CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON PDF
CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON PDF
dimana S adalah standar deviasi, adalah kuat tekan beton yang didapat dari
hasil pengujian untuk masing-masing benda uji, adalah kuat tekan beton rata-
rata, dan adalah jumlah data.
Tabel 3. Faktor Pengali untuk Deviasi Standar
Jumlah Pengujian Faktor Pengali Deviasi
Standar
Kurang dari 15
15 1.16
20 1.08
25 1.03
30 atau lebih 1.00
Catatan: nilai yang berada di antaranya dilakukan interpolasi
CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON
3. Menghitung nilai tambah (m). Cara menghitung nilai tambah yaitu nilai standar
deviasi (S) dikalikan dengan konstanta (k). Konstanta ini merupakan tetapan
statistik yang nilainya diambil tergantung prosentase hasil uji lebih rendah dari
kuat tekan yang disyaratkan dan hal ini diambil 5%, sehingga nilai konstanta
adalah 1,64, dan rumusnya adalah:
m = 1,64 x S
4. Menentukan kekuatan tekan rencana yang hendak dicapai, yaitu kuat tekan
karakteristik ditambah nilai margin.
5. Menentukan material penyusun beton. Material penyusun beton ini meliputi
semen type 1, pasir yang masuk dalam kategori zona gradasi 2, split dengan
ukuran maksimum 20 mm, dan admixture.
6. Menentukan faktor air semen. Cara menggunakan grafik dan tabel adalah
sebagai berikut:
- Tentukan dulu nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari, sesuai dengan
agregat dan jenis semen yang akan digunakan pada Tabel 4.
Tabel 4. Perkiraan kuat tekan beton dengan FAS 0.5 dan jenis semen serta
agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia
- Lihat Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan dan Faktor Air
Semen (Benda Uji Berbentuk Kubus 150 x 150 x 150 mm) dan Gambar
2. Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan dan FAS untuk Benda Uji
Silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm).
CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON
Grafik Hubungan
Kuat Tekan vs FAS
Benda Uji Berbentuk Kubus
(Ukuran 150 x 150 x 150 mm)
Gambar 1
CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON
Grafik Hubungan
Kuat Tekan vs FAS
Benda Uji Berbentuk Silinder
(diameter 150 mm, tinggi 300
mm)
Gambar 2
- Tarik garis lurus ke atas pada FAS 0,5 sebagai patokan awal. Asumsikan
FAS 0,5 sebagai absis dan kuat tekan beton yang dipilih berdasarkan Tabel
4 sebagai ordinat, kemudian buat titik A.
- Dari titik A tersebut, dibuat grafik baru/ garis baru yang sama sesuai dengan
2 grafik/ garis yang ada di dekatnya.
- Tarik garis mendatar pada nilai kuat tekan rencana yang hendak dicapai
(Langkah 4) sampai memotong grafik baru.
CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON
a. Untuk suhu di atas 20oC, setiap kenaikan 5oC harus ditambahkan air
sebanyak 5 liter per meter kubik adukan beton.
b. Untuk permukaan agregat yang kasar, harus ditambahkan air kira-kira 10
liter per meter kubik adukan beton.
10. Jika ada admixture, maka tentukan dulu dosis admixture-nya.
11. Kadar Semen, dihitung dengan membagi jumlah air dengan faktor air semen.
12. Susunan gradasi agregat halus dilihat berdasarkan uji material di
laboratorium.
13. Persen Agregat Halus, didapat dari dengan melihat gradasi agregat halus,
ukuran besar butir agregat kasar, FAS dan nilai slump. Berikut cara
menggunakan grafik:
- Pertama, pilih grafik yang sesuai dengan ukuran butir maksimum agregat
yang ada dalam perencanaan. (Gambar 3,4, dan 5)
17. Menghitung kadar agregat gabungan, didapat dari pengurangan berat jenis
beton, kadar air bebas,dan kadar semen minimum. Jika ada campuran
admixture, hasil pengurangan tadi dikurangi dengan admixture.
18. Menghitung kadar agregat halus, didapat dari perkalian kadar agregat
gabungan dengan persen agregat halus.
19. Menghitung kadar agregat kasar, didapat dari pengurangan kadar agregat
gabungan dengan kadar agregat halus.
20. Menghitung koreksi kandungan air pada agregat.
keterangan:
B = jumlah air (kg/m3)
C = jumlah agregat halus (kg/m3)
D = jumlah kerikil (kg/m3)
Ca = absorbsi air pada agregat halus (%)
Da = absorbsi air pada agregat kasar (%)
Ck = kandungan air dalam agregat halus (%)
Dk = kandungan air dalam agregat kasar (%)
21. Membuat komposisi per 1 m3.
6. Faktor air semen bebas. Berdasarkan tabel di bawah, sesuai dengan jenis
semen dan agregat kasar, yaitu semen portland tipe 1 dan batu pecah dengan
bentuk benda uji kubus, didapat nilai kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 45
Mpa. Berikut cara mencari nilai FAS:
Grafik Hubungan
Kuat Tekan vs FAS
Benda Uji Berbentuk Kubus
782 (Ukuran 150 x 150 x 150 mm)
45
0,28
Berdasarkan tabel di atas, sesuai dengan ukuran butiran maksimum dan nilai
slump, didapat angka 180 untuk agregat halus dan 210 untuk agregat kasar.
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus:
Kadar air bebas = (2/3 x Wh) + (1/3 x Wk)
= (2/3 x 180) + (1/3 x 210)
= 190 kg/cm2
10. Dosis superplasticizer = 0,77% mereduksi 23,1% x 190
= 43,8 kg/cm3
11. Kadar air bebas setelah dikoreksi = 190 – 43,8
= 146,1 kg/cm3
12. Kadar semen sesuai hitungan = W/fas
= 146,1 / 0,28
= 521,8 kg/cm3
13. Kadar semen minimum = 520 kg/cm3
14. Dosis Sika Viscocrete = 0,77% x 520
= 4,0 ltr
15. FAS yang disesuaikan = W/C
= 146,11 / 520
= 0,28
16. Persentase agregat halus. Berdasarkan Langkah 8 bahwa ukuran agregat
gabungan maksimum 20 mm, dengan nilai slump 3-6 cm, gradasi agregat
halus berada pada zona 2, dengan lolos saringan 0,6 mm dan nilai FAS 0,28,
maka dipilih grafik berikut: Zona agregat halus
38
0,28
CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON
146
Dari grafik di atas, didapat nilai berat jenis beton = 2480 kg/m3.
20. Kadar agregat gabungan = (19) – (11) – (13) – (14)
= 2480 – 146,1 – 520 – 4,0
= 1810 kg/m3.
21. Kadar agregat halus = (16) x (20)
= 0,38 x 1810
= 687,8 kg/m3
22. Kadar agregat kasar = (20) – (21)
= 1810 – 687,8
= 1122 kg/m3
CONTOH PERENCANAAN MIX DESIGN BETON
1. Menentukan kuat tekan karakteristik. Dalam hal ini ditetapkan 700 kg/cm2.
2. Standar deviasi diambil berdasarkan data pengujian terdahulu, dan dalam hal
ini standar deviasi diambil 50 kg/cm2.
3. Menentukan nilai tambah (margin), yaitu m =kxS
= 1,64 x 50
= 82 kg/cm2.
4. Menentukan kuat tekan rencana yang hendak dicapai, yaitu (1) + (3) = 700 +
82 = 782 kg/cm2.
5. Menentukan jenis material.
- Jenis semen = Type 1
- Jenis admixture = Tidak pakai
- Jenis agregat halus = pasir alami
- Jenis agregat kasar = batu pecah
6. Menentukan faktor air semen bebas. Sama seperti cara di atas , didapat FAS
0,28.
7. Menentukan nilai slump ditetapkan slump 3-6 cm.
12. Prosentase agregat halus. Sama seperti cara di atas, didapat 38%.
13. Menentukan berat jenis agregat halus dan kasar dilihat berdasarkan data
pemeriksaan agregat dan didapat:
- Berat jenis agregat halus = 2,72 t/m3
- Berat jenis agregat kasar = 2,70 t/m3
14. Menentukan berat jenis agregat gabungan = (0,38 x 2,72) + (0,62 x 2,70) =
2,71 t/m3.
15. Menentukan berat jenis beton. Sama seperti cara di atas, didapat 2430 kg/cm2.
16. Menentukan kadar agregat gabungan = 2430 – 190 – 680 = 1560 kg/cm2
17. Menentukan kadar agregat halus = 0,38 x 1560 = 593 kg/cm2
18. Menentukan agregat kasar = 1560 – 593 = 967 kg/cm2.
19. Menentukan komposisi per m3
20. Menghitung koreksi proporsi material.
- Split = (967 x (3,95 – 1,15)/100) + 967 = 994 kg
- Pasir = (593 x (5,85 – 0,95)/100) + 593 = 622 kg
- Air = 190 – ((3,95 – 1,15)/100) + (5,85 – 0,95)/100)) = 134 ltr
REFERENSI
Mulyono. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.
Setyastuti, Y.D. 2014. Perbandingan Penggunaan Superplasticizer Sika
Viscocrete Dan Mighty Terhadap Workability Pada Beton Mutu Tinggi.
Politeknik Negeri Malang: Skripsi.