ID Karakteristik Wanita Dengan Fluor Albus
ID Karakteristik Wanita Dengan Fluor Albus
Abstrak: Fluoralbus bukan merupakan penyakit melainkan salah satu tanda gejala dari suatu penyakit organ
reproduksi wanita, akan tetapi masalah keputihan ini jika tidak segera ditangani akan menyebabkan masalah
yang serius. Faktor predisposisi dari fluor albus antara lain meliputi usia, status pernikahan, paritas, siklus
menstruasi, metode kontrasepsi, riwayat gangguan reproduksi, status pendidikan dan status bekerja. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui karakteristik wanita dengan fluor albus di rumah sakit wilayah kabupaten
pekalongan tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif. Penggunaan sampel dengan menggunakan total
populasi sebanyak 49 responden. Alat pengumpulan data menggunakan check list. Hasil dari penelitian
karakteristik wanita dengan fluor albus dengan teknik anamnesa adalah sebagian besar (61.2%) responden
dengan umur 20 – 35 tahun, sebagian besar (77.6%) responden berstatus menikah, hampir separuh (42.9%)
responden yang mengalami fluor albus yaitu multipara, lebih dari separuh (53.1%) responden fluor albus
dengan siklus haid tidak teratur, hampir separuh (42.9%) responden fluor albus menggunakan kontrasepsi
hormonal, lebih dari separuh (55.1%) responden yang mengalami fluor albus tidak mempunyai riwayat
gangguan reproduksi, hampir separuh (34.7%) berpendidikan SMP, dan lebih dari separuh (65.3%)
responden yang mengalami fluor albus tidak bekerja. Diharapkan seluruh wanita dapat mendeteksi secara
dini adanya fluor albus atau gejala infeksi radang organ reproduksi sehingga dapat mencegah terjadinya
komplikasi yang ditimbulkan dari fluor albus tersebut dengan lebih memperhatikan cara hidup sehat, seperti
memperhatikan personal hygiene, memeriksakan lebih dini dengan pap smear/ iva test.
Kata kunci : karakteristik, wanita, flour albus
konsepsi sampai usia lanjut yaitu, faktor pemeriksaan khusus sehingga dapat diketahui
genetik (bawaan), lingkungan seperti organ secara dini penyebab leukorea (Manuaba, dkk
tubuh, gizi, perawatan kebersihan lingkungan, 2009, h.62).
pendidikan, sosial budaya, tradisi, agama, adat, Dampak keputihan dapat terjadi
ekonomi dan politik, kemudian faktor perilaku perlengketan pada rahim, saluran telur atau tuba
(Fitramaya, 2008, h.26). falopii sampai pembusukan indung telur oleh
Menurut Varney (2006)ada berbagai infeksi yang berat bisa terjadi tuba-ovarium
macam gangguan sistem reproduksi seperti abses atau kantung nanahyang menekan saluran
gangguan menstruasi, syndrom premenstruasi, telur dan indung telur, apabila kedua sisi kanan
kista ovari, kanker dan tumor pada dan kiri dari tuba ovarium yang tertekan abses
endometrium, serta salah satunya yaitu infeksi maka dapat dikatakan bahwa wanita tidak akan
yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur bisa mendapatkan keturunan atau mundul
yang sering disebut dengan keputihan (Sukma, 2009).
(Yunikawuri 2012 h.1). Karakteristik wanita dengan keputihan
Fluor albus (leukorea, keputihan, white (fluor albus) yaitu seperti umur, status
discharge) adalah nama gejala yang diberikan pernikahan, paritas, metode kontrasepsi, siklus
pada cairan yang keluar dari vagina selain menstruasi, riwayat gangguan reproduksi,
darah. Fluor albus bukan merupakan penyakit status pendidikan, dan status pekerjaan.
melainkan salah satu tanda gejala dari suatu Ditujukan pada kelainan- kelainan ginekologik
penyakit organ reproduksi wanita. Gejala ini seperti riwayat seksual dan menstruasi, gejala
diketahui karena adanya sekret yang mengotori sistemik seperti keracunan atau nyeri tekan
celana dalam (Murtiastutik 2008, h.45). Fluor abdomen, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
albus atau leukorea merupakan pengeluaran penunjang atau laboratorium (Lisnawati,
cairan pervagina yang bukan darah. Leukorea 2013,h.302).
merupakan manifestasi klinis berbagai infeksi, Berdasarkan studi pendahuluan yang
keganasan, atau tumor jinak reproduksi gejala dilakukan di Rumah Sakit wilayah Kabupaten
ini tidak menimbulkan mortalitas, tetapi Pekalongan, jumlah wanita dengan gangguan
morbiditas karena selalu membasahi bagian reproduksi selama tahun 2013 ( 1 januari 2013
dalam wanita dan dapat menimbulkan iritasi, – 31 desember 2013) sebanyak1469 orang,
terasa gatal sehingga mengganggu, dan yaitu infeksi saluran kencing 250 orang (
mengurangi kenyamanan dalam berhubungan 17,02%), mioma uteri 189 orang (12,86%),
seks. Menurut survey demografi kasus kista ovari 220 orang (14,97%), fluor albus471
keputihan 200 kasus, tetapi hanya sekitar 95 orang (32,06%), candida albican 9 orang
kasus yang mengalami gejala keputihan dengan (0,61%), vulvitis 24 orang (1,63%), vaginitis 20
rasa gatal. Masalah keputihan ini sering kali orang (1,36%), servisitis akut 11 orang
tidak diperhatikan oleh wanita yang menderita (0,74%), endometriosis 28 orang (1,90%),
penyakit ini, akan tetapi masalah keputihan ini salpingitis41 orang (2,79%), infertil 65 orang
jika tidak segera ditangani akan menyebabkan (4,42%), bartolinitis 26 orang (1,76%), dan ca
masalah yang serius (DEPKES RI, 2010). servik 115 orang (7,82%).
Keputihan fisiologis jika dibiarkan akan
berisiko menjadi keputihan yang patologis. Metode
Sehingga diperlukan perubahan perilaku sehari- Penelitian ini merupakan penelitian
hari untuk menjaga organ intim tetap kering deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu
dan tidak lembab(Wijayanti, 2009, H.52). seluruh wanita yang periksa dengan keluhan
Perempuan yang memiliki riwayat infeksi yang fluor albus di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten
ditandai dengan keputihan berkepanjangan Pekalongan Tahun 2014 sebanyak 49
mempunyai dampak buruk untuk masa depan responden. Tekhnik sampling adalah dengan
kesehatan reproduksinya. Sehingga dianjurkan total populasi.
untuk melakukan tindakan pencegahan dengan
menjaga kebersihan genetalia dan melakukan Hasil
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol VII, No 1, Maret 2015 ISSN 1978-3167
menggunakan KB IUD, dan sebagian kecil dengan fluor albus di Rumah Sakit
(6,1%) responden menggunakan KB mantap. Wilayah Kabupaten Pekalongan
tahun 2014.
6. Karakteristik riwayat gangguan Status Frekuensi Prosentase
reproduksi wanita. pekerjaan (%)
Tabel 6 Distribusi frekuensi responden Bekerja 17 34.7
berdasarkan riwayat gangguan Tidak 32 65.3
reproduksi wanita dengan fluor albus bekerja
di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Total 49 100
Pekalongan tahun 2014. Sumber: Data Primer Diolah
Riwayat Frekuensi Prosentase
gangguan (%) Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar
reproduksi (65,3%) responden yang mengalami fluor albus
Ada 22 44.9 tidak bekerja.
Tidak ada 27 55.1
Total 49 100
Sumber: Data Primer Diolah
muda yang umurnya di bawah 20 tahun antiseptik yang sekarang banyak diiklankan,
terhitung masih dalam proses pertumbuhan. lalu juga cara cebok yang salah
Memang mereka sudah mendapatkan haid
(menstruasi), namun sebenarnya bukan berarti b. Karakteristik wanita dengan fluor
organ reproduksinya sudah matang seratus albus berdasarkan status pernikahan.
persen. Sedangkan untuk wanita dewasa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 49
berusia lebih dari 35 tahun ke atas, kondisi responden, sebagian besar (77.6%) responden
organ-organ reproduksinya berbanding terbalik yang mengalami fluor albus yaitu berstatus
dengan yang di bawah 20 tahun. Pada usia itu menikah. Hal ini sesuai dengan teori yang
wanita mulai mengalami proses penuaan. mengatakan bahwa wanita yang sudah menikah
Dengan kondisi seperti itu maka terjadi regresi meningkatkan risiko mengalami fluor albus
atau kemunduran dimana alat reproduksi tidak kemungkinan karena perilaku aktivitas seksual.
sebagus layaknya normal, sehingga sangat Secara fisiologis keluarnya getah yang berlebih
berpengaruh pada penerimaan kehamilan dan dari vulva dapat dijumpai salah satunya pada
proses melahirkan (Emon, 2007). waktu ovulasi, dan saat mendapat rangsangan
Dalam teori dijelaskan yang mengatakan seksual sebelum atau saat koitus (Murtiastutik
bahwa faktor usia merupakan faktor risiko 2008, h.45). Begitu seorang wanita melakukan
yang dapat meningkatkan insiden wanita hubungan suami istri, maka wanita tersebut
yang menderita flour albus, salah satunya terbuka sekali terhadap kuman-kuman yang
adalah usia premenarke dan post menopause berasal dari luar. Karena itu keputihan pun bisa
(Baradero M, 2007 h.2). didapat dari kuman penyebab penyakit kelamin
Pada perempuan muda datang dengan keluhan yang mungkin dibawa oleh pasangan wanita
mengeluarkan duh vagina (keputihan) dengan tersebut.
diagnosis yang paling sering dijumpai adalah Beberapa bakteri penyebab infeksi vagina yang
hygiene yang buruk, benda asing adanya berujung keluarnya fluor albus juga sering
cacing kremi, dan penganiayaan seksual. Duh dijumpai akibat hubungan seksual yang tidak
tubuh pada wanita dalam usia reproduksi wajar seperti bakteri Chlamydia Trachomatis,
kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi, Nesseria Gonoorrhoae, Dan Trichomonas
paling sering dijumpai adalah pengguna Vaginalis (Lisnawati 2013, h. 301). Juga akibat
kontrasepsi oral, dan setelah melahirkan. Dan dari koitus dengan pasangan yang terinfeksi
harus dipikirkan kemungkinan suatu penyakit atau dengan pasangan multiple. (Baradero
hubungan seksual (PHS) dan penyakit infeksi 2007, h.2).
lainnya. Pada wanita dengan usia yang lebih Menurut Boyke (2013), Keputihan akibat
tua, kemungkinan terjadinya keganasan, kanker rahim salah satu penyebabnya adalah
terutama kanker serviks (Hollingworth 2012, sering berganti-ganti pasangan. Maka sang
h.40). suami menularkan kepada istrinya. Para istri
Pada wanita yang aktif menjalankan biasanya baru memeriksakan setelah terjadi
hubungan seksual di usia muda, apalagi sering keputihan dan gejala lain yang menyertainya
berganti pasangan akan berisiko dengan flour seperti hubungan seks berdarah dan itu sudah
albus. Hal ini dikarenakan pada wanita muda menunjukkan kanker stadium dua atau tiga.
memiliki mulut rahim yang belum matang,
sehingga ketika melakukan hubungan seksual c. Karakteristik wanita dengan fluor albus
terjadi gesekan yang dapat mengundang berdasarkan paritas wanita.
masuknya virus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 49
Pada wanita yang belum melakukan hubungan responden, hampir separuh (42.9%) responden
suami isteri, bisa juga terjadi keputihan. Namun yang mengalami fluor albus adalah Multipara.
penyebab keputihan bisa terjadi karena Kondisi ini sesuai dengan teori yang
menggunakan celana dalam bersama, memakai mengatakan bahwa diagnosis klinis pasti fluor
handuk bersama, kurangnya menjaga albus perlu diketahui riwayat tiap-tiap
kebersihan daerah vagina, Pemakaian sabun kehamilan sebelumnya, apakah itu berakhir
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol VII, No 1, Maret 2015 ISSN 1978-3167
normal yang berlebihan sehingga menyebabkan penilaian seseorang, sehingga timbul keinginan
sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal atau motivasi seseorang itu berbeda terhadap
dan mudah rusak, akibatnya terjadi kematian akibat penyakit pada organ
pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya reproduksinya karena rendahnya pengetahuan
pembuluh darah yang bertambah untuk dan kesadaran wanita untuk melakukan pap
memberikan makanan dan oksigen pada sel smear (Notoatmodjo, 2012).
kanker tersebut. Pada keadaan seperti ini, akan
terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai h. Karakteristik wanita dengan fluor albus
bau busuk akibat terjadinya proses pembusukan berdasarkan status pekerjaan wanita.
tadi dan sering kali diserta oleh adanya darah Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa dari 49
yang tidak segar (Ramayanti 2004, h.10). responden terdapat, hampir separuh (65.3%)
responden yang mengalami fluor albus tidak
g. Karakteristik wanita dengan fluor albus bekerja.
berdasarkan status pendidikan. Hal ini berkaitan dengan pola gaya hidup yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari kurang sehat menjadi penyebab keputihan.
49 responden, hampir separuh responden yang Terlalu sering menggunakan pakaian ketat
mengalami fluor albus berpendidikan (34.7%) yang terbuat dari bahan sintetis juga menjadi
SMP, sebagian (32,7%) berpendidikan SMA, salah satu faktor penyebab keputihan. Daerah
sebagian (26,5%) berpendidikan SD, dan kewanitaan bisa terjadi iritasi, tempat terbaik
sebagian kecil (6,1%) berpendidikan Perguruan bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Tinggi. Jangan membersihkan daerah kewanitaan
Flour albus tidak mengenal tingkat dengan sabun sembarangan. Daerah
pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, kewanitaan membutuhkan ph alami, dan sabun
walaupun kebanyakan dijumpai pada wanita bisa merusak keseimbangan tersebut (Fransisca,
dengan pendidikan dan sosial ekonomi yang 2013).
rendah (Ramayanti, 2004). Terlalu sering menggunakan tissue pada
Faktor mood stress pada wanita yang tingkat daerah kewanitaan setelah buang air kecil.
pendidikan tinggi merupakan pengganggu dan Daerah tersebut merupakan daerah yang paling
secara tidak langsung menyebabkan sensitive dan mudah luka. Penggunaan tissue
penurunan sistem imun tubuh. Stressor yang berlebihan akan membuat daerah
pekerjaan yang dialami para wanita tersebut kewanitaan anda infeksi (Fransisca, 2013).
akan menekan produksi estrogen didalam Kebersihan toilet, walaupun mungkin sepele
vagina sehingga terjadi penurunan glikogen tetapi toilet duduk terutama pada toilet wanita
wanita. Ketidakseimbangan antara estrogen dan sebenarnya merupakan tempat yang banyak
perubahan glikogen didalam mukosa vagina mengandung bakteri. Dalam posisi duduk pada
disertai dengan penurunan sistem imun tubuh toilet yang mungkin saja pengguna sebelumnya
khususnya sistem imun yang didapat seperti membawa bakteri atau jamur sedangkan proses
epitel kuboid vagina akan menyebabkan pembersihan toilet hanya dilakukan 2 kali
kelemahan fungsi basil doderlien untuk sehari. Kurang bersihnya toilet ini secara tidak
mengubah glikogen menjadi asam laktat langsung menularkan bakteri antar satu wanita
sehingga terjadilah pergeseran pH normal ke wanita yang lain (Fransisca, 2013).
yang menimbulkan vaginitis atau infeksi Selain karena faktor-faktor gaya hidup tidak
lainnya (Ramayanti 2004, h.11). sehat, beberapa penyebab keputihan pada
Pendidikan merupakan proses belajar yang wanita ada karena masalah lingkungan.
pernah ditempuh secara formal didalam Usahakan tinggal di daerah lingkungan dengan
lembaga pendidikan. Semakin tinggi tingkat sanitasi yang baik dan bersih. Sanitasi buruk
pendidikan seseorang, maka semakin tinggi adalah surga bakteri dan jamur. Hindari pula
pula tingkat pengetahuan dan kesadaran yang menggunakan WC umum yang kotor
dimiliki oleh orang dalam menerima informasi. (Fransisca, 2013).
Tingkat pendidikan tinggi akan berbeda cara
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol VII, No 1, Maret 2015 ISSN 1978-3167
Bagi wanita bekerja waktu adalah segalanya, Hollingworth, Tony, 2012. Diagnosis Banding
sehingga konsumsi makanan yang serba praktis Dalam Obstetri Dan Ginekologi. EGC.
lebih diutamakan walaupun dari segi Jakarta
pemenuhan nutrisi harian justru tidak Iswati Erna, 2010. Awas Bahaya Penyakit
seimbang. Pola makan yang kurang sehat Kelamin. DivaPress. Jogjakarta
dengan terlalu banyaknya konsumsi makanan Kurnia dewi, 2013. Buku Ajar Kesehatan
ataupun minuman cepat saji yang tidak Reproduksi Dan Keluarga Berencana Untuk
memenuhi asupan nutrisi gizi seimbang juga Mahasiswa Bidan. CV Trans Info Media.
dapat memicu terjadinya keputihan. Jakarta
Beban pekerjaan yang terlalu berat ataupun Llewellyn-jones, Derek, 2009.Setiap
kurangnya keseimbangan antara aktivitas Wanita.Hipokrates. Jakarta
bekerja dengan aktivitas beristirahat yang tidak Lisnawati, 2013. Asuhan Kebidanan Terkini
seimbang akan memicu terjadinya stres. Stres Kegawatan Maternal dan Neonatal. Tran
yang terjadi akan memicu hormon stres yang Info Media. Jakarta
berakibat negatif. Pada beberapa wanita beban Manuaba, Ida Ayu chandranita, dkk. 2009.
stres yang terlalu berat akan menyebabkan Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
terjadinya keputihan. Beberapa ahli EGC. Jakarta
berpendapat keputihan pada wanita bekerja Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi
disebabkan oleh tingkat produksi hormon stres Suryosaputra, dkk, 2010. Buku Ajar
yang tinggi. Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
EGC. Jakarta
Simpulan Martiastutik, 2008, Buku Ajar Infeksi Menular
Berdasarkan beberapa golongan daapt Seksual. Airlangga University Press.
disimpulkan bahwa wanita dengan fluor albus Surabaya
dari 49 responden terdapat sebagian besar Mansjoer Arif, dkk,2009. Kapita Selekta
(61.2%) responden merupakan golongan umur Kedokteran. Media aesculapius. Jakarta
20-35 tahun, sebagian besar (77.6%) responden Notoatmodjo Soekidjo, 2010. Metodologi
yang mengalami fluoralbus berstatus menikah, Penelitan Kesehatan. PT Rineka Cipta.
hampir separuh (42.9%) responden yang Jakarta
mengalami fluor albus adalah multipara, lebih , 2012. Metodologi Penelitan Kesehatan. PT
dari separuh (53.1%) responden yang Rineka Cipta. Jakarta
mengalami fluor albus mengalami haid tidak Nursalam, 2013.Konsep dan Penerapan
teratur, hampir separuh (42.9%) responden Metodologi Penelitian, Ilmu Keperawatan.
yang mengalami fluor albus menggunakan KB Salemba Medika. Jakarta
hormonal, lebih dari separuh (55.1%) Octaviyanti,Dwiana,2009.
responden tidak mempunyai riwayat gangguan DepartemenObstetridanGinekologiFKUI/RS
reproduksi, hampir separuh (65.3%) responden CM. Jakarta. (Di akses 22 februari 2014),
adalah tidak bekerja, hampir separuh (34,7%) diunduh dari: http://www.com
berpendidikan SMP dan hanya sebagian kecil Pinem Sarokha SKM, M.kes. 2009. Kesehatan
(6,1%) berpendidikan Perguruan Tinggi. Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta
Ramayanti, 2004. Pola mikroorganisme fluor
Daftar Pustaka albus patologis yang disebabkan oleh infeksi
Baradero, Marry, dkk, 2007. Klien Gangguan FKUNDIP/RSKARIADI. Semarang. (Di
Sistem Reproduksi Dan Seksualitas. EGC. akses 22 februari 2014), diunduh dari:
Jakarta http://www.com
El-Manan, 2011. Kamus Pintar Wanita. Buku Robbins, dkk, 2013. Buku Ajar Patologi Edisi
biru. Jogakarta 7. EGC. Jakarta
Hendrik,2006. Problema Haid Tinjauan Syariat Salmah Hj, 2006. Asuhan Kebidanan
Islam dan Medis. TigaSerangkai.Solo Antenatal. EGC. Jakarta