Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN
UPT SMP NEGERI 3 SOLEAR
Jl. Tigaraksa-Cikuya Ds. Munjul Kec. Solear Kab. Tangerang 15730
e-mail : smpn3solear@yahoo.co.id website : 20615927.siap-sekolah.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT SMP NEGERI 3 SOLEAR


KECAMATAN SOLEAR KABUPATEN TANGERANG
Nomor : 900/421.3/029/SMPN 3 SLR/2022

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM BOS UPT SMP NEGERI 3 SOLEAR
KECAMATAN SOLEAR KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2022

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan atas peraturan Menteri Pendidikan dan
kebudayaan No. 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Sekolah, perlu dibentuk Tim Bantuan Operasional Sekolah UPT SMPN 3 Solear;
b. bahwa pembentukan Tim Bantuan Operasional Sekolah UPT SMPN 3 Solear
sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Sekolah UPT SMPN 3 Solear;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5);
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku
yang digunakan oleh Satuan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 351);
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2016 tentang Komite Sekolah;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016 tentangPengelolaan Transfer
ke daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
447);
11. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 903/1043/SJ
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Satuan
Pendidikan Menengah Negeri dan Satuan Pendidikan Khusus Negeri yang
Diselenggarakan Pemerintah Provinsi
12. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 910/106/SJ tentang
Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan serta
Pertanggungjawaban Dana Bantuan Operasional Sekolah Satuan Pendidikan Negeri
yang Diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Membentuk Tim BOS Sekolah UPT SMPN 3 Solear Tahun Anggaran 2022.
Kedua : Menunjuk Anggota Tim BOS Sekolah UPT SMPN 3 Solear dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Tim BOS Sekolah UPT SMPN 3 Solear sebagaimana dimaksud pada diktumkesatu
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Mengisi, mengirim dan meng-update data pokok pendidikan secara lengkap ke
dalam sistem Dapodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memastikan data yang masuk dalam Dapodik sesuai dengan kondisi riil di
sekolah;
3. Memverifikasi kesesuaian jumlah dana yang diterima dengan data peserta didik
yang ada;
4. Menyelenggarakan pembukuan secara lengkap;
5. Memenuhi ketentuan transparansi pengelolaan dan penggunaan;
6. Menyusun dan menyampaikan laporan secara lengkap;
7. Bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan BOS yang
diterima;
8. Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa BOS
yang diterima telah digunakan sesuai Naskah Perjanjian Hibah (NPH) BOS; dan
9. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;
10. Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan pendidikan bebas pungutan setiap
hari diserambi Sekolah;
Keempat : Segala biaya yang dikeluarkan dari pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada
anggaran yang sesuai.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Solear
Pada Tanggal : 03 Januari 2022
Kepala UPT SMP Negeri 3 Solear,

H. ASEP SARIP HIDAYAT, S.Pd,.MM


NIP. 19701109 199603 1 004
Lampiran : Keputusan  Kepala UPT SMP Negeri 3 Solear
Nomor      : 900/421.3/029/SMPN 3 SLR/2022
Tanggal   : 03 Januari 2022

SUSUNAN TIM BOS SEKOLAH UPT SMP NEGERI 3 SOLEAR


KECAMATAN SOLEAR KAB TANGERANG
TAHUN ANGGARAN 2022

No Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Keterangan


H. ASEP SARIP Pembina Utama Penanggung jawab Kepala Sekolah
1. HIDAYAT, S.Pd,.MM Muda/IV.c
197011091996031004
Penata/III.c Bendahara merangkap Anggota Guru/Pegawai
SUHENDI, S.Pd
2. merangkap orang
197707132011011001
tua/wali siswa
- Anggota Komite, Orang
3. PATO SUPARTO
Tua/Wali Siswa
AKHMAD SUPRIADI, Pembina Muda Tk. Anggota Wakil Kepala Sekolah
4. M.Pd I/IV.a
197808052006041010
YULIANTI, S.Pd Penata /III.c Anggota PKS. Sarpras
5.
198507132011012003
NURLISA, S.Pd Penata/III.c Anggota PKS. Kesiswaan
6.
197111262006042006
LIA ISBANDIAH, S.Pd Penata/III.c Anggota PKS. Kurikulum
7.
198708132011012005
8. AGUSTAMI, S.Pd.I - Anggota PKS. Humas
- Anggota merangkap Staf/Operator
9. TUTI PUJIASTUTI, SE
Penanggung Jawab Pendataan

                                  
Ditetapkan di : Solear
Pada Tanggal : 03 Januari 2022
Kepala UPT SMP Negeri 3 Solear,

H. ASEP SARIP HIDAYAT, S.Pd,.MM


NIP. 19701109 199603 1 004
BERITA ACARA
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN ANGGARAN SEKOLAH
TAHUN 2022
Nomor : 425/421.3/139/SMPN 3 SLR/2022

Pada hari ini Senin tanggal Tiga bulan Januari Tahun Dua ribu dua puluh dua, telah dilaksanakan
penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai berikut :

1. Penyusunan dilaksanakan dari hari Senin tangga 09 Desember 2021 sampai dengan 03 Januari 2022.
2. Penyusun terdiri atas :
2.1. Kepala Sekolah;
2.2. Komite Sekolah;
2.3. Perwakilan orang tua/wali siswa;
2.4. Pembina eskul;
2.5. Pendidik;
2.6. Tenaga Kependidikan lainnya.
3. Acara penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS):
3.1. Pembukaan
3.2. Informasi penjelasan tentang juknis penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
(RKAS) sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3.2.1. Pembagian tugas berdasarkan Delapan Standar Nasional Pendidikan;
3.2.2. Pengumpulan hasil penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS);
3.2.3. Editing;
3.2.4. Penutup.
4. Ringkasan jalannya Penyusunan :
4.1. Pembukaan :
Dengan mengucapkan Bismillahirohmannirohim
rapat penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).
Acara rapat langsung dipimpin oleh Kepala UPT SMP Negeri 3 Solear.
4.2. Informasi/penjelasan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS):
Penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) harus berpedoman kepada :
4.2.1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 08 Tahun 2020 tentang
penggunaan dan larangan penggunaan dana BOS;
4.2.2. Juknis BOS Kota/Kab, Provinsi dan Pusat;
4.2.3. Pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah pada Tahun 2022 dilakukan
bersama-sama dengan Komite Sekolah dan orang tua/wali peserta didik dan
dilaksanakan secara demokratis serta transparan, sejalan dengan pendidikan untuk
semua, mengacu kepada:
4.2.3.1. Delapan Standar Nasional Pendidikan;
4.2.3.2. Pembiayaan/Anggaran berbasis kinerja;
4.2.3.3. Pembiayaan anggaran mengedepankan prinsip : efisien, efektif, transparan,
akuntabel, terukur (kualitas dan kuantitas) dan tertib administrasi; dan
4.2.3.4. Berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

Besar biaya satuan BOS diterima oleh sekolah, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan:

a. BOS Pusat/APBN : Rp. 1.110.000,-/peserta didik/Tahun


b. BOS Provinsi : Rp. 0,-/peserta didik/Tahun
c. BOS Kota/Kab : Rp. 246.000,-/peserta didik/Tahun

Kesimpulan hasil penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) :

Tim penyusun sepakat dengan keputusan hasil pengalokasian dana BOS pada delapan Standar
Nasional Pendidikan.
Selanjutnya, kami dengan ini menyatakan :
1. Sanggup menggunakan dana BOS sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana BOS Tahun Anggaran 2022 dalam rangka peningkatan mutu dan sarana prasarana
Pendidikan;
2. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pengeluaran dana sesuai dengan perencanaan teknis dan
rencana anggaran biaya (RAB) yang telah disepakati;
3. Sanggup melaksanakan penggunaan dana sesuai ketentuan yang berlaku;
4. Bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan penggunaan anggaran secara transparan
dengan memberikan informasi secara terbuka melalui rapat dan papan pengumumam baik
secara insidentil maupun berkala.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaima namestinya.

Penanggung Jawab Kegiatan


Kepala UPT SMP Negeri 3 Solear

H. ASEP SARIP HIDAYAT, S.Pd.,MM


NIP. 19701109 199603 1 004
DAFTAR HADIR
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN ANGGARAN SEKOLAH
TAHUN 2022

N
NAMA/NIP JABATAN KETERANGAN TANDA TANGAN
O

H. ASEP SARIP
1. HIDAYAT, S.Pd,.MM Penanggung jawab Kepala Sekolah
197011091996031004
SUHENDI, S.Pd Bendahara Guru/Pegawai merangkap
2.
197707132011011001 merangkap Anggota orang tua/wali siswa

3. PATO SUPARTO Anggota Komite, Orang Tua/Wali Siswa

AKHMAD SUPRIADI,M.Pd
4. Anggota Wakil Kepala Sekolah
197808052006041010

YULIANTI, S.Pd
5. Anggota PKS. Sarpras
198507132011012003

NURLISA, S.Pd
6. Anggota PKS. Kesiswaan
197111262006042006

LIA ISBANDIAH, S.Pd


7. Anggota PKS. Kurikulum
198708132011012005

8. AGUSTAMI, S.Pd.I Anggota PKS. Humas

Anggota merangkap
9. TUTI PUJIASTUTI, SE Penanggung Jawab Staf/Operator
Pendataan

                                  
Solear, 03 Januari 2022
Kepala UPT SMPN 3 Solear,

H. ASEP SARIP HIDAYAT, S.Pd,.MM


NIP. 197011091996031004

PENGANTAR PENYUSUNAN RKS DAN RKT


A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan utama pemerintah Indonesia di bidang pendidikan adalah menuntaskan Pendidikan
Dasar 9 Tahun. Mulai dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang Perlindungan Anak, Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan-perundangan yang ada saat ini telah menjadi bukti
keseriusan pemerintah untuk menyediakan pendidikan dasar bagi semua anak berumur 7 sampai
dengan 15 tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional telah memilih
Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) sebagai salah satu strategi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2020-2024, Kementerian
Pendidikan Nasional telah menetapkan visi: “Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional
untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif.” Layanan prima pendidikan nasional adalah
layanan pendidikan yang:
1. tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara;
2. terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;
3. berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, dunia usaha, dan
dunia industri;
4. setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas dengan
memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi, gender, dan
sebagainya; dan
5. menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.
Untuk mencapai visi tersebut di atas, Kemendiknas telah menetapkan sasaran strategis, diantaranya:
Angka Partisipasi Sekolah (APS) kelompok usia 7-12 tahun mencapai 99,9% dan kelompok usia 13-15
tahun mencapai 96% pada tahun 2014. Artinya, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini melalui
Kementerian Pendidikan Nasional akan berusaha keras untuk membuat semua anak Indonesia yang
berusia 7-15 tahun mendapat pelayanan sekolah yang bermutu dan relevan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2005, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah memperkecil
hambatan terbesar penyelenggaraan pendidikan dasar, yaitu besarnya biaya yang harus ditanggung
oleh orang tua peserta didik. Program BOS ini, memberikan subsidi kebutuhan belanja Sekolah kepada
semua SD/MI serta SMP/MTs (negeri dan swasta), sehingga biaya pendidikan secara keseluruhan
berkurang.
Bagi orang tua peserta didik, program BOS ini akan membantu dalam:
1. mengirim anak-anak ke sekolah (peningkatan akses),
2. membuat anak-anak tetap bersekolah, atau pengurangan jumlah anak putus Sekolah (dropout), dan
3. mengirim anak-anak ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (peningkatan transisi dari SD ke SMP).
Sedangkan bagi Sekolah, program ini akan dapat:
1. meningkatkan mutu pendidikan, dan
2. mengembangkan otonomi Sekolah.
Mulai tahun 2010, Program BOS bukan lagi hanya berorientasi pada pengurangan biaya pendidikan,
tetapi juga berupaya meningkatkan kinerja Sekolah. Jika sebelum tahun 2010 penggunaan dana BOS
hanya didasarkan kepada peruntukannya, sejak 2010 penggunaan dana BOS dikaitkan dengan jenis
program yang didanainya. Dengan menghubungkan penggunaan dana BOS dengan program Sekolah,
maka bisa diketahui sejauhmana dana BOS digunakan untuk membiayai program-program yang
memang dibutuhkan oleh Sekolah untuk meningkatkan kinerjanya.
Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Minimal Pelayanan Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota menetapkan 13 indikator yang harus dipenuhi di tingkat Sekolah, terkait dengan buku
dan media pembelajaran, kurikulum dan rencana pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi
pendidikan dan manajemen Sekolah, namun tidak ada indikator tentang mutu lulusan dan pembiayaan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah sasaran antara untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan
(SNP) seperti yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas. Sebagai sebuah standar minimal, maka yang dicakup
dalam SPM hanyalah hal-hal minimal yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, analisis terhadap
ketercapaian SPM saja tidak cukup untuk membantu Sekolah dalam membuat perencanaan Sekolah.
Pemenuhan SPM haruslah dijadikan acuan untuk penyusunan program, namun Sekolah juga harus
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan rencana pengembangan Sekolah ke depan dan mutu
lulusan.
Sebagai ujung tombak pelaksanaan program pendidikan dasar ini, program Wajib Belajar, penerapan
MBS, pemenuhan SPM dan BOS harus ditanggapi secara positif sehingga penyelenggaraan program
pendidikan dasar dapat benar-benar direalisasikan, baik dari jumlah maupun mutu.
Sekolah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi kompetensi untuk melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah harus memperbaiki proses pembelajaran, termasuk meningkatkan
manajemen di ruang kelas. Sekolah harus menyediakan, mengembangkan, dan mengelola sarana dan
prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik. Sekolah juga harus bekerja sama
dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Untuk itu, semua
tindakan Sekolah harus bisa dipertang-gungjawabkan dan transparan agar Sekolah memperoleh
kepercayaan (trust) dari semua pemangku kepentingan.
Untuk mencapai hal tersebut, Sekolah tidak ada pilihan selain 'berpikir sebelum bertindak', melakukan
perencanaan dengan baik dan teliti yang dituangkan dalam sebuah 'dokumen kunci' yang bernama
Rencana Kerja Sekolah (RKS). Melalui RKS diharapkan dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara
bijaksana.
RKS yang akurat juga akan membantu Sekolah memenuhi tuntutan publik tentang perlunya partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas. Proses penyusunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan,
akan membuat RKS dapat diakses oleh semua pihak dan dilaporkan kepada publik, sehingga dapat
memenuhi tuntutan publik.

B. DASAR HUKUM
RKS dirumuskan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: UndangUndang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendiknas Nomor 15 Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal, Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Biaya Operasional
Sekolah serta Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2020 - 2024.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 53 ayat
(1) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa
4 (empat) tahun.
Lebih jauh, pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan
bahwa Sekolah wajib membuat:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah.
Untuk membantu Sekolah menyusun RKS, maka Kemdiknas menerbitkan Pedoman ini. Perlu diingat
bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan yang harus diikuti langkah per langkah, namun
sebagai acuan agar proses penyusunan RKS tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Pedoman penyusunan RKS ini dirancang sebagai bagian dari kegiatan pelatihan Perencanaan dan
Penganggaran Sekolah. Sekolah akan mendapat pendampingan dari fasilitator yang sekaligus bisa
menjadi narasumber, namun demikian Pedoman ini juga dapat digunakan tanpa pendampingan dari
fasilitator.
Penyusunan RKS merupakan suatu hal yang sangat penting, karena RKS dapat digunakan sebagai:
1. pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengembangkan Sekolah;
2. dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah; serta
3. bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya pendidikan yang diperlukan
dalam pengembangan Sekolah.
Tujuan utama penyusunan RKS adalah agar Sekolah mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang
harus dilakukan sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan Sekolah dapat dicapai. RKS
juga menjamin bahwa semua program dan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan Sekolah
sudah memperhitungkan harapan-harapan pemangku kepentingan dan kondisi nyata sekolah. Karena
itu proses penyusunan RKS harus melibatkan semua pemangku kepentingan.
C. PRINSIP-PRINSIP
Prinsip-prinsip Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang baik, adalah:
1. terpadu, mencakup perencanaan keseluruhan program yang akan dilaksanakan oleh Sekolah,
2. multi-tahun, mencakup periode empat tahun,
3. multi-sumber, mengindikasikan jumlah dan sumber dana masing-masing program. Misalnya dari
BOS, DAK, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota, sumbangan dari masyarakat atau sumber dana lainnya,
4. berbasis kinerja, adalah semua program/kegiatan memiliki indikator-indikator yang harus dicapai
dengan jelas,
5. disusun secara partisipatif oleh kepala Sekolah, komite Sekolah dan dewan pendidik dengan
melibatkan pemangku kepentingan lainnya,
6. mengintegrasikan pendidikan karakter bangsa ke dalam program dan kegiatan Sekolah,
7. sensitif terhadap isu jender, adalah adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam
penyusunan program,
8. responsif terhadap keadaan bencana, menunjukan daya tanggap sekolah/ madrasah terhadap
kemungkinan terjadinya bencana, dan
9. pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi oleh komite Sekolah dan pemangku kepentingan lainnya.

D. ALUR DAN PROSES PENYUSUNAN RKS


Proses penyusunan RKS dilakukan melalui tiga alur proses kegiatan, yakni: (1) persiapan, (2) penyusunan
RKS, dan (3) pengesahan, dan sosialisasi RKS.
Alur proses penyusunan RKS tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

PENYUSUNAN RKS: PENGESAHAN:


1. Menetapkan kondisi
PERSIAPAN: 1. Penyetujuan oleh rapat
Sekolah saat ini dewan pendidik setelah
1. Pembentukan tim 2. Menetapkan kondisi
pengembang memperhatikan
Sekolah yang diharapkan pertimbangan komite
Sekolah (TPS), 3. Menyusun program,
2. Pembekalan/ Sekolah,
kegiatan dan indikator 2. Pengesahan oleh pihak
orientasi TPS. kinerja yang berwenang,
4. Menyusun rencana 3. Sosialisasi kepada
anggaran sekolah pemangku kepentingan
5. Menyusun RKT dan pendidikan.
RKAS

Gambar 1. Alur Proses Penyusunan RKS

Berikut ini adalah uraian singkat tentang Alur Penyusunan RKS.


1. Persiapan
Sebelum penyusunan RKS dilakukan, Dewan Pendidik (kepala Sekolah dan guru) bersama Komite
Sekolah membentuk tim pengembang Sekolah (TPS) yang tugas utamanya adalah menyusun RKS.
Pembentukan TPS hendaknya dilakukan melalui proses demokratis dengan mengedepankan
musyawarah mufakat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada suplemen tentang Pedoman
Pembentukan TPS.
Setelah terbentuk, TPS disarankan melakukan pendalaman/orientasi mengenai kebijakan-kebijakan
pengembangan pendidikan dan penyusunan RKS. Materi yang perlu didalami antara lain: peraturan
dan perundang-undangan mengenai pendidikan (Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidkan
dan/atau Standar Nasional Pendidikan), perlindungan anak, kebijakan pendanaan pendidikan,
kebijakan peningkatan mutu dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan, prioritas
pendidikan tingkat kabupaten/kota, manajemen berbasis sekolah (MBS), pendekatan, strategi dan
metode pembelajaran inovatif seperti pembelajaran aktif, pembelajaran aktif-kreatif-efektif dan
menyenangkan (PAKEM), peranserta masyarakat dalam pendidikan, perencanaan pendidikan di
Sekolah. Selain itu juga dibahas penyusunan RKS, peran dan fungsi masing-masing pemangku -
kepentingan dalam proses perencanaan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama dalam
kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) serta pertemuan/rapat Sekolah yang dihadiri baik oleh Dewan Pendidik, Komite Sekolah
maupun secara mandiri oleh anggota TPS.

2. Proses Penyusunan RKS


Penyusunan RKS terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu:
Tahap I: Menetapkan Kondisi Sekolah Saat Ini
1) Melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
2) Membandingkan Hasil Evaluasi Diri Sekolah dengan Acuan Standar Sekolah
3) Merumuskan Tantangan (Utama/Prioritas) Sekolah.
Tahap II: Menetapkan Kondisi Sekolah yang Diharapkan
1) Merumuskan Visi Sekolah
2) Merumuskan Misi Sekolah
3) Merumuskan Tujuan Sekolah
4) Merumuskan Sasaran dan Indikator Kinerja
Tahap III: Menyusun Program dan Kegiatan
1) Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program.
2) Merumuskan Kegiatan, dan Jadwal Kegiatan.
Tahap IV: Merumuskan Rencana Anggaran Sekolah
1) Membuat Rencana Biaya Program
2) Membuat Rencana Pendanaan Program
3) Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan.
Tahap V: Merumuskan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS)
1) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan:
a. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis
b. Menetapkan Kegiatan Rutin/Reguler
c. Menetapkan Jadwal RKTS.
2) Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

3. Pengesahan, dan Sosialisasi RKS


Terdiri dari 3 (tiga) langkah, yakni:
1) Penyetujuan RKS oleh rapat Dewan Pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite
Sekolah,
2) Pengesahan berlakunya RKS oleh Dinas Pendidikan (untuk Sekolah negeri), atau oleh
penyelenggara Sekolah (bagi Sekolah swasta),
3) Sosialisasi kepada pemangku kepentingan Sekolah.
TAHAP I
MENETAPKAN Melakukan EDS Acuan Kondisi Sekolah
KONDISI SEKOLAH
SAAT INI
Kondisi Nyata Tantangan (Utama) SPM, SNP
Sekolah

Langkah 1: Merumuskan Visi Visi/Misi Dinas


TAHAP II
Pendidikan
MENETAPKAN
Kabupaten/Kota
KONDISI SEKOLAH
YANG Langkah 2: Merumuskan Misi
DIHARAPKAN

Harapan Langkah 3: Merumuskan Tujuan


Pemangku
Kepentingan
Langkah 4: Merumuskan Sasaran &
Indikator Kinerja

TAHAP III Langkah 1: Merumuskan Program dan


MENYUSUN Menetapkan Penanggungjawab Program
PROGRAM &
KEGIATAN
Langkah 2: Menentukan Kegiatan
dan Jadwal Kegiatan

Langkah 1: Membuat Rencana Biaya Program


TAHAP IV
MENYUSUN
Langkah 2: Membuat Rencana Pendanaan Program
RENCANA
ANGGARAN
SEKOLAH/ Langkah 3: Menyesuaikan Rencana Biaya
MADRASAH dengan Sumber Pendanaan

Langkah 1: Merumuskan Rencana 1. Menetapkan


Kerja Tahunan (RKT) Program/Kegiatan
TAHAP V
Strategis
MENYUSUN RKT - RKAS 2. Menetapkan
Langkah 2: Membuat Rencana Program/Kegiatan
Kegiatan dan Anggaran Sekolah Rutin/Reguler
3. Menetapkan Jadwal
(RKAS)
RKT

Proses Penyusunan RKS dan RKT


LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan hasil kerja team pengembang sekolah (TPS), team Bantuan Operasional Sekolah(BOS)

dan hasil evaluasi diri sekolah (EDS), serta dengan memperhatikan masukan dari berbagai pihak

yang terkait. Maka dengan ini Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) UPT SMP Negeri

3 Solear Kabupaten Tangerang tahun 2022. Disahkan untuk dilaksanakan dan dipergunakan.

Solear, 04 Maret 2022


Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah

PATO SUPARTO H. ASEP SARIP HIDAYAT, S.Pd,.MM


Pembina Utama Muda/IV.c
NIP.197011091996031004

Menyetujui
Kepala Dinas Pendidikan Kab. Tangerang

Drs. H. SYAIFULLAH, MM
Pembina Utama Muda/IV.c
NIP. 196905021989031008

Anda mungkin juga menyukai