G. Angka Penting
Suatu nilai hasil pengukuran dalam fisika umumnya terdirt
atas beberapa angka. Misalnya, hasil perhitungan nilal rata-
rata dan ketidakpastian pada pengukuran berulang diperoleh
hasil seperti berikut.
xX +S = (6,534444 + 0,007668) cm
Untuk menuliskan hasil dari suatu percobaan, perlu
diketahui sampai berapa digit angka yang harus dilaporkan.
Nilai S = 0,007668 cm, maka ketidakpastian muncul pada
angka 7 yang berada pada angka ketiga di belakang tanda
desimal. Dengan demikian, ketidakpastian dapat dibulatkan
menjadi S= 0,008 cm. Pada nilai rata-rata x = 6,534444 cm;
angka 6,5 dan 3 dapat dipastikan kebenarannya, sedangkan
angka 4 yang pertama merupakan angka taksiran sehingga
yang dituliskan dalam laporan adalah x = 6,534 cm. Jadi,
penulisan hasil pengukuran yang benar adalah sebagai
berikut.
x + S = (6,534 + 0,008) cm
Empat angka (6, 5, 3, dan 4) tersebut disebut angka
penting dari hasil pengukuran berulang tersebut. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa angka penting terdiri atas angka pasti dan
angka perkiraan (taksiran). Banyaknya angka penting yang
ditulis dalam suatu pengukuran menyatakan derajat ketelitian
suatu hasil pengukuran. Semakin tinggi ketelitiannya, semakin
banyak angka pentingnya.
1. Aturan untuk Menentukan Angka Penting
Ada lima aturan dalam menentukan jumlah angka penting,
yaitu sebagai berikut.
Semua angka yang bukan angka nol adalah angka
penting.
Contoh: 3,75 cm memiliki tiga angka penting.
a.
Dipindai dengan CamScanneb, Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan no}
adalah angka penting. :
Contoh; 305 mm memiliki tiga angka penting.
ka bukan no}
Angka nol yang terletak di belakang ang!
: ad terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka
penting. /
Contoh: 43,20 mm memiliki empat angka penting.
ka bukan nol yan
d. Angka nol yang terletak di depan ang yang
eect baik di sebelah kiri atau kanan tanda desimal
adalah angka tidak penting.
Contoh: 0,25 kg memiliki dua angka penting
0,003 kg memiliki satu angka penting
e. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan no}
dan tidak diberi garis bawah adalah angka tidak penting,
} Contoh: 100 g memiliki satu angka penting
200 g memiliki dua angka penting
: 120 g memiliki dua angka penting
} Angka yang diberi garis bawah merupakan angka
taksiran sehingga termasuk angka penting. Di dalam
penulisan hasil pengukuran hanya boleh terdapat satu angka
taksiran.
2. Angka Berarti (Significant Figure)
Data hasil pengukuran dalam suatu percobaan umumnya
terdiri atas beberapa angka. Sebagai contoh, seorang peserta
didik melakukan pengukuran berulang terhadap diameter
suatu benda dan diperoleh hasil pengukurannya seperti
berikut.
x * Sy = (6,534 + 0,020174) cm
Ketika pembuatan laporan, terkadang mengalami kendala
dalam penulisan hasil pengukuran, harus sampai berapa digit
angka yang ditulis, Oleh karena SJ = 0,020174 cm, di mana
ketidakpastian mulai terjadi pada angka 2 yang berada pada
angka kedua di belaka
Ng tanda desimal. Dengan aturan
Pembulatan, maka ketidakpastian hasil perhitungan dapat
dibulatkan menjadi S; = 0,020 cm. Pada nilai ¥ = 4,534 cm
ae oe 3 dapat dipastikan kebenarannya, sedangkan
rikutnya, yaitu angka 4 meri iran.
decried 9) erupakan angka taksiral
berikut. Penulisan dalam laporan adalah seperti
4,534 cm
Dipindai dengan CamScanneDengan demikian, penulisan i
' yang benar dari hasil
pengukuran berulang terhadap diameter suatu benda seperti
berikut.
x & S; = (4,534 * 0,020) cm
Angka 4, 5, 3, dan 4 adalah angka-ai i,
Jadi, angka berarti dari suatu Sete aaaien
terdiri atas angka-angka yang dapat dipastikan kebenarannya
dan angka pertama hasil taksiran. Jika dalam perhitungan
dijumpai bilangan yang sangat besar atau bilangan yang
sangat kecil, sebaiknya dituliskan dengan menggunakan
bentuk eksponen.
Apakah Anda sering menemukan hasil pengolahan data
dengan angka di belakang tanda desimal yang banyak?
Untuk penulisan hasil pengolahan data yang ditampilkan
pada laporan mengacu pada nilai ketidakpastian relatifnya.
Ketidakpastian relatif adalah persentase perbandingan
antara nilai ketidakpastian dengan nilai rata-rata pengukuran
berulang yang dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
Ww
k= «100% (1)
dengan
K = nilai ketidakpastian relatif,
S;= ketidakpastian, dan
X = nilai rata-rata hasil pengukuran.
3. Notasi Eksponen (Notasi Imiah)
Dalam hasil perhitungan fisika sering diperoleh hasil
yang sangat besar atau sangat kecil. Untuk memudahkan
penulisannya digunakan penulisan notasi ilmiah atau notasi
eksponen yang terdiri atas angka penting dan orde besaran.
Adapun bentuk penulisan notasi ilmiah adalah sebagai
berikut.
210° (1-12)
dengan
a = bilangan asli (1, 2,3, 604%
n = eksponen (bilangan bulat),
a,... = bilangan pentingnya, dan
10° = orde besarnya.
Dipindai dengan CamScannelah
._Jika massa Bumi ditulis
di seperti berikut.
h, massa Bumi ada
(000,000.000.000 kg. J
‘ai ilmiah maka menja
6ai)x(10 kg
J T___ Orde
~~ besarnya
Sebagal contol
5,970.000.000.000.
dalam bentuk not
Bilangan pentingnya
(tiga angka penting)
Contoh lain, diketahui kecepatan cahaya dalam hampa
lah v = 300.000.000 m/s dan panjang gelombang
jalah X = 0,0000005 m. Penulisan besaran
otasi Ilmiah adalah sebagai berikut.
v = 3% 10° m/s
x =5x107M
Angka 3 dan 5 disebut bilangan pentingnya, sedangkan
angka 10° dan 107 disebut orde besaran.
udara adal
cahaya hijau ad
tersebut dalam 1
4, Aturan Pembulatan, Penjumlahan, Pengurangan,
Perkalian, dan Pembagian Angka Penting
a. Aturan pembulatan
Dalam melakukan pembulatan, angka lebih dari 5
dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dibulatkan ke
bawah.
Contoh: 2,527 cm ditulis menjadi 2,53 cm
15,3462 kg ditulis menjadi 15,346 kg
b. Aturan penjumlahan dan pengurangan
Dalam melakukan penjumlahan atau pengurangan hanya
boleh mengandung satu angka taksiran sehingga diperlukan
pembulatan.
Contoh: Penjumlahan
25,84 mm angka4adalah angkataksiran
25,50 mm angkaSadalahangkataksiran
51.34 mm
Penulisan yang benar dari hasil penj
penjumlahan tersebut
adalah 51,3 mm dengan angka 3 merupakan angka taksiran.
Contoh: Pengurangan
oe mm angka 7adalah angkataksiran
30mm _ angka 3adalah at
ae ngka taksiran
aca mulsan yang benar dari hasil pengurangan tersebut
6 mm dan angka 6 merupakan angka taksiran.
Dipindai dengan CamScanneAturan perkalian dan pembagian
Pada operasi perkalian atau pembagian, banyak angka
enting hasilnya harus sama dengan jumlah angka penting
c
yang terkecil.
Contoh: Perkalian
43,25 mm memiliki empat angka penting
253mm. memiliki tiga angka penting
109,4225 mm?
Penulisan yang benar dari hasil perkalian tersebut adalah
109 terdiri atas tiga angka penting.
Contoh: Pembagian
24,25 memiliki empat angka penting
2,2 , memiliki dua angka penting
11,0227
Penulisan yang benar dari hasil pembagian tersebut adalah
angka 11 terdiri atas dua angka penting.
Dipindai dengan CamScanne