1 SM
1 SM
Abstract:The design of Sleman Agricultural Vocational High School (SMK Pertanian Sleman)
with the approach of ecological architecture is motivated by three things : the existence of
agricultural potential in Sleman, the prospect of Agricultural Vocational School in Sleman,
and the need to apply ecological architecture on buildings constructed in predominantly
agricultural area. SMK Pertanian Sleman aims to educate the community in the surrounding
area, create innovations, and aplace to learn modern agriculture. The method used is
architectural design that combines the ecological architecture essence according to Heinz
Frick, Wanda Widigdo, and V.A. Metallinaou which is combined with ecological architectural
components according to Ken Yeang. The result is the design of educational facility which
includesclassrooms, laboratories, mini market where students can sell their agricultre product,
and other support rooms.
II. METODE
Metode perancangan yang dilakukan terlebih
dahulu adalah memilih teori arsitektur ekologis Gambar 1.Penerapan Arsitektur Ekologis
yang sesuai. Teori yang sesuai adalah teori Sumber : Frick (2007), Widigdo (2008),
milik Frick (2007), Widigdo (2008) dan Metallinaou (2006) dan Yeang (1999) diolah oleh
Metallinaou (2006) tentang Arsitektur Amalia Dian Utami
Ekologis. Berdasarkan pendapat para ahli-ahli
tersebut, pada intinya pendekatan arsitektur III. HASIL DAN PEMBAHASAN
ekologis pada arsitektur mengarah ke : Kondisi eksisting tapak merupakan suatu hal
a. Memelihara sumber daya alam.
yang diperhatikan karena dalam arsitektur
b. Mengelola tanah, air dan udara
ekologis, terdapat prinsip berupa
c. Menggunakan sistem-sistem
memeliharasumber daya alam yang berarti
bangunan yang hemat energi
harus memelihara tapak tersebut dan
341
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
memanfaatkan potensi yang ada pada tapak. Penerapan arsitektur ekologis akan diuraikan
Dengan memanfaatkan potensi tapak, hal yang dalam tujuh prinsip.Penerapan pertama adalah
ingin dicapai adalah dapat mengelola tanah,air, memelihara sumber daya alam yang akan
udara, meminimalkan dampak negatif terhadap dicapai dengan kriteriamenghadirkan banyak
alam, meningkatkan penyerapan gas buang. ruang terbuka untuk mempertahankan
Kriteria tersebut diterapkan dengan cara tidak keberadaan pohon. Untuk mengahadirkan
menggusur vegetasi eksisting pada tapak. banyak ruang terbuka, yang perlu diperhatikan
adalah penataan komposisi massa.Penataan
Proses yang dilakukan adalah dengan
massa terpecah akan memberikan ruang
mengidentifikasi kondisi tapak yang berupa
terbuka yang lebih banyak sehingga semakin
lahan seluas kurang lebih 1.5 ha yang berada
banyak tumbuhan yang dapat dipertahankan
di Dusun Delisari, Desa Ambarketawang,
dari tapak asli, semakin besar luas lahan yang
Kecamatan Gamping (lihat Gambar 2).
dapat digunakan untuk budidaya tanaman,
semakin besar kesempatan air hujan masuk ke
dalam tanah (lihat Gambar 3).
342
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …
Dalam hal memelihara tanah, perlu adanya Penerapan prinsip keempat adalah prinsip
tindakan untuk menhindarkan tanah menggunakan material lokal dengan cara
terkontaminasi bahan yang sulit terurai. menggunakan material yang mudah didapat
Caranya dengan adanya pemisahan sampah dari sekitar tapak yang aman dan sehat bagi
organik dan anorganik.Sampah organik berupa kesehatan dan mengekspos penggunaan
dedaunan hasil praktik siswa dapat langsung material lokal pada beberapa bagian bangunan.
dibuang ke tanah karena dapat terurai dan Material adalah komponen yang dapat dilihat
dapat menyuburkan tanah. Untuk sampah dan dirasakan sehingga harus
anorganik yang sulit terurai akan didaur ulang merepresentasikan penerapan arsitektur
terlebih dahulu menjadi benda-benda yang ekologis.Pada prinsip ekologis, material yang
bermanfaat. termasuk adalam arsitektur ekologis adalah
Dalam hal memelihara udara, hal yang material yang mudah didapatkan dari
dilakukan adalah memunculkan banyak ruang lingkungan sekitar dan dampak
terbuka. Semakin banyak ruang terbuka, penggunaannya yang tidak berbahaya bagi
semakin banyak pula pohon yang dapat lingkungan.Material lokal atau yang paling
tumbuh pada tapak sehingga suplai udara segar banyak terdapat di sekitar lokasi adalah pasir,
akan meningkat (lihat Gambar 5). batu kali, batu alam, batu bata dan genteng
tanah liat dan bambu (lihat Gambar 7).
Gambar 5. Pohon sebagai sumber udara segar Gambar 7. Penggunaan Material Ekologis
Penerapan prinsip ketiga adalah menggunakan Penerapan prinsip kelima adalah prinsip
sistem bangunan hemat energi yang dalam hal meminimalkan dampak negatif pada alam
ini berusaha memaksimalkan pemanfaatan yang berusaha untuk mengurangi pencemaran
sumber daya dari alam terutama cahaya terhadap udara, air, tanah.Sebagai bangunan
matahari dan angin yang dimanfaatkan dalam yang ekologis, bangunan ini juga harus
hal pencahayaan dan dimanfaatkan panasnya meminimalkan dampak buruk terhadap
dan angin juga dimanfaatkan dalam hal lingkungan.Artinya, sesuatu yang berpotensi
penghawaan.Dalam hal pencahayaan, karena mencemari lingkungan sebisa mungkin diolah
matahari juga menghsilkan panas, maka untuk secara mandiri pada bangunan agar dampak
menghindari panas yang berlebihan dari, hal buruknya tidak mencemari lingkungan luar.
yang dilakukan adalah menambahkan Penerapannya adalah dengan cara mengolah
343
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
sampah dari hasil praktik yaitu sampah didesain dipastikan dapat memenuhi
dedaunan untuk dijadikan kompos, mengolah kebutuhan dari kegiatan para pelaku.Hal ini
limbah dari kegiatan, dan mengolah air kotor dimaksudkan untuk menghindari adanya ruang
untuk dimanfaatkan menjadi air untuk yang tidak terpakai atau luasan ruang yang
menyiram tanaman praktek dan diolah menjadi tidak sesuai.Semakin efektif ruang yang
biogas, menggunakan kembali material yang didesain, semakin hemat dan efektif pula
sudah tidak terpakai dari hasil pembangunan penggunan lahan. Untuk mencapai kriteria
untuk diaplikasikan pada elemen-elemen tersebut, maka hal yang dilakukan adalah
bangunan. mmenentukan ruang-ruang didasarkankan
pada kebutuhan pengguna sehingga harus bisa
mengakomodir berbagai kegiatan tersebut
kemudian menyusun peruangan
memperhatikan keterkaitan antar satu ruang
dengan yang lain agar suatu bangunan dapat
berfungsi secara maksimal. Agar
mengefektifkan penggunaan lahan mengingat
diperlukan pula banyak ruang terbuka,
penyusunan peruangan yang aling
Gambar 8. Penggunaan material bekas berhubungan adalah disusun secara vertikal
(lihat Gambar 9).
Penerapan prinsip kelima adalah
meningkatkan penyerapan gas buang.Gas
buang dapat diserap dengan adanya komponen
alami yaitu pohon.Tidak hanya menyerap,
pohon juga dapat menghasilkan oksigen untuk
menghasilkan kualitas udara yang lebih
baik.Semakin banyak ruang terbuka, semakin Gambar 9.Penyusunan Ruang Secara Vertikal
banyak pohon yang dapat dipertahankan dan
dilestarikan.Untuk itu, diperlukan banyak Seperti yang telah disebutkan, SMK Pertanian
ruang terbuka sebagai tempat hidup pohon ini membutuhkan ruang terbuka sebagai sarana
tersebut. Ruang terbuka didapatkan melalui untuk menerapkan prinsip arsitektur
massa yang ramping. ekologis.Maka, konfigurasi bentuk
Penerapan prinsip keenam adalah bangunanakan menjadi pertimbangan agar
menggunakan teknologi yang dapat memunculkan ruang terbuka. Dalam hal
mempertimbangkan nilai-nilai ekologi.Tujuan ini, maka kriteria dalam menentukan massa
dari penggunaan teknologi tersebut misalnya adalah massa yang dapat menyesuaikan bentuk
untuk meminimalkan dampak negatif pada tapak yaitu trapesium, dapat memberi ruang
alam dan untuk menghemat energi. pada vegetasi yang telah ada pada tapak, dapat
Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberi ruang untuk ruang terbuka hijau
memudahkan proses tersebut. Prinsip ini sesuai peraturan daerah yang berlaku, dapat
berusaha untuk menggunakan teknologi untuk memberi kesan formal karena banguna
megolah limbah dari kegiatan.Mengingat berkaitan dengan kegiatan pendidikan, dapat
lingkungan sekitar tapak masih terdpat memperbanyak ruang terbuka sebagai tempat
persawahan dan selokan irigasi, maka hal yang hidup pepohonan
paing krusial diterapkan adalah meminimalisir Bentuk yang digunakan adalah bentuk yang
adanya limbah.Maka, penggunaan teknologi dapat memberikan kesan wajar, fleksibel,
dalam hal ini diterapkan untuk mengolah mudah diatur dan mempunyai optimasi ruang
limbah menjadi biogas dan menggunakan filter yaitu bentuk balok.(Lihat Gambar 8).Balok
untuk mengolah air tampungan hujan untuk juga dapat menyebarkan angin karena
digunakan kembali untuk berbagai keperluan. bentuknya yang ramping, tanpa terjadi
Dalam arsitektur ekologis, peruangan juga turbulensi yang berlebihan pada
perlu diperhatikan agar setiap ruang yang bangunan.Bentuk balok yang ramping juga
344
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …
berpotensi mendapat sinar matahari secara Seperti yang telah disebutkan, bangunan
merata di seluruh bagian. sekolah ini akan memaksimalkan potensi alam
Untuk mendukung sistem struktur, struktur terutama matahari dan angin. Untuk
yang digunakan adalah rigid frame dengan mendapatkannya, maka perlu ditentukan arah
pondasi yang digunakan adalah sistem pondasi hadap yang tepat agar cahaya matahari dan
tiang pancang.Modul struktur yang dipakai angin dapat masuk ke ruangan sehingga
khususnya pada kelas (bangunan berfugsi secara optimal.Jika dilihat dari
pembelajaran) dan laboratorium (bangunan kejadian sehari-hari, matahari terbit di sisi
praktek) adalah 4x6 dengan memperhitungkan timur dan tenggelam di sebelah barat sehingga
luasan ruang kelas sesuai standar yaitu 48 semua sisi baik timur, barat, utara, selatan,
m2.(Lihat Gambar 10) akan tetap mempunyai potensi sinar matahari.
Bukaan pada ruang-ruang khusunya ruang
kelas dan kantor dapat diletakkan pada sisi
utara, selatan, maupun timur. Bukaan di sisi
barat dapat dilindungi dengan cara
mempertahankan pohon eksisting atau dengan
menambahkan secondary skin (lihat Gambar
12).
345
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
Suatu bangunan memerlukan suatu sisi atau sendiri yang dalam hal ini misalnya adalah air
fasad untuk dijadikan point of interest yang bersih. Bangunan sekolah ini juga berusaha
dapat berfungsi sebagai identitas bangunan dan untuk tidak membuang limbah ke lingkungan
sekaligus berfungsi sebagai representasi luar karena limbah akan diolah secara mandiri
penerapan arsitektur ekologis.Maka, untuk (lihat Gambar 13).
merepresentasikan pernerapan arsitektur
ekologis pada pada tampilan bangunan, maka
dilakukan penggunaan material yang tergolong
material ekologis yaitu Muka menggunakan
material lokal yang mudah didapatkan di
sekitar dan ramah lingkungan yaitu bambu,
batu bata, batu kali, dll, merepresetasikan
kegiatan pertanian di dalamnya dengan cara
pembuatan vertical garden yang berisi tanaman
praktik siswa dan menggunakan pot berupa
botol plastik yang telah didaur ulang siswa.
Sedangkan pohon-pohon peneduh yang ada di
sisi timur dan selatan dipertahankan atau
ditambah sehingga bangunan matahari tidak
masuk secara langsung sehingga suasana
bangunan lebih teduh dan sejuk. Pohon
munggur di sebelah barat juga akan
dipertahankan agar bangunan tidak terpapar
langsung cahaya matahari sore.
Gambar 13.Kontrol Lingkungan pada Bangunan
346
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …
REFERENSI
Badan Lingkungan Hidup, 2014. Bidang
Pertanian. 2014.
Badan Pusat Statistika Kabuaten Sleman,
2016. Kabupaten Sleman Dalam
Angka.
Frick, H., 2007. Dasar-Dasar Arsitektur
Ekologis. Kanisius, Yogyakarta.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan » Republik Indonesia
[WWW Document], n.d. URL
http://www.kemdikbud.go.id/main/b
log/2016/10/kemendikbud-terus-
tingkatkan-pencapaian-program-
prioritas-pemerintah (accessed
11.7.16).
Kementrian Pertanian Republik
Indonesia, 2016. Petunjuk Teknis
Pemanfaatan DAK Bidang
Gambar 16. Interior Kedaulatan Pangan Sub Bidang
Pertanian Tahun 2016 11.
Lingga, P., 2009. Hidroponik Bercocok
IV. KESIMPULAN Tanam Tanpa Tanah. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Pada perancangan Sekolah Menegah Kejuruan
Metallinou, V.A., 2006. Ecological
pertanian dengan pendekatan arsitektur
Propriety and Architecture 86, 15–
ekologis ini, prinsip-prinsip yang diterapkan
22.
adalah
Pemerintah Kabupaten Sleman, 2016.
a. Memelihara sumber daya alam.
Pemerintah Kabupaten Sleman »
b. Mengelola tanah, air dan udara
Topografi [WWW Document]. URL
c. Menggunakan sistem-sistem bangunan
http://www.slemankab.go.id/profil-
yang hemat energi
347
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
kabupaten-sleman/geografi/topografi
(accessed 11.7.16).
Sukawi, Widigdo. 2008. Ekologi
Arsitektur : Menuju Perancangan
Arsitektur Hemat Energi dan
Berkelanjutan 1.
Yeang, K., 1999. The Green Skyscraper:
The Basis for Designing Sustainable
Intensive Buildings. Prestel, United
Kingdom.
348