Anda di halaman 1dari 16

TEHNIK PEMBUATAN

NOTA KEBERATAN
(EKSEPSI) &
NOTA PEMBELAAN
(PLEIDOOI)
Disampaikan Pada Workshop PERADI Jaksel
Upgrading Skills for Lawyer

Dr. Albert Aries, SH, MH

Disclaimer: Foto & Gambar merupakan Hak Cipta masing-masing Pencipta/Pemegang Hak Cipta & digunakan hanya untuk pendidikan
(non-commercial purposes).
NOTA KEBERATAN
(EKSEPSI)
Ø Hak dari Terdakwa atau Penasihat Hukum-nya mengajukan
Keberatan atas Surat Dakwaan Penuntut Umum

Ø Tidak selalu harus diajukan, karena bukan kewajiban, melainkan


hak.

Ø Fungsi “opening statement” untuk menunjukkan


”ketidakseimbangan” penyidikan, “trial by the press”, & Dakwaan
JPU

Ø Wadah untuk mengajukan Materi Eksepsi (Pasal 156 ayat 1


KUHAP)
MATERI EKSEPSI

Ø Pengadilan tidak berwenang mengadili perkara (Kompetensi Relatif &


Kompetensi Absolut).

Ø Dakwaan tidak dapat diterima (De officier van justitie is niet onvankelijk)

Ø Surat Dakwaan harus dibatalkan / batal demi hukum (null and void)
EKSEPSI
KEWENANGAN MENGADILI
Ø Eksepsi Kompetensi Relatif: Pengadilan tidak berwenang
atau dua pengadilan atau lebih berwenang mengadili
perkara yang sama, atau tidak berwenang mengadili
karena locus dan tempus delicti (Pasal 150 Jo. 143 ayat 2
butir b KUHAP)

Ø Eksepsi Kompetensi Absolut: Pokok perkara yang


diajukan bukan wewenang pengadilan dimana perkara
diajukan (Contoh: Dari lingkungannya: Pengadilan Negeri
& HAM & Tipikor, Dari orangnya: Pengadilan Militer &
Pengadilan Negeri)

Ø Teori Locus Delicti: Teori perbuatan materiil, teori alat


(instrument) & teori akibat
Dakwaan tidak memenuhi syarat formal dalam
Pasal 143 ayat 2 butir a KUHAP (tanggal,
identitas terdakwa, dll)

Ne bis in idem/Double Jeopardy (Pasal 76


KUHP)

EKSEPSI
DAKWAAN TIDAK
DAPAT DITERIMA
Daluwarsa (Pasal 78 KUHP)

Delik Aduan: Orang yang berhak mengadu


tidak menggunakan haknya/pengaduan
dicabut (Pasal 72-75 KUHP)

Dakwaan mengandung “cacat formal” atau


“kekeliruan beracara”, misalnya pelanggaran
atas Pasal 56 & Pasal 141 KUHAP, serta
Dakwaan Prematur.
EKSEPSI
SURAT DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM
Tidak menguraikan dengan cermat, jelas dan
lengkap:
Tindak pidana yang didakwakan Uraian dakwaan kabur/tidak jelas (obscuur
libel), sehingga menggambarkan perbuatan
dengan menyebutkan Locus dan yang dirumuskan bukan tindak pidana, atau
Tempus delicti; terdakwa bukan pelakunya.

Perumusan dakwaan mengandung uraian perbuatan


yang saling bertentangan antara satu pasal dengan
pasal yang lain.
SISTEMATIKA UMUM KEBERATAN
(EKSEPSI)
Pendahuluan

Alasan & Dasar Hukum diajukannya keberatan.

Uraian argumentasi hukum yang menjadi Alasan


Keberatan (Pasal 156 ayat 1 Jo. 143 ayat 2 KUHAP)

Kesimpulan & Penutup (Permohonan sesuai


Materi Eksepsi)
KEMUNGKINAN 1 2
PUTUSAN SELA
Menerima keberatan: Menolak keberatan:
Perkara tidak Sidang dilanjutkan
diperiksa lebih lanjut. (hakim berpendapat
materi keberatan baru
dapat diputuskan
setelah selesai
pemeriksaan/pokok
perkara).
Uraian pembelaan dari
Terdakwa dan/atau Penasihat
Hukum-nya, setelah Penuntut
Umum menyampaikan Surat
NOTA Tuntutan (Requisitor)

PEMBELAAN
(PLEIDOOI)
Dasar Hukum: Pasal 182
KUHAP
Sebagai kesempatan untuk
Serangkaian upaya menunjukkan bahwa Penuntut
pembelaan untuk membawa Umum tidak dapat
pada keyakinan hakim; membuktikan dakwaannya
(sistem pembuktian negatif);
PRINSIP-PRINSIP
NOTA PEMBELAAN
(PLEIDOOI) Tanggapan terhadap tuntutan
& dakwaan Penuntut Umum
Mengajukan alasan
mengenai fakta-fakta
penghapus pidana (pembenar
(deskriptif/question of fact),
& pemaaf), atau mengurangi
dan pembuktian (preskriptif)
pidana.
atas bestandelen tindak
pidana
Pendahuluan (tujuan, pandangan PH atas dakwaan dan requisitor PU,
serta ungkapan “isi hati” Terdakwa);

SISTEMATIKA
UMUM NOTA Uraian fakta-fakta yang terungkap di persidangan (question of fact):
keterangan saksi-saksi, ahli, surat & keterangan Terdakwa;

PEMBELAAN
(PLEIDOOI) Bagaimana penerapan & penafsiran hukum (question of law) dalam
dakwaan & requisitor JPU, unsur-unsur tindak pidana yang tidak terbukti
/terbukti tetapi ada alasan penghapus pidana/faktor meringankan.

Kesimpulan & Penutup (permohonan dari Terdakwa/Penasihat Hukum)


PERMOHONAN
TERDAKWA/PENASIHAT HUKUM

Jenis-jenis putusan perkara pidana:


• Putusan Bebas (vrisjpraak);
• Putusan Lepas (onslag van alle recht
vervolging);
• Pemidanaan (termasuk pidana bersyarat);
• Judicial Pardon (KUHP Nasional)
Kerugian Keuangan Negara:
Pasal 2 & Pasal 3

Suap-Menyuap:
Pasal 5 ayat (1) huruf a, Pasal 5 ayat (1) huruf b, Pasal 13, Pasal 5 ayat (2), Pasal 12 huruf , Pasal 12 huruf b, Pasal
11, Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 6 ayat (2), Pasal 12 huruf c, Pasal 12 huruf d;

7 BENTUK
Penggelapan Dalam Jabatan & Pemalsuan:
Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 huruf a, Pasal 10 huruf b, Pasal 10 huruf c

TINDAK PIDANA Pemerasan:

KORUPSI Pasal 12 huruf e, Pasal 12 huruf g, Pasal 12 huruf h

Perbuatan Curang:
Pasal 7 ayat (1) huruf a, Pasal 7 ayat (1) huruf b, Pasal 7 ayat (1) huruf c, Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 7 ayat 2,
Pasal 12 huruf h

Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan:


Pasal 12 huruf I

Gratifikasi:
Pasal 12 B jo. Pasal 12 C;
copyright Albert Aries 2022
TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN
DENGAN TIPIKOR
Tidak Memberikan
Bank tidak memberikan
Merintangi Proses Keterangan Atau
keterangan/tidak benar
Pemeriksaan Perkara Memberikan Keterangan
rekening tersangka: Pasal
Korupsi: Pasal 21 Yang Tidak Benar: Pasal 22
22 Jo. 29
jo. Pasal 28

Saksi Atau Ahli Yang Tidak Orang Yang Memegang


Memberikan Keterangan Rahasia Jabatan Tidak Saksi Yang Membuka
Atau Memberikan Memberikan Keterangan / Identitas Pelapor: Pasal 24
Keterangan Palsu : Pasal 22 Memberikan Keterangan Jo. Pasal 31
Jo. Pasal 35 Palsu: Pasal 22 Jo. Pasal 36

copyright Albert Aries 2022


Soal pernyataan (declare) kerugian keuangan negara selain
dari BPK (Bandingkan SEMA 4/2016 dan Pasal 32 UU Tipikor).

MODEL Masih adanya perselisihan prayudisial (PTUN atau Pengadilan


Negeri/Perdata)

KEBERATAN Tehnik penyusunan surat dakwaan JPU yang tidak jelas &
cermat:
DALAM PERKARA ØPenggabungan dakwaan yang tidak memiliki relevansi/keterkaitan

TIPIKOR (innerlijk samenhangen)


ØJPU mencampuradukan bentuk dakwaan alternatif dan kumulatif.
ØJPU tidak menguraikan tindak pidana yang didakwakan kepada
terdakwa dengan jelas (bestandelen, locus & tempus);
ØKompetensi absolut antara Pengadilan Tindak Pidana Korupsi &
Pengadilan Negeri (Misalnya: tindak pidana penggelapan);
ØBelum dikriminalisasinya perbuatan tertentu dalam UU Tipikor
(Misalnya: trading in influence)
TEHNIK PENYUSUNAN NOTA KEBERATAN (EKSEPSI)

Ø Contoh Kasus : X seorang Wakil Ketua Parlemen mempunyai teman lama bernama Y, seorang pengusaha
importir (PT. CDE) alat kebugaran yang memenangkan beberapa tender pengadaan alat kebugaran yang
diadakan oleh Kementerian Kebugaran. Suatu ketika, Y mengalami kendala dalam pembayaran suatu
proyek dari Kementerian Kebugaran. Kemudian Y meminta bantuan dari X untuk menghubungi Z, salah
satu pejabat (Dirjen) di Kementerian Kebugaran untuk memperlancar pembayaran kepada Y, dan
terbukti berkat telepon dan memo dari X, berangsur-angsur sebagian pembayaran diterima oleh Y.
Selanjutnya Y bersama W managernya menghadap X dan meninggalkan suatu amplop coklat berisi uang
200 Juta Rupiah sebagai ucapan “terima kasih”. Dalam perjalanan pulang Y ditangkap penyidik KPK yang
sebelumnya sudah mengantongi hasil penyadapan pembicaraan antara Y dan W. Tidak lama kemudian X
juga ditangkap ruang kerjanya, dan selanjutnya didakwa secara alternatif dengan menggunakan Pasal 11
ATAU Pasal 12b UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Dalam berbagai pemberitaan di media massa, X dianggap telah memperdagangkan
pengaruhnya sebagai Wakil ketua Parlemen

Ø Diskusi: Sebagai PH, anda ditugaskan membuat draft Nota Keberatan (Eksepsi) untuk X.

Anda mungkin juga menyukai