OBAT KONSTIPASI
“PIZENSY”
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dosen Pengampu :
Fujianti, M. Farm
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saluran cerna, lambung, dan usus dapat dipahami bahwa sebagai pintu
gerbang masuk zat-zat gizi dari makanan, vitamin, mineral dan cairan yang memasuki
tubuh. Fungsinya adanya sistem ini adalah mencernakan makanan dengan cara
menggilingnya dan kemudian mengubah secara kimiawi ketiga komponen penting
(protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi unit –unit yang siap diresorpsi tubuh. Proses
pencernaan ini dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang terdapat pada ludah, getah
lambung, dan getah pankreas. Sedangkan produk-produk hasil pencernaan yang
bermanfaat bagi tubuh, beserta vitamin, mineral, dan cairan melintasi selaput lendir
(mukosa) usus untuk ke aliran darah dan getah-bening (limfe). Pada proses pencernaan
makanan dalam tubuh terkadang mengalami gangguan yang disebabkan oleh kondisi
sistem pencernaan itu sendiri.
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan.
Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus),
lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus
biliaris) dan pancreas.
Pentingnya sistem saluran pencernaan dan gangguan yang bisa terjadi maka diperlukan
pembelajaran mengenai pengobatan yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu
penyakit saluran pencernaan adalah konstipasi,
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari
kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran)
kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi,
terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa
pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan
kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika
sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada
kelompok usia 60 tahun ke atas. Ternyata, wanita lebih sering mengeluh konstipasi
dibanding pria dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat seiring
bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas. Pada suatu penelitian pada orang
berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen wanita dan
pria 26 persen.
Konstipasi bisa terjadi di mana saja, dapat terjadi saat bepergian, misalnya karena
jijik dengan WC-nya, bingung caranya buang air besar seperti sewaktu naik pesawat dan
kendaraan umum lainnya. Penyebab konstipasi bisa karena faktor sistemik, efek samping
obat, faktor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga karena faktor kelainan
organ di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak normal atau
kelainan pada rektum, anak dan dasar pelvis dan dapat disebabkan faktor idiopatik
kronik.
Mencegah konstipasi secara umum ternyata tidaklah sulit. Lagi-lagi, kuncinya
adalah mengonsumsi serat yang cukup. Serat yang paling mudah diperoleh adalah pada
buah dan sayur. Jika penderita konstipasi ini mengalami kesulitan mengunyah, misalnya
karena ompong, haluskan sayur atau buah tersebut dengan blender.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pada umumnya konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu
keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu. Penggunaan istilah konstipasi
secara keliru dan belum adanya definisi yang universal menyebabkan lebih kaburnya hal
ini. Biasanya konstipasi berdasarkan laporan pasien sendiri atau konstipasi anamnestik
dipakai sebagai data pada penelitian-penelitian. Batasan dari konstipasi klinis yang
sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi ampul rektum pada
colok dubur, dan atau timbunan feses pada kolon, rektum, atau keduanya yang tampak
pada foto polos perut.
Studi epidemiologismenunjukkan kenaikan pesat dari konstipasi terkait dengan
usia terutama berdasarkan keluhan pasien dan bukan karena konstipasi klinis. Banyak
orang mengira dirinya konstipasi bila tidak buang air besar (BAB) tiap hari sehingga
sering terdapat perbedaan pandang antara dokter dan pasien tentang arti konstipasi itu
sendiri.
Frekuensi BAB bervariasi dari 3 kali per hari sampai 3 kali per minggu. Secara
umum, bila 3 hari belum BAB, massa feses akan mengeras dan ada kesulitan samapi rasa
sakit saat BAB. Konstipasi sering diartikan sebagai. kurangnya frekuensi BAB, biasanya
kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras, serta kadangkal
disertai kesulitan sampai rasa sakit saat BAB. Orang usia lanjut seringkali terpancang
dengan kebiasaan BABnya. Hal ini mungkin merupakan kelanjutan dari pola hidup
semasa kanak-kanak dan saat masih muda, dimana setiap usaha dikerahkan untuk BAB
teratur tiap hari, kalau perlu dengan menggunakan pencahar untuk mendapatkan perasaan
sudah bersih. Ada anggapan umum yang salah bahwa kotoran yang tertimbun dalam usus
besar akan diserap lagi, berbahaya untuk kesehatan, dan dapat memperpendek usia. Ada
pula yang mengkhawatirkan keracunan dari fesesnya sendiri bila dalam jangka waktu
tertentu tidak dikeluarkan.
Suatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh Holson, meliputi paling sedikit 2 dari
keluhan di bawah ini dan terjadi dalam waktu 3 bulan :
konsistensi feses yang keras;
mengejan dengan keras saat BAB;
rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB;
frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.
PEMBAHASAN
E. Kontraindikasi
Obstruksi gastrointestinal mekanik galaktosemia.
F. Efek samping
Reaksi merugikan yang paling umum diamati ketika menkonsumsi Pizensy (lebih dari
3%,adalah infeksi saluran pernapasan atas, perut kembung, diare, peningkatan kreatinin
fosfokinase darah, distensi perut dan tekanan darah tinggi.
G. Interaksi Obat
Pizensy dapat mengurangi penyerapan obat oral yang diberikan secara bersamaan, oleh
karena itu obat oral lain sebaiknya digunakan 2 jam sebelum atau 2 jam setelah
PIZENSY.
H. Penyimpanan
Simpan pada 20°C hingga 25°C (68° hingga 77°F), diizinkan antara 15° hingga 30°C
(59° hingga 86° F).
I. Dosis
Dosis PIZENSY dewasa yang direkomendasikan adalah 20 gram satu kali sehari,
disarankan digunakan bersama dengan makanan.
Kurangi dosis menjadi 10 gram satu kali sehari jika buang air besar sudah mulai normal.
PIZENSY merupakan serbuk kristal putih atau agak putih untuk larutan oral yang
disediakan dalam bentuk:
A. 280 gram laktitol dalam botol multi-dosis
B. 560 gram laktitol dalam botol multi-dosis
C. 10 gram laktitol dalam paket dosis satuan
BAB IV
KESIMPULAN
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan
normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau
fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia
(lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan
kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan
kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Lactitol dalam produk Pizensy adalah pencahar osmotik yang diindikasikan untuk
pengobatan sembelit/konstipasi idiopatik kronis (CIC/chronic idiopathic constipation) pada
orang dewasa.
CIC adalah gangguan fungsional gastrointestinal yang kompleks dengan gejala buang air
besar kurang dari 3 kali per minggu dan sulit buang air besar atau salah satunya, yang tidak di
ketahui penyebabnya. CIC mempengaruhi sekitar 33 juta orang Amerika dan diperkirakan 14
persen dari populasi global. Pada tahun 2019 hampir 4,7 juta resep ditulis untuk produk-produk
yang diindikasikan untuk CIC.
Https://www.drugs.com/history/pizensy.html
https://www.drugs.com/newdrugs/fda-approves-pizensylactitol-chronic-idiopathic-constipation-
adults-5191.html
Pionas.co.id