Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FARMAKOLOGI 3

OBAT KONSTIPASI

“PIZENSY”

Disusun Oleh :

Tiara Larasati Ayuninda 1904015112

Rifda Nur Hasanah 2004015034

Fadilah Nur Hidayah 2004015117

Aulia Cahyani 2004015179

Nabilla Rizki 2004015149

Rizqa Nailatul Fiqriyah 2004015221

Kelompok 3

Dosen Pengampu :

Fujianti, M. Farm

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem saluran cerna, lambung, dan usus dapat dipahami bahwa sebagai pintu
gerbang masuk zat-zat gizi dari makanan, vitamin, mineral dan cairan yang memasuki
tubuh. Fungsinya adanya sistem ini adalah mencernakan makanan dengan cara
menggilingnya dan kemudian mengubah secara kimiawi ketiga komponen penting
(protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi unit –unit yang siap diresorpsi tubuh. Proses
pencernaan ini dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang terdapat pada ludah, getah
lambung, dan getah pankreas. Sedangkan produk-produk hasil pencernaan yang
bermanfaat bagi tubuh, beserta vitamin, mineral, dan cairan melintasi selaput lendir
(mukosa) usus untuk ke aliran darah dan getah-bening (limfe). Pada proses pencernaan
makanan dalam tubuh terkadang mengalami gangguan yang disebabkan oleh kondisi
sistem pencernaan itu sendiri.
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan.
Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus),
lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus
biliaris) dan pancreas.
Pentingnya sistem saluran pencernaan dan gangguan yang bisa terjadi maka diperlukan
pembelajaran mengenai pengobatan yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu
penyakit saluran pencernaan adalah konstipasi,
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari
kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran)
kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi,
terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa
pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan
kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika
sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada
kelompok usia 60 tahun ke atas. Ternyata, wanita lebih sering mengeluh konstipasi
dibanding pria dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat seiring
bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas. Pada suatu penelitian pada orang
berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen wanita dan
pria 26 persen.
Konstipasi bisa terjadi di mana saja, dapat terjadi saat bepergian, misalnya karena
jijik dengan WC-nya, bingung caranya buang air besar seperti sewaktu naik pesawat dan
kendaraan umum lainnya. Penyebab konstipasi bisa karena faktor sistemik, efek samping
obat, faktor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga karena faktor kelainan
organ di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak normal atau
kelainan pada rektum, anak dan dasar pelvis dan dapat disebabkan faktor idiopatik
kronik.
Mencegah konstipasi secara umum ternyata tidaklah sulit. Lagi-lagi, kuncinya
adalah mengonsumsi serat yang cukup. Serat yang paling mudah diperoleh adalah pada
buah dan sayur. Jika penderita konstipasi ini mengalami kesulitan mengunyah, misalnya
karena ompong, haluskan sayur atau buah tersebut dengan blender.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Pada umumnya konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu
keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu. Penggunaan istilah konstipasi
secara keliru dan belum adanya definisi yang universal menyebabkan lebih kaburnya hal
ini. Biasanya konstipasi berdasarkan laporan pasien sendiri atau konstipasi anamnestik
dipakai sebagai data pada penelitian-penelitian. Batasan dari konstipasi klinis yang
sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi ampul rektum pada
colok dubur, dan atau timbunan feses pada kolon, rektum, atau keduanya yang tampak
pada foto polos perut.
Studi epidemiologismenunjukkan kenaikan pesat dari konstipasi terkait dengan
usia terutama berdasarkan keluhan pasien dan bukan karena konstipasi klinis. Banyak
orang mengira dirinya konstipasi bila tidak buang air besar (BAB) tiap hari sehingga
sering terdapat perbedaan pandang antara dokter dan pasien tentang arti konstipasi itu
sendiri.
Frekuensi BAB bervariasi dari 3 kali per hari sampai 3 kali per minggu. Secara
umum, bila 3 hari belum BAB, massa feses akan mengeras dan ada kesulitan samapi rasa
sakit saat BAB. Konstipasi sering diartikan sebagai. kurangnya frekuensi BAB, biasanya
kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras, serta kadangkal
disertai kesulitan sampai rasa sakit saat BAB. Orang usia lanjut seringkali terpancang
dengan kebiasaan BABnya. Hal ini mungkin merupakan kelanjutan dari pola hidup
semasa kanak-kanak dan saat masih muda, dimana setiap usaha dikerahkan untuk BAB
teratur tiap hari, kalau perlu dengan menggunakan pencahar untuk mendapatkan perasaan
sudah bersih. Ada anggapan umum yang salah bahwa kotoran yang tertimbun dalam usus
besar akan diserap lagi, berbahaya untuk kesehatan, dan dapat memperpendek usia. Ada
pula yang mengkhawatirkan keracunan dari fesesnya sendiri bila dalam jangka waktu
tertentu tidak dikeluarkan.

Suatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh Holson, meliputi paling sedikit 2 dari
keluhan di bawah ini dan terjadi dalam waktu 3 bulan :
 konsistensi feses yang keras;
 mengejan dengan keras saat BAB;
 rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB;
 frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.

International Workshop on Constipation berusaha lebih jelas memberikan batasan


konstipasi. Berdasarkan rekomendasinya, konstipasi dikategorikan dalam dua golongan :
1) konstipasi fungsional, 2) konstipasi karena penundaan keluarnya feses pada muara
rektisigmoid.
Konstipasi fungsional disebabkan waktu perjalanan yang lambat dari feses,
sedangkan penundaan pada muara rektosigmoid menunjukkan adanya disfungsi
anorektal. Yang terakhir ditandai adanya perasaan sumbatan pada anus.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Penemuan Obat Baru


Pada tanggal 02 Maret 2020, Sebela Pharmaceuticals mengumumkan bahwa
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui Pizensy (lactitol)
sebagai larutan oral untuk pengobatan sekali sehari dari sembelit idiopatik kronis (CIC)
pada orang dewasa. Pizensy adalah alkohol gula monosakarida sederhana yang
memberikan efek osmotik, menyebabkan masuknya air ke dalam usus kecil yang
menyebabkan efek pencahar.
Tidak seperti perawatan resep saat ini yang merupakan dosis oral padat, Pizensy
dicampur dengan cairan pilihan pasien, misalnya air, jus, kopi, teh atau soda, dan
diminum sekali sehari pada waktu yang diinginkan pasien, sebaiknya dengan
makanan. Pizensy memungkinkan pasien untuk menyesuaikan dosis produk. Dalam uji
klinis versus plasebo, sekitar 25% pasien setidaknya dapat mengurangi dosisnya untuk
sementara.
Kemanjuran dan keamanan Pizensy dievaluasi dalam tiga uji klinis Fase 3 yang
mencakup lebih dari 1.400 pasien. Ini termasuk studi 6 bulan, double-blind, terkontrol
plasebo, studi head to head buta selama 12 minggu versus lubiprostone (AMITIZA®)
dan studi penggunaan kronis label terbuka selama 12 bulan.
Selama pengobatan 12 minggu pertama, pasien yang diobati dengan Pizensy
mencapai respons kemanjuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan plasebo (26%
vs 13%, p kurang dari 0,001). Tanggapan ini dipertahankan dalam kelompok Pizensy
selama Minggu 13 hingga 24. Dalam kedua uji coba penting, responden efikasi
didefinisikan sebagai pasien yang memiliki setidaknya tiga gerakan usus spontan lengkap
(CSBM) dalam minggu tertentu dan peningkatan setidaknya satu CSBM selama baseline
di minggu yang sama selama setidaknya sembilan dari 12 minggu, termasuk setidaknya
tiga dari empat minggu terakhir.
Selama pengobatan, pasien yang menerima Pizensy mengalami peningkatan yang
signifikan secara statistik dibandingkan dengan plasebo dalam frekuensi tinja (yang
diukur dengan jumlah buang air besar spontan dan lengkap per minggu) dan konsistensi
tinja (yang diukur dengan Skala Bentuk Tinja Bristol).
Efek samping yang paling umum dilaporkan dalam uji klinis versus plasebo
adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas pada tingkat 9% dibandingkan dengan 6% pasien
yang diobati dengan plasebo. Efek samping lain yang dilaporkan pada frekuensi yang
lebih rendah termasuk perut kembung dan diare. Tingkat diare dan diare parah serupa
antara kelompok Pizensy dan plasebo. Tingkat penghentian secara keseluruhan rendah di
antara pasien yang diobati dengan Pizensy sebesar 4% dibandingkan dengan plasebo
sebesar 3%.
B. Definisi
Lactitol dalam produk Pizensy adalah pencahar osmotik yang diindikasikan untuk
pengobatan sembelit/konstipasi idiopatik kronis (CIC/chronic idiopathic constipation)
pada orang dewasa.
CIC adalah gangguan fungsional gastrointestinal yang kompleks dengan gejala
buang air besar kurang dari 3 kali per minggu dan sulit buang air besar atau salah
satunya, yang tidak di ketahui penyebabnya. CIC mempengaruhi sekitar 33 juta orang
Amerika dan diperkirakan 14 persen dari populasi global. Pada tahun 2019 hampir 4,7
juta resep ditulis untuk produk-produk yang diindikasikan untuk CIC.

C. Mekanisme Kerja Obat Pizensy


Secara farmakologi, laktulosa (lactulose) bekerja sebagai laksatif dengan meningkatkan
kadar cairan dalam usus dan membuat feses menjadi lebih lunak. Selain itu, laktulosa
juga dapat digunakan untuk tata laksana ensefalopati hepatikum karena obat ini dapat
mencegah ion amonia dalam usus terabsorbsi kembali ke dalam darah.

D. Indikasi Dan Penggunaan


Pizensy diindikasikan untuk konstipasi idiopatik kronis pada orang dewasa.

E. Kontraindikasi
Obstruksi gastrointestinal mekanik galaktosemia.

F. Efek samping
Reaksi merugikan yang paling umum diamati ketika menkonsumsi Pizensy (lebih dari
3%,adalah infeksi saluran pernapasan atas, perut kembung, diare, peningkatan kreatinin
fosfokinase darah, distensi perut dan tekanan darah tinggi.

G. Interaksi Obat
Pizensy dapat mengurangi penyerapan obat oral yang diberikan secara bersamaan, oleh
karena itu obat oral lain sebaiknya digunakan 2 jam sebelum atau 2 jam setelah
PIZENSY.

H. Penyimpanan
Simpan pada 20°C hingga 25°C (68° hingga 77°F), diizinkan antara 15° hingga 30°C
(59° hingga 86° F).
I. Dosis
Dosis PIZENSY dewasa yang direkomendasikan adalah 20 gram satu kali sehari,
disarankan digunakan bersama dengan makanan.
Kurangi dosis menjadi 10 gram satu kali sehari jika buang air besar sudah mulai normal.
PIZENSY merupakan serbuk kristal putih atau agak putih untuk larutan oral yang
disediakan dalam bentuk:
A. 280 gram laktitol dalam botol multi-dosis
B. 560 gram laktitol dalam botol multi-dosis
C. 10 gram laktitol dalam paket dosis satuan
BAB IV

KESIMPULAN

Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan
normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau
fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia
(lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan
kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan
kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Lactitol dalam produk Pizensy adalah pencahar osmotik yang diindikasikan untuk
pengobatan sembelit/konstipasi idiopatik kronis (CIC/chronic idiopathic constipation) pada
orang dewasa.
CIC adalah gangguan fungsional gastrointestinal yang kompleks dengan gejala buang air
besar kurang dari 3 kali per minggu dan sulit buang air besar atau salah satunya, yang tidak di
ketahui penyebabnya. CIC mempengaruhi sekitar 33 juta orang Amerika dan diperkirakan 14
persen dari populasi global. Pada tahun 2019 hampir 4,7 juta resep ditulis untuk produk-produk
yang diindikasikan untuk CIC.

Secara farmakologi, laktulosa (lactulose) bekerja sebagai laksatif dengan meningkatkan


kadar cairan dalam usus dan membuat feses menjadi lebih lunak. Selain itu, laktulosa juga dapat
digunakan untuk tata laksana ensefalopati hepatikum karena obat ini dapat mencegah ion amonia
dalam usus terabsorbsi kembali ke dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA

Https://www.drugs.com/history/pizensy.html

https://www.drugs.com/newdrugs/fda-approves-pizensylactitol-chronic-idiopathic-constipation-
adults-5191.html

Pionas.co.id

Anda mungkin juga menyukai