Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

PADA STRATEGI PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


PERTANIAN DI SLEMAN

Amalia Dian Utami1, Sri Yuliani2, Ummul Mustaqimah3


Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret
Email : amaliadianutami007@gmail.com
Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret
Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret

Abstract:The design of Sleman Agricultural Vocational High School (SMK Pertanian Sleman)
with the approach of ecological architecture is motivated by three things : the existence of
agricultural potential in Sleman, the prospect of Agricultural Vocational School in Sleman,
and the need to apply ecological architecture on buildings constructed in predominantly
agricultural area. SMK Pertanian Sleman aims to educate the community in the surrounding
area, create innovations, and aplace to learn modern agriculture. The method used is
architectural design that combines the ecological architecture essence according to Heinz
Frick, Wanda Widigdo, and V.A. Metallinaou which is combined with ecological architectural
components according to Ken Yeang. The result is the design of educational facility which
includesclassrooms, laboratories, mini market where students can sell their agricultre product,
and other support rooms.

Keywords: school of agriculture, ecological architecture, Sleman

I. PENDAHULUAN Data Pemerintah Kabupaten Sleman tahun


2016 menunjukkan bahwa hanya 3% SMK
Kabupaten Sleman adalah salah satu
yang menyediakan jurusan pertanian. Saat ini,
Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa
hanya tersedia dua SMK di Kabupaten Sleman
Yogyakarta yang memiliki salah satu sektor
yang memiliki jurusan pertanian..
unggulan yaitu sektor pertanian.Hal ini
dibuktikan dengan data berikut pada tahun SMK Pertanian yang direncanakan akan
2015, Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki jurusan Agribisnis Produksi
menyatakan bahwa sektor penyerap tenaga Tanaman dan Agribisnis Pengolahan Hasil
kerja terbanyak adalah sektor pertanian. Pertanian dan Perikanan. Untuk mendukung
Hampir setengah dari wilayah Kabupaten kegiatan belajar mengajar, sekolah ini akan
Sleman atau 22.233 ha adalah lahan pertanian memiliki fasilitas yang sesuai dengan standar
yang subur (Pemerintah Kabupaten Sleman, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
2016). tentang Standar Sarana Dan Prasarana untuk
Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah
Melihat potensi pertanian di Kabupaten
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) No 40 Tahun
Sleman, Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK
2008. Sekolah ini akan menerapkan sistem
Bidang Kedaulatan Pangan Sub Bidang
bertani yang memadukan pertanian dengan
Pertanian Tahun 2016 menyebutkan bahwa
teknologi modern.. Sekolah Menengah
idealnya di daerah tersebut perlu disediakan
Kejuruan Pertanian ini berusaha mendidik
infrastruktur dasar di bidang pertanian yang
siswanya agar dapat bertani dan berperilaku
salah satunya adalah SMK Pertanian.
secara cerdas dalam mengolah sumber daya
(Kementrian Pertanian Republik Indonesia,
alam tanpa merusak alam itu sendiri.Maka dari
2016a)SMK tersebut bertujuan untuk
itu, perlu suatu pendekatan arsitektur yang
mengedukasi masyarakat, khususnya generasi
dapat menjadi koridor agar bangunan, sistem,
muda.
dan kegiatan yang dilakukan di sekolah dapat
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …

berkesinambungan dengan alam, tanpa d. Menggunakan material lokal


merusaknya. e. Meminimalkan dampak negatif
pada alam
Arsitektur ekologis dapat dimaknai sebagai
f. Meningkatkan penyerapan gas
wadah pemenuhan kebutuhan terhadap
buang
aktivitas fisik maupun psikologis manusia
g. Menggunakan teknologi yang
yang mempertimbangkan hubungan timbal
mempertimbangkan nilai-nilai
balik terhadap lingkungan sekitarnya demi
ekologi.
kelestarian alam.Kaitannya dengan pertanian,
ekologi menjadi induk dari lingkungan. Prinsip-prinsip di atas akan menjadi
Pertanian menjadi sub dari ekologi yang saling kriteria pendekatan arsitektur ekologis
berkesinambungan. Penerapannya dalam pada bangunandengan cara diterapkan
pertanian terlihat pada pertanian organik. pada aspek arsitektur ekologis
Dengan pertanian organik maka kelestarian menurut Yeang (1999) (Lihat Gambar
ekologi akan terjaga dan terkait dalam 1). Prinsip tersebut juga dijadikan
permasalahan hubungan ekologi dan pertanian bahan untuk menganalisis pada tahap
maka hal ini sangat berhubungan. Bila analisis.
mengunakan pertanian organik maka Metode untuk menerapkan prisip
kelestarian ekosistem akan terjaga pula. arsitektur adalah dengan cara
Disinilah letak pentingnya pendekatan menjustifikasikan pada aspek
ekologis bagi kegiatan pertanian di SMK arsitektur ekologis. Aspek tersebut
Pertanian ini. terdiri dari :
a. Konfigurasi bentuk bangunan
Dasar pertimbangan penerapan arsitektur
b. Orientasi bangunan
ekologis pada rancangan bangunan SMK
c. Fasad dan Bukaan
Pertanian adalah Perda Kabupaten Sleman
d. Sumber Energi
Nomor 2 Tahun 2015, yang menyatakan
e. Energi yang dikonsumsi
bahwa bangunan gedung harus bertanggung
f. Kontrol Lingkungan
jawab terhadap lingkungan dan sumber daya
g. Sumber material
alam. Di samping itu, terdapat pula fakta yang
h. Hasil penggunan material
menunjukkan bahwa 40 % energi dan material
i. Tapak
dunia dikonsumsi bangunan gedung. Sebagai Diterapkan melalui
respon dari fakta tersebut, maka diperlukan
pendekatan arsitektur ekologis pada bangunan
SMK ini agar dapat menghemat energi
(Sukawi Widigdo, 2008). Selain itu, penerapan
arsitektur ekologis dapat menekan penggunan
energi yang berlebihan misal listrik, air, dan
bahan bakar.

II. METODE
Metode perancangan yang dilakukan terlebih
dahulu adalah memilih teori arsitektur ekologis Gambar 1.Penerapan Arsitektur Ekologis
yang sesuai. Teori yang sesuai adalah teori Sumber : Frick (2007), Widigdo (2008),
milik Frick (2007), Widigdo (2008) dan Metallinaou (2006) dan Yeang (1999) diolah oleh
Metallinaou (2006) tentang Arsitektur Amalia Dian Utami
Ekologis. Berdasarkan pendapat para ahli-ahli
tersebut, pada intinya pendekatan arsitektur III. HASIL DAN PEMBAHASAN
ekologis pada arsitektur mengarah ke : Kondisi eksisting tapak merupakan suatu hal
a. Memelihara sumber daya alam.
yang diperhatikan karena dalam arsitektur
b. Mengelola tanah, air dan udara
ekologis, terdapat prinsip berupa
c. Menggunakan sistem-sistem
memeliharasumber daya alam yang berarti
bangunan yang hemat energi
harus memelihara tapak tersebut dan

341
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348

memanfaatkan potensi yang ada pada tapak. Penerapan arsitektur ekologis akan diuraikan
Dengan memanfaatkan potensi tapak, hal yang dalam tujuh prinsip.Penerapan pertama adalah
ingin dicapai adalah dapat mengelola tanah,air, memelihara sumber daya alam yang akan
udara, meminimalkan dampak negatif terhadap dicapai dengan kriteriamenghadirkan banyak
alam, meningkatkan penyerapan gas buang. ruang terbuka untuk mempertahankan
Kriteria tersebut diterapkan dengan cara tidak keberadaan pohon. Untuk mengahadirkan
menggusur vegetasi eksisting pada tapak. banyak ruang terbuka, yang perlu diperhatikan
adalah penataan komposisi massa.Penataan
Proses yang dilakukan adalah dengan
massa terpecah akan memberikan ruang
mengidentifikasi kondisi tapak yang berupa
terbuka yang lebih banyak sehingga semakin
lahan seluas kurang lebih 1.5 ha yang berada
banyak tumbuhan yang dapat dipertahankan
di Dusun Delisari, Desa Ambarketawang,
dari tapak asli, semakin besar luas lahan yang
Kecamatan Gamping (lihat Gambar 2).
dapat digunakan untuk budidaya tanaman,
semakin besar kesempatan air hujan masuk ke
dalam tanah (lihat Gambar 3).

Gambar 2.Kondisi Tapak

Keadaan tapak berupa lahan kosong bekas


persawahan dan ditumbuhi vegetasi baik pada
batas-batas tapak maupun di bagian tengah
tapak yang terdiri dari pohon peneduh, pohon
pengiring, pohon pendinding. Hasilnya pohon- Gambar 3. Ruang Terbuka pada Bangunan
pohon akan dipertahankan dengan cara pohon
peneduh akan berfungi sebagai penaung agar Penerapan prinsip kedua adalah mengelola
bangunan tidak terkana panas matahari yang tanah, air, dan udarayang masih berhubungan
berlebihan, pohon pendinding dapat prinsip pertama yaitu memelihara sumber daya
dipertahankan untuk menjadi batas tapak alami alam yang ada. Tujuannya agar bangunan
atau dipadukan dengan pagar, pohon pengarah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan
dapat dipadukan dengan path karena dapat cara memaksilmalkan potensi alam yang telah
memperjelas alur path, tanaman pelantai dapat dikelola.Prinsip ini berusaha agarair dapat
tetap dipertahankan atau dipadukan dengan terserap ke tanah, adanya pemisahan sampah
paving block sebagai penutup tanah (lihat organik dan anorganik untuk memelihara
Gambar 2). tanah, dan adanya ruang terbuka sebagai
tempat hidup pohon yang dapat menyediakan
suplai udara bersih.
Air dimasukkan ke tanah dengan adanya ruang
untuk merembeskan air dengan cara membuat
perkerasan hanya di bagian yang perlu yaitu
jalan setapak. Jalan setapak pun menggunakan
material perkerasan yang terdapat lubang yang
dapat memberi peluang air masuk ke
tanahseperti grass block (lihat Gambar 4).

Gambar 2.Vegetasi Eksisting yang Dipertahankan

342
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …

komponen tambahan seperti selasar dan


teritisan (lihat Gambar 6).

Gambar 6.Pemanfaatan Pencahayaan dan


Gambar 4.Penggunaan Perkerasan Grass Block Penghawaan Alami pada Ruangan

Dalam hal memelihara tanah, perlu adanya Penerapan prinsip keempat adalah prinsip
tindakan untuk menhindarkan tanah menggunakan material lokal dengan cara
terkontaminasi bahan yang sulit terurai. menggunakan material yang mudah didapat
Caranya dengan adanya pemisahan sampah dari sekitar tapak yang aman dan sehat bagi
organik dan anorganik.Sampah organik berupa kesehatan dan mengekspos penggunaan
dedaunan hasil praktik siswa dapat langsung material lokal pada beberapa bagian bangunan.
dibuang ke tanah karena dapat terurai dan Material adalah komponen yang dapat dilihat
dapat menyuburkan tanah. Untuk sampah dan dirasakan sehingga harus
anorganik yang sulit terurai akan didaur ulang merepresentasikan penerapan arsitektur
terlebih dahulu menjadi benda-benda yang ekologis.Pada prinsip ekologis, material yang
bermanfaat. termasuk adalam arsitektur ekologis adalah
Dalam hal memelihara udara, hal yang material yang mudah didapatkan dari
dilakukan adalah memunculkan banyak ruang lingkungan sekitar dan dampak
terbuka. Semakin banyak ruang terbuka, penggunaannya yang tidak berbahaya bagi
semakin banyak pula pohon yang dapat lingkungan.Material lokal atau yang paling
tumbuh pada tapak sehingga suplai udara segar banyak terdapat di sekitar lokasi adalah pasir,
akan meningkat (lihat Gambar 5). batu kali, batu alam, batu bata dan genteng
tanah liat dan bambu (lihat Gambar 7).

Gambar 5. Pohon sebagai sumber udara segar Gambar 7. Penggunaan Material Ekologis

Penerapan prinsip ketiga adalah menggunakan Penerapan prinsip kelima adalah prinsip
sistem bangunan hemat energi yang dalam hal meminimalkan dampak negatif pada alam
ini berusaha memaksimalkan pemanfaatan yang berusaha untuk mengurangi pencemaran
sumber daya dari alam terutama cahaya terhadap udara, air, tanah.Sebagai bangunan
matahari dan angin yang dimanfaatkan dalam yang ekologis, bangunan ini juga harus
hal pencahayaan dan dimanfaatkan panasnya meminimalkan dampak buruk terhadap
dan angin juga dimanfaatkan dalam hal lingkungan.Artinya, sesuatu yang berpotensi
penghawaan.Dalam hal pencahayaan, karena mencemari lingkungan sebisa mungkin diolah
matahari juga menghsilkan panas, maka untuk secara mandiri pada bangunan agar dampak
menghindari panas yang berlebihan dari, hal buruknya tidak mencemari lingkungan luar.
yang dilakukan adalah menambahkan Penerapannya adalah dengan cara mengolah

343
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348

sampah dari hasil praktik yaitu sampah didesain dipastikan dapat memenuhi
dedaunan untuk dijadikan kompos, mengolah kebutuhan dari kegiatan para pelaku.Hal ini
limbah dari kegiatan, dan mengolah air kotor dimaksudkan untuk menghindari adanya ruang
untuk dimanfaatkan menjadi air untuk yang tidak terpakai atau luasan ruang yang
menyiram tanaman praktek dan diolah menjadi tidak sesuai.Semakin efektif ruang yang
biogas, menggunakan kembali material yang didesain, semakin hemat dan efektif pula
sudah tidak terpakai dari hasil pembangunan penggunan lahan. Untuk mencapai kriteria
untuk diaplikasikan pada elemen-elemen tersebut, maka hal yang dilakukan adalah
bangunan. mmenentukan ruang-ruang didasarkankan
pada kebutuhan pengguna sehingga harus bisa
mengakomodir berbagai kegiatan tersebut
kemudian menyusun peruangan
memperhatikan keterkaitan antar satu ruang
dengan yang lain agar suatu bangunan dapat
berfungsi secara maksimal. Agar
mengefektifkan penggunaan lahan mengingat
diperlukan pula banyak ruang terbuka,
penyusunan peruangan yang aling
Gambar 8. Penggunaan material bekas berhubungan adalah disusun secara vertikal
(lihat Gambar 9).
Penerapan prinsip kelima adalah
meningkatkan penyerapan gas buang.Gas
buang dapat diserap dengan adanya komponen
alami yaitu pohon.Tidak hanya menyerap,
pohon juga dapat menghasilkan oksigen untuk
menghasilkan kualitas udara yang lebih
baik.Semakin banyak ruang terbuka, semakin Gambar 9.Penyusunan Ruang Secara Vertikal
banyak pohon yang dapat dipertahankan dan
dilestarikan.Untuk itu, diperlukan banyak Seperti yang telah disebutkan, SMK Pertanian
ruang terbuka sebagai tempat hidup pohon ini membutuhkan ruang terbuka sebagai sarana
tersebut. Ruang terbuka didapatkan melalui untuk menerapkan prinsip arsitektur
massa yang ramping. ekologis.Maka, konfigurasi bentuk
Penerapan prinsip keenam adalah bangunanakan menjadi pertimbangan agar
menggunakan teknologi yang dapat memunculkan ruang terbuka. Dalam hal
mempertimbangkan nilai-nilai ekologi.Tujuan ini, maka kriteria dalam menentukan massa
dari penggunaan teknologi tersebut misalnya adalah massa yang dapat menyesuaikan bentuk
untuk meminimalkan dampak negatif pada tapak yaitu trapesium, dapat memberi ruang
alam dan untuk menghemat energi. pada vegetasi yang telah ada pada tapak, dapat
Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberi ruang untuk ruang terbuka hijau
memudahkan proses tersebut. Prinsip ini sesuai peraturan daerah yang berlaku, dapat
berusaha untuk menggunakan teknologi untuk memberi kesan formal karena banguna
megolah limbah dari kegiatan.Mengingat berkaitan dengan kegiatan pendidikan, dapat
lingkungan sekitar tapak masih terdpat memperbanyak ruang terbuka sebagai tempat
persawahan dan selokan irigasi, maka hal yang hidup pepohonan
paing krusial diterapkan adalah meminimalisir Bentuk yang digunakan adalah bentuk yang
adanya limbah.Maka, penggunaan teknologi dapat memberikan kesan wajar, fleksibel,
dalam hal ini diterapkan untuk mengolah mudah diatur dan mempunyai optimasi ruang
limbah menjadi biogas dan menggunakan filter yaitu bentuk balok.(Lihat Gambar 8).Balok
untuk mengolah air tampungan hujan untuk juga dapat menyebarkan angin karena
digunakan kembali untuk berbagai keperluan. bentuknya yang ramping, tanpa terjadi
Dalam arsitektur ekologis, peruangan juga turbulensi yang berlebihan pada
perlu diperhatikan agar setiap ruang yang bangunan.Bentuk balok yang ramping juga

344
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …

berpotensi mendapat sinar matahari secara Seperti yang telah disebutkan, bangunan
merata di seluruh bagian. sekolah ini akan memaksimalkan potensi alam
Untuk mendukung sistem struktur, struktur terutama matahari dan angin. Untuk
yang digunakan adalah rigid frame dengan mendapatkannya, maka perlu ditentukan arah
pondasi yang digunakan adalah sistem pondasi hadap yang tepat agar cahaya matahari dan
tiang pancang.Modul struktur yang dipakai angin dapat masuk ke ruangan sehingga
khususnya pada kelas (bangunan berfugsi secara optimal.Jika dilihat dari
pembelajaran) dan laboratorium (bangunan kejadian sehari-hari, matahari terbit di sisi
praktek) adalah 4x6 dengan memperhitungkan timur dan tenggelam di sebelah barat sehingga
luasan ruang kelas sesuai standar yaitu 48 semua sisi baik timur, barat, utara, selatan,
m2.(Lihat Gambar 10) akan tetap mempunyai potensi sinar matahari.
Bukaan pada ruang-ruang khusunya ruang
kelas dan kantor dapat diletakkan pada sisi
utara, selatan, maupun timur. Bukaan di sisi
barat dapat dilindungi dengan cara
mempertahankan pohon eksisting atau dengan
menambahkan secondary skin (lihat Gambar
12).

Gambar 10. Konfigurasi Massa

Dalam hal tapak khusunya penzoningan, zona-


zona disusun sesuai dengan
kebutuhannya.Tujuannya agar mempermudah
dalam hal pencapaian dan memenuhi
kebutuhan khusus misalnya privasi dan Gambar 12. Penambahan Selasar
ketenangan.Zona-zona akan disusun secara
vertikal sebagai penerapan prinsip arsitektur Mengenai arah hadap untuk menentukan point
ekologis yaitu menghemat penggunaan lahan. of interestpada bangunan, perdasarkan kondisi
Makan, untuk penyusunan posisi zona, zona eksisting yang mempertimbangkan letak jalan
umum atau penunjang berada pada area yang raya, arah datang pengguna berasal dari arah
berhubungan dengan jalan raya agar mudah selatan dan timur. Dengan demikian, muka
dalam pencapaian, zona pertanian berada pada bangunan yang mengarah ke arah timur dan
area yang berhubungan dengan area pertanian selatan harus dibuat semenarik mungkin guna
(lihat Gambar 11). menjadi point of interest dari bangunan
tersebut (lihat Gambar 13).
Sedangkan dalam hal kemudahan pencapaian,
arah hadap bangunan untuk kegiatan praktik
dan lahan praktik diutamakan menghadap ke
arah barat atau utara agar berhubungan dengan
lahan pertanian di sekitar tapak.

Gambar 11. Pembagian Zonapada Bangunan


Gambar 13. Muka UtamaBangunan

345
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348

Suatu bangunan memerlukan suatu sisi atau sendiri yang dalam hal ini misalnya adalah air
fasad untuk dijadikan point of interest yang bersih. Bangunan sekolah ini juga berusaha
dapat berfungsi sebagai identitas bangunan dan untuk tidak membuang limbah ke lingkungan
sekaligus berfungsi sebagai representasi luar karena limbah akan diolah secara mandiri
penerapan arsitektur ekologis.Maka, untuk (lihat Gambar 13).
merepresentasikan pernerapan arsitektur
ekologis pada pada tampilan bangunan, maka
dilakukan penggunaan material yang tergolong
material ekologis yaitu Muka menggunakan
material lokal yang mudah didapatkan di
sekitar dan ramah lingkungan yaitu bambu,
batu bata, batu kali, dll, merepresetasikan
kegiatan pertanian di dalamnya dengan cara
pembuatan vertical garden yang berisi tanaman
praktik siswa dan menggunakan pot berupa
botol plastik yang telah didaur ulang siswa.
Sedangkan pohon-pohon peneduh yang ada di
sisi timur dan selatan dipertahankan atau
ditambah sehingga bangunan matahari tidak
masuk secara langsung sehingga suasana
bangunan lebih teduh dan sejuk. Pohon
munggur di sebelah barat juga akan
dipertahankan agar bangunan tidak terpapar
langsung cahaya matahari sore.
Gambar 13.Kontrol Lingkungan pada Bangunan

Metode perancangan dan proses analisis yang


dilakukan menghasilkan sebuah hasil berupa
desain rancangan SMK Pertanian dengan
pendekatan arsitektur ekologis (lihat gambar
Gambar 12. Fasad Bangunan
14).
Nama Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan
Hal yang juga penting dalam Pertanian. Lokasi obyek perancangan di Jl
perancangan bangunan dengan penerapan Wates, Kecamatan Gamping, Kabupaten
arsitektur ekologis adalah kontrol lingkungan Sleman. Luas Lahan: 22.163 m2, Luas
mengingat lingkungan sekitar tapak masih Bangunan: 4.432 m2 mengakomodasi kegiatan
terdpat persawahan dan selokan irigasi, maka Pendidikan, Pemasaran hasil praktek pertanian
hal yang paing krusial diterapkan adalah siswa.
meminimalisir adanya limbah. Maka, sebisa
mungkin, air buangan diolah menjadi hal yang
lebih bermanfaat missal menjadi air yang
layak digunakan untuk kegiatan praktik,
keperluan cuci tangan, memasak, mengolah
produk, dan keperluan metabolisme.Limbah
dari toilet juga diolah menjadi biogas agar
tidak mencemari tanah dan air.Dari
pengolahan ini akan dihasilkan sesuatu yang
dapat digunakan kembali yang dalam hal ini
digunakan untuk mengolah hasil pertanian.
Sebagai bangunan dengan pendekatan
Gambar 14.Penerapan Arsitektur Ekologis pada
arsitektur ekologis, maka sebisa mungkin Bangunan
bangunan dapat menyediakan kebutuhannya

346
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …

d. Menggunakan material lokal


e. Meminimalkan dampak negatif pada
alam
f. Meningkatkan penyerapan gas buang
g. Menggunakan teknologi yang
mempertimbangkan nilai-nilai
ekologis.
Karena objek yang dirancang berlokasi
di Sleman, maka yang menjadi faktor
utama penerapan arsitektur ekologis
adalah:
a. Lingkungan Kabupaten Sleman
b. yang didominasi lahan pertanian
sehinga sebisa mungkin tidak
tercemar agar terjaga kelestariannya.
c. Perda Kabupaten Sleman Nomor 2
Tahun 2015, yang menyatakan
bahwa bangunan gedung harus
bertanggung jawab terhadap
Gambar 15.Ekterior lingkungan dan sumber daya alam.

REFERENSI
Badan Lingkungan Hidup, 2014. Bidang
Pertanian. 2014.
Badan Pusat Statistika Kabuaten Sleman,
2016. Kabupaten Sleman Dalam
Angka.
Frick, H., 2007. Dasar-Dasar Arsitektur
Ekologis. Kanisius, Yogyakarta.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan » Republik Indonesia
[WWW Document], n.d. URL
http://www.kemdikbud.go.id/main/b
log/2016/10/kemendikbud-terus-
tingkatkan-pencapaian-program-
prioritas-pemerintah (accessed
11.7.16).
Kementrian Pertanian Republik
Indonesia, 2016. Petunjuk Teknis
Pemanfaatan DAK Bidang
Gambar 16. Interior Kedaulatan Pangan Sub Bidang
Pertanian Tahun 2016 11.
Lingga, P., 2009. Hidroponik Bercocok
IV. KESIMPULAN Tanam Tanpa Tanah. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Pada perancangan Sekolah Menegah Kejuruan
Metallinou, V.A., 2006. Ecological
pertanian dengan pendekatan arsitektur
Propriety and Architecture 86, 15–
ekologis ini, prinsip-prinsip yang diterapkan
22.
adalah
Pemerintah Kabupaten Sleman, 2016.
a. Memelihara sumber daya alam.
Pemerintah Kabupaten Sleman »
b. Mengelola tanah, air dan udara
Topografi [WWW Document]. URL
c. Menggunakan sistem-sistem bangunan
http://www.slemankab.go.id/profil-
yang hemat energi

347
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348

kabupaten-sleman/geografi/topografi
(accessed 11.7.16).
Sukawi, Widigdo. 2008. Ekologi
Arsitektur : Menuju Perancangan
Arsitektur Hemat Energi dan
Berkelanjutan 1.
Yeang, K., 1999. The Green Skyscraper:
The Basis for Designing Sustainable
Intensive Buildings. Prestel, United
Kingdom.

348

Anda mungkin juga menyukai