Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmat-
Nya , sehingga makalah kelompok “Pengembangan Bahan Ajar” ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Terimakasih kepada Ibu Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang telah memberikan bimbingannya. Tidak lupa
juga untuk orang tua kami yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada kami sehingga
proses penyelesaian makalah ini tidak mendapat rintangan yang berat.

Kami kelompok 9 selaku penyusun makalah ini berharap agar makalah ini dapat berguna dalam
rangka pembelajaran daring mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk pemenuhan tugas. Kami menyadari, bahwa penyajian makalah ini jauh dari kata
sempurna baik dari penulisan dan penyajian materi yang dibahas. Untuk itu, kritik dan saran dari
pembaca kami butuhkan guna membangun kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

Medan, 25 Agustus 2022

Kelompok 9

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1 Pengertian bahan ajar ...................................................................................

2.2 Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia................................................

2.3 Menyeleksi dan menyusun pokok-pokok bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran bahasa

dan sastra Indonesia pada satuan pendidikan SMP.............................................

2.4 Menyeleksi dan menyusun pokok-pokok bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran bahasa

dan sastra Indonesia pada satuan pendidikan SMA............................................

BAB III LANDASAN TEORI.................................................................................

3.1 Teori pendukung ..........................................................................................

3.2 Contoh bahan ajar berbasis teks pada satuan pendidikan SMP.....................

3.3 Contoh bahan ajar berbasis teks pada satuan pendidikan SMA....................

BAB IV PENUTUP..................................................................................................

4.1 Kesimpulan...................................................................................................

4.2 saran.............................................................................................................

4.3 lampiran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................

KRITERIA PENILAIAN.......................................................................................

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan
mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran. Pengembangan bahan ajar sebagai pemahaman tentang
desain permbelajaran. Selain itu, pengembangan bahan ajar mempertimbangkan sifat materi ajar,
jumlah peserta didik, dan ketersediaan materi. Pengembangan bahan ajar mengunakan prinsip luwes.
Prinsip luwes artinya dapat menerima hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran pada
saat pengimplementasiannya (Mbulu 2004:8). Prinsip luwes siswa mampu menerima hal-hal baru
dalam isi mata pelajaran yang belum tercakup pada bahan ajar yang disampaikan oleh guru.

Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan menanamkan nilai-nilai moral untuk peserta
didik sangat diperlukan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas peserta didik dalam ranah pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang menjadi inti dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang berbasis
teks, dijadikan pendidik untuk mengembangkan dan menyusun bahan ajar yang berkualitas,
bervariasi, dan tetap mempertahankan aspek-aspek dasar dalam kurikulum 2013. Berbasis teks,
peserta didik dituntut untuk aktif mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan
hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Teks tersebut digunakan oleh pendidik
untuk mengembangkan bahan ajar yang berkualitas serta mampu menanamkan nilai-nilai moral yang
baik.

Belawati (2003:10) mengungkapkan bahwa bahan ajar menjadi salah satu perangkat pembelajaran
yang disusun secara sistematis dan mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, yakni
sebagai acuan bagi pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Bahan-
bahan ajar yang terseleksi secara baik akan memberikan banyak manfaat, antara lain peserta didik
akan tertarik dan tumbuh minatnya untuk memenuhi dan menguasai materi yang telah diberikan. Di
samping itu bahan ajar juga mampu memengaruhi peserta didik pada proses belajar-mengajar yang
lebih bermakna. Pernyataan tersebut sejalan dengan Wijana dan Rohmadi (2009:239) yang
menyatakan, peserta didik akan merasakan proses belajar mengajar sebagai aktivitas yang
menyenangkan, bukan sebagai kegiatan yang menjemukan yang secara terpaksa harus dijalani oleh
peserta didik. Iskandarwassid dan Sunendar (2009:171) juga menyatakan bahwa bahan ajar
merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang
menyenangkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi pelajaran
itu setelah ia mempelajarinya. Maka dari itulah, sebuah materi pelajaran atau bahan ajar harus mampu
membangkitkan gairah belajar siswa, sehingga bahan ajar yang diberikan dapat bermanfaat bagi
peserta didik.

Sunendar (2009:172), salah satunya yang menyatakan bahwa bahan ajar harus menstimulus
aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik, yang nantinya dapat menjadi pedoman hidup. Jadi, hal
tersebut mengisyaratkan bahwa sebuah bahan ajar harus mampu memberikan bimbingan kepada
peserta didik, yang dikemudian hari dapat dijadikan stimulus untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas
atau perilaku yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang berbasis teks, sejatinya dapat dijadikan peluang
yang besar oleh pendidik terutama guru untuk dapat mengembangkan dan menyusun bahan ajar yang
berkualitas dan bervariasi, namun tetap memertahankan aspek-aspek dasar kurikulum 2013. Dengan
berbasis teks, pelajaran akan selalu berfokus pada teks-teks. Peserta didik dituntut untuk aktif
mengamati, menanya, menalar, mencoba, serta mengomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari.

4
2.1 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan bahan ajar?


2. Bagaimana hakikat pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum?
3. Apa yang dimaksud dengan teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
4. Bagaimanakah menyeleksi dan menyusun bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia pada satuan pendidikan SMP?
5. Bagaimanakah menyeleksi dan menyusun bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia pada satuan pendidikan SMA?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan ajar


2. Memberikan pengetahuan tentang teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia
3. Memaparkan hakikat pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum
4. Menghasilkan bahan ajar berbasis teks yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
pendidik pada tingkat pendidikan SMP
5. Menghasilkan bahan ajar berbasis teks yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
pendidik pada tingkat pendidikan SMA

5
BAB II
PEMBAHASAN

6
2.1 PENGERTIAN BAHAN AJAR

Prastowo (2012: 17) mengatakan bahwa bahan ajar adalah segala bahan baik informasi, alat,
ataupun teks yang disusun secara sistematis dan menampilkan secara utuh kompetensi yang dapat
dikuasai peserta didik untuk digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan telaah
implementasi pembelajaran. Sementara Majid (2007: 174) berpendapat bahwa bahan ajar adalah
segala bentuk bahan, informasi, alat, dan teks yang digunakan untuk membantu guru /instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengaja. Menurut Widodo dan Jasmadi (2008: 40) bahan ajar adalah
seperangkat alat pembelajaran yang berisi materi pembelajaran, metode, batasanbatasan, dan cara
mengevaluasi yang disusun secara sistematis dan menarik dengan tujuan mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala komplesitasnya. Muslich (2010: 198) menjelaskan bahwa bahan ajar
harus disesuaikan dengan kurikulum, sumber belajar, dan karakter peserta didik. Bahan ajar berfungsi
sebagai sumber dalam pembelajaaran. Maka bahan ajar harus disesuaikan dngan seluruh komponen
pmbelajaran termasuk kurikulum.

Eksistensi bahan ajar dalam pembelajaran sangat penting baik bagi pendidik maupun bagi peserta
didik. Dikatakan demikian karena menurut Sutjipta dan Swacita (2006: 7), bahan ajar memiliki
beberapa manfaat :

1. Pendidik dapat memberikan orientasi kepada peserta didik dengan lebih mudah
2. Pendidik lebih mudah membuat variasi pengajaran dan tidak terikat memberi teori saja
3. Proses belajar peserta didik lebih baik, lebih lengkap, lebih cepat, dan lebih aktif
4. Peserta didik dapat mempersiapkan diri di rumah
5. Peserta didik dapat membaca kembali hal-hal yang belum jelas
6. Peserta didik dapat diberi tugas rumah secara teratur
7. Motivasi belajar peserta didik lebih tinggi
8. Informasi tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peserta didik dapat diberikan
9. Kesulitan mengenai bahasa dapat diatas

Selanjutnya, menurut Pangarsa (2011), bahan ajar memiliki beberapa manfaat yakni :

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik
2. Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
3. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman pendidik dalam menulis bahan ajar
5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara pendidik
dan peserta didik.

Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pembelajaran yang mencakup pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Depdiknas, 2006: 5). Selanjutnya, menurut
Sutjipta (2006: 10), bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses belajarmengajar. Bahan ajar
mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai,
memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga
menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan pelatihan
yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta didik secara
individual. Selanjutnya, menurut Sudrajad (dalam Pangarsa, 2011), bahan ajar adalah seperangkat

7
materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan
/suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Berdasarkan ketiga definisi tersebut definisi bahan ajar dapat disimpulkan sebagai bahan-bahan atau
materi pembelajaran yang mencakup sikap, pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), dan
keterampilan yang disusun secara tertulis, sistematis, dan komprehensif sehingga pendidik dan peserta
didik dapat menggunakan sebagai sumber dalam kegiatan pembelajaran.

2.2 HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM KURIKULUM

Kurikulum adalah prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur bagi perencanaan, implementasi, evaluasi,


dan pengelolaan suatu program pendidikan. Telaah/kajian kurikulum mencakup rancang bangun
silbaus (seleksi dan penggolongan isi) dan metodologi (pemilihan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan
pembelajaran), dan silabus adalah suatu spesifikasi atau perincian bahan yang akan diajarkan dalam
suatu program bahasa berikut susunan atau urutan yang akan diajarkan. Suatu silabus dapat memuat
semua atau sebagian dari unsur-unsur fonologi, tata bahasa, fungsi, nosi, topik, tema, tugas. Yang
dimaksud dengan nosi adalah konsep-konsep yang diekspresikan melalui bahasa; contoh-contoh
nosi/gagasan mencakup waktu; frekuensi,durasi; dan kausalitas (Nunan,1988:158).

Berdasarkan definisi di atas nampak bahwa hakikat kurikulum terdiri atas maksud dan tujuan, isi,
proses, sumber daya, evaluasi, perencanaan, implementasi, dan pengelolaan. Sedangkan kajian
kurikulum terdiri atas rancang bangun silabus (analisis kebutuhan, latar tujuan; pengembangan
silabus; metode pengajaran bahan; dan evaluasi pengaruh-pengaruh prosedur tersebut bagi
kemampuan berbahasa pelajar); metodologi (pemilihan kegiatan-kegiatan pembelajaran dan
pemilihan/seleksi tugas-tugas pembelajaran); serta hakikat silabus (isi/bobot bahan: tata bahasa,
fungsi, dan nosi/ide; susunan urutan bahan: tugas, tema, topik; dan spesifikasi/perincian bahan:
fonologi, tata bahasa, dan tugas).

Dalam kerangka rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia, dibentengi oleh warna silabus bahasa di
atas secara teoretis. Ragam silabus tersebut mewarnai materi teks Bahasa Indonesia. Dalam konteks
Kurikulum 2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia, Prof. Dr. Ir. H.
Muhammad Nuh, D.E.A. menempatkan posisi bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan,
bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sarana untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan tetapi juga
sebagai sarana untuk mengembangkan dan mentransmisikan ilmu pengetahuan itu sendiri dari
generasi ke generasi. Dalam pada itu, bahasa menjadi sarana untuk berpikir (Mahsun,2014).

Peran bahasa sebagai sebagai penghela ilmu pengetahuan tersebut tentu bukan merupakan suatu
kebetulan jika paradigma pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 diorientasikan pada
pembelajaran berbasis teks baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai dengan perguruan
tinggi. Hanya saja bedanya, jenis teks yang diajarkan pada pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah adalah teks langsung (kontinu) atau teks-teks tunggal atau genre mikro, sedangkan jenis
teks yang diajarkan pada perguruan tinggi adalah jenis teks tidak langsung (diskontinu) atau teks-teks
majemuk/genre makro.berbasis teks baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai dengan
perguruan tinggi. Hanya saja bedanya, jenis teks yang diajarkan pada pendidikan dasar sampai
pendidikan menengah adalah teks langsung (kontinu) atau teks-teks tunggal atau genre mikro,
sedangkan jenis teks yang diajarkan pada perguruan tinggi adalah jenis teks tidak langsung
(diskontinu) atau teks-teks majemuk/genre makro. Perancangan pembelajaran Bahasa Indonesia
berbasis teks selain keutamaan tersebut juga memberi ruang pada peserta didik untuk
mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir, karena setiap teks memiliki struktur berpikir yang

8
berbeda satu sama lain. Semakin banyak jenis teks yang dikuasai, maka semakin banyak struktur
berpikir yang dikuasai peserta didik (Mahsun, 2014:95).

2.3 TEKS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Teks dalam pembelajaran bahasa sesungguhnya bukan sesuatu yang baru. Hal itu sudah menjadi
bagian dari komponen pembelajaran bahasa secara terintegrasi. Bahasa tidak akan lepas dari konteks
dan teks. Dalam buku “Pembelajaran Keterampilan Berbahasa (Dengan Pendekatan Komunikatif-
Interaktif)” tulisan Prof. Dr. Syukur Ghazali, M.Pd. dengan mengutip banyak pernyataan para pakar
yang membahas tentang konsep pembelajaran bahasa yang berkaitan dengan teks. Seperti menurut
Omaggio (dalam Ghazali,2010:20) pada tingkat pemula tipe-tipe teks umum harus terfokus pada
ujaran-ujaran singkat yang diambil dari materi-materi yang sudah tidak asing lagi (waktu, tanggal,
cuaca, nomor, pakaian). Melalui teknik pengajaran, para siswa belajar mengidentifikasi gagasan-
gagasan utama dan kata-kata kunci dalam materi-materi yang sudah mereka kenal. Pada tingkat
lanjutan, perhatian harus terpusat pada teks-teks naratif sederhana dan percakapan-percakapan singkat
secara berhadap-hadapan dalam dialek standar. Pada tingkat mahir, isi materi meluas mencakup topik-
topik yang bersifat faktual (peristiwa-peristiwa terkini, politik, pendidikan, ekonomi, kuliah

Teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks merupakan bahasa
yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksnakan tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua
contoh bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks (Halliday
dalam Ruqaiyah, 1992:77). Batasan tersebut mengandung pengertian bahwa setiap pemakaian bahasa
memiliki tujuan akademik, laporan dan deskripsi).Teks didefinisikan sebagai satuan bahasa yang
digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur
berpikir yang lengkap (Mahsun, 2014:1). Selain itu, karena teks digunakan untuk pernyataan suatu
kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks memiliki struktur tersendiri
dengan jenis yang berbeda pula.

Secara umum, Mahsun (2014:15) memetakan teks dengan diklasifikasikan atas teks tunggal/ genre
mikro dan teks majemuk / genre makro. Istilah tunggal dan majemuk yang disematkan pada konsep
teks tunggal dan teks majemuk beranalogi pada konsep tunggal dan majemuk dalam kalimat tunggal
dan kalimat majemuk. Dengan kata lain, teks majemuk merupakan sebuah teks kompleks dengan
struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke dalam bagian-bagian yang dapat berupa bab, subbab,
atau seksi, subseksi. Selanjutnya agar lebih jelas, diberikan uraian berdasarkan kedua jenis teks
tersebut.

1. Teks Tunggal (Genre Mikro)

Bahasa hanya muncul dalam proses sosial. Beberapa proses sosial utama yang dilakukan
melalui tindakan berbahasa dapat berupa penggambaran, penjelasan, perintah, penyajian alasan-
alasan/argumen, dan penceritaan. Berdasarkan sudut pandang penceritaannya, maka genre atau
ragam teks tersebut dapat dipilah ke dalam dua kelompok besar, yaitu teks-teks yang termasuk
dalam genre sastra dan nonsastra. Sementara itu, teks-teks dalam kelompok genre sastra
dikategorikan ke dalam genre cerita, sedangkan teks-teks genre nonsastra dikelompokkan ke
dalam genre faktual dan genre tanggapan. Baik genre cerita maupun genre faktual dan genre
tanggapan masing-masing dikelompokkan ke dalam dua kelompok subgenre, yaitu (1) subgenre
naratif dan nonnaratif untuk kategori genre cerita; (2) subgenre laporan dan prosedural untuk
kategori genre faktual; dan (3) subgenre transaksional dan ekspositori untuk kategori genre
tanggapan.

9
2. Teks Majemuk (Genre Makro)

Teks majemuk merupakan teks kompleks dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke
dalam bagian-bagian yang dapat berupa bab, subbab, atau seksi, subseksi. Mahsun (2014:36)
menjelaskan dalam teks semacam ini tergabung beberapa jenis teks berkelanjutan (continous
texts) atau teks tunggal yang digunakan untuk mengisi bagian-bagian dari struktur teks tersebut.
Dalam penjelasan yang lain Titscher (dalam Mahsun,2014), menjelaskan bahwa antara struktur
judul dengan struktur lainnya harus memperhatikan keterkaitan yang padu baik dari segi
permukaan tekstual yaitu keterhubungan sintaksis teks atau disebut dengan istilah koherensi.

Dengan adanya kohesi dan koherensi antarbagian struktur itulah yang menyebabkan berbagai
jenis teks tunggal yang menjadi pengisi bagian-bagian teks majemuk tersebut terikat menjadi satu
kesatuan yang padu baik dari segi keterhubungan sintaksis maupun semantis. Secara skematis,
relasi antara struktur teks akademik terdiri atas :

(a) judul; (b) pendahuluan (c) rumusan masalah

(d) tujuan (e) tinjauan pustaka (f) kerangka teori

(g) metode (h) jadwal (i) daftar pustaka (Mahsun, 2014:40)

Berdasarkan urutan tersebut, sebuah teks majemuk antara bagian yang satu dengan yang lain
haruslah memperlihatkan keterkaitan satu sama lain, yang membentuk teks itu secara
keseluruhan.Unsur yang mengikat antar bagian itulah yang disebut dengan unsur pengikat teks.
Robert de Beaugrande dan Wolfgang Dresler (dalam Mahsun, 2014:40) mendefinisikan teks
sebagai sebuah peristiwa komunikatif yang harus memenuhi syarat-syarat :

a) Kohesi, yaitu unsur permukaan yang menunjukkan keterhubungan sintaksis teks


b) Koherensi, yaitu unsur semantik tekstual penyusun makna sebuah teks;
c) Intensionalitas, yang merujuk pada hal yang berhubungan dengan sikap dan tujuan
produksi teks
d) Akseptabilitas, yang merupakan cerminan intensionalitas yang memungkinkan resipen-
resipien mengakui sebuah teks dalam suatu situasi tertentu
e) Informativitas merujuk pada bagaimana informaisi baru yang disampaikan itu
distrukturkan dan menggunakan piranti kohesi apa
f) Situasionalitas merujuk pada konstelasi pembicaraan dan situasi tuturan yang berperan
penting dalam memproduksi teks
g) Intertektualitas, yang mengacu pada dua makna: pertama, merujuk pada keterkaitan suatu
teks dengan teks sebelumnya atau teks yang muncul secara bersamaan; kedua, merujuk
pada adanya kreteria formal yang mengubungkan teks-teks tertentu dengan teks-teks
lainnya dalam genre atau jenis teks tertentu.

Teks yang masuk kategori teks majemuk/genre makro adalah teks-teks naskah akedemik,
seperti teks usulan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, artikel, dan abstrak. Teks
majemuk juga diklasifikasikan atas dua jenis yaitu teks majemuk yang faktual dan fiksional.
Termasuk ke dalam teks-teks kelompok faktual adalah proposal penelitian, skripsi, tesis, disertasi,
makalah, buku teks, dan lain-lain. Selanjutnya, teks majemuk yang bersifat fiksional misalnya
novel.

2.3 MENYELEKSI DAN MENYUSUN POKOK-POKOK TEKS PROSEDUR

10
1. POKOK-POKOK BAHAN AJAR TEKS PROSEDUR
a. Defenisi teks prosedur
b. Tujuan teks deskripsi
c. Struktur teks prosedur
d. Jenis teks deskripsi
e. Tujuan teks deskripsi
f. Kaidah kebahasaan

2.4 MENYELEKSI DAN MENYUSUN POKOK-POKOK TEKS EKSPLANASI

2. POKOK-POKOK BAHAN AJAR TEKS EKSPLANASI

a. Pengertian teks eksplanasi


b. Struktur teks eksplanasi
c. Ciri teks prosedur

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 TEORI PENDUKUNG

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (Majid 2008: 173). Bahan ajar dapat pula diartikan sebagai bahan yang harus dipelajari
peserta didik sebagai sarana untuk belajar (Depdiknas, 2003). Bahan ajar di dalamnya dapat berupa

11
materi tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai peserta didik terkait
kompetensi dasar tertentu. Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh guru atau peserta didik
untuk memudahkan proses pembelajaran. Bentuknya bisa berupa buku bacaan, buku kerja (LKS),
maupun tayangan. Mungkin juga berupa surat kabar, bahan digital, paket makanan, foto,
perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh
guru, tugas tertulis, kartu atau juga bahan diskusi antarpeserta didik. Dengan demikian, bahan ajar
dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk meningkatkan pengetahuan dan atau
pengalaman peserta didik.

Menurut Panen (2001) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran (Andi,2011:16). Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi
atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1).

Menurut Hamdani (2010:120) bahan ajar merupakan segala bentuk bahan atau materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Prastowo (2011:16) mengemukakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis sehinggatercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Pandangan tersebut juga dilengkapi oleh Pannen (dalam Prastowo, 2016:17) yang mengungkapkan
bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar tidak saja memuat materi tentang pengetahuantetapi juga berisi tentang
keterampilandan sikap yang perlu dipelajari siswauntuk mencapai standar yang telahditentukan
pemerintah. Direktorat Pembinaan Sekolah Atas (Depdiknas, 2008:6) mengemukakan bahwa bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis dan bahan tidak tertulis. Dari
beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat dipahami bahwa bahan ajar
merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti berpandangan bahwa bahan ajar merupakan


seperangkat bahan yang dirancang oleh guru dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang kegiatan
belajar siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Seperangkat bahan tersebut berupa
buku dan sejenisnya, atau program audio, video, serta program komputer yang berisi materi pelajaran.
Perancangan bahan ajar harus dirancang secara sistematis oleh gurukarena guru sebagai pelaksana
dalam kegiatan pembelajaran. Kesistematisan bahan ajar dapat ditunjukkandengan adanya keterkaitan
bahan ajar dengan standar kompetensi, kompetensi dasar yang akan dicapai, indikator pembelajaran,
penyusunan bahan ajar juga harus disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran dan kebutuhan atau
karakteristik peserta didik.

Beberapa pendapat para ahli tentang bahan ajar sebagai berikut :

 National Center For Competency Based Training (2007)

12
Menurut National Center For Competency Based Training, bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
proses belajar mengajar di kelas. Bahan ajar yang dimaksud oun bisa tertulis maupun tak
tertulis.

 Chomsin S. Widodo dan Jasmadi

Chomsin S. Widodo dan Jasmadi berpendapat bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana
yang berisi materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
didesain secara sistematis dan menarik untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
mencapai kompetensi dan sub kompetensi dengan segala kompleksitasnya.

 Pails Ache dalam Diknas

Menurut Pails Ache dalam Diknas, bahan ajar adalah gabungan dari dua kata “teaching
material“. Teaching memiliki arti mengajar dan material yang berarti bahan. Jadi, bahan ajar
merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun sistematis menampilkan sosok
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

 Ali Mudlofar

Ali Mudlofar juga menyatakan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis

 Ika Lestari

Sedangkan, Ika Lestari berpendapat bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang
mengacu pada kurikulum untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan. Berdasarkan pendapat para ahli bisa disimpulkan, bahwa bahan ajar adalah segala
bahan belajar mengajar, baik informasi, alat maupun teks yang disusun sistematik untuk membantu
guru dan anak didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun bahan ajar
yang digunakan, bisa berupa, buku pelajaran, modul, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan
sebagainya.

Menurut Abdul Majib (2013: 174), bentuk bahan ajar setidaknya dapat dikelompokkan menjadi
empat yaitu:

 Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
foto/gambar.
 Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
 Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
 Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif

Teks prosedur adalah jenis teks yang berisi cara-cara untuk membuat atau melakukan suatu hal,
yang dijelaskan menurut metode langkah per langkah secara runtut dan detail. Pengertian teks
prosedur menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah teks yang menjelaskan tahap
kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau metode langkah demi langkah secara pasti dalam
memecahkan suatu masalah. Pengertian teks prosedur secara umum adalah teks yang berisi tata cara
untuk membuat atau melakukan sesuatu hal secara berurutan dengan terstruktur langkah demi langkah
untuk menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan. Pengertian Teks Prosedur Menurut Para Ahli Di

13
bawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian dan definisi teks prosedur menurut pendapat dan teori
para ahli.

Menurut Ismail Masya (1994) Pengertian teks prosedur menurut Ismail Masya adalah teks yang
menjelskan rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut
waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang.
Menurut Muhammad Ali (2000). Definisi teks prosedur menurut pendapat dari Muhammad Ali
merupakan sebuah teks yang menjelaskan tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan
tertentu. Menurut Ida Nuraida (2008). Arti teks prosedur adalah teks yang menjelaskan urutan
langkah-langkah dimana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan,
bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang
melakukannya. Menurut Mulyadi (2001). Pengertian teks prosedur adalah teks yang menjelaskan
urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Isnatun dan Farida (2013. Hlm 80) menyatakan, “Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan
tentang proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial”. Berdasarkan
pemaparan tersebut, teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang terjadinya suatu fenomena
dari proses awal hingga akhir.

Menurut Anderson Teks eksplanasi adalah teks yang menyajikan serangkaian peristiwa. Tujuannya
untuk memberitahukan setiap langkah proses (bagaimana) dan memberi alasan (mengapa). Menurut
Restuti Pengertian teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang menerangkan atau menjelaskan
mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial. The Contemporary-Indonesian Dictionary:651

Teks eksplanasi adalah sebuah teks yang berisi tentang proses-proses yang berhubungan dengan
fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya. Menurut Mahsun Teks
eksplanasi adalah disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan
pernyataan umum, deretan penjelasan, dan penutup. Menurut Priyatni Teks eksplanasi adalah teks
yang berisi penjelasan tentang proses yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam, sosial,
ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya.

3.2 CONTOH BAHAN AJAR UNTUK SATUAN PENDIDIKAN SMP

TEKS PROSEDUR

14
Oleh: Iis Yasinta Apriani, S.Pd.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas/Semester VII/Ganjil
Kompetenti Dasar Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara
membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner
khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar
4.5 Menyimpulkan isi teks prosedur tentang cara memainkan alat musik
daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata,
dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar.

Indikator Pembelajaran 3.5.1 Menentukan ciri umum teks prosedur pada teks yang
dibaca/didengar.
3.5.2 Mendaftar kata/kalimat sebagai ciri teks prosedur pada teks yang
dibaca/didengar.
3.5.3 Menentukan jenis teks prosedur pada teks yang
dibaca/didengar.
4.5.1 Meringkas urutan isi teks prosedur
4.5.2 Menjawab pertanyaan isi teks prosedur
4.5.3 Mendemonstrasikan cara melakukan suatu pekerjaan dari
simpulan teks yang didengar

Alokasi Waktu 2 x 40 menit / 1 pertemuan

1. Pengertian
Teks Prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dan terdapat penjelasan/keterangan dalam langkah
tersebut.
2. Tujuan Teks Prosedur
Tujuan teks prosedur menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan agar pembaca/pemirsa
dapat secara tepat dan akurat mengikuti sebuah proses membuat sesuatu, melakukan
suatu pekerjaan, atau menggunakan suatu alat.

Berdasarkan tujuannya teks prosedur dibagi menjadi tiga jenis yaitu


a. teks prosedur untuk memandu cara menggunakan/ memainkan suatu alat (cara
memainkan suatu alat musik, cara menggunakan alat,
b. teks prosedur untuk memandu cara membuat (ada bahan, cara, dan langkah), dan
c. teks prosedur untuk memandu cara melakukan sebuah kegiatan (cara menari, cara
melakukan senam)

3. Ciri Teks Prosedur Dari Segi Isi


Ciri teks prosedur dari segi isinya ada tiga:
a. panduan langkahlangkah yang harus dilakukan,
b. aturan atau batasan dalam hal bahan/kegiatan dalam melakukan kegiatan,
c. isi kegiatan yang dilakukan secara urut (kalau tidak urut disebut tips).

15
4. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur
Teks prosedur memiliki kaidah kebahasaan diantaranya, konjungsi temporal, kata imperatif,
verba material dan tingkah laku, partisipan manusia, bilangan pendanda, kalimat introgatif dan
kalimat deklaratif.
 Kalimat Imperatif – Kalimat yang mengandung perintah, fungsinya ialah untuk meminta
atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
 Kalimat Deklaratif – Kalimat yang berisi pernyataan, fungsinya ialah untuk memberikan
informasi atau berita tentang sesuatu.
 Kalimat Interogatif – Kalimat yang berisi pertanyaan, fungsinya ialah untuk meminta
informasi tentang sesuatu.
 Konjungsi Temporal – Konjungsi temporal merupakan kata penghubung yang
berhubungan secara kronologis dengan waktu dan kejadian dari kedua peristiwa yang
memiliki keterkaitan. Misalnya, setelah ini, kemudian, lalu, sesudah itu, selanjutnya,
sebelum itu, dan lain-lain.
 Verba material dan tingkah laku – Verba material adalah perbuatan yang mengacu pada
tindakan, seperti potonglah ubi itu, masukan air kedalam wadah. Sedangkan Verba tingkah
laku adalah perbuatan yang mengacu pada tindakan berdasarkan ungkapan, seperti, tunggu
kira-kira 5 menit, tunggu sampai matang, tetap pertahankan, dan lainnya.
 Partisipan manusia – Partisipan manusia adalah mempartisipasikan atau mengikutsertakan
manusia dalam tulisan tersebut untuk membantu langkah- langkahnya.
 Bilangan penanda – Bilangan penanda adalah bilangan yang mengurutkan langkah-
langkah pada tulisannya.
5. Struktur teks prosedur
Struktur teks prosedur ada dua. tergantung bentuk atau jenis teks yang dibuat. Biasanya bila berkaitan
dengan pembuatan makanan aka nada 4 struktur yang dapat muncul seperti di bawah ini.

d. Tujuan

e. Bahan/alat

f. Langkah

g. Kesimpulan/penutup

16
Bila berkaitan dengan pekerjaan aka nada 3 struktur yang akan muncul seperti di bawah

Ini.

6. Jenis Teks Prosedur

a. Teks Prosedur Sedehana

Teks prosedur sederhana hanya berisi dua atau tiga langkah saja, contohnya prosedur untuk
mengoperasikan setrika.

b. Teks Prosedur Kompleks

Teks prosedur kompleks terdiri atas banyak langkah dan jenjang untuk tiap tahapannya. Contohnya
prosedur pembayaran tilang oleh polisi.

c. Teks Prosedur Protokol

Teks prosedur protokol merupakan teks prosedur yang langkah-langkahnya sangat sederhana dan
mudah dipahami. Contohnya cara menyalakan komputer

17
Contoh Teks Prosedur
Berikut ini, kami akan memberikan langkah-langkah tentang bagaimana cara mencuci pakaian dengan
menggunakan mesin cuci dengan benar.

 Taruh pakaian yang akan dicuci ke dalam mesin cuci, mesin cuci secara umum memiliki dua
sisi. Sisi sebelah kiri merupakan bagian yang lebih besar dan digunakan untuk mencuci
pakaian anda. Sementara itu, sisi kanan yang mempunyai lubang lebih kecil digunakan untuk
mengeringkan pakaian yang telah dicuci.

Pertama, tentu anda harus mencuci terlebih dahulu, masukkan pakaian-pakaian ke dalam sisi sebelah
kiri, pastikan tidak ada satupun pakaian yang luntur karena warnanya bisa bercampur antara satu
dengan yang lainnya.

Kemudian, anda juga harus memisahkan pakaian yang mudah melar, pakian-pakaian yang mudah
melar seperti sweater akan buruk hasilnya apabila dicuci menggunakan mesin. Cara mencuci seperti itu
akan menghasilkan pakaian yang benar-benar melar dan sudah barang tentu tak indah lagi dipandang
serta tak nyaman dipakai.

 Isi air secukupnya, beri air secukupnya pada sisi kiri dimana anda telah memasukkan pakaian
tadi. Air secukupnya yang dimaksud ialah air tersebut telah menggelamkan seluruh pakaian.
Setelah air dirasa cukup, beri detergen secukupnya dan putar tombol ke arah waktu 10 menit.
Nantinya turbin yang ada di dalam mesin cuci akan bergerak memutar dan menggerakkan
pakaian anda.

18
10 menit kemudian, buang air cucian tersebut dengan memutar tombol ke arah “drain”, setelah
poembuangan air selesai, anda harus memutar tombol tersebut ke arah semula dan isi kembali
air sesuai dengan takaran awal tadi. Putar tombol ke arah 10 menit dan biarkan. Ulangi proses
tersebut selama 3 kali dengan tujuan agar pakaian anda bersih dan bebas dari debu atau
kotoran yang menempel.

 Keringkan Pakaian, buka penutup sisi bagian kanan dan ambil pakaian. Masukkan
pakaian ke sisi kanan, tutup rapat dan putar tombol yang ada dibagian atas pengering.
Putar hingga ke angka 5, yang berarti prosesnya akan berjalan selama 5 menit.
Lakukan proses ini satu kali saja, kemudian jemur pakaian yang telah dikeringkan

3.3 CONTOH BAHAN AJAR UNTUK SATUAN PENDIDIKAN SMA

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas


Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Teks Eksplanasi
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 40 menit)

I. Tinjauan Umum

A. Kompetensi Dasar
3.9 Mengidentifikasi informasi dari teks eksplanasi berupa paparan kejadian suatu
fenomena alam yang diperdengarkan atau dibaca dengan memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, dan isi secara tertulis.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.9.1 Megidentifikasi pengertian dan ciri teks eksplanasi.

C. Materi Prasyarat
1. Pengertian teks eksplanasi
2. Ciri teks eksplanasi

D. Petunjuk Bagi Peserta Didik untuk Mempelajari Bahan Ajar


Peserta didik memahami materi yang disajikan dan mengerjakan latihan soal.
II. Pendahuluan

Manfaat bahan ajar ini bagi peserta didik

1. Mempermudah peserta didik dalam mengidentifikasi pengertian teks eksplanasi.


2. Mempermudah peserta didik dalam mengidentifikasi ciri teks eksplanasi.
3. Sebagai pendamping bahan ajar selain buku paket atau sumber belajar lain.

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi pengertian teks eksplanasi.
2. Peseta didik mengidentifikasi ciri teks eksplanasi.

III. Penyajian

PENGERTIAN DAN CIRI TEKS


EKSPLANASI

A. Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang


proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau
sosial. Teks eksplanasi berisi fakta yang dapat menjawab
pertanyaan tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu
fenomena terjadi.
B. Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Faktual

Ilmiah

Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Objektif

Fokus pada hal


umum

Penjelasan tentang ciri-ciri teks eksplanasi sebagai berikut :

1. Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).

2. Hal yang dibahas yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan


atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan (ilmiah).

3. Sifatnya informatif dan tidak berusaha memengaruhi pembaca


untuk percaya terhadap hal yang dibahas (objektif).

4. Fokus pada hal umum (generik), bukan partisipan manusia.


Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan lainnya.
5. Teks eksplanasi menjelaskan proses yang alami, tidak disadari,
dan melalui jangka

Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas VIII


Kegiatan Kompetensi

Setelah memahami materi di atas, ayo


tentukan “benar” atau “salah”
pernyataan-pernyataan di bawah ini!

No. Pernyataan Pilihan

Benar Salah

1 Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang


proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau
sosial.

2 Teks eksplanasi bersifat informatif.

3 Teks eksplanasi menjelaskan proses melakukan sesuatu.

4 Struktur teks eksplanasi berupa pernyataan umum,


deretan penjelas, dan interpretasi.

5 Struktur “deretan penjelas” dalam teks eksplanasi


bersifat opsional.

6 Struktur “interpretasi” dalam teks eksplanasi bersifat


opsional.

7 Teks eksplanasi bersifat subjektif.

8 “Kucingku” merupakan salah satu judul teks eksplanasi.

9 Fokus pada hal umum (generik), bukan partisipan manusia.


Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan lainnya.

10 Teks eksplanasi menjelaskan proses yang alami, tidak disadari,


dan melalui jangka waktu yang panjang.

Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas VIII


RANGKUMAN

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya atau
terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial.
Ciri-ciri teks eksplanasi sebagai berikut
Informasi yang dimuat berdasarkan fakta. (faktual)
Hal yang dibahas yaitu suatu fenomena yang bersifat ilmiah.
Sifatnyainformatifdantidakberusahamemengaruhi pembaca. (objektif)
Fokus pada hal umum (generik)
Teks eksplanasi menjelaskan proses yang alami.

Uji Kompetensi

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda (X) pada pilihan a, b, c, atau d
1. Teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau
sosial, disebut teks ….
a. Berita
b. Eksposisi
c. Eksplanasi
d. Prosedur
2. Berikut merupakan ciri teks eksplanasi, kecuali ….
a. Informasi yang dimuat berdasarkan fakta.
b. Hal yang dibahas yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu
pengetahuan (ilmiah).
c. Bersifat objektif
d. Bersifat subjektif
3. “Informasi yang dimuat berdasarkan fakta.” Pernyataan ini menunjukan bahwa ciri teks
eksplanasi bersifat ….
a. Objektif
b. Subjektif
c. Faktual
d. Ilmiah

Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas VIII


4. Manakah di bawah ini yang cocok digunakan sebagai judul teks eksplanasi!
a. “Kisah Kancil dan Buaya”
b. “Tsunami”
c. “Hukuman Manis Buat Arya”
d. “Kucingku”
5. “Hal yang dibahas yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu
pengetahuan.” Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa teks eksplanasi bersifat …
1. Ilmiah
2. Objektif
3. Subjektif
4. Faktual

Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas VIII


25
LAMPIRAN

1. BUKU FISIK

2. BUKU ONLINE

3. JURNAL

1. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS : REPRESENTASI


KURIKULUM 2013 (2017) (EKA SOFIA AGUSTINA)
2. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA
STORYBOARD PADA SISWA KELAS X SMA (2018) (UMI KHULSUM, YUSAK
HUDIYONO, DAN ENDANG DWI SULISTYOWATI)
3. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN
MEDIA BANGAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SMP KELAS VII KOTA
SEMARANG (2019) (NINIK NURHIDAYATI, HARJITO, DAN SUWANDI)

26
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Sofia Eka. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks : Representasi Kurikulum
2013. Aksara. Universitas Lampung

Ismawati, Hesti. 2015. Telaah Kurikulum Dan Pengembangan Bahan Ajar.Yogyakarta: Penerbit
Ombak

Kokasih, E. 2021. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Bumi Aksara

Kurniasih, Imas, Sani, Berlin & Pamungkas Adi. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 : Konsep Dan
Penerapan. Tangerang: Kata Pena

Mahsun. 2014. Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.Depok : Raja Grafindo
Persada

Ninik Nurhidayati, Harjito, Dan Suwandi. 2019. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Deskripsi
Menggunakan Media Bangan Berbasis Kontekstual Untuk Smp Kelas Vii Kota Semarang. Universitas
PGRI Semarang

Umi Khulsum, Yusak Hudiyono, & Endang Dwi Sulistyowati. 2018. Pengembangan Bahan Ajar
Menulis Cerpen Dengan Media Storyboard Pada Siswa Kelas X Sma. Diglosia: Universitas
Mulawarman

27
28

Anda mungkin juga menyukai