Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Ilmu Kimia, 1(1), Mei 2015, 65-69

Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi

Screening Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Daun Eceng Gondok


(Eichhornia crassipes)

Dianty Wijaya, Putri Purnama Y, Raffty Setya A, Muhamad Rizal

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412

Email: dianty@gmail.com

Received: January 2015; Revised: February 2015; Accepted: May 2015; Available Online: August 2016

Abstrak

Tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan yang mengambang di permukaan air
(gulma), dan mudah untuk terus bertumbuh. Bahkan dapat merugikan bagi lingkungan jika telah meluas. Maka
dari itu dilakukan berbagai pengujian untuk mengetahui potensi-potensi metabolit sekundernya. Hasil Uji
fitokimia pada daun eceng gondok mengindikasikan adanya steroid, tannin dan flavonoid. Dengan pengujian
antioksidannya, diperoleh nilai IC50 yaitu sebesar 232,34 ppm. Hasil kromatografi lapis tipis menunjukkan
bahwa eluen aseton – n-heksana (7:5) adalah yang paling baik dalam pemisahannya. Setelahnya fraksinasi
dengan bantuan KOH pada ekstrak tanaman hasil maserasi dengan aseton, menunjukkan adanya kandungan
steroid. Setelahnya di uji kolom dan didapati 2 fraksi yang berbeda. Fraksi A mengandung steroid. Sesuai
dengan uji KLT dengan bantuan sinar UV.

Kata kunci: Eceng gondok, antioksidan, kromatografi, fitokimia.

DOI :http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v0i0.4057

1. PENDAHULUAN Banyaknya tanaman eceng gondok


yang tersebar di rawa ataupun empang yang
Salah satu dari sekian banyak sangat mengganggu bagi air dan hewan yang
keanekaragaman flora di di wilayah perairan ada disekitarnya. Namun, tanaman eceng
yang hidup terapung pada air yang dapat gondok juga memberikan manfaat bagi
mengembangkan perakaran di dalam lumpur manusia, terutama bila kepentingan manusia
pada air yang dangkal adalah tanaman eceng terhadap tumbuhan tersebut bersifat subyektif.
gondok (Eichhornia crassipes). Eceng gondok Ekstrak metanol eceng gondok menunjukkan
merupakan tumbuhan yang mengambang di bahwa tanaman eceng gondok memiliki
permukaan air (gulma), memiliki daun yang kandungan metabolit sekunder sebagian besar
tebal dan “gelembung” yang membuatnya menjadi alkaloid, komponen fenol, dan
mengapung. Gangguan yang diakibatkan oleh terpenoid (Shanab et al., 2010). Eceng gondok
tanaman eceng gondok ini antara lain adalah juga mengandung senyawa flavonoid (luteolin,
eceng gondok dapat menyebar di area yang apigenin, tricin, chrysoeriol, kaempferol,
luas dan menutupi permukaan air, dapat azaeleatin, gossypetin, dan orientin), asam
mengurangi cahaya yang masuk ke dalam amino (metionin, valine, asam teonin
badan air, yang mengakibatkan berkurangnya glutamate, tryptofan, tyrosin, leusin, dan
kandungan oksigen terlarut yang dalam air. lysine), fosfor, protein, komponen organik, dan
Gangguan lain berupa pendangkalan akibat sianida (Nyananyo et al., 2007).
eceng gondok yang mati dan mengendap di Tanaman eceng gondok diduga
dasar badan air, meningkatkan persaingan memiliki potensi sebagai antioksidan.
dengan tumbuhan lain. Selain itu juga Antioksidan merupakan zat yang mampu
mengurangi keindahan (Muladi, 2001). memperlambat atau mencegah proses oksidasi.

Copyright©2015, Published by Jurnal Kimia VALENSI : Jurnal Penelitian dan PengembanganI lmu Kimia,
P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 1, Mei 2016 [65-69] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

Zat ini secara nyata mampu memperlambat dibuat duplo (dalam ruang gelap). Larutan
atau menghambat oksidasi zat yang mudah sampel dikocok sampai homogen dan
teroksidasi meskipun dalam konsentrasi diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit,
rendah. Antioksidan alami dapat ditemukan lalu diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan (λ=517nm).
berkayu. Metabolit sekunder dalam tumbuhan
yang berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, Kromatografi Lapis Tipis
saponin, kuinon, tanin, steroid/ triterpenoid. Diambil ekstrak tanaman hasil
Senyawa bioaktif ini dapat diperoleh dengan maserasi dengan methanol lalu diteteskan di
metode ekstraksi dengan berbagai pelarut. atas kertas whattman. Lalu di rendam di dalam
3 eluen berbeda. Yaitu aseton, n-heksan –
2. METODE PENELITIAN aseton (7:3), aseton – n-heksan (5:7).
Kemudian dilakukan fraksinasi dengan
Alat dan Bahan menggunakan ekstrak tanaman hasil maserasi
Alat yang digunakan meliputi dengan aseton. Ditambahkan KOH 10%. Lalu
Erlenmeyer besar, tabung reaksi, rak tabung dikocok hingga tercampur rata. Didiamkan
reaksi, kertas saring, pipet, gelas ukur, gelas hingga terlihat 2 fasa. Lalu di uji KLT dengan
beaker, pemanas listrik, rotary evaporator, eluen aseton – n-heksan (5:7) serta Uji
seperangkat labu soxhlet, spektrofotometer Triterpenoid dan steroid.
UV-Vis, aluminium foil, batang pengaduk,
labu ukur, pipet tetes, sentrifuge, dan vortex. Kromatografi Kolom
Bahan yang digunakan meliputi Dimasukkan silica gel yang telah
aquadest, reagen Liberman-Burchard, reagen dilarutkan ke dalam aseton – n-heksan (5:7) ke
mayer, reagen wagner, reagen dragendorff, dalam tabung kolom. Lalu ditambahkan lagi
serbuk Mg, NaOH 2N, FeCl3 1%, HCl 2%, pelarut aseton – n-heksan (5:7) hingga
daun eceng gondok, metanol, ekstrak daun mengalir melewati bawah tabung. Kemudian
eceng gondok, larutan DPPH, standar asam dimasukkan ekstrak tanaman hasil maserasi
galat, standar quercetin, NaNO3 5%, AlCl3 dengan pelarut aseton ke dalam tabung kolom.
10%, reagen folin, dan Na2CO3 2%. Dipisahkan kedalam botol vial sesuai dengan
fraksinya. Kemudian diuji KLT kembali dan
Persiapan Sampel ditentukan fraksinya dan digabung menjadi
Ditimbang sampel daun eceng gondok satu larutan. Kemudian dilakukan lagi uji KLT
yang telah dihaluskan sebelumnya sebanyak dengan hasilnya di semprotkan DPPH.
100 gram, dibuat menjadi 2 tempat. Kemudian
sampel 1 dimasukkan ke dalam erlenmeyer 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
500 ml dan ditambahkan metanol hingga
seluruh sampel terendam sedangkan sampel 2 Ekstraksi maserasi ini adalah proses
direndam dengan aseton. Kemudian perendaman sampel dengan metanol.
erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dan Penggunaan metanol ini dimaksudkan karena
didiamkan selama 3x24 jam. metanol dapat menjadi pelarut polar dan non
polar. Cairan metanol ini akan masuk ke dalam
Uji Alkaloid pori-pori sampel dan akan melarutkan ekstrak
Uji fitokimia yang dilakukan terdiri di dalam sampel. Sehingga terjadinya
dari uji alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, perbedaan konsentrasi di dalam dan diluar
tannin, saponin dan kuinon. sampel, sehingga konsentrasi yang lebih tinggi
akan keluar dari sampel sehingga didapatkan
Uji Aktivitas Antioksidan ekstrak yang larut dalam metanol diluar pori-
Sampel pekat hasil maserasi dengan pori sampel. Maserasi dilakukan juga dengan
metanol ditimbang sebanyak 2.5 gram dan pelarut aseton yang bersifat semipolar. Hal ini
dilarutkan dalam 25 ml metanol (1000 ppm). dilakukan untuk menarik senyawa steroid yang
Kemudian larutan induk dibuat deret (25, juga bersifat semipolar.
50,100, 200, dan 800 ppm). Masing-masing Pada pengujian fitokimia ekstrak
larutan sampel dipipet sebanyak 2 ml dan metanol daun eceng gondok diperoleh bahawa
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah daun ekstrak metanol daun eceng gondok
itu ditambahkan 2 ml DPPH 0,002% dan memiliki kandungan senyawa flavonoid,
Screening Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Daun Eceng Gondok Wijaya, et. al.

steroid dan tanin. Menurut Markham (1982) DPPH (1,1,-diphenyl-2-picrylhidrazil). DPPH


flavonoid merupakan senyawa polar karena adalah suatu radikal stabil yang dapat bereaksi
mempunyai gugus hidroksil yang tak tersulih, dengan radikal lain membentuk suatu senyawa
atau suatu gula, sehingga flavonoid cukup larut yang stabil atau bereaksi dengan atom
dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, hidrogen membentuk DPPH tereduksi (DPPH-
butanol dan air. Flavonoid umumnya terikat H). Mekanisme ini adalah flavonoid akan
pada gula sebagai glukosida dan aglikon memprotonasi DPPH sehingga DPPH tidak
flavonoid. Uji warna yang penting dalam dalam bentuk radikal lagi, tetapi flavonoid lah
larutan alkohol ialah direduksi dengan serbuk yang membuat radikal karena kehilangan atom
Mg dan HCl pekat. Diantara flavonoid hanya hidrogen sehingga flavonoid akan membentuk
flavalon yang menghasilkan warna merah ceri radikal tetapi radikal dari senyawa antioksidan
kuat (Harborne,1984).Warna merah pada uji lebih stabil dibandingkan dari senyawa radikal
flavonoid disebabkan karena terbentuknya lain.
garam flavilium (Achmad, 1986). Berdasarkan hasil analisis aktivitas
Triterpenoid dan steroid adalah suatu antioksidantabel diatas, semakin besar
kelompok senyawa yang mempunyai kerangka konsentrasinya maka semakin besar juga
dasar siklopentana perhidro fenantrena, %inhibisinya. Uji antioksidan ini akan
mempunyai empat cincin terpadu. Uji warna menghasilkan pewarnaan kuning jika sampel
Liebermann- Burchard (LB) berguna untuk yang digunakan memiliki senyawa antioksidan
mengetahui adanya senyawa saponin baik ketika ditambahkan DPPH. Jika belum
triterpenoid maupun steroid. Apabila pada berwarna kuning maka dilakukan inkubasi
campuran timbul kecoklatan atau violet pada selama 30 menit. Dari hasil pengujian tersebut
perbatasan dua pelarut menunjukkan adanya diperoleh nilai IC50 sebesar 232.34. Nilai IC
triterpen, sedangkan munculnya warna hijau berada pada rentang konsentrasi antara 200-
kebiruan menunjukkan adanya sterol ( 400 ppm. Aktivitas antioksidan pada daun
Harborne 1987).Uji ini didasarkan pada eceng gondok ini sangat lemah, hal ini
kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid ditunjukkan dengan nilai IC50 lebih dari 200.
membentuk warna oleh H2SO4 pekat pada
pelarut asetat glasial yang membentuk warna Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi
jingga. Pada percobaan hanya daun yang Kolom
memiliki nilai positif terhadap steroid yang Ekstrak metanol dikromatografi lapis
ditunjukkan dengan perubahan warna, yaitu tipis dengan menggunakan perbandingan eluen
hijau. tertentu. Tahapan Kromatografi lapis tipis
Penambahan FeCl3 berfungsi merupakan langkah awal mencari eluen yang
sebagai sumber atom pusat, dimana tanin cocok untuk digunakan pada pemisahan
merupakan ligan yang membutuhkan atom kromatografi kolom. Kromatografi lapis tipis
pusat untuk membentuk kompleks yang adalah kromatografi serapan yang fasa
stabil, sehingga terbentuklah kompleks diamnya berupa zat padat yang disebut
antara atom pusat Fe3+ dengan ligan tanin. adsorben (penyerap) dan fasa gerak berupa zat
Pada penambahan larutan FeCl3 1% cair (Gritter, 1991). Komponen kimia bergerak
naik mengikuti cairan pengembang karena
diperkirakan larutan ini bereaksi dengan
daya serap adsorben (silika gel) terhadap
salah satu gugus hidroksil yang ada pada komponen-komponen kimia tidak sama
senyawa tanin. Pereaksi FeCl3 sehingga komponen dapat bergerak dengan
dipergunakan secara luas untuk kecepatan yang berbeda-beda berdasarkan
mengidentifikasi senyawa fenol termasuk tingkat kepolarannya dan hal inilah yang
tanin (Robinson, 1995).Hasil pengujian menyebabkan terjadinya pemisahan. Pada
yang dilakukan pada tabung reaksi yang pengujiannya, digunakan 3 pelarut untuk
menggunakan larutan FeCl3 menunjukkan mendapatkan pemisahan yang paling baik.
timbulnya warna hijau. Ketiga pelarut ini adalah eluen aseton, n-
heksan – aseton (7:3), aseton – n-heksan (5:7)
Aktivitas Antioksidan Daun Eceng Gondok dan hasil yang paling bagus pemisahannya di
Pengukuran aktivitas antioksidan dari tunjukkan oleh eluen aseton – n-heksan (7:5).
daun eceng gondok menggunakan metode Pada persiapan kromatografi kolom,
pada kolom yang telah disediakan dimasukkan
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 1, Mei 2016 [65-69] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

ke dalamnya kapas agar silika gel tidak keluar dilakukan uji klt yang menghasilkan 2 fraksi
kolom sehingga silika gel dapat berinteraksi yang berbeda berdasarkan letak spotnya. Dari
dengan baik dengan sampel. Silika gel yang kedua fraksi tersebut salah fraksi A
telah dikembangkan, dituangkan ke dalam emnunjukka hasil positif senyawa steroid yang
kolom. Penuangan silika gel dan eluen aseton - didapat dari hasil identifikasi dengan pereaksi
nheksan harus merata dan melalui dinding Liebermen_Burchad.
kolom supaya homogen dan posisi kolom
harus tegak lurus agar pemisahan dapat 4. SIMPULAN
optimal. Dalam percobaan, keran dibagian
kolom harus tetap mengalir. Hal ini Hasil Uji fitokimia pada daun eceng
dimaksudkan agar hasil eluat yang didapat gondok mengindikasikan adanya steroid,
baik dan memberikan kesempatan pada silika tannin dan flavonoid. Ekstrak metanol daun
gel untuk menyerap sampel. Apabila terlalu eceng gondok memiiki aktivitas antioksidan
cepat, maka sampel tidak akan terikat satu yang lemah dengan nilai IC50 yaitu sebesar
sama lain dengan silika gel dan akan terbawa 232.34. hasil kromatografi kolom ekstrak
oleh arus eluen keluar kolom. metanol daun eceng gondok menghasilka 2
Ekstrak padat dimasukkan ke dalam fraksi dengan salah satu fraksi merupakan
kolom pada saat n-heksana sudah mendekati senyawa steroid.
silika gel. Segera setelah ekstrak dimsukkan ke
dalam kolom, fraksi (eluen) pertama yang DAFTAR PUSTAKA
berisi 5 mL n-heksana dimasukkan secara
merata ke dinding kolom agar ekstrak padat Bondet V, W Brand-Williams, C Berset. 1997.
tidak menempel di dinding kolom. Sampel Kinetics and mechanisms of antioxidant
akan berdistribusi secara teratur melalui activity using the dpph• free radical method.
permukaan silika gel. Proses yang terjadi Lebensm-Wis.u.-Technol 30: 609–615.
adalah adsorpsi yakni penyerapan suatu zat
pada permukaan zat lain sehingga eluen dapat Gerbono A. Siregar A. 2005. Kerajinan Eceng
membawa sampel yang tidak terserap oleh Gondok. Yogyakarta (ID) : Kanisius.
silika gel akan keluar terelusi keluar kolom.
Gritter Roy, James M. Bobbitt, Arthur E
Eluen yang digunakan untuk mengelusi adalah Schwarting. 1991. Pengantar Kromatografi
campuran n-heksana dan aseton dengan edisi kedua. Bandung (ID): ITB.
perbandingan 7:5. Eluen ini merupakan eluen
terbagus dalam pemisahan yang telah Harbourne JB. 1987. Metode Fitokimia Edisi ke-2.
dilakukan pada saat KLT. Metabolit sekunder Padmawinata K, Soediro I, penerjemah.
yang yang bersifat polar akan diserap oleh Bandung (ID): Intitut Teknologi Bandung.
silika gel sedangkan metabolit sekunder yang Terjemahan dari : Phytochermical Methods.
bersifat nonpolar akan terelusi oleh eluen yang
bersifat nonpolar. Laksono JA, SRWuryaningsih. 2003. Adsorpsi
warna pada minyak kemiri hasil ekstraksi.
Sampel (ekstrak tanaman) harus bebas
[Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik].
dari metanol karena akan menggangu proses LIPI. Bandung.
pemisahan. Metanol bersipat polar sedangkan
pelarut (eluen) n-heksan yang digunakan Lehninger AL. 1988. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1.
bersifat nonpolar sehingga tidak akan ThenawidjajaM, penerjemah. Jakarta (ID):
bercampur. Metanol memiliki momen dipol Erlangga. Terjemahan dari: Principles of
yang diakibatkan oleh perbedaan Biochemistry.
keelektonegatifan antara atom O dengan atom
C dan H sehingga momen dipolnya tidak nol, Lia Marliani. 2014. Aktivitas antioksidan daun dan
sedangkan n-heksana tidak memiliki momen buah jamblang (syzigium cumini l.) Skeel.
Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
dipol karena tiadak ada perbedaan
elektronegatifitas antar atom C-nya. Makanya Muhiedin F. 2008. Efisiensi Proses Ekstraksi
pada saat Uji kolom ini digunakan ekstrak Oleoresin Lada Hitam dengan Metode
tanaman yang direndam dengan aseton untuk Ekstraksi Multi Tahap. [Skripsi]. Universitas
mengisolasi steroid. Brawijaya Malang.
Hasil dari kolom didapatkan 7 fraksi dalam
7 botol vial dimana pada masing-masing fraksi
Screening Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Daun Eceng Gondok Wijaya, et. al.

Nofri Heltiani. 2012. Isolasi Steroid Dan Aquatic Plants. Environmental Pollution.
Karakterisasi Senyawa Steroid Dari Daun 69: 69-78.
Tapak Liman (Elephantopus scaber L).
Akademi kesehatan Sapta Bakti. Bengkulu Widyaningsih TS. 2007. Penyerapan Logam Cr
total dan Cu2+ dengan Eceng Gondok Pada
Nyananyo BL, Ekeke C, Mensah SI. 2005. The Sistem Air Mengalir. [Tesis]. Fakultas
morphology and phytochemistry of water Teknik, Jurusan Teknik Kimia UGM,
hyacinth, Eichhornia crassipes (Mart.) Yogyakarta.
Solms. (Family Ponterderiaceae). Journal of
Creativity and Scientific Studies (JOCSS.) 1 Widyastuti N. 2010. Pengukuran Aktivitas
(2 and 3): 20-30. Antioksidan Dengan Metode Cuprac, DPPH,
dan Frap Serta Korelasinya Dengan Fenol
Robinson T. 1995. Kandungan Senyawa Organik dan Flavonoid Pada Enam Tanaman.
Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh Prof. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan
Dr. Kosasih Padmawinata. Bandung (ID): Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor (ID): IPB.
ITB.
Yuliani D. 2011. Kajian Aktivitas Antioksidan
Sriyana HY. 2006. Kemampuan Eceng Gondok Fraksi Etanol Jintan Hitam (Nigella sativa
dalam Menurunkan Kadar Pb(II) dan Cr (VI) L.). Jurusan Kimia Fakultas Sains dan
Pada Limbah dengan Sistem Air Mengalir Teknologi, Malang (ID): Universitas Islam
dan Sistem Air Menggenang. [Tesis]. Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia
UGM, Yogyakarta. Zimmels Y, Kirzhner FA, Malkovskaja. 2005.
Application of Eichhornia crassipes and
Tripathi BD, Shukla SC. 1991. Biological Pistia stratiotes for treatment of urban
Treatment of Wastewater by Selected sewage in Israel. Journal of Environmental
Management. 81: 420-428.

Anda mungkin juga menyukai