• Kasus yg bisa terjadi tanpa ada riwayat kecelakaan. Lebih disebabkan karena adanya gangguan fungsi tubuh atau kambuhnya penyakit.(Bedakan dengan kasus trauma) • Kasus & gangguan medis di lapangan sangat banyak. Gejala & tandanya juga bisa sangat beragam, bisa khas & tidak khas. Yang terpenting bagi penolong pertama adalah mengenali kegawatannya sejak dini. • Penilaian kegawatannya lebih banyak diperoleh dari hasil wawancara dg. penderita (bila sadar), keluarga/saksi atau sumber informasi lainnya.(akronim KOMPAK bisa diguna- kan sebagai panduan) • Penatalaksanaan di lapangan tidak jauh berbeda, yg paling penting adalah menjaga ABC, memantau tanda Vital seca-ra teratur & segera membawanya ke fasilitas kesehatan. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 2 Peredaran Darah Koroner & Gangguan Jantung • Peredaran darah koroner = sistem sirkulasi yang mengalirkan darah ke jantung melalui arteri yg disebut pembuluh koroner. • Bila terjadi penyempitan pembuluh koroner karena proses pelemakan di dinding arteri (arteriosklerosis) → pasokan darah (& oksigen) ke jantung jadi berkurang → Muncul gangguan jantung ! • Serangan jantung : Penyempitan koroner → terjadi angina pektoris (nyeri dada) Penyumbatan koroner → terjadi Infark Miokard (gagal jantung)
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 3
Gejala Angina Pektoris • Penderita mengeluh merasa tidak enak, seperti tertindih & nyeri dada di daerah jantung, menjalar ke leher, rahang, bahu lengan kiri & punggung. • Nyeri berkembang beberapa menit, hilang timbul & semakin berat. • Sering penderita menja- di tidak respon, henti napas & henti jantung.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 4
Tanda & Gejala Kegawatan Jantung
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 5
Penatalaksanaan Serangan Jantung di lokasi • Jangan panik, tenangkan & jangan tinggalkan penderita sendirian. • Hentikan semua aktivitasnya, posisikan senyaman mungkin (biasanya dia akan memilih setengah duduk). • Pastikan airway terbuka dg.baik, berikan oksigen jika ada sesuai protokol. • Kendorkan pakaian yg.mengikat, jangan berikan makan/ minum dahulu. • Jika bertambah parah, bersiap untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar & Resusitasi Jantung Paru. • Hubungi bantuan medis & segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 6 Penatalaksanaan Gangguan Pernapasan di Lokasi • Tenangkan & perlakukan penderita dg. Lembut. • Posisikan penderita senyaman mungkin (biasanya akan memilih duduk tegak / setengah duduk). • Kendorkan pakaian yang mengikat. • Bantu korban mengatur nafas. • Nilai pernapasannya, berikan bantuan napas jika diperlukan. • Berikan oksigen jika diperlukan sesuai protokol. • Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 7 Gangguan Kadar Gula Darah
• Diabetes Mellitus : terjadi karena adanya
gangguan kadar gula di dalam darah (glukosa) akibat keberadaan hormon insulin sebagai pengatur kadar gula darah, jumlahnya berkurang atau tak bekerja dengan efektif. • Gangguan kadar gula darah bisa berupa : Hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 8
Hormon Insulin & Gangguan kadar gula darah
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 9
Penatalaksanaan Gangguan Kadar Gula Darah di Lokasi Meski tanda & gejala antara hiperglikemia dg. Hipoglikemia berbeda, penatalaksanaan gangguannya di lapangan sama, yaitu : • Lakukan prosedur penilaian penderita untuk memperoleh riwayat penyakit (KOMPAK). • Pantau jalan napas & pernapasannya. • Bila penderita sadar, beri minuman manis. • Bawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 10
Stroke (Pitam Otak) • Stroke : terjadi sebagai akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak shg. Sirku- lasi darah ke bagian ter- tentu di otak terganggu. • Tanda & gejalanya bera- gam tergantung dari sebe- rapa besar & bagian otak mana yang terganggu. Mulai dari keadaan ringan hingga mencapai keadaan yang mengancam nyawa.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 11
Tanda & Gejala Serangan Stroke • Nyeri kepala (bisa satu- satunya gejala) • Penurunan status mental hingga hilang kesadaran. • Sukar berbicara, rasa kese- mutan/kelumpuhan di wajah. • Penglihatan kabur, pupil tidak sama besar kiri-kanan. • Kejang-kejang. • Kelumpuhan alat gerak. • Kehilangan kontrol BAB & BAK.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 12
Penatalaksanaan Stroke di Lokasi • Jangan panik, tenangkan & jangan tinggalkan penderita sendirian. • Hentikan semua aktivitasnya, posisikan senyaman mungkin atau baringkan penderita. • Pastikan airway terbuka dengan baik, berikan oksigen jika ada sesuai protokol. • Kendorkan pakaian yang mengikat, jangan berikan makan/ minum dahulu. • Jika bertambah parah, bersiap untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar & Resusitasi Jantung Paru. • Hubungi bantuan medis & segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 13 Kejang epilepsi (ayan) Fase Serangan epilepsi 1. Fase Aura ; penderita merasa melihat atau mendengar sesuatu. 2. Fase Tonik ; kesadaran menurun hingga tidak ada selama 15-20 detik diikuti dengan kekakuan otot selama 5-15 detik. 3. Fase klonik ; terjadi kejang- kejang selama 1 -5 menit. 4. Fase akhir ; penderita yg. kelelahan akan jatuh tertidur selama 5 – 30 menit. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 14 Histeria Terjadi karena secara kejiwa- Penatalaksanaannya an penderita ingin menarik perhatian atau menolak bera- • Tenangkan & hindar- da pada situasi yang tidak kan penderita dari diinginkannya. kerumunan massa. • Bawa ke tempat Gejala & tandanya tenang & didampingi. • Hilang kesadaran sesaat dg. • Anjurkan ke dokter, kesan dibuat-buat, bila sudah tenang. • Mungkin berguling-guling, • napas & nadi cepat, • Tak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yg. jelas Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 15 Pingsan (syncope) Terjadi karena sirkulasi darah ke otak berkurang. Gejala & tanda - Perasaan limbung, mata berkunang- kunang, telinga berdenging. - Lemas, berkeringat dingin, menguap. - Hilang kesadaran dalam beberapa menit. - Denyut nadi & napas lemah. Penatalaksanaan - Baringkan penderita dg.tungkai ditinggikan. - Longgarkan semua hal yang mengikat/ mengganggu. - Berikan akses udara. - Beri kesempatan istirahat & diselimuti. - Bila tidak pulih, periksa napas & nadinya, segera bawa ke RS. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 16 Kedaruratan Medis Akibat Pengaruh Suhu Lingkungan • Paparan suhu lingkungan baik panas maupun dingin dapat mengganggu proses metabolisme dan mengganggu keseimbangan suhu tubuh secara keseluruhan. • Gangguan tubuh akibat paparan suhu panas lingkungan adalah : Kejang (kram) panas, Kelelahan panas, Sengatan panas. • Gangguan tubuh akibat paparan suhu dingin lingkungan adalah : Hipothermia & frostbite
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 17
Kejang (kram) Panas Gangguan berupa kejang disertai nyeri otot yg terjadi saat ber- aktifitas fisik. Terjadi akibat kehilangan cairan elektrolit dalam jumlah besar melalui keringat. – Gejala & tanda : kejang disertai nyeri yg biasanya terjadi pd. otot tungkai & perut, lelah, mual & mungkin pingsan. – Penatalaksanaan : letakan pende- rita di tempat teduh, baringkan hingga kejangnya hilang. Berikan minum yg. dicampur sedikit garam. Jangan membuang waktu mencari garam, yg penting segera meng-ganti cairan yg hilang. Rujuk ke RS jika kejang tidak berhenti.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 18
Kelelahan Panas (Heat exhaustion) • Kelelahan karena beraktifitas di lingkungan yg bersuhu relatif tinggi & kehilangan cairan tubuh/elektrolit dari proses berkeringat yang berlebihan dapat mengganggu sistem sirkulasi. • Gejala & tanda ; napas cepat & dangkal, nadi lemah, kulit teraba dingin, lembab, pucat & keriput, keringat berlebih, lidah terasa kering & haus, kadang hingga pingsan. • Penatalaksanaan : letakan penderita di tempat teduh, kendorkan semua pakaian yg mengikat, tinggikan tungkainya 20 -30 cm, berikan oksigen jika ada sesuai protokol, beri minum jika sadar dan bawa ke RS jika perlu.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 19
Sengatan Panas ( Heat Stroke) o Terjadi akibat aktifitas fisik berlebihan di lingkungan yang bersuhu tinggi atau di tempat dengan kelembaban tinggi & ventilasi kurang baik. o Tubuh mengalami kelebihan panas. Sistem pengaturan tubuh gagal melakukan tu- gasnya. Diperparah dengan kondisi penderita yang tidak lagi berkeringat. o Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi & berbahaya bagi kese-lamatan penderita. Kondisi ini bisa mengancam nyawa. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 20 Gejala & Tanda Sengatan Panas Serta Penatalaksanaannya. Gejala & Tanda Penatalaksanaan • Napas cepat & dalam. • Turunkan suhu tubuh • Nadi cepat tapi lemah. secepat mungkin. • Kulit teraba kering, panas & • Letakan kantong es pada kemerahan. ketiak, lipat paha, • Pupil mata melebar. dibelakang lutut, sekitar mata kaki & samping leher. • Kejang/gemetar pada otot. • Bila mungkin rendam • Bisa hingga hilang pende-rita dalam bak air kesadaran. dingin dan tambahkan es ke dalamnya. • Rujuk ke fasilitas kesehatan. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 21 Hipothermia & Faktor Pencetusnya. Hipothermia Faktor Pencetus • Gangguan medis berupa • Faktor suhu lingkungan turun-nya suhu tubuh karena yang dingin (suhu tidak panas yang dibentuk tubuh harus dingin sekali untuk tidak mam-pu mengimbangi bisa mencetuskan kondisi & mengganti-kan kehilangan hipothermia). panas tubuh. • Faktor cuaca (angin, hujan • Dapat terjadi akibat berada & lembab). pada lingkungan yang • Faktor diri sendiri : usia, bersuhu rendah dalam waktu penyakit / cedera yang cukup lama. dialami, kondisi lelah & • Suhu o tubuh turun drastis odari lapar, asupan alkohol / 37 C hingga di bawah 35 C. drugs yg. berlebihan, (kondisi hipothermia) badan yang tidak terlindung dari angin & Bag. Diklat PMI hujan. Kota Yogyakarta 22 Proses Alamiah Hilangnya Panas Tubuh Proses alamiah hilangnya panas tubuh di dalam lingkungan : • Proses konveksi. • Proses konduksi. • Proses evaporasi. • Proses radiasi. • Proses respirasi.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 23
Mencegah Kehilangan Panas Tubuh berlebihan • Lindungi tubuh dengan pakaian berlapis. Lapisan terluar sebaiknya bisa menahan terpaan air & angin. • Memakai baju berlapis dengan jenis serat terbuka yang memungkinkan sirkulasi udara. Hal ini lebih baik daripada memakai satu baju tebal tapi tidak memungkinkan sirkulasi udara. • Hindari kontak langsung dengan benda dingin seperti batu, tanah, batang kayu dll, tanpa perlindungan. • Gunakan bahan pelindung dan alas yang bisa melindungi panas tubuh, seperti jaket, sarung tangan & kaos kaki berbahan wool, balaclava, matras dan sebagainya.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 24
Tahap Hipothermia
Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia :
• Hipothermia Ringan (Mild Hypothermia).
Suhu tubuh turun dari 37o C hingga 35o C • Hipothermia Sedang (Moderateo Hypothermia). o Suhu tubuh turun dari 35 C hingga 32 C • Hipothermia Berat (Severe Hypothermia). Suhu tubuh turun dari 32o C hingga 28o C
Kematian bisa terjadi bila suhu tubuh turun terus
hingga 25o C atau lebih rendah. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 25 Prinsip Pertolongan Pertama Penderita Hipothermia Prinsip dasarnya adalah be- rusaha mengembalikan suhu tubuh yang drop pada kon- disi normal (rewarming) de- ngan cara melindungi tubuh dari terpaan suhu lingkungan yang dingin, melakukan transfer energi & panas ke dalam tubuh serta mengkon- disikan lingkungan disekitar penderita menjadi hangat.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 26
Gejala & Tanda Bagian tubuh yang membeku mungkin akan memunculkan gejala & tanda sbb : • Terasa dingin, mengeras, mati rasa. • Warna berubah dari merah segar, pucat memutih hingga membiru • Pada kasus yang parah, bisa muncul pembengkakan (berisi cairan/darah) atau berubah menghitam.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 27
Tenggelam & Hampir Tenggelam...
• Hampir tenggelam → penderita masih dalam situasi berjuang
mempertahankan dirinya tetap terapung, masih bernapas dan membatukan air keluar. • Bila upaya pertolongan meraih penderita maupun melakukan RJP gagal barulah keadaan itu disebut tenggelam. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 28 Prinsip Pertolongan di Air • Raih (dengan atau tanpa alat) • Lempar (tali, pelampung dll.) • Dayung atau mengggunakan perahu mendekati penderita) • Renang (upaya terakhir, dilakukan oleh orang yang terlatih & menggunakan pelampung)
Cara-cara di atas adalah urutan tindakan. Jangan mencoba
melakukan satu cara berikutnya apabila langkah sebelumnya bisa dilakukan. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 29 Keracunan o Racun : Zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan. Reaksi kimianya akan merusak jaringan tubuh atau mengganggu fungsi tubuh. Bedakan dengan obat. o Cara terjadinya keracunan pada manusia : Sengaja bunuh diri Tidak disengaja Penyalahgunaan Obat o Jalur masuknya racun ke dalam tubuh manusia : Mulut Pernapasan Melalui kontak atau penyerapan (kulit) Melalui suntikan/gigitan Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 30 Tanda & Gejala Keracunan Secara Umum • Ciri khasnya : gangguan yang terjadi sesuai dengan jalur masuknya racun & sifat zat racun tersebut terhadap tubuh. • Penurunan respon / gangguan status mental. • Gangguan pernapasan. • Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan. • Mual, muntah. • Lemas, lumpuh, kesemutan. • Pucat atau sianosis. • Kejang. • Syok. • Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 31 Tanda & Gejala Keracunan secara khusus Keracunan melalui mulut : Racun melalui pernapasan: • Nyeri perut, mual, muntah, • Gangguan pernapasan & diare. sesak napas. • Mulut (napas) berbau, liur • Napas bau, batuk & suara berlebihan. menjadi parau. • Luka di mulut, rasa nyeri di • Kulit sianosis. saluran cerna. Keracunan melalui suntikan Keracunan melalui kulit : atau gigitan : • Muncul reaksi kulit di • Reaksi kulit di daerah daerah kontak : nyeri, suntikan/gigitan : ada luka melepuh & meluas. tusuk atau gigitan. • Bisa syok anafilatik. • Nyeri dan berubah warna Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 32 Perhatian Khusus Pada Keracunan Melalui Pencernaan • Racun bisa diencerkan dengan minum susu/air sebanyak- banyaknya atau beri anti racun umum (norit, putih telur). • Jangan meminumkan susu pada kasus keracunan fosfat. Kedua zat akan bereaksi. • Merangsang muntah hanya efektif dilakukan sebelum 2 jam pertama setelah keracunan. • Rangsangan muntah dilarang jika : Menelan asam/basa kuat. Menelan minyak. Korban kejang atau ada bakat kejang. Ada gangguan kesadaran.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 33
Perhatian Khusus Pada Keracunan Melalui Kontak • Buka baju penderita jika menghalangi. • Jika racun berupa serbuk, bersihkan/sikat dahulu dengan hati-hati. • Siram daerah kontak dengan air min.20 menit, kecuali racun yg. bisa bereaksi dengan air. • Saat membersihkan atau menyiram, hindarkan penolong dari percikan yang mungkin timbul.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 34
Gigitan Binatang Berbisa Tanda & gejala : Alternatif pertolongan : • Demam,lemah • Pasang pembalut elastis • mual, muntah, kejang dengan pola spiral pada • Gangguan pernapasan daerah anggota gerak yang tergigit. • Nadi cepat, lemah • Jangan pasang torniket. Tindakan pertolongan : • Bila tidak berbahaya, • Lakukan prosedur binatang yang menggigit penilaian. di bawa untuk diidentifikasi. • Rawat luka, bila perlu pasang bidai. • Bawa ke RS