Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi tanah secara umum dinyatakan dengan pH tanah. Kemasaman tanah


bersumber dari asam organik dan anorganik serta H + dan Al3+ dapat tukar pada
misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasil hidroksil dari
ion dapat tukar atau garam-garam alkalis seperti : Belerang dan sebagainya
(Hakim dkk, 1986).
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H + di dalam tanah, hal ini
dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H +). Dilihat dari pHnya lebih
besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih
besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah
memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan,
dkk, 1997).
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya
unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral
biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah
dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. 
Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan
tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu
tanaman (Sarwono, 2003).
Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinits tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H) dalam tanah. Nilai pH tanah sebenarnya dipengaruhi oleh sifat
dan ciri tanah yang komplit sekali, yang diantaranya adalah kejenuhan basa,
sifat isel dan macam kation yang diserap (Hakim dkk., 2010).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum keasaman
tanah untuk mengetahui tingkat keasaman tanah yang berkaitan erat dengan
pertumbuhan tanaman, untuk memahami bagaimana pengukuran pH tanah
dilakukan.
II. METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan pratikum keasaman tanah dilaksanakan pada hari rabu, 17


Oktober 2018, pukul 09.45 WITA sampai selesai di Laboratorium Kimia dan
Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum pH tanah adalah timbangan analitik,


botol roll film, kertas pH indikator, pH meter, penghalus tanah dan cawan
petridish. Bahan yang digunakan pada praktikum pH tanah adalah sampel
tanah lapisan I, II dan V.
2.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam pelaksanaan pengukuran menggunkan pH


indikator adalah sebagai berikut:
a. Mengambil sampel tanah.
b. Menghaluskan sampel tanah., dengan cara ditumbuk.
c. Menyaring dengan menggunakan kertas saring.
d. Memasukkan tanah yang telah disaring ke dalam roll film.
e. Menambahkan air suling sebanyak 12,5 ml.
f. Mengocok selama 2 menit.
g. Memasukkan kertas pH indikator ke dalam suspensi tanah yang ada di
dalam roll film, lakukan pengukuran.
BAB III. HASIL

3.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada tanah inceptisol maka diperoleh
hasil sebagai berikut:\
Tabel 1. pH tanah pada tiap lapisan tanah.
Lapisan ke- Kedalaman (cm) pH tanah

I 0-20 5

II 20-23 6

V 48-100 6
DAFTAR PUSTAKA

Buckman N. C dan Brady C. B. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta
Foth. H. D. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, 
Yogyakarta.
Hakim Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M.
Amin Diha, Go Ban Hong, H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas, Lampung.
Hardjowigeno. S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika
Pressindo, Jakarta.
Pairunan,A. K. J. L.Nanere,Arifin.Solo,S.R.Samosir,Romadulus.Teingkaisari,J.R.
Lalo Pua, Bachrul I., Hariadj A. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai