Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TERHADAP TN S DENGAN BPH

DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT AZIZAH KOTA METRO

OLEH
Nam : Trianti Rusmia Anggraeni
NIM : 20222072090151
Kelas : Metro

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHMMADIYAH
PRINGSEWU

TA.2022/2023

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


TERHADAP TN.S DENGAN BPH

DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT AZIZAH KOTA METRO

Ruang : Bangsal
No. RM : 035501
Tgl.Pengkajian : 15 Oktober 2022
Pukul : 10:00 WIB

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas pasien
Nama : Tn “S”
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)
Alamat : Seputih Raman
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk : 15 Oktober 2022
Tanggal pengkajian : 15 Oktober 2022
Diagnosa medis : Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn “M”
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan pasien : Cucu
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat kesehatan saat masuk rumah sakit sakit
Klien mengeluh susah BAK ± 1 tahun. Pasien berobat ke Puskesmas
lalu dirujuk ke RS Azizah Metro
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian
Pasien mengatakan nyeri pada bagian bekas luka operasi. Pasien
meringis kesakitan.
P : saat ditekan dan beraktivitas
Q : seperti ditusuk jarum
R : dibagian abdomen bawah (kandung kemih) luka operasi
S : 5-6

T : intermitten
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit kronis sebelumnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita BPH.

A. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1) Psikologis
Klien berharap setelah dilakukan perawatan di RS, klien bisa sembuh
dan dapat melakukan aktifitas seperti sebelum klien sakit,
2) Sosial
Klien termasuk orang yang terbuka tehadap orang lain, klien juga
termasuk orang yang mudah bergaul, klien ramah kepada orang lain,
klien selalu merespon baik pada saat ditanya perawat dan pada saat
dilakukan tindakan oleh perawat.
3) Spiritual
Klien termasuk orang yang taat beribadah, klien meyakini kalau
sakitnya adalah cobaan yang diberikan Allah SWT untuk menguji
kesabaran diri Klien dan untuk intorpeksi diri klien, klien selalu
berdoa agar klien segera diberikan kesembuhan.
B. PENGETAHUAN PASIEN DAN KELUARGA
Klien mengatakan sudah mengetahui penyakit yang sedang ia derita.
C. LINGKUNGAN
Keadaan lingkungan rumah klien, tidak berpengaruh dan tidak berkaitan
dengan penyakit klien.
3. Genogram



 



Keterangan :

 : Laki-laki

 :Laki-laki meninggal

 :Perempuan

 :Perempuanmeninggal

: Pasien

: Tinggal dalam satu rumah


Data Biologis
a. Pola nutrisi
SMRS : Pasien makan 3x sehari dengan menu bervariasi.
MRS : Pasienmakan 3x sehari, dengan porsi yang disediakan
rumah sakit.
b. Pola minum
SMRS : Pasien minum 1,5-2 liter/hari.
MRS : Pasienminum1-1,5 liter/hari.
c. Pola eliminasi
SMRS : Pasien BAB 1-2x/hari, BAK bisa lebih 10-15 x/hari
dengan keluhan urin keluar sedikit-sedikit.
MRS : PasienBAB 1 kali setelah operasi, terpasang kateter triway
no. 22 dengan karakteristik warna urin kuning jernih, 500
ml/hari, kadang-kadang terasa nyei saat BAK. Pasien
terpasang irigasi 30 tpm.
d. Pola istirahat/tidur
Waktu tidur
SMRS : Pasien tidur 7-8 jam/hari dan cemas terhadap penyakitnya.
MRS : Pasien tidur sekitar 6-8 jam/hari, dengan penerangan yang
cukup.
e. Pola hygiene
- Mandi
SMRS : Pasien mandi 2 x sehari.
MRS : Pasien mandi 1 x sehari dibantu oleh keluarga.
- Cuci rambut
SMRS : Pasien cuci rambut setap hari saat mandi.
MRS : Pasien hanya membasahi rambut.
- Gogok gigi
SMRS : Pasiengosok gigi dua kali sehari pagi dan malam.
MRS : Pasien tidak menggosok gigi.
4. Pola aktifitas
SMRS : Pasien melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh orang
lain.
MRS : - Pasien melakukan aktifitas dibantu oleh orang lain.
- Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas secara
mandiri.
- Pasien tampak lemah.
- Pasien tampak kesakitan dalam melakukan aktifitas.

Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √
Pindah √
Makan dan minum √

Keterangan : 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung orang lain tidak mandiri

5. Data Sosial
a. Hubungan dengan keluarga
Baik.
b. Hubungan dengan tetangga
Baik.
c. Hubungan dengan pasien sekitar
Baik.
d. Hubungan dengan keluarga pasien lain
Baik.
6. Data Psikologis
a. Status emosi
Pasien dapat mengendalikan emosi dengan baik.

b. Peran diri

Pasien tidak dapat mejalankan peran seagai kepala keluarga yang baik
karena dirawat di rumah sakit.

c. Gaya komunikasi

Menggunakan bahasa verbal.

b. Pola Koping

Pertahan tubuh menurun karena proses penyakit.

7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : E4M6V5 (GCS = 15)
Compos Mentis
TTV : TD = 120/80 mmHg
N = 80 x/menit
RR = 16 x/menit
S = 36,5 ºC
b. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, beruban, kulit kepala kering,
tidak ada ketombe.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Inspeksi : Sklera putih, dapat melihat dengan jelas, bola mata
simetris, konjungtiva merah muda, ada reaksi
terhadap cahaya (miosis) tidak mengguakan alat bantu
penglihatan, fungsi penglihatan normal.
Palpasi : Tidak nyeri tekan.
d. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan
pembengkakan.
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada kelainan dikedua telinga,
tidak ada lesi dan serumen.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut
Inspeksi : Gigi tampak hitam, lidah bersih, mukosa mulut
lembab, bibir lembab.
Palpasi : Otot rahang kuat.
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada nyeri tekan.
h. Thoraks (paru-paru)
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, respirasi 16 x/m, ada
batuk sedikit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler.
Perkusi : Sonor.
i. Thoraks (jantung)
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis tidak teraba.
Auskultasi : S1 dan S2 reguler.
Perkusi : Batas jantung normal.
j. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, terdapat luka insisi bedah
tanggal 11-07-2014 di abdomen inguinalis kanan
dengan karakteristik panjang luka 8-10 cm jumlah
hecting 7 jahitan tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor,
dolor, kalor, tumor). Terpasang drain dengan produksi
± 50cc warna merah muda.
Palpasi : ada nyeri tekan di sekitar luka post operatif di
abdomen inguinalis kanan, skala 5-6 (nyeri sedang),
teraba hangat di daerah sekitar luka.
Perkusi : timpani.
Auskultasi : bising usus 6 x/menit.
k. Genetalia
(pasien menolak untuk dikaji).
l. Ekstremitas

Kanan 5 5 5 5 5 5 5 5 Kiri

5 5 5 5 5 5 5 5

Keterangan: Terpasang infus di tangan kiri.


c. Data Penunjang
LABORATORIUM
14 Juli 2014 Hasil Nilai Normal
Hb 10.0 Lk = 14-16 gr%, Pr = 12-14 gr%
Leucocyt 6.600 5.000-10.000 mm3/drh
Hematokryt 31 % Lk = 47-54 %, Pr = 42-46 %
Eritrocyt 3.71 4,6-6 Jt mm3/drh
RONTGEN
Dari hasil rontgen tanggal 14 oktober 2022menunjukkan adanya pembesaran
prostat.

d. Pengobatan
 Ketorolac 3 x 30mg (IV)
 Ranitidine 2 x 1 ampul (IV)
 As. Tranexamat 3 x 500 mg (IV)
 Ceftriaxone 2 x 1 gr (IV).
 NaCl/RL 20 Tpm.
B. ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


Agen pencedera fisiologis
1. DS: Nyeri akut

-klien mengatakan nyeri dibagian


bekas luka

P : saat ditekan dan beraktivitas

Q : seperti ditusuk jarum

R : dibagian abdomen bawah


(kandung kemih) luka operasi

S : 5-6

T : intermitten

DO:

-klien tampak meringis kesakitan


Efek prosedur infasif
2. DS: Resiko infeksi

- Klien mengatakan luka terasa


panas

DO:

- Terdapat luka post operasi pada


abdomen bawah.

- Tampak luka insisi post operasi


11-07-2014

- Panjang luka 8-10cm

- Jumlah heating 7 jahitan

- Tidak terdapat tanda infeksi


(rubor, dolor, kalor, tumor)

- Terpasang drain

TTV

TD : 120/80 mmHg

RR : 16x/menit

N : 80x/menit

S : 36,7oC

- Leukosit 6.600mm3/drh
Tirah baring
3. DS: Intoleransi aktifitas

- klien mengatakan tidak bisa


melakukan aktifitas secara
mandiri

- klien mengatakan luka terasa


nyeri saat melakukan aktifitas

DO:

- klien tampak lemah.

- klien tampak kesakitan jika


melakukan aktivitas.

- klien terpasang kateter triway


no. 22

- klien terpasang infus RL 20


tpm.

C.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL P


KEPERAWATAN A
R
A
F
Nyeri akut b/d agen Setalah dilakukan tindakan
1.
pencedera fisiologis, ditandai keperawatan 3x24 jam - Kaji skala nyeri 1. Mengetahui skala nyeri
dengan: diharapkan nyeri dapat berkurang - Kaji TTV setiap 4 jam
atau hilang dengan kriteria hasil : - Berikan posisi yang nyaman 2. Mengetahui keadaan
DS:
- Ds : pasien mengatakan nyeri untuk klien. umum pasien.
-Klien mengatakan nyeri dibagian
berkurang dengan skala 1-3 - Ajarkan manajemen nyeri (teknik
bekas luka
- Do : pasien tampak tenang, relaksasi napas dalam dan teknik 3. Memberikan rasa
P : saat ditekan dan beraktivitas TTV dalam batas normal nyamann bagi pasien.
distraksi).
Q : seperti ditusuk jarum - Ciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang 4. Mengalihkan perhatian
R : dibagian abdomen bawah
- Berikan analgetik sesuai instruksi nyeri.
(kandung kemih) luka operasi.
dokter
S : 5-6
5. Memberi suasana
T : intermitten nyaman bagi pasien.

6. Analgetik mengurangi
DO:
rasa nyeri.
-klien tampak meringis kesakitan
2.Resiko infeksi b/d efek tindakan Setelah dilakukan tindakan
procedural ditandai dengan : keperawatan 3x24 jam - Kaji tanda tanda infeksi 1. Mengetahui adanya
diharapkaninfeksi tidak terjadi - Observasi TTV setiap 6 jam. tanda infeksi
DS:
dengan kriteria hasil : - Ganti balutan setiap hari dengan 2. Mengetahui keadaan
- Klien mengatakan luka terasa Do : tidak tampak adanya tanda
panas teknik aseptik dan steril umum
tanda infeksi (rubor, dolor, kalor,
- Ajarkan pasien dalam menjaga
DO: tumor)
kebersihan pada daerah luka post 3. Mencegah adanya
- Terdapat luka post operasi pada Leukosit normal 4.000-11.000
abdomen bawah. op. infeksi
S : 36,7 -37,5 0C
- Ciptakan lingkungan yang bersih. 4. Mengajarkan pasien
- Tampak luka insisi post operasi
11-07-2014 - Berikan antibiotik sesuai anjuran untuk mempertahankan
dokter. kondisi balutan luka.
- Panjang luka 8-10cm
- Kolaborasikan dengan ahli gizi
- Jumlah heating 7 jahitan 5. Mencegah terjadnya
dalam pemberian diit TKTP.
- Tidak terdapat tanda infeksi infeksi
(rubor, dolor, kalor, tumor)

- Terpasang drain 6. Mempercepat


TTV penyembuhan luka
TD : 120/80 mmHg
RR : 16x/menit 7. Protein mempercepat
N : 80x/menit proses penyembuhan
S : 36,7 C
o
luka.
- Leukosit 6.600mm /drh 3

3. Intoleran aktivitas b/d nyeri Setelah dilakukan tindakan 3x24 Guidance : 1. Mengetahui keadaan
akibat luka bekas operasi, jam diharapkan intoleran aktivitas - Kaji tanda tanda infeksi umum pasien
ditandai dengan: dengan criteria hasil : - Kaji tingkat aktifitas 2. Mengetahui tingkat
- Pasien mengatakan bisa Support : ketergantungan pasien
DS:
beraktivitas secara mandiri dan - berikan posisi senyaman mungkin 3. Memberikan
- Ps mengatakan tidak bisa
secara perlahan - dekatkan barang yang diperlukan kenyamanan pada pasien
melakukan aktifitas secara
- Pasien biisa melakukan secara pasien 4. Memberikan
mandiri
mandiri Teaching : kenyamanan pada
- Ps mengatakan luka terasa nyeri - ajarkan pasien untuk latihan aktif pasien.
saat melakukan aktifitas dan pasif sesuai kondisi 5. Mencegah kelemahan
Dev. Env : otot dan merangsang
DO:
- Ciptakan lingkungan yang tenang mobilisasi.
- Ps tampak lemah.
Collaboration : 6. Memberikan
- Ps tampak kesakitan jika - Kolaborasi dengan dokter dalam kenyamanan pada
melakukan aktivitas. pemberian obat yang sesuai pasien.
- Ps terpasang kateter triway no. 7. Memberikan terapi yang
22 tepat untuk pasien
Ps terpasang infus RL 20
tpm.
D. CATATAN PERKEMBANGAN DAN EVALUASI

NO. DX TANGGAL CATATAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN DAN PARAF


EVALUASI
DX1. 14 Juli 2014 1. Mengkaji TTV
S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian bekas
07.30 H/ TD : 120/80, N : 80 x/m, RR: 16 x/m, S : 36,7oC
luka operasi dengan skala 5-6 (nyeri
2. Mengkaji skala nyeri sedang).
08.10 R/
O : Pasien terlihat meringis kesakitan ketika
P : saat ditekan dan beraktivitas
bagian abdomen ditekan.
Q : seperti ditusuk jarum
R : dibagian abdomen bawah (kandung kemih) A : Masalah belum teratasi.
luka operasi
P : Intervensi 1, 2 dan 4 dilanjutkan.
S : 5-6
T : intermitten
08.20 3. Megajarkan teknik relaksasi napas dalam.
R/Pasienmengikuti dengan baik.

08.30 4. Memberi terapi injeksi sesuai instruksi dokter.


R/ Tramadol 1 amp IV.

DX2. 14 Juli 2014 1. Mengkaji tanda-tanda infeksi.


S : Pasien mengatakan tidak ada rasa gatal,
09.00 H/ Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor,
10.00 tumor.
panas, dan sakit.
2. Memberikan penkes kepada pasien dalam
menjaga kebersihan luka bekas operasi. O : Tidak tampak adanya tanda-tanda
R/ pasien dan keluarga mendengarkan dengan baik. infeksi.Pasien terlihat tenang

11.00 3. Memberikan terapi injeksi . A : Masalah masih resiko.


R/Cifrofloxacin 500 mg IV.
P : Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan.

DX3. 14 Juli 2014 1. Mengkaji tingkat aktifitas pasien. S : Pasien mengatakan belum bisa beraktifitas
13.00 H/ pasien hanya beraktifitas di tempat tidur. secara mandiri.
2. Mengajarkan latihan fisik aktif dan pasif. O : Pasien tampak lemah.
R/ pasien mengikuti dengan baik. A : Masalah belum teratasi.
13.30
P : Intervensi 1 dan 2 dilanjutkan.
DX1. 15 oktober 2022 1. Mengkaji TTV S : Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang.
12:00 H/ TD : 150/80, N : 82 x/m, RR: 16 x/m, S : 36,5oC O : Pasien tampak lebih tenang.
2. Mengkaji skala nyeri A : Masalah teratasi sebagian.
15:00 R/ P : Intervensi 1, 2 dan 3 dilanjutkan.
P = Saat ditekan dan saat beraktifitas.
Q = Seperti ditusuk-tusuk.
R = Di bagian abdomen (luka operasi).
S = 4-5 nyeri sedang.
T = intermiten (kadang-kadang).
3. Memberi terapi injeksi sesuai dengan resep dokter.
15:30
R/ Tramadol 1 amp IV.
4. Memberikan posisi nyaman bagi pasien.
H/ Pasien tampak nyaman.
DX 2. 15 Juli 2014 1. Memberikan terapi injeksi . S : Pasien mengatakan tidak ada rasa gatal,
09.00 R/ Cifrofloxacin 500 mg IV. panas dan sakit.
11.00 2. Melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik O : Tidak ada tanda-tanda infeksi.
dan steril. A : Masalah masih resiko.
08.00 H/ perban tambak bersih, tidak terdapat tanda- P : Intervensi 1,2 dan 3 dilanjutkan.

tanda infeksi.
DX 3. 15 Juli 2014 1. Mengkaji tingkat aktifitas pasien. S : Pasien mengatakan sebagian aktifitas sudah
13.00 H/ sebagian aktifitas pasien sudah dapat dilakukan bisa dilakukan sendiri.
sendiri
O : Pasien tampak lebih bersemangat dalam
2. Mengajarkan latihan fisik aktif dan pasif. melakukan aktifitas.
13.30 R/ pasien mengikuti dengan baik.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi 1 dan 2 dilanjutkan.
DX 1. 16 Juli 2014 1. Mengkaji TTV S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang.
07.30 H/ TD : 120/80, N : 80 x/m, RR: 16 x/m, S : 36,5oC O : Pasien tampak lebih tenang.
2. Mengkaji skala nyeri A : Masalah teratasi sebagian.
08.10 R/ P : Intervensi 1, 2 dan 3 dilanjutkan.
P = Saat ditekan dan saat beraktifitas.
Q = Seperti ditusuk-tusuk.
R = Di bagian abdomen (luka operasi).
S = 1-3 nyeri ringan.
T = intermiten (kadang-kadang).
3. Memberi terapi injeksi sesuai dengan resep dokter.
08.30
R/ Tramadol 1 amp IV.
DX 2. 16 Juli 2014 1. Mengkaji tanda-tanda infeksi. S : Pasien mengatakan tidak ada rasa gatal,
09.00 H/ Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, panas dan sakit.
tumor).
11.00 O : Tidak terlihat ada tanda-tanda infeksi.
2. Memberikan terapi injeksi sesuai dengan anjuran
A : Masalah masih resiko.
dokter.
P : Intervensi dihentikan.
R/ Cifrofloxacin 500 mg IV.
08.00 - Delegasikan rencana intervensi
3. Melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
dan steril. kepada teman sejawat.

H/ perban tambak bersih, tidak terdapat tanda-


tanda infeksi.

DX 3. 16 Juli 2014 1. Mengkaji tingkat aktifitas pasien. S : Pasien mengatakan sebagian aktifitas sudah
09.00 H/ sebagian aktifitas pasien sudah bisa dilakukan bisa dilakukan sendiri.
secara mandiri.
O : Pasien tampak lebih bersemangat dalam
2. Mengajarkan latihan fisik aktif dan pasif. melakukan aktifitas.
13.30 R/ pasien mengikuti dengan baik.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi 1 dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai