Anda di halaman 1dari 33
wr 9 / arr ax” ENERGI SURYA KONVERS! TERMAL & FOTOVOLTAIK SYUKRI HIMRAN ENERGI SURYA KONVERS! TERMAL & FOTOVOLTAIK Oleh: Syukri Himran Hak Cipta ©2021 pada penulis, Editar = Marcella Kiker Setting Virgo Napitupulu Desain Cover wan FM Karektor smi Kristiyanto Hak Cipea dilindung! undang-undang Dilarang mempertranyak ataw memindatkan scbagian atau seluruh isi bekw ini dalam bentule apa pun, bail secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopl, merekam atau dengan sistem penyimpanan Isinnya, tanpa izin tertulis dari penulis. Diterbitkan alch Penerbit ANDI [Anggota IKAPT) Jl. Beo 38-40, velp (0274) S61881, Fax (0274) 585282 Yogyakarta 55281 Percetakan CV. ANDI OFFSET J), Bee 38-40, telp (0274) 561881, Fas (0274) 588282 Yoryakarta 55281 Himran, Syukri ENERGI SURYA - RONVERSI TERMAL & FOTOVOLTAIK/SYUKRI HIMRAN = Fal L~ Yogyakarta: ANDI 2 2428 m2 bm vii ¢ 328 ; 19x23 om 5 4321 ISBN 978-623-01-1168.6 ISBN 978-623-01-L087-0 (PDF) 1. judut 1. Solar Energy Engineering Teknik Energi Matahari DDC: 62.47 vi Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik BAB2 Kolektor Pelat Datar Fluida Zat Cair. wo lL 24 Pendahuluan. 41 22 Analisis Kinerja Kolektor. 42 23 Sistem Penutup .. 43 24 5 Radiasi Difusi. 51 2.5 Perkalian Transmitivitas-Absorptivitas (ra) 51 2.6 Koefisien Kerugian Panas Menyeluruh dan Korelasi Perpindahan Pana 52 27 Persamaan Empiris untuk Koefisien Keru; 61 2.8 — FaktorEfisiensi Kolektor.. 63 29 Faktor Pengeluaran Panas Kolektor. 67 2.10 Kinerja Kolektor dalam Sehari 2.41 Efek Berbagai Parameter terhadap Kinerja Kolektor 242 Tipe Lain Kolektor Pelat Datar Zat Cai 243 Perencanaan Beberapa Kolekto1 244 Analisis Transien 2.15 Prosedur Pengetesan, 2416 Soal-Soal dan Jawabai BAB3 Alat Pemanas Udara Tenaga Surya. 3.1 Pendahuluan. 3.2 Analisis Kinerja dari Alat Pemanas Konvensional. 3.3 Beberapa Tipe Alat Pemanas Udara Tenaga Surya... 34 — Prosedur Pengetesan 3.5 Aplikasi Alat Pemanas Udara Tenaga Sury: 3.6 Soal-Soal dan Jawaban... BAB4 Kolektor-Kolektor Konsentrasi, 4.1 Pendahuluan. 4.2 Analisis Termal Kolektor Konsentrasi Daftar Isi 43 Kolektor Datar dengan Bidang Reflektor 44 Kolektor Parabolik Silinder (KPS) S Orientasi dan Mode Jejak 4.6 Analisis Kinerja 4.7 Kerugian Panas Menyeluruh dan Korelasi Perpindahan Pana: 4.8 Contoh-Contoh Perhitungan. 4.9 — Kajian Parametrik Kinerja Kolektor 4.10 Aplikasi Kolektor Konsentras! 4.11. Soal-soal dan Jawaban.. BAB5 Pemanfaatan Energi Surya... 5. Pemanas Air.. 5.2 Pemanas Ruanga 5.3. Refrigerasi dan Fendinginan Ruangan 54 Pembangkit Tenaga 5.5 Alat Distilasi 5.6 AlatPengering.. BAB6 Distilasi Air Asin Tenaga Surya (Solar Distilation of Saline Water)... 6.1 Metode Opera 62 — Kesetimbangan Energi... 63 Analisis Distilasi Cara Duffie dan Beckman . 64 — Aplikasi Alat Distila: BAB7 Konversi Fotovoltaik. 7.1 Pendahuluan 7.2 Doping. 73° Karakteristik Arus Tegangan (I-V)......... vil vill Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik 74 Efisiensi Konversi Maksimum. 7.5 Hubungan Sel Surya 7.6 Aplikasi Pemompaan Ai 7.7 Soal-Soal dan Jawabai 7.8 Aplikasi Pemanfaatan Sel Surya. BABS Material Berubah Fase dan Alat Penyimpan Panas Laten (Phace Change Material = PCM and Latent Thermal Energy Storage = LTES). B81 Pendahuluan. @.2 — Alkana (Parajfin Hydrocarbon) . 83 Lilin Parafi 84 — Penyimpanan Energi Termal Laten 8.5 Alat Penyimpan Energi Termal Laten (Latent Thermal Energy Storage = LTES) Daftar Pustaka Lampiran Tentang Penulis .. < iL Radiasi Matahari TIK: Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat memahami makna radiasi sorot, difusi, penentuan sudut tiba, radiasi sorot pada suatu permukaan di bumi, memprediksi radiasi global, dan radias| difusi pada hari cerah. 11 Pendahuluan Matahariadalah bola besar dengan diameter 1.391 0° km, yang terdiriatas lapisan gas yang sangat panas: mengandung 80% H, dan 19% He. Makie ke pusat akan semakin panas, Temperatur pada kulit luar $760 K dan temperatur di pusat diperkirakan 2010 K. Radiasi yang berasal dari matahari ekuivalen dengan radiasi yang berasal dari benda hitam pada temperatur 5760 K. Bumi berputar pada porosnya sambil mengitari matahari pada orbit yang berbentuk elips dan perbedaan antara sumbu mayor dan minor 1.7%, Diameter bumi 1,27+10° km, Matahari berada pada salah satu titik fokus, di mana jarak terdekat antara bumi dan matahari 1.45%10* km (pada 21 Desember) dan terjauh 1.49%10"km (pada 22 Juni), Oleh karena jarak antara bumi dan matahari sangat jawh (rata-rata 1.47*10° km), pertemuan sinar dari titik teratas dan terbawah bola matahari di permukaan bumi membuat sudut 32? (0.53°) sehingga berkas radiasi sinar matahari yang tiba di bumi hampir sejajar, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1. Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik 127% 10%m Gambar 1.1 Hubungan antara matahari-bumi (Sumber: Duffie, 1980) Sumbu bumi (polar axis) membuat sudut tetap sebesar 23,5* dengan garis normal pada bidang lintasan elips 1.2 Radiasi Matahari di Luar Atmosfer Bumi (Extra- Terrestrial Solar Radiation) Laju energi yang dipancarkan oleh matahari 3.810" kW, karena energi tersebut terdifusi sehingga dari jumlah tersebut hanya 1.710 kW yang diterima oleh bumi. Hal ini disebabkan oleh pengaruh putaran bumi pada porosnya, peredaran bumi pada Jintasannya, dan gas-gasdi angkasa. Dari pengukuran, menunjukkanbahwa lajuenergi di Inar atmasfer bumi tetap dan dinamakan tetapan solar f= 1353 W/m*, Tetapan solar adalah laju energi yang diterima dari matahari aleh Iuas permukaan 1m? yang tegak lurus pada sinar matahari, pada jarak rata-rata antara bumi dan matahari. Oleh Karena bumi mengitari matahari pada lintasan yang berbentuk elips, maka jarak antara bumi dan matahari berubah sepanjang tahun, sehingga nila‘, juga bervariasi dan dapat ditentukan berdasarkan atas persamaan berikut: i a.) i ( +0.033 eos 32 é) Radiasi Matahari di mana N = jumlah hari dalam setahun, terhitung mulai 1 Januari, Persamaan (1.1) dinyatakan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat pada Gambar 1.2. Berdasarkan atas pengukuran, distribusi spektrum radiasi matahari di luar atmosfer bumi sepert! terlihat pada Gambar 1.3. Sesuai dengan Exell, spektrum tersebut memiliki panjang gelombang yang berada di antara 0.1-50 yang terdiri atas: daerah ultraviolet 0.1 90" berarti permukaan menghadap ke bawah. Radiasi Matahari 15.7 Sudut Azimut Matahari/Solar Azimuth Angie (Q dan Sudut Azimut Dinding/Wall Azimuth Angle ([,) Sudut pada bidang horizon yang dibentuk aleh prayeksi sinar matahari pada bidang datar dan garis arah selatan. Sesuai konvensi sudut tersebut bernilai positif bila garis proyeksi matahari diukur dari selatan ke timur, dan negatif bila diukur selatan ke barat, Sudut pada bidang horizon yang dibentuk oleh garis utara-selatan dan proyeksi garis normal pada bidang horizon dinamakan sudut azimut dinding/wall azieuth angle (f,). Seperti halnya sudutazimut matahari, sudut ini bernilai positif pada arah selatan-timur; dan negatif pada arah selatan-barat: -180"< ¢, < 180% 1.6 Sudut Tiba/Incidence Angle (0) Sudut tiba/incidence angle (8) pada suatu bidang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar sorot matahari /,, dan garis normal pada permukaan bidang, lihat Gambar 1.10. Beberapa persamaan penting yang berhubungan dengan sudut tiba yang berguna dalam perencanaan untuk pemanfaatan energi matahari sebagai berikut: Relasi-relasi untuk cos# diturunkan dari persamaan (1.13). 1.6.1 Bidang Datar Vertikal/Horizontal Menghadap Selatan, 20" Sudut tiba untuk posis! bidang vertikal B= 90": cos® = ~ sind cos + cos6 sing cosw (1.8) untuk posisi horizontal B = 0° cost = sind sing + cosé cos cosua = sine a9 Dalam hal ini sudut 6 = 6, 16.2. Bidang Datar Horizontal Menghadap Selatan, ¢,, = 0°, B = 90° cosO = sing sind + cosip cosé cos (1.10) 13 14 Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik 1.6.3 Bidang Datar Vertikal Tidak Menghadap Selatan: ¢, # 0°, B= 90° cosB = sing cos6 cos, cosw - cosy sinbicos &, + cosB sin &, sine aan) 164 Bidang Datar Miring Tidak Menghadap Selatan: Z,, = 0°, B cos® = sin(¢-p) sind + cos($-f) cosécosw (1.12) 1.65 Bidang Datar Miring Tidak Menghadap Utara: ¢, = 180°, 6 cos# = sind sin(P+¢) + cosd cose cos(p+f) (1.13) 1.6.6 Persamaan Umum untuk Sudut Tiba cos® = sing (sin6 cos + cos cos ©, cost sinB) + cos@ (cos 6 costs cos ~ sind cos Z, sin) + cos6 sinf sing, sinw (1.44) Persamaan (1.7) sampai dengan (1.12) dapat diperoleh dari penurunan persamaan (1.13). Sudut datang @ dapat pula dihitung dengan menggunakan sudutzenit 6, sudut f.é.dan{,, Braun dan Mitchell memberikan relasi sebagai berikut: cosé = cos, cos f+ sin & sin Beoslg -¢,,) Sudut azimut matahari { memberikan arah bayangan pada bidang horizon dengan suatu batang vertikal. Berdasarkan konvensi ¢ bertanda + bila proyeksi berada pada arab timur-selatan dan bertanda - pada arah barat-selatan, Untuk melakukan perhitungan pada persamaan (1,13), maka perlu diketahui @, dan é serta nilai ¢ diperoleh dari relasi: cosg = (cosd, sing —sin 5)/(sin &, cos p) (1.15) Radiasi Matahari Catatan: Untuk membuktikan persamaan 1.12 dilakukan dengan aljabar vektor sebagai berikut: Pada Gambar 1.9 terdapat dua bingkal utama yaitu bingkai polar (sumbu bumi) yang didefinisikan dengan vektor unit I, J, & dan bingkai zenit dengan vektor unit jak. Sesuai analisis vektor: OnE . i adalah vektor unit sepanjang arah bumi-matahari ke arah matahari, maka t=! F> cost ~ #)K + cos(=— 9) = [sing — Keos @ K =Jeasd + Rein Pada bingkai sumbu bumi: OS = (casé. stnas)I + (cosd.cosw)j + (sind)K (i) 02 =0.i +(cosp)j + (sing)R Pada bingkai zenit: = OS = (coser.sing)r+ (cosa. cos¢)j+ (sina)k (iii) Altitud selar a adalah: sina = cost — a) = 02x OS (bingkai sumbu bumi) = cosd.cos.cos + sind sing (wv) Dari (i) dan (iii) diperoleb: OS = (casa.sing)I + (casa. cost. sing + sina.cosp)f + (sina. sing = cosa.cosg.cos)K 0) 15 16 Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik Dengan mengidentifikasi suku-suku pada persamaan (v) dan suku-suku pada persamaan (ii) diperaleh: sing = (cosd.sin @) (cose) (i) cose = (a8d-sosunsing) (sin dcos9) ety cosa tne = cosé.sin a (vit © (056.605 4) —(sind.cosg) Penentuan Sudut Tiba Posisi kolektor seperti terlihat pada Gambar 1.10 ditentukan oleh beberapa parameter seperti: 8 = sudut kemiringan kolektor terhadap bidang horizontal &, = sudut azimut dari garis normal pada kolektor ON = normal vektor unit terhadap kolektor Jad: OW = cos(® — f) .(singy.1) +056... )+Ccosp yi (ix) = (sinp. sing, i + (sinp. cosé,, )j + (cosp)k Sedangkan cos@ = 05 x OW. Dari persamaan (iii) dan (ix) diperoleb: cos@ = (cosc.si sin f.sing,) + (easc.cosd.sin f.cosg,) + (sin @.cos By &) Radiasi Matahari Dari persamaan (iv), (vi), dan (vii) diperoleh: cO8d = sing(sind.cos f +eoss,.cose.sin J) + cos ¢(c08d.cose.cos f —sind.cose,,. sin fF) + cos dising,.sinasin B (xi) Contoh 1.1 1. Hitunglah sudut yang dibuatoleh radiasi sorat dan garis normal pada suatu bidang kolektor datar pada tanggal 1 Mei, pukul 09.00 waktu lokal, Kolektar terletak pada 28° 35' LU, 77° 12' BT: Sudut kemiringan kolektor 36° dengan horizontal dan menghadap ke selatan, 2. Ulangi perhitungan untuk pukul 12.00. Jawaban: 1. Dalam hal ini: &, =0° = 36°, p = 28.583" ‘Tanggal 1 Mei, maka W = 121, dengan persamaan (1.5) diperoleh sudut deklinasi matahari 6 = 14:90". Pada pukul 09.00 waktu lokal, a = 45°. Dengan persamaan (1.9) atau (1.11) diperoleh sudut @= 48.9%. Sudut @ dapat pula dihitung berdasarkan persamaan (1.8), (1.12), dam (1.13). Dari persamaan (1.8) di mana: cos @=cos@. = sin 28.58° sin 14.90° + cos 28.583" cos 14.90° cos 45° = 43.6%. Dari persamaan (1.13) diperoleh sudut azimut matahari ¢= 81.58", Bila disubstitusi ke persamaan (1.12) diperoleh sudut @ = 48.9", 2, Ada pukul 12,00, sudut walttu lokal « = 0°. Dengan cara yang sama, cos @ = 0.9251, atau @= 22.3% Dengan cara perhitungan geometri: Dari Gambar 1.12, potongan melalui meridian lokal. Karena w = 0° dan ¢,, = 0° maka semua sudut: @, @, 6, dan @ berada pada bidang ini. Jawaban bagian (b), dari Gambar 1.13 £POS, = 2 2PS, Mau: p - 6= f - 6, 4= fi - p+ 8= 36° - 28.583 + 14.90" = 22.3" 17 18 Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik ‘igang horizontal ; Garis normat pada bidang Gambar 1.13 Hasil dari contoh 1.1 1.6.7 Rotasi terhadap Sumbu Timur-Barat Jika suatu kolektor mengikuti terus-menerus dan terpasang pada sumbu horizontal timur-barat, maka kolektor bergerak ke arah utara-selatan. Sudut tiba minimum adalah cos8,,,, = (1-cos*s sin’aa)!!? (1.16) 16.8 Rotasi terhadap Sumbu Utara-Selatan Suatu kolektor mengikuti terus-menerus dan terpasang pada sumbu, horizontal utara-selatan akan berotasi dengan sudut yang besar sepanjang hari untukcmengikuti matahari, Sudut tiba minimum pada kolektar adalah: cos8 = [(sing sind + cosy cos5 costs)! + cos’6 sin’a ]'!* (a7) Untuk memaksimumkan energi matahari yang diterima oleh kolektor bila sudut kemiringan kolektor sama dengan sudut latitud lokal, Dalam hal ini sudut tiba @ hanya bergantung pada sudut deklinasi, cos8 = cosé (1.18) Radiasi Matahari 1.7. Matahari Terbit dan Terbenam Untuk penyederhanaan matahari disebut terbit atau terbenam pada suatu per- mukaan, bila sudut tiba 6 = 90° atau sudut altitud a = 0°, Sudut jam untuk matahari terbenam w, diperoleh dengan menggunakan persamaan (1.8): sina =0= sing sind + cas cos6 costo, cosw, =~ tang tané (°) = are cos{-tang tan’) (1.19) Oleh karena 15*sudut jam ekuivalen 1 jam, maka panjang hart adalah: s 2 are cos (-tang tan6) (h) (1.20) Untulspermukaan miring (sudut kemiringan 8),menghadap ke selatang=0 digunakan persamaan (1.11) dengan mensubstitusikan 0 = 90°, cos 90°= 0 = sin(p-) sind + cos(p-B) cosé cos w, &, (= are cos[-tan(p-B) tané] (121) panjang hari adalah: Spare ® = are cos{-tan(p-f) tan) (h) (1.22) 1.8 Waktu Nyata Lokal (Local Apparent Time = LAT) Waktu yang digunakan untuk menghitung sudut waktu adalah waktu nyata lokal. Waktu ini dapat diperoleh dari waltu standar yang diamati pada arloji dengan menggunakan dua koreksi. Koreksi pertama disebabkan oleh perbedaan antara Jongitudinal (bujur) lokasi dan meridian di mana waktu standar dijadikan dasar. Koreksi memiliki besaran 4 menit untuk setiap perbedaan derajat longitudinal (bujur). Koreks! kedua disebut koreksi persamaan waktu yang disebabkan oleh 19 20 Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik orbit bumi dan laju putaran yang menyebabkan variasi keell. Waktu nyata lokal ini dinamakan waktu matahari (solar time) sesuai Duffie. Koreksi kedua seperti terlihat pada Tabel 1.2. Jadi, Waktu lokal (WL) = Waktu standar +4 (longitudinal waktu standar) ~ longitudinal lokasi) + (koreksi persamaan waltu) (1.23) Tanda negatif pada koreksi pertama berlaku untuk belahan bumi bagian timur, sedang, tanda positif untuk belahan bagian barat. Tabel 1,2 Sudut dekl jinasi dan persamaan waktu Dektinasi | PEM" | Tangesi | Deldinasi | Pevsamaan C) | tminy | (min) | cor | Februar | (| Gminy | Gnisy |) 1 2s] 4 3 | 1 a7] 9 13 [34 5 wa | a 5 o s is | 10) in z 8 zal ii | 6 | so 9% M |S u | ow mw [als | a | a 3 | a [| uw | 2 wv [2] se | 9 | se wv |e] 4 | ajo) os | nu |i nm [mw] so | i | so 25 Ce 25 9] 3 a | 9 wm [wl es | os | s Maret Apel 1 7 [ss | 12 | 30 1 “| | 4a [|e 5 e/a | 1m | a 5 5 | 4% 3 1 9 «| 48 | [5 9 7 [47 1 | 3 B a/ulo [a 13 a| «| 0 |# a i[ = | a | v7 [ww] 2 a) 2 a| 5 7 | 22 a [nun] 3 1 é Radiasi Matahari 3 [a] | «6 |o| 8 [wm] ss [1 | 8 2 [3,4 | 3 |? 2 |u| 3 2 | 38 Mei juni 1 |e) so | 2 | oo 1 [| | 2 |» 5 |i] 2 | 3 [iw| s |2)| * | 1 | 6 2 |wlo|s [a | o |2| 2 1 6 3 [w>u | s || oo || | «0 | w uv [os |s |u| 7 |e) 2 | 0 | a a [w, 2 | 3 || 2 || 2 1 | 3 a [mo] | a [ow | ow | | as 2 | 0 2 [2,30 | 2 | | 2 || a 7 Jal Agustus 1 [| wo | 3 [a 1 |e) «| 0 | 5 2 52 4 16 s uv 2 3 59 2. |2|2#)| + || 9 |m) 6 3 | 3 13 21 57 3 30 13 It 35 4 Sv v falas || 7 |e) «a a | 2 a [«, | 6 [os | a |nl) = 3 | 2 [o) 0 | @ || o |u|) 2 2 | We 2 [| 7 | 6 | 2 | 2 || 3 | 1 | w September Oktober 1 2) 3 | 0 | 1 1 2] 8 | | 1 5 7/7] |e 5 a] «6 | u |w 9 S| | 2 ||] 9 s | se | a | 2 wz [+|e6 | s |e | 2 [7] » | a | a [2, «| s [wl 7 || se | w | 2 au palo 6 [as | a [wl = | i | 1 25 o| 3% | a | 0 2 [un] so | 1 | 2 [z[e6 fs [zl » [oul 2 | iw | a 22 Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik ‘November Desember 1 4] | 6 | a 1 auf a sn [16 5 45 | 27 ie | 25 5 2 | 16 9 8 2 is | 38 we | iz e 2 | 8 1 13 a | 45 1s | a7 8 a | 6 é n a ia | 48 is | Ww 23 | 20 4 vu Fy 19 | 45 w|i a 23 | 36 2 w 25 20 | 36 was 5 2 | 2s +o | 20 29 a | 21 a | 5a Ey 23 | 1 a 39 (Sumber: Kreith) Persamaan koreksi waktu (dalam menit) dapat dinyatakan dalam suatu persamaan Spencer (1971) yang ditulis oleh Iqbal (1983) sebagai berikut: Persamaan waktu = 229.2(0.000075 + 0.001868 cos8 - 0.032077 sinB - 0.014615 cos2B - 0.04089 sin2B) (1.24) 360 di mana B= (n— DEE = hari dalam setahun: 1 sn s 365 Contoh 1.2 1. Tentukan waktu lokal pada pukul 14:30 waktu standar di suatu tempat, 19°07'U, 72°S1'T, pada 1 full, Waktu standar pada posisi 82*50'T. Jawaban: Waktu lolal (WL) = 14:30 h ~ 4(82.50-72.85) min + (- 4 min) = 14.30 - 38.6 min - 4 min = 1347 Jadi waktu lokal adalah pukul 13:47. 2, Hitunglah sudut yang dibentuk oleh radiasi sorot dengan garis normal pada bidang kolektor (sudut tiba = incidence angle 6) pada 1 Desember, pukul 09.00 (WL). Kolektor berada di lokasi 28°35'U, 77°2°T, dengan sudut kemiringan (3 = 36" dengan bidang horizon dan menghadap ke selatan. Radiasi Matahari 23 Jawaban: Dalam hal ini { = 0"dan persamaan (1.5) digunakan untuk menentukan sudut deklinasi, N= 335 pada 1 Desember. 360 = 23.45 sin] —— (284 + 335) 6=23. 5 in| ons] =-2211° Pada pukul 09:00 (WL), a = 45°, Dengan persamaan (1.8) diperoleh: cos 8 = sin{-22.11") sin(28.5B* -36°) + cos{-22.11*) cos45*cas(28.58" -36"] = 0.6982 B= 45,7" 3. Hitunglah panjang hari pada permukaan horizontal di lokasi seperti tersebut pada soal (b), pada 1 Desember, Jawaban: Dari soal b diperoleh; 6 = -22,11" , sehingga dengan persamaan (1.16) 2 Sosy = 7g ate cost-tan 28.58" tan(-22-149) =10:30h 4. Hitunglah sudut altitud dan sudut azimut pada jam 09.00, 10.00, 11.00, dan 12.00, untuk suatu tempat dengan waktu standar @ = 40° U, pada 25 Desember. Jawaban: Persamaan yang digunakan adalah persamaan (1.3) sin er= sing sind + cas cos 6 cose Sedangkan sudut azimut digunakan persamaan (1.4) cos dsine cose: Dengan menggunakan persamaan (1.5) dengan N = 359 hari (Tabel 1.1 atau Tabel 1.2): sudut deklinasi 8 = -23°15* Sudut jam diperoleh dengan menggunakan persamaan (1.6), koreksi kedua keeil = 20s (Tabel 1.2) sehingga sudut jam WL sin Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik dianggap sama dengan w. Hasil-hasll perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagal berikut. Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Pui | o@ | sina | (| 609 09:00 | «45 | 02416 | 190 | 42.0 iowo | 30 | 03533 | 207 | 294 11:00 +15 | 0.4235 | 25.1 15.2 i200 | o | 04475 | 266 | 00 1.9 Persamaan Empiris untuk Memprediksi Radiasi Matahari 1.9.1 Radiasi Global Harian Rata-Rata Selama Sebulan (Monthly Average Daily Global Radiation) Untuk memperkirakan radiasi matahari, Angstrom menyarankan bahwa radiasi mataharl dapat dihubungkan dengan jumlah penyinaran matahari berdasarkan atas relasi linear séderhana sebagai berikut Fy | He = ab (8/5,.) (1.25) di mana: #7, = vata-rata dalam sebulan dart radiasi global harian pada permukaan horizontal di suatu lokasi (Ik[/m’-hari) A. = vata-rata dalam sebulan dari radiasi global harian pada permukaan horizontal di suatu lokasi pada hari cerah (k]/m’-hari) 5 = rata-rata dalam sebulan dari jumlah jam penyinaran matabari per hari «di suatu lokasi (b) 5,4. = rata-rata bulanan dari kemungkinan jumlah jam penyinaran matahari per hari di suatu lokasi, yattu panjang hari pada permukaan horizontal (Is) a,b = konstanta yang diperoleh dari regresi data Radiasi Matahari Oleh Karena kesukaran dalam menentukan definisi tentang hari cerah, Page meng- usulkan babwa A’, pada persamaan (1.21) diganti dengan #7», yakni rata-rata bulanandari radiasidi luar atmoster bumi (extra-tervestrial) harianyang kemungkinan tiba pada permukaan horizontal pada suatu lokasi. Dengan demikian persamaan (1.21) menjadi He / Ho =a+b(5 5.) (1.26) Nilai-nilai a dan b telah diperoleh oleh Lof et al, di beberapa kota di dunia. Pada persamaan di atas, 77 adalah rata-rata dari nilai H, per hari selama sebulan, H, adalah hasil integrasi dari rumusan berikut selama sehari ..|1+0.333 cos SON [J tsina sins cos ecosteos.jat (1.27) di mana: t= 18 000/151; t(h) dan cafrad) 130 maka dt = bila disubstitusi ke persamaan (1.25) 21, B6O.N] prong, 7 [: +0.033 cose |e (sing sind + cos cosd cosw)deo Lee (1 + 0.033cos S*) (w, sing sind + cos cosé cosas.) (1.28) Untuk mendapatian nilai #7,, Klein telah melakukan penyederhanaan dengan menentukan nilainya pada setiap bulan di mana radiasi di luar atmosfer burl (exera- terrestrial) hampir menyamai nilai rata-rata bulanan. Tanggal pada setiap bulan di mana H, sama dengan A’, adalah 17 Januari, 16 Februari, 16 Maret, 15 April, 15 Mei, 11 Juni, 17 Juli, 16 Agustus, 15 September, 15. Oktober, 14 November, dan 10 Desember. 25 26 Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik Persamaan (1.25) dapat digunakan untuk menghitung radiasi global harian rata-rata pada suatu lokasi bilamana hanya ada data jumlah jam penyinaran matahari yang tersedia, dan nilai-nilai a dan b diketahui untuk kota yang berdekatan dengan geografi dan ildlim yang sama. Contoh 1.3 Perkirakan radiasi global harian ratarata pada permukaan horizontal di suatu kota 22°U, 73°10" 7, selama bulan Maret bila jumlah jam penyinaran matahari per hari 9.5 jam, Ambil konstanta a= 0.28 dan 6 = 0.48 dari lokasi yang berdekatan dengan kota dalam seal Jawaban: Berdasarkan atas pendekatan Klein, /T. sama dengan nilai H, pada 16 Maret Selanjutnya pendekatan tersebut dianggap berlaku juga untuk 5 = 23.45 sin 2° (e475) 365 Dari persamaan (1.5) = Az Dari persamaan (1.18), sudut jam matahari ter! , = arc cos[-tan 22° tan{-2.42")] = 89,02°= 1.554 rad Dari persamaan (1.20), panjang hari adalah: 2 «89.02 = 11.87h 5, ww 15 Dari persamaan (1.28): 74 1.359%3600|1+ 0.033cos 2 x75 365 = [L554xsin 22" sin(-2.42") sin 89.02") = 33 855 k]/mé-hari We Radiasi Matahari Dari persamaan (1.25): 0.28 + 0.48 (-22.)} x 33 855 = 22 485 = 260.25 W/m? A, xr mm nari 1.10 Radiasi Difusi Harian Rata-Rata Selama Sebulan (Monthly Average Daily Diffuse Radiation) Berdasarkan atas studi data beberapa negara, Liu dan Jordan menunjukkan bahwa rasio difusi harian/radiasi global harian dapat dikorelasi dengan rasio radiasi global harian/radiasi ekstraterestrial harian. Korelasi tersebut dinyatakan berdasarkan atas persamaan pangkat tiga sebagai berikut: i, Ht, = 1390-4, "| #| + sal] a, WH, (1.29) di mana: ‘Hy = rata-rata bulanan dari radiasi difusi harian pada permukaan horizontal (ki]/m?- hari), dan oleh Kreith dan Kreider X, = (H,/H.) indeks kecerahan rata-rata bulanan telah menyatakan bahwa persamaan (1.27) diperoleh dengan nilai 1394 W/m? untuk tetapan matahari. 1,11 Radiasi Global dan Radiasi Difusi Harian pada Hari Cerah ASHRAE memberikan metode untuk memperkirakan variasi radiasi global dan difusi harian pada permukaan horizontal untuk hari cerah. Persamaan didasarkan atas model pengecilaneksponensial di mana radiasi sorot berkurang dengan bertambahnya jarak tempuh di atmosfer. Radiasi global J, mencapai permukaan horizontal di bumi dinyatakan sebagai berikut: 2 2B Energi Surya Konversi Termal dan Fotoveltaik Leth, (1.30) di mana: radiasi global per jam radiasi sorot per jam radiasi difusi perjam Karena I, =/,,cos 8 (1.31) COS By + fy (1.32) J,,= radiasi sorot dalam arah sinar matabari 1,= sudut insidlen pada permukaan datar Dalam model ASHRAE, dinyatakan bahwa untuk hari cerah tanpa awan: 1, =A exp [- B/eos 4] (1.33) dan I, =Cl,, (1.34) Nilai konstanta A, 8, C pertama kali diberikan oleh Threlkeld dan Jordan (1958) kemudian direvisi oleh Iqbal (1983) seperti terlihat pada tabel 1.4. Tabel 1.4 Nilai konstanta 4, 8, Cuntuk memprediksi radiasi matahari perjam pada hari cerah Bulan | AQWw/m‘)| 8 c Januari 21 1202 | 0.141 | 0.103 Februari 21 1187 0.142 0.104 Maret 21 1164 0.149 0.109 April 21 1130 | 0164 | 0.120 Mei 21 1106 0.177 0.130 Juni 21 1092 0.185 0.137, Juli 21 193 | 0.186 | 0.138

Anda mungkin juga menyukai