Anda di halaman 1dari 7

Learning issue LBM 5 5.

3 Surya

1.Apasaja indikasi dan kontraindikasi masing2 jenis GTC?


JAWAB :
1. Rigid fixed bridge
GTJ yang menggantikan kehilangan 1/lebih gigi geligi yang berurutan, didukung oleh
1/lebih gigi-gigi penyangga pada masing-masing ujung diastema, dalam pemakaiannya
tidak terdapat pergerakan individual dari gigi-gigi penyangga.
➢ Indikasi:
1. Untuk kehilangan gigi 1 s/d gigi 4 secara berurutan
2. Pada tekanan kunyah yang normal/besar
3. Salah satu gigi penyangga goyang (derajat 1 tanpa kelainan periodontal/ pasca terapi
periodontal)
➢ Kontraindikasi:
1. Daerah gigi yang hilang panjang
2. Abutment memiliki kelainan periodontal
3. Pasien masih muda dengan ruang pulpa gigi abutment masih besar
➢ Kelebihan:
1. Indikasi terluas
2. Efek splinting terbaik
➢ Kekurangan:
1. Bila bolus makanan terletak pada salah satu ujung dari GTJ akan timbul gaya ungkit
(terutama pada span yang panjang)
2. Bila bolus makanan jatuh di tengah-tengah span akan terjadi defleksi
Gambar 15: fixed bridge
2. Semi fixed bridge
Fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1/2 gigi, didukung oleh 1/lebih gigi-
gigi penyangga pada tiap ujung diastema dan memberikan pergerakan individual
terbatas (mungkin karena non rigid connector) pada gigi penyangganya pada waktu
berfungsi.
➢ Indikasi:
1. Kehilangan 1/2 gigi dengan salah satu gigi penyangga vital dan miring lebih dari
20o
2. Kehilangan 2 gigi dengan intermediate abutment
➢ Kontraindikasi:
1. Gigi dengan beban oklusal besar
2. Abutment memiliki kemiringan gigi yang terlalu over sehingga perlu dirawat
orthodonti terlebih dahulu
3. Daerah gigi yang hilang panjang
➢ Kelebihan:
1. Adanya non rigid connector yang akan menetralisir gaya ungkit pada gigi
penyangga, gaya vertikal beban kunyah akan diteruskan dan didistribusikan ke
semua gigi-gigi penyangga
2. Preparasi tidak membahayakan jaringan pulpa
3. Prosedur sementasi bertahap
➢ Kekurangan:
1. Pembuatan relative sulit (untuk memperoleh ketepatan)
2. Relatif mahal bila menggunakan konektor yang siap pakai
3. Efek splinting kurang
4. Kemungkinan fraktur pada key-nya
Gambar 16: semifixed bridge

3. Cantilever bridge (jarang dipakai karena lebih banyak kerugiannya)


Fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 gigi dan didukung oleh 1/lebih gigi
penyangga, hanya pada 1 gigi saja.
➢ Indikasi:
Terbatas, umumnya kehilangan:
1. I2 atas, gigi penyangga C atas
2. M3 bawah, gigi penyangga M1 dan M2, terutama bila ada gigi lawan
➢ Kontraindikasi:
1. Daerah dengan beban oklusal besar
2. Abutment non vital
➢ Kelebihan:
1. Pengasahan hanya pada 1 gigi (bila hanya memakai 1 gigi penyangga)
2. Tidak diperlukan kesejajaran antar gigi penyangga
➢ Kekurangan:
1. Timbulnya gaya ungkit akan menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
sehingga gigi penyangga goyang; mukosa di bawah pontik tertekan/teriritasi dan
menyebabkan kelainan
2. Adanya gaya rotasi palato labial menyebabkan gigi penyangga berubah posisi
(rotasi) sehingga beban tidak merata, menyebabkan retensi dan impaksi makanan,
lalu berlanjut pada kerusakan jaringan periodontal dan karies

Gambar 17: Cantilever bridge

4. Spring bridge
➢ Indikasi:
1. Gigi anterior rahang atas
2. Gigi diastema
➢ Kontraindikasi:
1. Pasien muda dengan mahkota klinis gigi abutment terlalu pendek sehingga tidak
retentif
2. Abutment tidak punya kontak proksimal
3. Terdapat torus palatal
➢ Kekurangan:
1. Lengan pada palatum memberikan rasa tidak nyaman
2. Sukar membersihkan bagian connector yang menghadap palatum
3. Kelenturan lengan menyebabkan pontic dapat mengiritasi gingival palatum

Gambar 18: spring bridge


5. Maryland bridge
Jembatan adhesif adalah jembatan yang mempunyai unsur pontik dan retainer dari
logam non mulia yang dilekatkan pada gigi penyangga dengan perantaraan bahan
adhesif serta menggunakan teknik etsa asam.7

➢ Indikasi7,8,9:
- jembatan pendek yang menggantikan satu sampai dua gigi anterior maupun
posterior yang hilang
- gigi penyangga harus kokoh dan tidak goyah
- gigitan yang ringan atau terbuka merupakan kasus yang ideal
- tidak terdapat kebiasaan buruk seperti bruxism
- gigi penyangga menyediakan struktur gigi yang cukup
- tidak terdapat defek pada email
- pasien mempunyai keinginan dan respon yang baik
- kesehatan serta kebersihan mulut dan gigi yang baik
- pasien muda dimana jembatan konvensional merupakan kontraindikasi

➢ Kontraindikasi7,8,9:
- keadaan daerah tidak bergigi yang panjang
- kebiasaan parafungsional
- gigi penyangga terdapat kerusakan yang luas
- gigi penyangga tipis
- gigi penyangga tidak kokoh
- overlap vertikal yang dalam
- tidak tersedia pelayanan laboratorium yang memadai

➢ Kelebihan7,8,10:

- pembuangan struktur gigi yang minimal terbatas pada email


- tidak terjadi trauma pada pulpa
- tidak selalu memerlukan anestesi
- preparasi supragingival
- teknik pencetakan lebih mudah
- biasanya tidak memerlukan restorasi sementara
- waktu kunjungan biasanya lebih sedikit
- apabila jembatan adhesif terlepas dari gigi sandaran dapat dilekatkan kembali.
Dengan demikian tidak lagi diperlukan preparasi gigi penyangga sampai
melibatkan dentin sehingga preparasi relatif tidak menyulitkan pasien karena
tidak menimbulkan banyak trauma.

➢ Kekurangan7,8:
- tidak dapat dibuat untuk jembatan yang panjang
- prosedur pelekatan yang lebih sulit jika dibandingkan jembatan konvensional
- penggunaan asam untuk mengetsa mengharuskan pekerjaan yang hati-hati
- koreksi ruangan sangat sulit
- diperlukan susunan gigi penyangga yang baik

Gambar 19: Maryland bridge

2.Bagaimana prosedur pembuatan GTC?


JAWAB :
Preparasi
Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan gigi untuk tujuan menyediakan
tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagian pegangan gigi tiruan jembatan.
 Tujuan preparasi:
- Menghilangkan daerah gerong
- Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota
- Menyesuaikan sumbu mahkota
- Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi
- Membangun bentuk retensi
- Menghilangkan jaringan yang lapuk oleh karies jika ada
 Tahap-tahap preparasi gigi penyangga
1. Pembuatan galur
Untuk gigi anterior, galur proksimal dapat dibuat dengan baik bila gigi bagian labiopalatal cukup
tebal. Galur berguna untuk mencegah pergeseran ke lingual atau labial dan berguna untuk
mendapatkan ketebalan preparasi di daerah tersebut. Galur pada gigi anterior dapat dibuat dengan bur
intan berbentuk silinder.
2. Preparasi bagian proksimal
Tujuannya untuk membuat bidang mesial dan distal preparasi sesuai dengan
arah pasang jembatannya. Selain itu untuk mengurangi kecembungan permukaan proksimal yang
menghalangi pemasangan jembatan. Preparasi bagian proksimal dilakukan dengan menggunakan bur
intan berbentuk kerucut. Pengurangan bagian proksimal membentuk konus dengan kemiringan 5-100.
3. Preparasi permukaan insisal atau oklusal
Pengurangan permukaan oklusal harus disesuaikan dengan bentuk
tonjolnya. Preparasi permukaan oklusal unruk memberi tempat logam bagian oklusal retainernya,
yang menyatu dengan bagian oklusal retainer. Dengan demikian, gigi terlindungi dari karies, iritasi,
serta fraktur.

4. Preparasi permukaan bukal atau labial dan lingual


Pengurangan permukaan bukal menggunakan bur intan berbentuk silinder.
Preparasi permukaan bukal bertujuan untuk memperoleh ruangan yang cukup untuk logam retainer
yang memberi kekuatan pada retainer dan supaya beban kunyah dapat disamakan.
5. Pembulatan sudut preparasi bidang aksial
6. Pembentukan tepi servikal.
Batas servikal harus rapi dan jelas batasnya untuk memudahkan pembuatan pola malamnya nanti. Ada
beberapa bentuk servikal:
a. Tepi demarkasi (feater edge)
b. Tepi pisau (knife edge)
c. Tepi lereng (bevel)
d. Tepi bahu liku (chamfer)
e. Tepi bahu (shoulder)
2. Pencetakan
Sebelum pencetakan dilakukan, keadaan geligi dan jaringan lunak sekitarnya perlu dicek, apakah
semua dalam keadaan sehat dan bebas dari radang. Terdapat berbagai macam bahan cetakan, seperti:
hidrokoloid, rubber base, polysulfide rubber base, silicon rubber base, dan polyeter rubber base.
Pembuatan die/model kerja
Die adalah reproduksi positif dari gigi yang telah dipreparasi dan yang dibuat dari bahan stone gips
keras atau logam atau plastik.
Boxing dan pembuatan basis
Dengan menggunakan selembar wax cetakan diboxing hingga setinggi ujung pin yang telah diberi
bulatan wax. Aduk gips putih kemudian tuangkan kedalam cetakan yang telah diboxing setelah keras
kemudian dilepas dari cetakan.
Pembuatan Pola Lilin
Yang diartikan dengan pola lilin atau wax-pattern ialah: suatu model dari retainer atau restorasi yang
dibuat dari lilin yang kemudian direproduksi menjadi logam atau akrilik.
Tujuan pembuatan pola lilin:
- Mendapatkan retainer atau restorasi yang tepat, pas dan mempunyai adaptasi yang
sempurna dengan preparasi.
- Memperoleh bentuk anatomi.
- Menghasilkan suatu coran (casting) yang merupakan reproduksi yang tepat (bentuk
dan ukuran) dari pola lilin itu.
- Mencapai hubungan yang tepat dengan gigi sebelahnya dan gigi lawan.
6. Pontik
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang hilang dan berfungsi
untuk mengembalikan fungsi kunyah dan bicara, estetis comfort (rasa nyaman), serta
mempertahankan hubungan antar gigi tetangga mencegah migrasi / hubungan dengan gigi lawan agar
tidak ektrusi.
7. Penyemenan jembatan
Penyemenan jembatan berarti melekatkan jembatan dengan semen pada gigi penyangga di dalam
mulut. Persiapan gigi penyangga sebelum penyemenan perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
mencegah perubahan relasi oklusal dan tepi gingiva, yang mungkin juga disebabkan tekanan hidrolik
yang mengganggu pulpa. Hal tersebut harus dihindari oleh operator. Semen yang digunakan untuk
melekatkan jembatan ialah zinc phosphate semen, semen silikofosfat, semen alumina EBA, semen
polikarboksilat, serta semen resin komposit. Pemilihan dilakukan berdasarkan sifat biologik, biofisik,
serta pengaruh pada estetiknya.

3.Apasaja hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan gigi tiruan cekat?
JAWAB :
1. Oklusi gigi
bila pasien kehilangan 1 atau beberapa gigi dalam satu area di dalam rongga mulut. Bila tidak
dibuatkan Fixed Bridge, maka gigi2 yang ada di antara gigi2 yang hilang tersebut akan bergerak ke
daerah yang kosong, sedangkan gigi2 lawannya (oklusinya) akan cencerung memanjang karena tidak
ada gigi yang menopangnya pada saat oklusi. Bergeraknya gigi kedaerah yang kosong dinamakan
shifting/drifting.
Sedangkan gigi2 yang memanjang dinamakan elongation/extrusion.
Bila kondisi ini berlanjut, maka akan menyebabkan
1. Sakit pada rahang (terutama pada TMJ/Temporo Mandibular Joint)
2. Retensi sisa2 makanan diantara gigi2 (food Impaction), dan dapat menyebabkan penyakit
periodontal
3. Berakhir dengan pencabutan pada gigi2 dan juga gigi lawannya Beban fungsional pada oklusal
pontik terutama gigi posterior dapat dikurangi dengan mempersempit lebar buko-lingual atau buko-
palatal untuk mengurangio beban oklusi yang dapat merusak gigi tiruan pada pasien-pasien tertentu
2. Oral hygine
3. Jaringan periodontal
Hukum Ante menyatakan bahwa daerah membrane periodontal pada akar-akar dari gigi abutment
harus sekurang kurangnya sama dengan daerah membrane periodontal yang ada pada gigi-gigi yang
akan diganti
4. Posisi gigi dan kesejajaran gigi
Abutment yang melibatkan gigi anterior hanya gigi gigi insisivus biasanya mempunyai
inklinasi labial yang serupa dan tidak terlalu sulit untuk menyusun kesejajarannya, apabila abutment
melibatkan gigi anterior seperti caninus dan gigi posterior seperti premolar kedua atas supaya
diperoleh kesejajaran, kaninus harus dipreparasi pada arah yang sama seperti premolar.
5. Jumlah dan lokasi kehilangan gigi
6. Kegoyangan gigi
7. Frekwensi karies
8. discoloration

Anda mungkin juga menyukai