, untuk membahas tentang kesiapan
bapak/ibu dalam merawat mas R selama dirumah nanti.
23
KERJA
“Pak/Bu, ini jadwal mas R yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semu? Jangan lupa memperhatikan mas R, agar ia tetap
menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B
(bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya mas R mengaku
sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah sakit ya”.
TERMINASI
Evaluasi
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melanjutkan di rumah?”
RTL
“Jika mas R menunjukan tanda dan gejala yang aneh aneh lagi seperti mengaku
sebagai nabi, langsung saja periksakan lagi mas R ke rumah sakit”
“Terima kasih, sampai jumpa”.
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan sampai Evaluasi kepada klien
dengan waham curiga pada tanggal 25 November 2011 sampai 27
November 2011 dapat disimpulkan: 1) Penulis dapat Menggambarkan
hasil pengkajian keperawatan pada klien dengan Waham Curiga 2)
Mampu Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada masalah klien. 3)
Dapat Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah
klien dengan Waham Curiga 4) Dapat Mendiskripsikan implementasi pada
klien dengan Waham Curiga 5) Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan
yang dilakukan. 6) Untuk membantu klien berperan secara aktif dalam
hubungan terapeutik perawat-klien dilakukan dengan cara membina
hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
B. Saran
Perawat sebagai seseorang yang memberikan asuhan keperawatan pada
Klien, perlu melakukan pendekatan singkat namun sering dilakukan
sebagai upaya untuk membina hubungan saling percaya antara perawat
25
DAFTAR PUSTAKA
26