Sistem Pemerintahan Amerika Serikat
Sistem Pemerintahan Amerika Serikat
2.Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang
dinamakan “Separation of Power Teory” yang berasal dari ajaran Trias Politika
(Montesquieu) yang membedakan kekuasaan dalam suatu negara dipisahkan menjadi 3
cabang kekuasaan :
Sistem Kepartaian
Amerika Serikat menerapkan sistem kepartaian dwipartai. Hanya terdapat dua partai yang
dominan di Amerika Serikat, yakni Partai Republik dan Demokrat.
Sistem Pemilu
Pemilu di Amerika menggunakan sistem distrik.
Perbedaan Pemilu Sistem Proporsional dan Sistem Distrik
1. Sistem distrik
Sistem ini berdasarkan lokasi daerah pemilihan, bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dari
semua calon, hanya akan ada satu pemenang. Dengan begitu, daerah yang sedikit
penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang banyak penduduknya, dan tentu
saja banyak suara terbuang. Karena wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka
pemilih bisa akrab dengan wakilnya.
Kelebihan Pemilu sistem Distrik
Partai besar lebih berkuasa karena terdapat kesenjangan persentase suara yang
diperoleh dengan jumlah kursi di partai politik
Partai kecil dan minoritas merugi sebab sistem ini menyebabkan banyak suara
terbuang.
Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen & pluralis.
Anggota Parlemen terpilih cenderung mengutamakan kepentingan daerahnya
dibanding kepentingan nasional.
2. Sistem Proporsional
Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda
dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda
gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak dianut oleh negara multipartai, seperti
Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.
Kelebihan Pemilu Sistem Proporsional
Dinilai lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan
persentase kursinya di parlemen.
Setiap suara dihitung dan tidak ada yg terbuang jadi partai kecil & minoritas memiliki
kesempatan memperoleh suara dan menempatkan wakilnya di parlemen. Sistem ini
dianggp lebih memihak masyarakat pluralis dan heterogen.
Sistem proporsional ini kurang mendukung adanya integrasi partai politik. Jumlah
partai yang semakin banyak menghambat integrasi partai.
Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal
ini memberikan kedudukan yang kuat pada dewan pimpinan partai untuk menentukan
wakilnya di parlemen.
Banyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk
menjadi mayoritas. Hal ini menyebabkan sulitnya mencapai stabilitas politik dalam
parlemen, karena partai harus menyandarkan diri pada koalisi.
Electoral College
Dalam sistem pemilu di USA, pilihan rakyat tak mutlak menentukan kemenangan seorang
calon presiden/kandidat sebab dalam pelaksanana pemilihan calon presiden & wakil presiden,
Amerika Serikat memakai sistem “Electoral College”. Electoral College adalah dewan
pemilih yang akan memilih presiden. Anggotanya dipilih oleh rakyat pada hari pemilu. Para
utusan itu sudah berjanji di awal untuk memilih kandidat tertentu. Jumlah utusan pada dewan
pemilih yaitu dua orang ditambah jumlah anggota DPR dari negara bagian tersebut. Jadi,
beberapa negara bagian memiliki jumlah utusan terbanyak, seperti contohnya, California, dan
menjadi begitu menentukan dalam pemenangan pemilu. Dengan demikian, pemilihan
presiden dan wakil presiden sebenarnya merupakan pemilu dengan cara tidak langsung tetapi
diwakilkan pada dewan pemilih sebab pemenangnya ditentukan oleh suara para pemilih
dalam Electoral College saat hari pencoblosan.