Kotacilegon 6 2012
Kotacilegon 6 2012
TENTANG
WALIKOTA CILEGON,
bphn.go.id
-2-
10. Peraturan …
bphn.go.id
-3-
dan
WALIKOTA CILEGON
MEMUTUSKAN :
BAB …
bphn.go.id
-4-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
9. Izin …
bphn.go.id
-5-
16. Surat …
bphn.go.id
-6-
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
a. Pembangunan baru;
c. Pelestarian/pemugaran.
(2) Izin …
bphn.go.id
-7-
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan digolongkan sebagai
Retribusi Perizinan Tertentu.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
(1) Tingkat penggunaan jasa atas pemberian Izin Mendirikan
Bangunan menggunakan indeks terintegrasi berdasarkan
hasil perkalian dari indeks-indeks parameter fungsi,
klasifikasi, dan waktu penggunaan bangunan sebagai
tingkat intensitas penggunaan jasa dalam proses perizinan
dengan cakupan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1).
(2) Indeks-indeks parameter fungsi, klasifikasi, dan waktu
penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
BAB ...
bphn.go.id
-8-
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi
didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau
seluruh biaya penyelenggaraan pemberian Izin Mendirikan
Bangunan.
(2) Biaya penyelenggaraan pemberian Izin Mendirikan
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penerbitan dokumen izin, pengecekan, pengukuran lokasi,
pemetaan, pemeriksaan, pengawasan di lapangan,
penegakan hukum, penatausahaan, pengawasan di
lapangan dan biaya dampak negatif dari pemberian IMB
tersebut.
BAB VI
STRUKTUR DAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
(1) Tarif retribusi Izin Mendirikan Bangunan meliputi harga
satuan retribusi untuk bangunan gedung dan harga
satuan retribusi untuk prasarana bangunan gedung, tabel
satuan retribusi sebagaimana tercantum dalam Lampiran
II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(2) Harga satuan retribusi bangunan gedung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dinyatakan per-satuan luas lantai
bangunan bangunan gedung (meter persegi).
(3) Harga satuan retribusi prasarana bangunan gedung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinyatakan per-
satuan volume prasarana.
Pasal 9
(1) Besarnya retribusi yang terutang dihitung berdasarkan
perkalian antara tingkat penggunaan jasa dengan tarif
retribusi, dengan menggunakan rumus sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini dan contoh
cara penghitungan besarnya retribusi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) Besarnya …
bphn.go.id
-9-
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 11
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut di wilayah
daerah.
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 12
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Saat retribusi terutang adalah saat diterbitkannya SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(3) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
BAB ...
bphn.go.id
- 10 -
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 13
BAB X
Pasal 14
BAB XI
Pasal 15
(2) Penagihan …
bphn.go.id
- 11 -
BAB XII
Pasal 16
(5) Pengembalian …
bphn.go.id
- 12 -
BAB XIII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 17
(5) Pengakuan …
bphn.go.id
- 13 -
Pasal 18
BAB XIV
Pasal 19
BAB …
bphn.go.id
- 14 -
BAB XV
KEBERATAN
Pasal 20
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan
kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama
3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika
Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa
jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di
luar kekuasaannya.
(4) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 21
(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi
keputusan atas keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi,
bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan
oleh Walikota.
(3) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa
menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau
menambah besarnya Retribusi yang terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah lewat dan Walikota tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 22
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusi dikembalikan
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan
diterbitkannya SKRDLB.
BAB …
bphn.go.id
- 15 -
BAB XVI
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 23
BAB XVII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 24
b. Meneliti …
bphn.go.id
- 16 -
BAB …
bphn.go.id
- 17 -
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan Keuangan Daerah, diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda
sebanyak- banyaknya 3 (tiga) kali jumlah retribusi
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penerimaan Negara.
BAB XIX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
(1) Dengan berlakunya Peraturan daerah ini, peraturan
pelaksana dari Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 10
Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Daerah ini.
(2) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, retribusi yang
masih terutang berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Cilegon Nomor 10 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Cilegon
Tahun 2003 Nomor 166 Seri B), sepanjang tidak diatur
dalam Peraturan Daerah ini masih dapat ditagih selama
jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutang.
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan
Daerah Kota Cilegon Nomor 10 Tahun 2003 tentang Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Cilegon
Tahun 2003 Nomor 166 Seri B), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal …
bphn.go.id
- 18 -
Pasal 28
Ditetapkan di Cilegon
WALIKOTA CILEGON
ttd
Diundangkan di Cilegon
ttd
bphn.go.id
- 19 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON
NOMOR 6 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
I. UMUM
Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) adalah perizinan yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah kepada pemilik bangunan gedung merupakan
salah satu alat pengendali agar bangunan gedung sesuai dengan
persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku untuk
menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan
bangunan gedung. Untuk menyelenggarakan pemberian IMB tersebut,
Pemerintah Daerah berhak melakukan pungutan retribusi kepada pemilik
bangunan gedung.
Peraturan Daerah ini dimaksudkan sebagai pengaturan lebih lanjut
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dalam pemenuhan ketentuan pemungutan
retribusi IMB dan untuk penyempurnaan Peraturan Daerah Kota Cilegon
Nomor 10 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
Pemungutan retribusi IMB yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
kepada pemilik bangunan gedung didasarkan pada tujuan untuk
menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian IMB
meliputi penerbitan dokumen IMB, pengawasan di lapangan, penegakan
hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian IMB
tersebut.
Peraturan Daerah ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok dan normatif
mengenai retribusi IMB sedangkan ketentuan pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota dengan tetap
mempertimbangkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
lain yang terkait dengan pelaksanaan Peraturan Daerah ini.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal …
bphn.go.id
- 20 -
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
IMB yang hilang dapat diganti dengan IMB yang baru dengan
ketentuan pada saat proses penerbitan IMB, pemohon harus
melampirkan surat keterangan kehilangan dari instansi kepolisian
pada berkas permohonan IMB.
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat …
bphn.go.id
- 21 -
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan adalah bahwa
seluruh proses kegiatan pemungutan Retribusi tidak dapat
diserahkan kepada pihak ketiga. Namun dalam pengertian ini
bukan berarti bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh bekerjasama
dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses
pemungutan Retribusi, Pemerintah Daerahdapat mengajak
bekerjasama badan-badan tertentu yang karena
profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan
sebagai tugas pemungutan jenis retribusi secara lebih efesien.
Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan
dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya
retribusi yang terutang, pengawasan penyetoran retribusi dan
penagihan retribusi.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran. kedaluwarsa penagihan
dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
Huruf b
Pengakuan utang retribusi secara langsung adalah Wajib
Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai
utang retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah
Daerah.
Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung dapat
diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib
Retribusi.
Pasal …
bphn.go.id
- 22 -
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Ayat (4)
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Ayat (2)
Ayat (3)
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal …
bphn.go.id
- 23 -
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
bphn.go.id
LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON
Nomor : 6 Tahun 2012
Tanggal : 2 April 2012
Tentang : Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
1. Hunian 0,50 Rumah tinggal tunggal, rumah deret, rumah susun, asrama, dan sejenisnya.
2. Keagamaan 0,00 Masjid termasuk mushola, gereja termasuk kapel, pura, vihara, kelenteng dan sejenisnya.
3. Usaha 3,00 Bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal,
bangunan gedung tempat penyimpanan dan sejenisnya, termasuk bangunan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM), SPBU, SPBG, SPBE dan bangunan gedung untuk penangkaran/budidaya.
4. Sosial dan 1,00 Bangunan gedung pelayanan pendidikan pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, bangunan
Budaya gedung pelayanan umum, dan sejenisnya.
5. Ganda/Campuran Bangunan gedung yang mempunyai fungsi utama gabungan dari fungsi-fungsi hunian, keagamaan, usaha,
sosial dan budaya, antara lain bangunan gedung rumah-toko (ruko), atau bangunan gedung rumah-kantor
(rukan), atau bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran, bangunan gedung mal-perhotelan, dan
sejenisnya.
Indeks menggunakan indeks kombinasi dari fungsi-fungsi bangunan.
2. INDEKS …
bphn.go.id
-2-
2. INDEKS KLASIFIKASI
1. Kompleksitas 0,25 Sederhana 0,40 Bangunan gedung dengan karakter sederhana dan memiliki kompleksitas dan
teknologi sederhana, antara lain:
Bangunan gedung yang sudah ada disain prototipnya dan/atau yang jumlah
2
lantainya s.d. 2 (dua) lantai dengan luas s.d. 500 m ;
2
Bangunan rumah tidak bertingkat, dengan luas s.d. 70 m .
Tidak sederhana 0,70 Bangunan gedung dengan karakter sederhana dan memiliki kompleksitas dan
teknologi tidak sederhana, antara lain:
Bangunan gedung yang belum ada disain prototipnya dan/atau yang jumlah
lantainya di atas 2 (dua) lantai dengan luas di atas 500 m2;
2
Bangunan rumah tidak bertingkat, dengan luas di atas 70 m .
Khusus 1,00 Bangunan gedung yang memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, yang
dalam perencanaan dan pelaksanaannya memerlukan penyelesaian/teknologi
khusus, antara lain: gedung laboratorium, terminal udara/laut/darat, stasiun
kereta api, stadion olah raga, rumah tahanan dan lembaga pemasarakatan
(lapas), dan gudang penyimpan bahan berbahaya;
2. Permanensi …
bphn.go.id
-3-
NO PARAMETER BOBOT PARAMETER INDEKS KETERANGAN
2. Permanensi 0,20 Darurat 0,40 Bangunan gedung yang mempunyai umur layanan sampai dengan 5 (lima)
tahun.
Semi permanen 0,70 Bangunan gedung yang mempunyai umur layanan di atas 5 (lima) s.d.10
(sepuluh)tahun.
Permanen 1,00 Bangunan gedung yang mempunyai umur layanan di atas 20 (dua puluh)
tahun.
3. Resiko 0,15 Rendah 0,40 Bangunan gedung dengan disain penggunaan bahan dan komponen unsur
kebakaran pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya
tingkat mudah terbakarnya rendah.
Sedang 0,70 Bangunan gedung dengan disain penggunaan bahan dan komponen unsur
pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya
tingkat mudah terbakarnya sedang.
Tinggi 1,00 Bangunan gedung dengan disain penggunaan bahan dan komponen unsur
pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya
tingkat mudah terbakarnya sangat tinggi dan/atau tinggi.
4. Zonasi gempa 0,15 Zona IV/Sedang 0,50 Kota Cilegon berada dalam wilayah gempa Zona IV.
5. Lokasi …
bphn.go.id
-4-
NO PARAMETER BOBOT PARAMETER INDEKS KETERANGAN
5. Lokasi 0,10 Rendah 0,40 Pada umumnya terletak pada daerah pinggiran/luar kota atau daerah yang
(kepadatan berfungsi sebagai resapan.
bangunan)
Sedang 0,70 Lokasi sedang pada umumnya terletak di daerah permukiman
Padat 1,00 Lokasi padat pada umumnya lokasi yang terletak di daerah
perdagangan/pusat kota
6. Ketinggian 0,10 Rendah 0,40 Jumlah lantai sampai dengan 4 (empat) lantai
bangunan
Sedang 0,70 Jumlah lantai 5 (lima) s/d 8 (delapan) lantai
Perorangan 0,70
3. WAKTU …
bphn.go.id
-5-
3. WAKTU PENGGUNAAN
1. Sementara jangka pendek 0,40 Masa pemanfaatan maksimum 6 (enam) bulan seperti bangunan gedung untuk pameran
dan mock up
2. Sementara jangka 0,70 Masa pemanfaatan maksimum 3 (tiga) tahun seperti kantor dan gudang proyek
menengah
CATATAN : Bangunan gedung, atau bagian bangunan gedung di bawah permukaan tanah (basement), di atas/bawah permukaan air,
prasarana, dan sarana umum diberi indeks pengali tambahan 1,30.
WALIKOTA CILEGON,
ttd
bphn.go.id
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON
HARGA
KODE JENIS BANGUNAN SATUAN KETERANGAN
SATUAN (Rp.)
1000 Bangunan Gedung m2 7.500
2200 Prasarana Bangunan Gedung
2210 Konstruksi
Pembatas/Penahan/Pengaman
2211 Pagar m’ 3.000
2212 Tanggul/retaining wall m’ 5.000
2213 Turap batas kavling/persil m’ 4.000
2220 Konstruksi Penanda Masuk
2221 Gapura unit 75.000 Setiap luas 2 m2
2221 Gerbang m’ 5.500
2230 Konstruksi Perkerasan
2231 Jalan m2 2.000
2232 Lapangan parker m2 1.500
2233 Lapangan upacara/perkerasan m2 1.000
halaman
2234 Lapangan olah raga terbuka m2 1.500 Di luar bangunan
gedung
2235 Pelataran peti kemas/penimbunan m2 3.000
barang
2236 Landasan mesin/tanki/menara m2 8.000
2240 Konstruksi Penghubung
2241 Jembatan m2 13.500
2242 Box culvert unit 4.500
2250 Konstruksi Kolam/Reservoir Bawah
Tanah
2251 Kolam renang m2 8.500
2252 Kolam pengolahan m2 5.000
2253 Reservoir air bawah tanah m3 3.000
Konstruksi …
bphn.go.id
-2-
HARGA
KODE JENIS BANGUNAN SATUAN KETERANGAN
SATUAN (Rp.)
CATATAN : - Luas bangunan gedung dihitung dari garis sumbu (as) dinding/kolom.
- Luas teras, balkon, selasar luar, canopy, pergola dan overstek/luifel dihitung
setengah dari luas yang dibatasi oleh garis sumbu-sumbunya.
WALIKOTA CILEGON,
ttd
bphn.go.id
-3-
1. Bangunan gedung
b. Rehabilitasi/renovasi
meliputi
perbaikan/perawatan,
perubahan,
perluasan/pengurangan:
c. Pelestarian/pemugaran
2. Prasarana …
bphn.go.id
-4-
b. Renovasi/rehabilitasi
CATATAN :
*)
Indeks Terintegrasi : hasil perkalian dari indeks-indeks parameter
WALIKOTA CILEGON,
ttd
bphn.go.id
-5-
1. Penetapan Indeks
1.1. Indeks Lingkup Pembangunan
Parameter : pembangunan baru
Indeks lingkup pembangunan : 1.00
1.2. Indeks Terintegrasi
1.2.1. Indeks Fungsi Bangunan Gedung
Parameter : hunian
Indeks fungsi : 0.50
1.2.2. Indeks Klasifikasi Bangunan Gedung
KLASIFIKASI BOBOT PARAMETER INDEKS BOBOT X
INDEKS
Jumlah(indeks 0.64
klasifikasi)
1.2.3. Indeks …
bphn.go.id
-6-
a. Bangunan Gedung
Terbilang : dua juta lima ratus tiga pulu delapan ribu lima ratus rupiah
WALIKOTA CILEGON,
ttd
bphn.go.id