Pancasila Sebagai Etika
Pancasila Sebagai Etika
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
2.Afifah Aini(2020112002)
10.Anes Kristina(2020112010)
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS FARMASI
2020/2021
[Type text]
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kekuatan
dan kesehatan untuk bisa menyelesaikan makalah tentang Pancasila Sebagai Etika, Nilai, dan
Norma guna memenuhi tugas pancasila semester 2 jurusan S-1 Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Perintis Indonesia. Adapun makalah Pancasila Sebagai Etika, Nilai, dan Norma ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai referensi yang
kami dapatkan, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis sadar tanpa dukungan dari semua pihak, penulis tidak akan mampu
menyusun makalah ini dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Olehkarena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata penulis berharapsemoga makalah ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
[Type text]
DAFTAR ISI
3.2 Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTA...........................................................................................................9
i
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian nilai, norma dan etika.
2. Dapat mengerti hubungan antara nilai, norma, dan etika
1
[Type text]
2
[Type text]
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya
dengan Pancasila, maka ketiganya akan memberikan suatu pemahaman yang saling melengkapi
sebagai sistem etika. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainnya.
Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar
yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam masyarakat,bangsa, dan negara
maka diwujudkan dalam norma-noorma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu
meliputi:
a. Norma Moral
Norma yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut
pandang baik maupun buruk, sopan maupun tidak sopan, susila atau tidak susila.
b. Norma Hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan
waktu tertentu dalam pengertian ini peratran hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila
pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif
ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan
sumber norma.
1. Pengertian Nilai
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok. Jadi, nilai itu pada hakikatnya adalah sifat dan kualitas
yang melekat pada suatu obyeknya.
Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek,
Nilai merupakan kualitas darisesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
yang kemudian nilai di jadikan landasan, alasan dan motivasi dalam bersikap dan
berperilaku baik disadari maupuin tidak disadari.
Nilai merupakan harga untuk manusia sebagai pribadi yang utuh, misalnya
kejujuran, kemanusiaan (Kamus Bahasa Indonesia, 2000). Nilai adalah sesuatu yang
[Type text]
berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan harkat,
martabatnya.
Oleh karena itu, nilai dapat dihayati atau dipersepsikan dalam konteks
kebudayaan, atau sebagai wujud kebudayaan yang abstrak. Manusia dalam memilih
nilai-nilai menempuh berbagai cara dimana cara-cara tersebut dapat dibedakan
sesuai dengan tujuannya, pertimbangannya, penalarannya, dan kenyataannya.
Nilai sosial berorientasi kepada hubungan antar manusia dan menekankan pada
segi-segi kemanusiaan yang luhur, sedangkan nilai politik berpusat pada kekuasaan
serta pengaruh yang terdapat dalam kehidupan masyarakat maupun politik.
Disamping teori nilai diatas, Prof. Notonegoro membagi nilai dalam tiga kategori,
yaitu sebagai berikut:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan
aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian dapat dirinci sebagai berikut:
Nilai kebenaran, yaitu bersumber pada unsur rasio manusia, budi dan cipta.
Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur rasa atau intuisi.
Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau
kemauan (karsa, etika).
Nilai religi, yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, merupakan nilai
kerohanian.
Nilai akan lebih bermanfaat dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia,
maka harus lebiih di kongkritkan lagi secara objektif, sehingga mamudahkannya
dalam menjabarkannya dalam tingkah laku, misalnya kepatuhan dalam norma hukum,
norma agama, norma adat istiadat dll.
Pancasila secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi
sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa. Adapun Pembukaan UUD
1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung empat pokok
pikiran yang merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
2. Pengertian Norma
Norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat warga
masyarakat atau kelompok tertentu dan menjadi panduan, tatanan, padanan dan
pengendali sikap dan tingkah laku manusia. Norma merupakan sebuah perwujudan
martabat manusia sebagai mahluk budaya, sosial, moral, dan religi. Norma
merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama,
norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum, dan norma sosial.
Agar manusia mempunyai harga, moral mengandung integritas dan martabat
pribadi manusia. Sedangkan derajat kepribadian sangat ditentukan oleh moralitas
yang dimilikinya, maka makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang
tercermin dari sikap dan tingkah lakuny. Oleh karena itu, norma sebagai penuntun,
panduan atau pengendali sikap dan tingkah laku manusia.
Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan dalam
hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang
saling melengkapi sebagai sistem etika. Pancasila hakikatnya merupakan suatu nilai
yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik, norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaran lainnya Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan
yang bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara
maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-
norma itu meliputi :
1. Norma Moral Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat
diukur dari sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau
tidak susila.
2. Norma Hukum Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan
hukum.
Dalam pengertian itulah Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala
sumber hukum. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu
pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan
suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.
3. Pengertian Etika
Moral dengan etika hubungannya sangat erat, sebab etika suatu pemikiran kritis
dan mendasar tetang ajaran-ajaran dan pandangan moral dan etika merupakan ilmu
[Type text]
Dalam pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penuntun sikap dan
tingkah laku manusia.
Etika, nilai, dan norma senantiasa berkaitan dengan norma dan etika. Dalam
pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penutup sikap dan tingkah
laku manusia. Sedangkan hubungan moral dengan etika sangat erat sekali dan kadangkala
kedua hal tersebut di samakan begitu saja. Namun sebenarnya kedua hal tersebut
memiliki perbedaan. Moral merupakan suatu ajaran-ajaran ataupun wewenang-
wewenang, patokan-patokan, kumpulan peraturan, baik lisan maupun tertulis tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.
Sedangkan Etika tidak berwenang menentukan apa yang boleh atau tidak boleh di
lakukan oleh seseorang.
Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang
cukup erat, karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini. Hubungan antarnya
dapat diringkas sebagai berikut :
Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati
oleh manusia;
Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu
pertimbangan batiniah manusia;
Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyektif
bila melekat pada sesuatu yang terlepas darti penilaian manusia.
[Type text]
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu
kemanusiaan (humaniora).
2. Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan dalam
hubungannya dengan Pancasila
3. Etika dapat ditegakkan dengan mengimplementasikan prinsip konstitusionalisme
dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Indonesia
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://iqbalalkhazim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/39017/BAB++III.