rer xesenutay
HEBTeLWINGONESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
UNTUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA
OPERASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT FERTAMA
MILIK PEMERINTAH DAERAH
4 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REF UBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (5)
, Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang
“4! ..pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah, perlu mengatur
mengenai penggunaan dena kapitasi jaminan kesehatan
nasional untuk ‘asa pelayanan kesehatan dan dukungan
biaya operasional pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama milik pemerintah daerah;
b. bahwa beberapa pengaturan penggunaan dana kapitasi
jaminan kesehatan nasional untuk jasu pelayanan
keschatan dan dukungan biaya operasional pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah yang
telah ditetapkan dalam Feraturan Menteri Kesehatan
Nomor 19° ‘Tahun 2014 “belum dapat menampung
pa gunsNee]
perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan “
jaminan kesehatan nasional sehingga perlu diganti;
vebagaimann
ce. bahwa— berdnsarkan —_pertimbangan
dimaksud dalam = huruf a dan huruf by perl
menetapka.a Peraturan Menteri Kesehatan ‘entang
Penggunaan Dana Kapitasi Janinan Kenchatan Nasional
Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Mengingat : 1.
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
+ Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2099 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintanan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Noinor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2C15 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Keschatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 29) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas
pa guns12 Tahun 2013 tentang
Peraturan Presiden Nomor
Republik
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara
Indonesia Tahun 2016 Nomor 62);
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan dan Femanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehctan Tingkat
Pertama Milk Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
6.
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
tentang Peiayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1400) sebayaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015
tentang Pe:ubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
(Berita Negara
7.
Pada Jaminan Kesehatan Nasional
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
. Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indones.a
Tahun 2014 Nomor 874);
9. Peratura. Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan: (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1287)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 435);
pa gunsMEMUTUSKAN:
: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENGGUNAAN
DANA KAPITAS] JAMINAN KESEHATAN NASIONAL UNTUK
JASA PELAYANAN ¥.ESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA
COPERASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH.
Menevapkan
BABI
KFTENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1, Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat
JKN adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam. memenuhi kebutuhan dasar
kesehatar. yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya
disingkat FKTP adalah fasilitas keschatan yang
melakukan pelayanan keuehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi,
diagnosis, peravatan, pengobatan, dan/atau pelayanan
kesehatan lainnya.
Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan
yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah
peserta yang terdaftar tanva memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah dacrah selaku pengguna anggaran/pengguna
w
barang.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
pa gunsPasal 2
Pengaturan penggunaan Dana Kapitast
eschatan dan dukungan biaya op
pelayanan k :
FKTP mitik per.erintaa, daerah ditujukan bagi PRTP milik
cnerapkan pola pengelolaan
merintah daerah yang belum
am dacrah.
JKN untuk jasa
perasional pada
per
keuangan badan layanan umu
BABI
PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN
Pasal 3
(2) Dana Kapitasi yang diterima oleh FKT) dari Badan
Penyelenggara Jasninan Sosial Kesehatan dimanfaatkan
seluruhnya untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan; dan
b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.
‘Alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk tiap
FKTP ditetapkan sekurang-kurungnya 60% (enam puluh
persen) dari penerimaan Dana Kapitasi.
Alokasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional
pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada aya:
(1) huruf b ditetapkan sebesar selisih dari besar Dana
Kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk
pembayaran jasa pelayanan Kesehatan sebagaimana
(2)
3)
dimaksud pada ayat (2).
Besaran alokasi sebagaimana dimaksud pavla ayat (2)
dan ayat (3) ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan
Kepala Dazrah atas usulan Kepala SKPD Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan:
tunjangan yaug telah diterima dari Pemerintah
Daerah;
b. kegiatan operasiunal pelayanan kesehatan dalam
rangka mencapai target kinerja di bidang pelayanan
kesehatan; dan‘
c. kebutuhan obet, alat Kesehatan, dan bahan medis
habis pakai
(4)
ae
pa guns(5) Format Keputusan Kepala Daerah mengenai penetapan
besaran lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tereantum dalam Formulir 1 yang merpakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini,
BABI
JASA PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 4
Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan
Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
untuk pembayaran jasa__pelayanan
tenaga non
a
dimanfaatkan
Kesehatan bagi tenaga kesehatan dan
kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP.
(2) Tenaga keschatan dan tenaga non kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pegawai
‘Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja,
dan pegawai tidak tetap, yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga
(3)
kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
mempertimbangken variabel:
a. jenis ketenagaan dan/atau jabatan; dan
b. kehavliran,
(4) Variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a, dinilai sebagai berikut:
a. tenaga medis, diberi nilai 150 (seratus lima puluh);
b. tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan
(Ners), diberi nilai 100 (seratvs);
tenaga kesehatan paling rendah $1/D4, diberi nilai
80 (delapan puluh);
tenaga kesehatan D3, diberi nilai 60 (enam puluh);
€ fenaga non kesehatan paling .rendah D3, atau
asisten tenagd keschatan, diberi nilai 50 (lima
puluh); dan
mB 6
ont geomef tenaga non keschatan di bawah D3, dibers nila 25
(dua pulun lima).
Tenaga sebagaimana dimakaud
ad-ninistratis,
pada ayat 4) yang
diberi nilat sebagai
15)
merangkap tugas i
benki
tambahan nilai 100 (seratus), untuk tenaga yang
meray gkap fugas sebagai kepala FKTP;
tambahan nilai 50 (lima puluh), untuk tenaga yang
merangkap tugas sebagai bendahara Dana Kapitasi
URN; dan
tambuhan nilai 30 (tiga puluh), untuk tenaga yang
merangkap tugas sebagai Kepala Tata Usaha atau
Penanggung jawab penatausahaan keuangan.
Tenaga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang
merangkap tugas sebagai penanggung jawab program
atau yang setara, diberi tambahan nila 10 (sepuluh)
untuk setiap program atau yang setara,
7) Setiap tenaga sebagaimana dimksud pada ayat (4) yang
oy
memiliki masa kerja:
a. 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun,
diberi tambahan nilai 5 (lima);
11 (sebelas) tahun sampai dengan 15 (lima belas)
tahun, diberi tambahan nilai 10 (sepuluh);
46 (enam belas) tahun sampai dengan 20 (dua
puluh; tahun, diberi tambahan nilai 15 (lima belas):
21 (dua puluh satu} tahun sampai dengan 25 (dua
Puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 20 (dua
puluh); dan
€. leoih dari 25 (dua puluh lima) tahun, diberi
tambahan nila’ 25 (dua puluh lima).
(8) Variabel kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
As)
ile.
huruf b din.'ai sebagai beriku :
% hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1 (satu) poin per
hari; dan
>. terlambat tiadir atau pulang sebelum waktunya yang
diakumulasi sampa: dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi
1 (satu) poin.
pa guns(9) Ketidakhadiran karena skit dan/atau penugasan
Kedinasan oleh pejabat yang berwenang puling banyak 3
(tiga) hari kerja tetap diberikan nila sebagairrana
dimaksud poda ayat (8) hurufa, 7
(10) Jumlah jesa pelayanan yang diterima oleh masing-
masing tenaga Kesehatan dan tenaga non Kesehatan
dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Toa hla ahr Pot
temp
(Arche han gh to len
(11) Contoh perhitungan jumiah jasa pelayanan yang diterima
oleh masing-masing tenaga kesehatan dan tenaga non
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (10)
tercantum dalam Formulir 2 yang merupakan bagian
+ tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BABIV
BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
Pasal S
Alokasi Dana Kapitasi untik pembayaran dukungan
biaya operasional pelayanan keschatan sebagaimana
dimaksud jalam Pasal 3 ayat (3) dimanfaatkan untuk:
biaya obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai; dan
b. _ biaya operasicnal pelayanan keschatan lainnya
(2) Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
Ieinnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
ay
a.
1. pelayanan kesehatan dalam ged! ng;
pa gunspelayanan kesehatan luar gedung:
kendaraan
pemeliharaan
e
3. operasional dan
puskesmas kelilings
bahan cetak atau alat tulis kantor;
4
5, administrasi, koordinasi program, dan sintem
informasi;
6. peningkatan kapasitas sumber daya manusia
keschatan; dan/atau
7. pemeliharaan sarana dan prasarana,
belanja modal untuk sarana dan prasarana yang
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pengadaan obat, alat kesehatan, bahan medis habis
pakai, dan pengadaan barung/jnsa yang terkait dengan
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
lainnya dapat dilakukan olet SKPD dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
3)
perundang-undangan.
(4) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
mempertimbangkan ketersediaan yang dialokasikan oleh
‘pemerintah dan pemerintah daerah.
Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
berpedoman pada formularium nasional.
(6) Dalam hal obat dan tahan medis habis pakai yang
dibutuhkan tidak tercantum daiam formularium nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat
menggunakan obat lain termasuk obat tradisional, obat
herbal terstandar dan fitofarn.aka secara terbatas,
dengan persetujuan Kepula Dinas Kesehatan
Kabupaten/ rae —
[ro] PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN :
oa DARI DANA KAPITASI
‘meliharaan Sarana dan Prasarane
RUang Lingkup belanja ini adalah untuk pemeliharaan sarana
untuk
mili pemerintah —deceah
Kesehatan yang lebih balk pada
dan prasarana —FIcTP
Memberikan pelayanar
Masyarakat termasuk peserta JKN.
Contoh bela:
Belanja penggantian «unci pintu, engsel pintu, bohlam lampu,
Pengecetan FKTP, perbaikan saluran air/wastafel, biaya tukang,
Penggantian, pintu dan jendela yang rusak, pemeliharaan AC,
Perbaikan dan pengecntan pagar FKTP, service alat keschatan,
dan lair.-lain,
B.BELANJA MODAL
Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Berkaitan Langsung
Dengan Pelayanan Kesehatan
Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk penyediaan sarana den
Prasarana di FKTP milik pemerintah dacrah yang berkaitan
Jangsung maupun tidak langsung,dengan pelayanan kesehatan
di FKTP milik pemerintah daerah pemerintah daerah.
Mebn LOS
A ier
Contoh belanja:
Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, liaen,
lemari arsip, meja kerja petugas, AC, genset, pembuatan papan.
nama, pembuatan billboard, pembuatan pagar FKTP, dan lain
“ >
By Ces? mw
lain. FULT Sev UY. Noera whi
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
Hm 273 ID HA 2.3m
pa gunsFOKMULIR 1
[ rove conron zerorsnan nia basa
ALOKASI DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Menimbang
Mengingat
PADA PUSKESMAS
DENGAN RAHM 4T TUHAN YANG MAHA ESA
BURATI/WALIKOTA ... (nama kabupaten/kota),
: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (4)
Peraturan Menteri Kesehatan’ Nomor 21 Tahun 2016
tentang Penggunaan Dana Kepiesi Jaminan Kesehatan
Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan
Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah, perlu menetapkan
Keputusan Bupati/Walikota .... (nama kabupaten/kota)
tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
Pada Puskesmas;
1, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2904 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambaha.1 Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4456);
pa gunsBUPATI/WALIKOTA
2.
°
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
+» (nama kabuputen/ kota)
‘Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5256);
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
‘Indonesia ‘Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana teah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara.
Republik Irdonesia ‘Tah-n 2016 Nomor 62);
Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2014 tentang
Pengelolaan dan P2manfaatan Dana Kapitast Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama W.jlik Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81);
Peraturan Menteri Keseratan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jeminan
Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan
dan Dukunga Biaya Operasional Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
oli
MEMUTUSKAN :
(nama kabupaten/
kota) TENTANG ALOKASI DANA KAPITAS] JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS.
pa guns