Anda di halaman 1dari 75

SISTEM BANTU PADA

TURBIN UAP
Sri Utami Handayani, ST, MT
SISTEM PELUMASAN DAN JACKING OIL

• Fungsi sistem pelumasan adalah untuk mensuplai


minyak pelumas ke bantalan, sistem proteksi, sistem
kontrol dan hidrolik, dll.
• Jacking oil pada turbin berfungsi untuk memberikan
tekanan pada bantalan sehingga dapat
“mengangkat” poros, pada saat starting, sehingga
poros lebih mudah berputar.
Fungsi pelumasan bantalan
• Untuk melumasi bantalan sehingga dapat
mencegah keausan akibat gesekan antar
permukaan dan dengan partikel partikel kecil.
• Untuk mendinginkan bantalan sehingga
permukaan babbit berada pada batas yang
diijinkan, yaitu 110oC.
Sistem minyak pelumas
Bagian-bagian sistem
• Tangki pelumas utama/lube oil reservoir
Volume antara 5-20m3, harus cukup besar agar dapat mengendapkan
kotoran & membuang gasnya.

• Pompa pelumas utama/main oil pump


Dikopel dengan poros turbin, untuk mensuplai minyak pelumas ke
turbin ketika turbin telah berputar normal, keperluan sistem governor.
Ada yang menggunakan pompa roda gigi dan ada yang pompa
sentrifugal.

• Pompa pelumas bantu/auxilary oil pump


Digerakkan dengan motor listrik, untuk mensuplai minyak pelumas ke
turbin bila putaran turbin masih rendah, untuk power oil dan pilot oil.
Bagian-bagian sistem
• Pompa pelumas turning gear
Digerakkan dengan motor listrik, untuk memasok minyak pelumas
bila turbin sedang digerakkan dengan turning gear.

• Pompa pelumas darurat


Digerakkan dengan motor DC, digunakan hanya bila pompa minyak
pelumas yang lain terganggu.
Main oil pump
Turbine driven oil booster pump
Jacking oil pump
Jacking Oil Pump
Title
• Text
Title
• Text
Oil Cooler
• Berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas.
Minyak pelumas mendinginkan bantalan sehingga
temperaturnya naik.
• Pendinginan menggunakan air dari sistem
pendingin utama.
• Temperatur minyak pelumas keluar air pendingin :
37 – 40 C
Oil cooler
Oil purifier and coalescers
• Minyak pelumas dari bantalan, jacking oil, turning
gear, dll mengandung kotoran, uap, dll. Sehingga
perlu dibersihkan.
• Menggunakan alat yang disebut “centrifuge”
Centrifuge

Minyak diambil dari dasar tangki minyak utama dan


sesudah dipanasi sampai kira-kira 77°
C, kemudian dilewatkan kepemurni tersebut. Suatu
penampang melintang yang telah
disederhanakan seperti yang ditunjukkan pada
gambar (b) dan unit kerucut /mangkok
(cone/bowl) diputar pada 7.000 sampai 8.000 rpm
oleh motor listrik yang digerakkan melalui
roda gigi. Pada beberapa tipe hanya kerucut (cone)
yang berputar sedang mangkuk (bowl)
menjadi casing yang diam.
Static Oil Purifier
Oil Purifier and coalescer
Akibat kegagalan sistem pelumasan
SEALING SYSTEM
Tujuan :
• Mencegah kebocoran aliran uap ke luar (pada sisi
HP)
• Mencegah kebocoran udara masuk ke dalam sisi
tekanan rendah turbin.
Prinsip dasar
• Menggunakan fluida uap sebagai “penghalang”
• Uap dialirkan ke rotor gland
• Kebocoran berarti losis yang akan menurunkan
efisiensi turbin.
Sistem aliran uap
Labyrinth seal
• Labirin berupa cincin dengan serangkaian fin.
• Uap masuk fin di titik 1, penampang mengecil,
kecepatan naik dan energi kinetik juga naik. Pada fin
berikutnya energi kinetik diubah menjadi turbulensi.

1
• Untuk memaksimalkan perubahan energi kinetik
menjadi turbulensi digunakan bentuk fin seperti
gambar dibawah.
• Sesuai bila ekspansi arah aksial kecil
• Bila ekspansi arah aksial besar dapat digunakan
bentuk labirin seperti gambar berikut ini .
Gland type

• (a) Water-sealed glands and labyrinth seals as used on the high-pressure end of condensing turbines.
• (b) Labyrinth-type gland as used on noncondensing turbines. (Siemens Westinghouse Power Corp.)
Labyrinth gland
• Bentuk lain labirin :
HP Gland sealing layout
LP Gland Sealing layout
Gland steam condenser
• Setelah memberi perapat di dalam labirin uap menjadi
basahdan cenderung terkondensasi karena tekanannya
sangat rendah. Kemudian uap dialirkan ke Gland Steam
Condensor untuk dikondensasikan menjadi air, lalu
kondensatnya dialirkan ke kondensor utama.
• Untuk memudahkan uap mengalir ke Gland Steeam
Condensor, maka dipasang exhaust fan pada bagian
atasnya, yang berfungsi untuk membuang gas/udara
dan menciptakan kondisi vakum.
FLANGE HEATING SYSTEM
Tujuan
• Untuk memanaskan flange agar temperatur flange
dengan casing dapat seragam.
Layout sistem
Prinsip kerja
• Mula-mula dijalankan secara manual dengan regulating valve
dari control room, kemudian akan bekerja secara otomatis.
• Sistem akan berhenti ketika turbin telah mencapai 49% beban
atau temperatur flange sekitar 250oC.
• Regulating valve dan orifice akan mengatur jumlah dan
tekanan uap masuk sehingga sama dengan tekanan di dalam
casing luar pada saat beban penuh.
LP EXHAUST SPRAY COOLING SYSTEM
Fungsi dan layout sistem
 Pada saat beban rendah jumlah uap yang mengalir berkurang
banyak dan pada baris terakhir aliran menjadi tidak aerodinamis,
terjadi resirkulasi uap, energi akan ditransfer dari sudu ke uap. Hal
ini menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur uap.
 Kenaikan temperatur uap dapat memperpanjang waktu turbin
bekerja tanpa beban dan dapat menaikkan temperatur casing
exhaust hood sehingga dapat terjadi distorsi serta pergeseran
turbine alignment.
 Untuk mencegah kerusakan akibat masalah ini, turbin dilengkapi
dengan LP Hood spray. Air kondensat akan disemprotkan ke antara
casing-casing LP (pada rancangan double casing) atau langsung
kearah uap saat ia meninggalkan baris akhir sudu-sudu LP.
 Aliran air penyemprot umumnya dikontrol oleh CV atau katup
solenoid. Pembukaan katupkatup pengatur ini ditentukan
berdasarkan :
- bila temperatur uap keluar turbin > 70 oC
- bila beban rendah
- bila turbin trip
 Untuk mencegah banjirnya ruang uap kondensor ketika unit
sedang stop, maka dipasang sistem interlock yang
menyebabkan katup-katup spray tidak dapat membuka
sebelum satu pompa kondensat dijalankan.
Layout sistem
 Pada kondisi operasi normal air disuplai oleh condensate extraction
pump.
 Bila ada kerusakan pada condensate extraction pump, maka
emergency spray water pump yang digerakkan dengan motor DC
otomatis hidup.
 Sistem kontrol otomatis dipasang untuk menjaga agar temperatur
uap berada pada batas yang diijinkan. Termokopel dipasang pada
exhaust turbin dan sinyalnya akan diteruskan ke temperatur
controller yang kemudian akan mengoperasikan spray control valve.
Bila temperatur uap rendah maka aliran air pada spray control
valve minimum dan sebaliknya.
• Bila ada kenaikan temperatur uap keluar melewati batas yang
diijinkan maka alarm akan menyala dan turbin trip (
tergantung desain pabrik turbin)
DRAIN SYSTEM
Fungsi dan layout
• Pada saat start up, uap masuk akan mengenai material turbin
yang temperaturnya masih rendah sehingga akan terjadi
kondensasi.
• Uap ini harus dikeluarkan sebelum turbin beroperasi normal
karena dapat menurunkan efisiensi dan menyebabkan
kerusakan pada turbin.
• Air kondensat diambil pada titik terendah pipa kemudian
dikumpulkan di drain receiver untuk kemudian dialirkan ke
kondenser.
Layout
GOVERNING SYSTEM
Fungsi utama
• Turbin uap sebagai penggerak generator harus dapat
dikendalikan pada putaran yang konstan walaupun beban
generator berubah-ubah. Putaran turbin yang berubah-ubah
akan menghasilkan frekuensi listrik dari generator yang
bervariasi.
• Frekuensi listrik harus dijaga konstan, bila ada penyimpangan
harus dalam batas yang diijinkan. Untuk itu diperlukan
peralatan kontrol untuk menjaga agar frekuensi yang
dihasilkan selalu konstan.
• Governing system mengontrol aliran uap ke turbin sebagai
respon dari sinyal alat kontrol seperti akibat eror kecepatan,
tenaga maupun tekanan.
• Seperti pada skema berikut, aliran uap masuk dikontrol oleh
katup governor atau katup kontrol yang merupakan katup
pengatur. Sedangkan stop valve digunakan sebagai peralatan
proteksi, dalam keadaan trip/emergency katup ini akan
menutup.
• Katup governor berfungsi untuk mengatur jumlah uap masuk
turbin. Bila turbin bekerja pada temperatur dan tekanan
konstan maka jumlah uap sebanding dengan daya listrik yang
dihasilkan generator.
Skema governing system
Sinyal keluaran dari peralatan kontrol adalah dalam bentuk
voltase atau arus yang kemudian diubah oleh EHC ( electronic
hydraulic converter ) menjadi tekanan hidrolis atau sinyal
posisi piston. Katup governor kemudian akan dijalankan oleh
hydraulic control valve servo motor untuk merespon sinyal ini
STEAM CHEST & VALVE
Steam chest
• Uap masuk HP turbin dari superheater melalui emergency
stop valve dan governing valve/control valve yang disusun
pada steam chest.
• Pada IP turbin dari steam chest terdiri dari emergency stop
valve dan interceptor valve, demikian juga pada IP turbin.
• Ukuran steam chest IP dan LP turbine lebih besar karena
tekanannya yang rendah.
• Steam chest terbuat dari alloy-steel dengan metode
pembuatan closed-die forging maupun casting.
Steam chest material
 Steam chest terbuat dari alloy-steel, material alloy yang digunakan
dibedakan berdasarkan suhu kerjanya untuk mencegah rupture
creep.
 Suhu < 500 °C, alloy 0.5 CrMoV.
 Suhu ≈ 538 °C, alloy 2.25 Cr.
 Suhu ≈ 565 °C, alloy higher-chrome ferrite (ferrite chrome berlimpah)
 Bagian steam chest yang kontak dengan uap biasanya dibuat dari
Stellite™ (alloy dari cobalt-chromium ) untuk mencegah aus. Aus
biasanya akan terjadi jika terdapat crack pada steam chest, crack
akan membuat aliran berkecepatan tinggi pada bukaan (crack yang
sangat kecil).
Susunan valve
Emergency stop valve
Fungsi :
1. Menutup aliran uap dengan
cepat saat terjadi emergency
trip
2. Menghentikan aliran uap saat
terjadi shutdown
Governor valve
Fungsi :
untuk mengatur jumlah
aliran uap yang masuk ke
turbin
SISTEM PROTEKSI
 Kerusakan turbin dapat disebabkan oleh kondisi operasi turbin
yang tidak normal/kegagalan sistem, antara lain :
- Putaran berlebih (overspeed)
- Kegagalan sistem minyak pelumas
- Tekanan uap keluar turbin tinggi
- Kegagalan katup governor
- Kerusakan bantalan aksial
- Getaran berlebih
- Perbedaan temperatur antar bagian yang berlebihan
- Kenaikan eksentrisitas
 Dibutuhkan sistem pengaman untuk menjaga sistem dari
kerusakan dan kondisi tidak normal
Syarat sistem proteksi
• Kesalahan dan kerusakan pada item pembangkit harus dapat
diputus dengan segera.
• Sistem proteksi harus dapat beroperasi dengan stabil.
• Kerusakan yang tidak dapat ditangani oleh sistem proteksi
utama harus didukung oleh sistem proteksi tambahan
(secondary protection)
Putaran berlebih (overspeed)
• Dapat terjadi bila jumlah uap masuk lebih besar dari yang
diperlukan oleh beban, sehingga torsi yang dihasilkan oleh
aliran uap lebih besar dari torsi lawan yang dihasilkan beban.
• Kemungkinan terjadinya overspeed adalah saat run up dan
ketika unit tiba-tiba diputus dari beban
• Sistem proteksi berfungsi untuk menjaga kecepatan turbin
agar tidak melebihi kecepatan maksimum yang mampu
ditahan oleh unit.
 Sistem proteksi akan mentripkan turbin bila putaran turbin
naik melebihi harga putaran yang telah ditetapkan.
 Bila ada gangguan maka sinyal trip akan mengoperasikan
katup solenoid pada sistem hidrolik turbin kemudian menutup
semua MSV atau ESV.
 Bila MSV trip turbin gagal uap akan terus menerus masuk ke
turbin dan putarannya akan naik. Kenaikan kecepatan ini akan
di deteksi oleh governor dan katup pengatur uap ini akan
menutup.
 Bila sistem governor gagal atau responnya kurang cepat maka
putaran turbin akan naik, pengamanan berikutnya adalah
sistem proteksi putaran lebih.
Overspeed protection
Overspeed protection
• Mechanical overspeed
Kegagalan minyak pelumas
• Kegagalan minyak pelumas  kerusakan turbin
• Bila main oil pump gagal, maka AC motor auxilary pump akan
jalan, bila AC motor auxilary pump gagal, maka DC motor
emergency pump jalan, bila DC motor auxilary pump gagal
maka turbin akan trip
• Sistem proteksi akan mendeteksi bila tekanan minyak pelumas
rendah dan akan mentripkan turbin.
Tekanan minyak thrust bearing
 Fungsi bantalan aksial untuk menyerap dan membatasi
gerakan turbin pada arah aksial.
 Bila terjadi pergeseran posisi rotor turbin yang berlebihan
dalam arah aksial, dapat mengakibatkan pergesekan antara
rotor dengan stator turbin.
 Untuk mendeteksi pergerakan relatif poros terhadap casing
dipergunakan tekanan minyak yang disebut tekanan minyak
thrust bearing.
 Bila terjadi pergeseran relatif rotor terhadap stator, maka
tekanan minyak thrust bearing akan naik. Seandainya
pergeseran ini cukup besar, maka kenaikan tekanan minyak
akan cukup tinggi dan pada suatu harga tertentu yang telah
ditetapkan, turbin akan trip.
Condensor vacuum low trip
• Bila tekanan kondensor naik, temperatur juga naik, sedangkan
aliran uap turun, maka dapat terjadi overheating pada sudu
dan pipa kondensor.
• Untuk pengamanan ada sistem proteksi terhadap tekanan
kondensor.
• Bila tekanan kondensor mencapai nilai tertentu turbin akan
trip.
• Selain itu ada juga rupture disk/breakable disk yang akan
pecah bila tekanan kondensor naik, sehingga uap terbuang ke
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai