Anda di halaman 1dari 21
WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 33 TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. WALI KOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa pedoman penyusunan Standar Operasional Prosedur di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bogor telah diatur dengan Peraturan Wali Kota Nomor 24 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bogor; b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi dan dalam rangka melaksanakan reformasi birokrasi, Peraturan Wali Kota sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan —_sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bogor. Mengingat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573}; Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran _ Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5601) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); 10. i Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757); Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5888) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402}; Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 704); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Peoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781); Menetapkan: 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 649); 13. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2021 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Bogor Nomor 118); 14. Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 144 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2021 Nomor 144). MEMUTUSKAN: PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah Kota adalah Daerah Kota Bogor. 2. Pemerintah Daerah Kota adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kota yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom. 3. Wali Kota adalah Wali Kota Bogor. Wakil Wali Kota adalah Wakil Wali Kota Bogor. 10. fe 12. 13. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Bogor. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan Kepala Perangkat Daerah adalah Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota. Kepala Perangkat Daerah adalah Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai__berbagai_ proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, di mana dan oleh siapa dilakukan. Administrasi Pemerintahan adalah pengelolaan proses pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan yang dijalankan oleh SOP. Prosedur adalah langkah-langkah dan tahapan mekanisme kerja yang harus diikuti oleh seluruh unit organisasi untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Kegiatan adalah penjabaran dari tugas dan rincian tugas untuk mencapai hasil kerja tertentu sesuai dengan langkah-langkah kerja yang telah ditentukan dalam SOP. Diagram alur adalah gambar yang menjelaskan alur proses, prosedur atau dokumen suatu kegiatan yang menggunakan simbol-simbol atau _bentuk-bentuk bidang untuk mempermudah memperoleh informasi. 14. 15. a) (2) Pelayanan Internal adalah berbagai jenis pelayanan yang dilakukan oleh unit-unit pendukung pada sekretariat kepada seluruh unit-unit yang berada dalam lingkungan internal Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelayanan Eksternal adalah berbagai jenis pelayanan yang dilakukan unit-unit lini Perangkat Daerah yang langsung ditujukan kepada masyarakat atau kepada instansi pemerintah lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN SERTA MANFAAT Bagian Kesatu Maksud dan Tujuan Pasal 2 Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota dalam —_—mengidentifikasi,__ merumuskan, menyusun, mengembangkan, memonitor, dan mengevaluasi SOP dalam _penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Pedoman ini bertujuan untuk: a. membantu setiap unit organisasi yang terkecil agar memiliki SOP; b. menyempurnakan proses _penyelenggaraan pemerintahan di daerah; c. meningkatkan tertib administrasi_ dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan d. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Bagian Kedua Manfaat Pasal 3 Manfaat SOP dalam penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan adalah: a. sebagai standardisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya; mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai atau pelaksana dalam menjalankan tugas; meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual pegawai dan Perangkat Daerah secara keseluruhan; membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari; meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas; menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan; memastikan pelaksanaan tugas _ penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi; menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan prosedur; memberikan informasi_ mengenai _kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya; j.memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi pegawai; k, memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya; 1. sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan; menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas; n. membantu penelusuran terhadap _kesalahan- kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan; ©. membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan. BAB Ill RUANG LINGKUP. Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Wali Kota ini meliputi: 1. Prinsip; 2. Tata Cara Penyusunan; 3. Pengawasan Pelaksanaan; BAB IV PRINSIP Bagian Kesatu Umum Pasal 5 Prinsip-Prinsip SOP terdiri atas: a. prinsip penyusunan SOP; dan b. _ prinsip pelaksanaan SOP. Bagian Kedua Prinsip Penyusunan Pasal 6 Prinsip penyusunan SOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah: a. kemudahan dan kejelasan yaitu prosedur yang distandarkan harus mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua pegawai; cfisiensi. dan efektivitas yaitu prosedur yang distandarkan harus efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan tugas; keselarasan yaitu prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur-prosedur standar lain yang terkait; keterukuran yaitu.keluaranprosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas/mutu tertentu. yang dapat diukur_pencapaian keberhasilannya; dinamis yaitu prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang; berorientasi pada pengguna yaitu prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna; kepatuhan hukum yaitu prosedur yang distandarkan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan -10- kepastian hukum yaitu prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan, dan menjadi instrumen untuk melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum. Bagian Ketiga Prinsip Pelaksanaan Pasal 7 Prinsip pelaksanaan SOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b adalah: a. konsisten yaitu harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran Perangkat Daerah; komitmen yaitu harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran Perangkat Daerah dari jenjang yang paling rendah sampai dengan yang tertinggi; perbaikan berkelanjutan yaitu pelaksanaan harus terbuka terhadap penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efek mengikat yaitu harus mengjkat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan; seluruh unsur memiliki peran penting yaitu seluruh pegawai mempunyai peran tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan; dan terdokumentasi dengan baik yaitu seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik. -11- BABV TATA CARA PENYUSUNAN Bagian Kesatu Tahapan Pasal 8 Penyusunan SOP dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. b. i) (2) (3) persiapan; identifikasi kebutuhan SOP; pengembangan SOP; penerapan SOP; dan monitoring dan evaluasi. Bagian Kedua Persiapan Pasal 9 Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dilakukan dengan membentuk tim, pembekalan tim, menyusun rencana tindak, dan sosialisasi. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan dan/atau mengkordinasikan semua tahapan penyusunan SOP, menyusun rencana pelaksanaan, dan sosialisasi kegiatan penyusunan SOP pada masing-masing Perangkat Daerah. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Tim pada tingkat Daerah Kota meliputi: 1. Ketua : Sekretaris Daerah 2. Wakil Ketua : Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat 3. Sekretaris : Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah -12- 4. Anggota : Para Sekretaris/pejabat yang membidangi ketatausahaan pada Perangkat Daerah b. Tim pada tingkat Perangkat Daerah dibentuk untuk menyusun rancangan SOP pada masing- masing unit kerja. Bagian Ketiga Identifikasi Kebutuhan Pasal 10 (1) Identifikasi kebutuhan SOP masing-masing Perangkat Daerah dirumuskan dengan mengacu pada tugas dan fungsi Perangkat Daerah. (2) Identifikasi kebutuhan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada masing-masing Perangkat Daerah dan disusun menurut tingkatan unit kerja (3) Hasil identifikasi kebutuhan SOP dirumuskan dalam dokumen inventarisasi judul SOP. Bagian Keempat Pengembangan SOP Paragraf 1 Penulisan SOP Pasal 11 SOP disusun berdasarkan dokumen inventarisasi judul SOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3). () (2) (1) (2) (3) q) -13- Pasal 12 Penyusunan SOP dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut: a. mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan; b. _ ditulis dengan jelas, rinci, dan benar; c. _memperhatikan SOP lainnya; dan d. dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan yang memerlukan SOP memenuhi kriteria sebagai berikut: a. kegiatannya dilaksanakan secara rutin atau berulang-ulang; b. _ menghasilkan output tertentu; dan c. kegiatannya melibatkan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang/pihak. Pasal 13 Pelaksana pekerjaan pada masing-masing unit kerja melakukan penyusunan SOP. Penyusunan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Sekretaris Perangkat Daerah dan/atau pejabat yang membidangi ketatausahaan, Penyusunan SOP lintas Perangkat Daerah dikoordinasikan oleh tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf a. Paragraf 2 Verifikasi dan Uji Coba Pasal 14 Rancangan SOP yang dibuat pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) diverifikasi oleh atasan secara berjenjang dan pejabat yang menangani sop. -14- (2) Rancangan SOP hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan uji coba secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dengan disaksikan oleh atasan secara berjenjang, Paragraf 3 Penetapan Pasal 15, Rancangan SOP yang telah dilakukan Verifikasi dan uji coba ditetapkan menjadi SOP oleh Kepala Perangkat Daerah Bagian Kelima Pelaksanaan Pasal 16 (1) SOP yang telah ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah dilaksanakan dengan persyaratan sebagai berikut: a. telah melalui proses verifikasi, ujicoba, dan penetapan; b. adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai; c. sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi yang sesuai; d. telah disosialisasikan dan didistribusikan kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota; dan ¢. mudah diakses dan dilihat. -15- (2) Pelaksanaan SOP wajib memperhatikan _prinsip pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Bagian Keenam Monitoring dan Evaluasi Pasal 17 Kepala Perangkat Daerah wajib melakukan monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf e terhadap pelaksanaan SOP di unit kerjanya masing-masing. Pasal 18 (1) Untuk mengetahui efektivitas dan kualitas SOP dilakukan evaluasi pelaksanaan SOP. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan penyempurnaan SOP. (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap akhir tahun. (4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh atasan secara berjenjang serta berkoordinasi dengan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah. -16- BAB VI PENGAWASAN PELAKSANAAN Pasal 19 (1) Atasan langsung secara melekat dan terus menerus melakukan pengawasan pelaksanaan SOP. (2) Hasil pengawasan pelaksanaan SOP dilaporkan kepada Kepala Perangkat Daerah setiap triwulan. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 SOP yang telah ditetapkan dan telah dilaksanakan oleh Perangkat Daerah sebelum Peraturan Wali Kota ini berlaku, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Wali Kota ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Pada saat Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku, Peraturan Wali Kota Nomor 24 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2015 Nomor 24), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. -17- Pasal 22 Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, _memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dalam Berita Daerah Kota Bogor. Ditetapkan di Bogor pada tanggal 3 Juni 2022 WALI KOTA BOGOR, Ttd. BIMA ARYA Diundangkan di Bogor pada tanggal 3 Juni 2022 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Td. SYARIFAH SOFIAH DWIKORAWATI BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2022 NOMOR 33 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KOTA BOGOR KEPALA BAGIAN HUKUM DANS HAK ASASI MANUSIA, Pembina Tingkat I NIP. 19800507 200312 1 003 -18- LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR —TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR FORMAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR A. Bagian Identitas Lintas Fungsi Coy Aktivitas Lintas | Fungsi Cre Tanggal Pembuatan | ‘Tanggal Revisi | Disahkan oleh | Pimpinan Perangkat Daerah | PEMBRINTAH DAERAH KOTA BOGOR | | | Nama Perangkat Daerah _ | Sudut sor | | Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana a | -19- Keterangan: i) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) Lintas Fungsi diisi dengan nama lintas fungsi yang tercantum dalam Peta Proses Bisnis Aktivitas Lintas Fungsi diisi dengan nama aktivitas yang dilakukan pada Lintas Fungsi Peta Proses Bisnis Nama Perangkat Daerah diisi dengan nama Perangkat Daerah Nomor SOP diisi dengan nomor SOP Tanggal Pembuatan diisi dengan tanggal pertama SOP dibuat Tanggal Revisi diisi dengan tanggal Revisi SOP jika dilaksanakan Revisi SOP Disahkan oleh diisi dengan tanda tangan Pimpinan Perangkat Daerah Dasar Hukum diisi dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari prosedur Kualifikasi Pelaksanan diisi dengan penjelasan menganai kualifikasi pelaksana yang dibutuhkan dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang distandarkan. Keterkaitan diisi SOP apa saja yang telah distandarkan dan terkait dengan SOP yang sedang disusun Peralatan/Perlengkapan diisi_ dengan daftar peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam melaksanakan SOP yang akan distandarkan. Peringatan diisi_ dengan Penjelasan mengenai_kemungkinan- kemungkinan permasalahan yang akan terjadi Ketika prosedur tidak dilaksanakan serta penjelasan bagaimana cara mengatasinya. Pencatatan dan Pendataan memuat berbagai hal yang perlu didata dan dicatata oleh setiap pelaksanana yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang telah distandarkan. -20- Keterangan: 1) Kegiatan, diisi dengan proses sejak kegiatan mulai dilakukan sampai dengan kegiatan selesai dan keluaran dihasilkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kegiatan masing-masing unit organisasi yang bersangkutan. 2) Pelaksana, diisi dengan pelaksana kegiatan yang bersangkutan. Mutu Baku, diisi dengan persyaratan dan kelengkapan yang diperlukan, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan serta output yang dihasilkan pada setiap aktivitas yang dilakukan. C. Simbol-Simbol ] SEBUTAN DEFINISI | | Terminator |Simbol ini digunaka | | [untuk — menggambarkan | awal/mulai dan akhir | suatu bagan alur | | Proses Simbol ini digunakan | | untuk — menggambarkan | proses pelaksanan | kegiatan | ‘SIMBOL | Pengambilan |Simbol ini digunakan | | Keputusan |untuk — menggambarkan | | keputusan yang harus |dibuat dalam __ proses pelaksanaan kegiatan | | Dokumen |Simbol ini digunakan | | cuntuk —-menggambarkan | | semua_jenis dokumen | sebagai bukti pelaksanan | | | kegiatan | -21- SIMBOL | SEBUTAN | jp a | Penggandaan |Simbol ini digunakan | | | Dokumen | untuk — menggambarkan | |pengadaan dari semua | jenis dokumen Arsip Manual |Simbol ini digunakan |untuk — menggambarkan | semua jenis pengarsipan dokumen dalam bentuk | kertas/manual ee eee Simbol ini digunakan untuk — menggambarkan semua jenis penyimpanan dalam bentuk data/file | | | | | File I a nieces A | | Sonektor |Simbol ini digunakan | | | untuk — menggambarkan perpindahan —_aktivitas | dalam satu halaman | Konektor |Simbol ini digunakan | | [untuk = menggambarkan | | |perpindahan —_aktivitas | |dalam halaman yang | berbeda | | Garis Alur |Simbol ini digunakan | | untuk —_menggambarkan | | |arah proses pelaksanaan | kegiatan WALI KOTA BOGOR, Salinan sesuai dengan aslinya Ted. SEKRETARIAT DAERAH KOTA BOGOR BIMA ARYA KEPALA BAGIAN HUKUM DAN Ql A; ASI MANUSIA, (EEX fe (ameaeon 7 ( RE Pembina Tingkat I NIP. 19800507 200312 1 003

Anda mungkin juga menyukai