Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Penetapan reaksi tanah (pH) tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat
faktor kimia tertentu. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang
paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman.
Reaksi tanah atau pH tanah menggambarkan status kimia tanah yang menunjukkan
konsentrasi ion H+ dalam larutan. Bila konsentrasi ion H + bertambah maka pH turun,
sebaliknya bila konsentrasi ion H+ berkurang daan ion OH - bertambah, pH akan naik,
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H)
dalam tanah. Nilai pH tanah sebenarnya dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang
komplit sekali, yang diantaranya adalah kejenuhan basa, sifat isel dan macam kation
yang diserap.
Reaksi tanah yang dapat dikategorikan menjadi tiga belas yaitu: masam,
netral, dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada
tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan
yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada
tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, maka diperlukan adanya pengetahuan
yang terkandung pada tiap lapisan tanah ineptisol dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pH tanah. Kegunaan dilaksanakannya praktikum pH tanah agar
Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup berbagai unsur-
unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang
keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang
yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat disebutkan proses
Larutan tanah adalah air tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang
merupakan hara bagi tanaman. Konsentrasi ion-ion terlalu sangat beragam dan
tergantung pada jumlah ion yang terlarut dan jumlah bahan pelarut. Pada musim kemarau
atau kering dimana air banyak yang menguap, maka konsentrasi garam akan berubah
drastis yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari suatu tanaman (Hakim,dkk, 1986).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit
antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap. Semakin kecil
kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah. Sifat
misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama
dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula
bersumber dari asam organik dan anorganik serta H + dan Al3+ dapat tukar pada misel
tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasil hidroksil dari ion dapat
tukar atau garam-garam alkalis seperti : Belerang dan sebagainya (Hakim dkk, 1986).
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H + di dalam tanah, hal ini
dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H +). Dilihat dari pHnya lebih besar
dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan
bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki pH di bawah 7 maka
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan
lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang
keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion
tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10
atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis
dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang
ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup
dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan induk,
bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral
penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan
juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005), selain itu bahan
organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan
air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H +
sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat
yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak
Praktikum Reaksi (pH) Tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu
Gelas ukur sebagai alat untuk mengukur berapa banyak tanah
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah sawah lapisan 1dan 2, dan
aquadest.
1. 10 gram tanah halus di masukkan ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan
2. Mengocok selama 30 menit dengan cara manual agar tanah tercampur baik dengan
aquadest.
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada tanah inceptisol maka diperoleh hasil
sebagai berikut,
II 5,2 Masam
5.2. Pembahasan
Pada lapisan I memiliki pH 6,00 dan pada Lapisan II memiliki pH 5.2 dengan kriteria
masam. Hal ini disebabkan karena lapisan ini mengandung bahan organik yang cukup
tinggi pada permukaan tanah yang tercampur dengan bahan mineral tanah dan
dan asam nitrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk. (1986), bahwa rombakan
metabolisme akhirnya adalah asam organik dan bahan organik yang banyak. Bila
asam ini sampai kebagian mineral dalam tanah, mereka tidak memberikan H tetapi
menggantikan basa dan meningkatkan kemasaman tanah. Hal ini Juga disebabkan
jumlah ion H dalam tanah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah OH. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hardjowigeno, S. (1992), bahwa pH tanah yang rendah dan
tinggi dipengaruhi oleh adanya perbedaan kandungan ion H + dan ion OH -, dimana
jumlah ion H + dan ion OH - juga menentukan kemasaman suatu tanah. Jika jumlah ion
H+ lebih tinggi dari jumlah ion OH - maka tanah akan bersifat masam dan sebaliknya
jika jumlah ion OH - lebih besar daripada ion H + maka tanah akan bersifat basa.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Nilai pH pada tanah inceptisol lapisan I adalah 6,00 bersifat agak masam
Faktor-faktor yang mempegaruhi tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan macam
5.2 Saran
Sebaiknya, untuk praktikum Reaksi Tanah selanjutnya memakai jenis tanah dan jenis
DAFTAR PUSTAKA
Buckman N. C dan Brady C. B. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta
Foth. H. D. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjahmada University Press, Yogyakarta.
Hakim Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban
Hong, H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas, Lampung.
Hardjowigeno. S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Pairunan,A. K. J. L.Nanere,Arifin.Solo,S.R.Samosir,Romadulus.Teingkaisari,J.R.
Lalo Pua, Bachrul.Ibrahim,Hariadj.Asmadi. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar.