5171 11284 1 PB
5171 11284 1 PB
89-96
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas
siswa kelas XI IPA semester genap di MAN Klaten melalui penerapan model pembelajaran
Project Based Learning pada materi pokok sistem koloid. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (Class Action Research) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA-2 MAN Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Sumber data
berasal dari guru dan siswa yang diperoleh melalui observasi, wawancara, tes, angket dan
kajian dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based
Learning dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas siswa kelas XI IPA-2 MAN Klaten
pada materi sistem koloid. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas adalah 38,09% dan
meningkat menjadi 76,19% pada siklus II. Aspek afektif menunjukkan ketercapaian sebesar
78,31%. Sedangkan untuk aspek kreativitas, pada siklus I siswa yang mencapai kreativitas
tinggi sebanyak 57,14% dan meningkat menjadi 66,67% pada siklus II.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Project Based Learning, Prestasi Belajar, Kreativitas
siswa, Sistem koloid
Berdasarkan observasi, guru juga memahami materi koloid liofil dan liofob.
menerapkan metode konstruktivistik di Dalam hal ini guru memberikan sedikit
mana siswa diberi kebebasan untuk penjelasan untuk mengulang kembali
mengkonstruksi pengetahuannya. Guru materi koloid liofil dan liofob kemudian
telah mampu memberi pertanyaan guru kembali memberi kesempatan
essensial kepada siswa. Sebagai pada mereka untuk menyelesaikan teka-
fasilitator, guru mampu memberikan teki silang yang diajukan sebagai proyek
penguatan dan umpan balik hasil siklus II lalu meminta kelompok lain
diskusi, selalu memberikan penekanan untuk mengerjakan TTS tersebut.
pada hal-hal yang penting selama Kemudian setelah proyek selesai maka
pelajaran, serta memberikan dilakukan presentasi produk tiap-tiap
penghargaan kepada kelompok maupun kelompok. Di sini perwakilan kelompok
individu. mempersentasikan jawaban sekaligus
2. Siklus II menerangkan benar tidaknya jawaban
Tindakan pada siklus II lebih yang telah diisi oleh kelompok lain,
difokuskan untuk penyempurnaan dan dengan harapan penjelasan dari
perbaikan terhadap masalah yang sesama siswa akan cenderung lebih
masih ditemukan pada siklus I. Adapun memberikan kebebasan pada mereka
tindakan yang dimaksud adalah sebagai untuk bertanya dan memiliki rasa
berikut: Pertama, guru lebih menghargai teman. Terjadi diskusi
memperhatikan siswa-siswa yang antusias di dalam kelas. Di sini peran
mengalami kesulitan dalam guru sebagai fasilitator dan pembimbing
pembelajaran. Kedua, mendorong siswa diskusi sangat diperlukan. Guru lalu
untuk berani mengemukakan menyampaikan jawaban yang benar dan
pendapatnya, bertanya maupun menyamakan persepsi antar kelompok.
menjawab. Ketiga, guru menegaskan Di akhir pembelajaran guru memberikan
kembali bahwa harus ada kerjasama reward bagi kelompok yang
antar anggota kelompok agar siswa presentasinya paling bagus sesuai
saling membantu jika ada kesulitan dengan lembar penilaian proyek yang
dalam penyelesaian proyek, sehingga telah dibuat.
pembelajaran akan lebih terkondisikan.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus B. Ketercapaian Hasil Belajar Siswa
II terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu 1 x 1. Siklus I
90 menit untuk mengulang materi dan Data yang diperoleh dalam
presentasi produk, 2 x 45 menit untuk penelitian ini adalah prestasi belajar
tes siklus II. (kognitif dan afektif) dan kreativitas
Guru menyampaikan tentang siswa. Ketercapaian tiga aspek yang
proyek yang akan diangkat dalam dinilai dari kegiatan pembelajaran
pembelajaran siklus II yaitu pembuatan selama siklus I dirangkum pada Tabel 2.
teka-teki silang (TTS) oleh tiap-tiap
kelompok. Guru telah meninjau bahwa Tabel 2. Ketercapaian Target Siklus I
harus dilakukan penekanan pada Siklus I
Aspek
Keterca- Kriteria
indikator yang belum tercapai yaitu yang Target
paian Keberhasilan
Dinilai (%)
menjelaskan koloid liofil dan liofob (%)
sehingga TTS yang dibuat haruslah Kognitif 50 38,09 Belum Berhasil
Afektif 50 78,31 Berhasil
lebih banyak menekankan pada Kreativitas 40 57,14 Berhasil
penjelasan tentang koloid liofil dan
liofob. Guru kembali membentuk Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. pada siklus I persentase ketuntasan
Guru kembali menyampaikan kelas sebesar 38,09%. Hal ini
pertanyaan essensial sesuai dengan menunjukkan bahwa hasil belajar dari
indikator yang belum tercapai penilaian aspek kognitif belum
(eksploration). Lalu siswa berdiskusi memenuhi target secara klasikal.
dalam kelompoknya, dari hasil observasi Sedangkan, aspek afektif dan kreativitas
ternyata kebanyakan siswa belum telah memenuhi target yang
kooperatif Project Based Learning pada divergen siswa pada sistem koloid
sistem koloid mendorong siswa untuk melewati 6 sub tes yang mewakili setiap
terlibat aktif dalam proses pembelajaran aspek kreativitas. Observasi di saat
melalui kerja proyek. Berdasarkan hasil pembelajaran juga menunjukkan bahwa
observasi, siswa aktif bertanya, pembelajaran Project Based Learning
menjawab dan berdiskusi dalam pada sistem koloid menuntut siswa
kelompok untuk memecahkan masalah. berpikir kritis dan kreatif. Hal ini
Pembelajaran menggunakan Project ditunjukkan dengan semakin banyak
Based Learning menjadi pengalaman siswa yang bertanya, mengemukakan
bermakna karena memungkinkan siswa pendapat dan menjawab pertanyaan
menguasai suatu konsep, memecahkan guru. Dalam pembelajaran Project
suatu masalah melalui penyelesaian Based Learning ini siswa tak hanya
proyek dan memberi kesempatan dituntut untuk mampu mengungkapkan
berpikir kritis dan kreatif. Penggunaan gagasannya, namun siswa juga dituntut
model tersebut membuat siswa lebih untuk mampu memecahkan masalah
paham dengan materi yang diajarkan melalui pemberian proyek sehingga
guru sehingga prestasi belajarnya kreativitas siswa dalam berpikir
menjadi lebih baik. Hal ini sejalan meningkat.
dengan penelitian sebelumnya yang Dilihat dari hasil belajar siswa
menyatakan bahwa penerapan Project yang mencakup aspek ketuntasan
Based Learning mampu meningkatkan belajar secara kognitif, afektif siswa, dan
kemampuan berpikir kritis dan prestasi kreativitas siswa dapat dinyatakan
belajar siswa [7]. bahwa penerapan model pembelajaran
Aspek afektif siswa mengalami kooperatif Project Based Learning pada
peningkatan dan telah mencapai target materi koloid dapat meningkatkan
yaitu 78,31%. Sikap afektif siswa dapat kualitas pembelajaran. Setelah model
terlihat pada angket dan saat kegiatan pembelajaran kooperatif Project Based
belajar mengajar. Berdasarkan hasil Learning diterapkan pada materi sistem
observasi, pembelajaran dengan model koloid ketuntasan siswa dapat mencapai
pembelajaran Project Based Learning 38,09% pada siklus I dan 76,19% pada
pada sistem koloid mendorong siswa siklus II. Sedangkan bila dilihat dari
untuk aktif, mengerjakan tugas tepat aspek afektif siswa, ketercapaian afektif
waktu, kehadiran tinggi dalam sebesar 78,31%. Penerapan model
pembelajaran, berinteraksi sosial, pembelajaran Project Based Learning
memiliki toleransi yang tinggi terhadap pada sistem koloid juga dapat
teman sekelompok maupun teman yang meningkatkan kreativitas siswa, siswa
lainnya, mampu mengajukan dengan kreativitas tinggi adalah 57,14%
pertanyaan-pertanyaan dan menjawab pada siklus I dan 66,67% pada siklus II.
pertanyaan dari guru atau teman. Hal ini
menunjukkan mereka antusias dalam KESIMPULAN
belajar kimia. Pembelajaran yang Dari hasil penelitian, maka dapat
tergolong baru ini direspon positif oleh diambil kesimpulan bahwa penerapan
siswa. Hal ini sesuai dengan peneltian model pembelajaran Project Based
sebelumnya yang menyatakan bahwa Learning dapat meningkatkan prestasi
Pembelajaran menggunakan model belajar dan kreativitas siswa pada
Project Based Learning mampu materi pokok sistem koloid kelas XI IPA-
membentuk sikap positif dan 2 semester genap di MAN Klaten.
keterampilan siswa [5].
Aspek kreativitas siswa pada siklus UCAPAN TERIMAKASIH
I sebesar 57,14% dan meningkat Bapak Drs. H. Muslih, M.Pd selaku
menjadi 66,67% pada siklus II. Aspek Kepala MAN Klaten yang telah
kreativitas diukur menggunakan tes memberikan izin penelitian, serta ibu
kreativitas verbal yang telah Dra. Setyasih Parwati selaku guru mata
distandarisasi. Tes ini mampu pelajaran kimia kelas XI IPA MAN
menunjukkan kemampuan berpikir
DAFTAR RUJUKAN
[1] Kemendikbud. (2013). Kurikulum
2013. Jakarta. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
[2] Hamdani. (2011). Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: CV Pustaka
Setia
[3] Slameto. (2010). Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta
[4] Munandar, Utami. (2012).
Pengembangan Kreativitas Anak
Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
[5] Brown, J.S., A. Collins, & P. Duguid.
(1989). Situated Cognition and the
Culture of Learning. Champaign:
University of Illinois at Urbana
[6] Yalcin, A.S., Turgut, U., &
Buyukkasap, E. (2009). The Effect
of Project Based Learning on
Science Undergraduates’ Learning
of Electricity, Attitude towards
Physics and Scientific Process
Skills. International Online Journal
of Educational Sciences, 1 (1), 81-
105
[7] Muderawan, I.W., Sastrika, I.A.K., &
Sadia, I.W. (2013). Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek
Terhadap Pemahaman Konsep
Kimia Dan Keterampilan Berpikir
Kritis. Journal Program
Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA, 3, 1-13
[8] Johnson, Cynthia S., & Shannon
Delawsky. (2013). Project Based
Learning and Student Engagement.
Academic Research International, 4
(4), 560-570
[9] Muriithi, E.M., Odundo, P.A., Origa,
J.O., & Gatumu, J.C. (2013). Project
Method and Learner Achievement
in Physics in Kenyan Secondary
School. International Journal of
Education and Research, 1 (7), 1-
12
[10] Lucas, George. (2005). Instructional
Module Project Based Learning.
http://www.edutopia. org/modules/
PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal
06 Februari 2014