1. ASAM
Istilah asam (acid) ini berasal dari bahasa Latin yakni “Acetum” yang berarti “cuka”,
karena diketahui zat utama dalam cuka yaitu asam asetat. Secara umum asam yaitu suatu zat
yang mempunyai rasa masam.
Asam merupakan suatu zat yang dalam air dapat menghasilkan sebuah ion hidrogen (H+).
Asam akan terionisasi menjadi suatu ion hidrogen dan ion sisa asam yang mempunyai
muatan negatif
2.BASA
Basa merupakan suatu zat(senyawa) yang sanggup beraksi dengan asam, dapat
menghasilkan senyawa yang disebut sebagai garam. Sedangkan basa yakni berbagai zat-zat
yang sanggup menetralkan asam.
Secara kimia, asam dan basa ini saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya dapat
ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.
Dalam ilmu kimia, basa juga dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang dapat menghasilkan
suatu ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam sebuah pelarut, umumnya pelarut yang
digunakan ialah air (H2O).
Rumus senyawa basa yang selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk zat ammonium
hidroksida). Gugus OH yang terdapat dalam sebuah senyawa basa inilah yang dapat
menyebabkannya untuk memiliki sifat – sifat yang khas sebagai suatu basa.
3. GARAM
Dalam ilmu kimia, garam ini juga merupakan suatu senyawa ionik yang akan terdiri
dari sebuah ion nyata (kation) dan juga ion negatif (anion), sehingga dapat membentuk
senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam ini terbentuk dari suatu hasil reaksi asam dan basa.
Garam ialah salah satu zat senyawa yang telah disusun oleh suatu ion positif (anion) basa
dan ion negatif (kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi maka reaksinya
disebut juga sebagai reaksi penetralan (reaksi netralisasi).
Sifat dan Ciri – Ciri Garam
1. Dapat menghantarkan arus listrik.
2. Tidak dapat mengubah warna pada kertas lakmus merah maupun biru.
3. Apabila terbentuk dari sebuah asam kuat dan basa lemah, maka garam ini akan
bersifat asam. dan sebaliknya,
4. Apabila terbentuk dari suatu zat asam lemah dan basa kuat, maka garam ini akan
bersifat basa.
5. Jika terbentuk dari senyawa asam kuat dan basa kuat, maka garam ini akan bersifat
netral, misalnya garam dapur (NaCl).
6. Mempunyai pH 7.
Contoh Garam
1. Natrium klorida (NaCL) : Garam dapur (Penamabah rasa makanan)
2. Natrium bikarbonat (NaHCO3) : Baking soda (Pengembang kue)
3. Kalsium karbonat(CaCO3) : Kalsit (Cat tembok dan bahan karet)
4. Kalsium nitrat (KNO3) : Saltpeter (Pupuk dan bahan peledak)
5. Kalsium karbonat (K2CO3) : Potash (Sabun dan kaca)
6. Natrium posfat (Na3PO4) : TSP (Deterjen)
7. Amonium klorida (NH4CI) : Salmiak (Baterai kering)
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi
membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari
asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (ℓ)
Asam Basa Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang
terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi
jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu
endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk
senyawa garam.
a. Indikator Universal.
Indikator universal merupakan campuran dari
bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan
warnanya. Indikator universal ada dua
macam yaitu indikator yang berupa kertas dan
larutan.
Larutan Indikator
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah
8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini
dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka
skala yang menunjukkan pH larutan.
PH meter elektronik
pH meter digital