Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No.

1, Februari 2016

Penelitian
GAMBARAN PENGETAHUAN PENDERITA REMATIK
TENTANG PERAWATAN NYERI SENDI DI DUSUN I DESA
SUNGGAL KANAN KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI
SERDANGTAHUN 2015

Nataria Yanti Silaban


Staf Pengajar Prodi D-III Keperawatan STIKes Imelda Medan, Jalan Bilal Nomor 52 Medan

E-mail: labanria@gmail.com

ABSTRAK

Rematik merupakan penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang sekitar sendi.
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 yang dilaporkan oleh World Health Organization (WHO)
adalah mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-10% adalah mereka
yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun. Tujuan Penelitian adalah
Mengetahui pengetahuan penderita rematik tentang perawatan nyeri sendi di dusun I desa sunggal kanan
kecamatan sunggal kabupaten deli serdang tahun2015. Metode Penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ada 32. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi, dengan jumlah responden 32 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling. Instrumen yang digunakan berupa checklist. Analisa data yang digunakan menggunakan
analisa univariat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 responden bahwa hasil
penelitian menunjukkan adalah mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak yaitu sebanyak 16
responden (50%) dan minoritas pengetahuan responden tentang perawatan nyeri sendi pada penderita
rematik adalah baik yaitu sebanyak 7 responden (21,9%). Menurut asumsi peneliti tingkat pengetahuan
penderita rematik masih kurang disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah yaitu
dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden dengan tingkat pendidikan lulusan SMP yaitu sebanyak
18 responden (56,2%) dan juga terdapat lulusan SMA yaitu ditunjukan dari hasil penelitianyaitu sebayak
5 responden (15,7%).

Kata kunci: Nyeri Sendi; Rematik; Pengetahuan .

PENDAHULUAN Secara umum, definisi rematik adalah


penyakit yang menyerang sendi dan struktur
Sejalan dengan semakin meningkatnya atau jaringan penunjang sekitar sendi.
usia seseorang, maka akan terjadi perubahan- Penyakit rematik yang sering ditemukan
perubahan pada tubuh manusia. Perubahan- adalah osteoartritis akibat degenerasi atau
perubahan tersebut terjadi sejak awal proses penuaan, artritis rematoid penyakit
kehidupan hingga usia lanjut pada semua autoimun dan gout karena asam urat tinggi
organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian (Junaidi, 2010).
itu tampak pula pada semua sistem Rematik, pegal linu, nyeri otot dan
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada sendi, merupakan penyakit-penyakit yang
kaitannya dengan kemungkinan timbulnya tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari.
beberapa golongan rematik (Fitriani, 2011). Dan kebanyakan pada masyarakat lansia
Penyakit rematik merupakan penyakit (lanjut usia) yang memang dekat dengan
yang selain menyerang sendi juga dapat gangguan rematik yang merupakan salah satu
menyerang organ atau bagian tubuh lainnya. dari penyakit degeneratif. Obat merupakan
46
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

terapi utama untuk mengurangi efek dari Organization (WHO) adalah mencapai 20%
rematik ataupun pegal linu. Obat dari penduduk dunia yang telah terserang
rematik/pegal linu merupakan penghilang rematik, dimana 5-10% adalah mereka yang
rasa sakit yang secara umum dikategorikan berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka
sebagai obat anti-inflamasi non- steroid yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Data
(OAINS), reumatik merupakan suatu pelayanan kesehatan tahun ketahun
penyakit yang menyerang sendi, mengenai menunjukkan proporsi kasus rematik di Jawa
siapa saja yang rentan terkena penyakit Tengah mengalami peningkatan dibanding
reumatik, hal itu tentu saja tergantung pada kasus penyakit tidak menular. Secara
jenis reumatik. Adapun klasifikasi Reumatik keseluruhan pada tahun 2007 proporsi kasus
dapat dikelomokan kedalam beberapa penyakit rematik sebesar 17,34% meningkat
golongan yaitu , Osteoartritis ,Artritis menjadi 29,35% pada tahun 2008. Kemudian
rematoid, Olimialgia Reumatik, Artritis Gout pada tahun 2009 mengalami peningkatan
(Pirai). menjadi 39,47% (Wiyono, 2010).
Dampak dari keadaan ini dapat Peningkatan proporsi jumlah lansia
mengancam jiwa penderitanya atau hanya tersebut perlu mendapatkan perhatian karena
menimbulkan gangguan kenyamanan dan kelompok lansia merupakan kelompok
masalah yang disebabkan oleh penyakit beresiko tinggi yang mengalami berbagai
rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang masalah kesehatan khususnya penyakit
tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal degeratif (Depkes RI, 2012).
yang paling ditakuti yaitu menimbulkan Penduduk lansia pada umumnya banyak
kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan mengalami penurunan akibat proses alamiah
aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek yaitu proses menua (Aging) dengan adanya
sistemik yang tidak jelas tetapi dapat penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun
menimbulkan kegagalan organ dan kematian sosial yang saling beriteraksi (Nugroho,
atau mengakibatkan masalah seperti rasa 2010). Permasalahan yang berkembang
nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra memiliki keterkaitan dengan perubahan
diri serta resiko tinggi terjadi cidera kondisi fisik yang menyertai lansia.
(Kisworo, 2010). Perubahan kondisi fisik pada lansia
Diperkirakan tahun 2020 jumlah diantaranya adalah menurunnya kemampuan
penduduk lansia di Indonesia sebesar 24 juta muskuloskeletal kearah yang lebih buruk.
jiwa atau 9,77 % dari total jumlah penduduk. Penurunan fungsi muskuloskeletal
Menurut Depkes RI (2007), rata-rata usia menyebabkan terjadinya perubahan secara
harapan hidup tertinggi adalah di Jepang degeneratif yang dirasakan dengan keluhan
yaitu 80,93 tahun (pria 77,63 tahun dan nyeri (Christensen, 2011), kekakuan,
wanita 84,41 tahun), Amerika Serikat 77,14 hilanganyagerakan dan tanda-tanda inflamasi
tahun (pria 74,37 tahun dan wanita 80,05 seperti nyeri tekan, disertai pula dengan
tahun), sedangkan penduduk lansia di pembengkakan yang mengakibatkan
Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan terjadinya gangguan imobilitas. Dari hasil
mencapai 11,34% atau tercatat 28,8 juta studi tentang kondisi sosial ekonomi dan
orang dari populasi. Dalam Rancangan kesehatan lansia yang dilaksanakan Komnas
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Lansia tahun 2006, diketahui bahwa penyakit
(RPJMN), UHH Indonesia meningkat dari terbanyak yang diderita lansia adalah
66,2 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6 penyakit sendi (52,3%), penyakit-penyakit
tahun pada tahun 2009. Dengan sendi ini merupakan penyebab utama
meningkatnya UHH, maka populasi disabilitas pada lansia (Pusat Komunikasi
penduduk lansia mengalami peningkatan Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
bermakna (Depkes RI, 2012). Kesehatan, 2010). Diperkirakan pada tahun
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 2025 lebih dari 35 % akan mengalami
yang dilaporkan oleh World Health

4
7
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

kelumpuhan akibat kerusakan tulang dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai
sendi (Handono&Isbagyo, 2005). apa, bagaimana, dan untuk apa pengetahuan
Banyak penyakit yang terjadi pada lansia disusun.
dipengaruhi oleh proses penuaan, usia, status Pengetahuan merupakan fungsi dari
pekerjaan , makanan dan aktivitas fisik sikap, menurut fungsi ini manusia
adalah penyakit hifertensi, diabetes mellitus, mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu,
kardivaskuler dan penyakit Rematik. Salah untuk mencapai penalaran dan untuk
satu golongan penyakit reumatik yang sering mengorganisasikan pengalaman. Dengan
menyertai usia lanjut yang menimbulkan makin berkembangnya pengetahuan yang
gangguan muskuloskeletal terutama adalah mempelajari mengenai lanjut usia (Ilmu
osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan Geriatri) melalui upaya preventif, promotif,
makin meningkat sejalan dengan kuratif dan, rehabilitatif dengan sendirinya
meningkatnya usia manusia. Salah satu telah mengupayakan agar para lanjut usia
penyakit yang berhubungan dengan nyeri dapat menikmati masa tua yang bahagia dan
pada persendian dan tulang yang biasa berguna. Dengan demikian maka aspek-aspek
dikeluhkan lansia akibat nyeri yang dirasakan yang dapat dikembangkan adalah upaya
sangat mengganggu aktivitas adalah Rematik. pencegahan agar proses menua (degeneratif)
Penyelenggaraan upaya kesehatan dapat diperlambat serta tanpa mengabaikan
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan pengobatan (kuratif) dan perlu dipulihkan
berkesinambungan melalui upaya (rehabilitatif) agar tetap mampu menjalankan
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, kehidupan sehari-hari secara mandiri. Untuk
penyembuhan penyakit dan pemulihan itu rencana hidup seharusnya sudah dirancang
kesehatan. Kemajuan dan perkembangan jauh sebelum memasuki masa lanjut usia,
ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring paling tidak individu sudah mempunyai
dengan peningkatan penderita penyakit bayangan aktivitas apa yang akan dilakukan
degeneratif yang semakin meningkat kelak sesuai dengan kemampuan dan
termasuk penyakit Reumatik. Reumatik yang minatnya. Diharapkan para lanjut usia
sering di sebut Arthritis adalah penyakit yang melakukan pola hidup sehat dengan
paling demokratis di dunia karena untuk skala mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
dunia arthritis di derita oleh hampir satu melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara
milyar orang (Gordon, 1997). benar dan teratur serta tidak merokok.
Tingkat pengenalan dan pengetahuan Dari hasil studi pendahuluan yang
reumatik memang masih dirasa sangat dilakukan peneliti pada tahun 2014 di Dusun
kurang, baik pada masyarakat awam maupun I Desa Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal
kalangan medis. Di Eropa sebagaimana didapatkan data jumlah penderita rematik
dilakukan wawancara European Publik adalah 32 Orang dan penderita rematik pada
Opinion survey ternyata sebanyak 55% bulan januari samapai dengan april 2013 .
penduduk tidak menyadari kalau penyakit Berdasarkan latar belakang diatas, maka
reumatik dapat mengurangi harapan hidup penulis tertarik untuk melakukan penelitian
penderita(Junaidi,2010). tentang ”Gambaran Pengetahuan Penderita
Pengetahuan merupakan kemampuan Rematik Tentang Perawatan Nyeri Sendi di
kognitif yang paling rendah namun sangat Dusun I Desa Sunggal Kanan Kecamatan
penting karena dapat membentuk prilaku Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.
seseorang (Notoatmodjo, 2007 dalam
Afryanti, 2009: 5). Bertambahnya Identifikasi Masalah
pengetahuan yang didapat oleh lansia dapat 1. Apakah penderita Rematik mengerti
membantu menolong dirinya sendiri atau tentang tentang perawatan nyeri sendi
orang lain dalam melakukan permasalahan 2. Bagaimanakah Pengetahuan Penderita
yang ditimbulkan oleh penyakitReumatik Rematik tentang pengertian rematik.
yang dideritanya. Setiap pengetahuan

48
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

3. Bagaimanakah pengetahuan Penderita untuk penulisan selanjutnya dan dapat


Rematik terhadap faktor-faktor yang menambah bahan kepustakan
menyebabkan penyakit rematik 3. Responden ( penderita rematik)
dampak. Sebagai bahan masukan bagi penderita
4. Bagaimanakah pengetahuan penderita rematik untuk meningkatkan
rematik terhadap tanda dan gejala pemahaman tentang perawatan nyeri
penyakit rematik. sendi.
5. Bagaimanakah pengetahuan Penderita 4. Bagi Peneliti
Rematik terhadap dampak dan Penulisan ini dapat menambah
pencegahan terjadinya rematik. wawasan, pegetahuan, dan pengalaman
bagi penulis, khususnya dalam
Pembatasan Masalah menerapkan ilmu tentang perawatan
1. Gambaran pengetahuan Penderita nyeri sendi pada penderita rematik
Rematik terhadap perawatan nyeri
sendi Kerangka Konsep
2. Pengetahuan penderita rematik tentang Kerangka konsep penelitian adalah suatu
pengertian rematik hubungan atau yang berkaitan antara konsep
3. Pengetahuan Penderita Rematik tentang yang satu terhadap konsep yang lain dari
faktor-faktor penyebab rematik masalah yang diteliti (Setiadi, 2007).
4. Pengetahuan penderita rematik tentang Pengetahuan Kriteria
tanda dan gejala rematik penderita Rematik Pengetahuan
5. Pengetahuan Penderita Rematik Tentang perawatan - Baik
Tentang dampak dan pencegahan sendi - Cukup
terjadinya rematik. - Kurang

Rumusan Masalah ( Meliono dkk, 2011)


Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Keterangan
Penderita Rematik Tentang Perawatan Nyeri : variabel yang diteliti
Sendi di Dusun I Desa Sunggal Kanan : hubungan variabel
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2015.
METODE
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Gambaran Jenis Penelitian
Pengetahuan Penderita Rematik Tentang Jenis penelitian ini adalah penelitian
Perawatan Nyeri Sendi di Dusun I Desa deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal Gambaran Pengetahuan Penderita Rematik
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Tentang Perawatan Nyeri Sendi di Dusun I
Desa Sunggal Kanan Kabupaten Deli
Manfaat Penelitian Serdang Tahun 2015.
1. Bagi Puskesmas
Untuk meningkatkan pelayanan Waktu Dan Tempat Penelitian
kesehatan kepada Penderita Rematik Penelitian ini dilakukan di Dusun I
dengan memberikan informasi yang Desa Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal
jelas dan bagaimana cara perawatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
nyeri sendi.
2. Bagi Institusi Pendidikan Populasi
Hasil penulisan ini dapat dijadikan Populasi adalah keseluruhan sumber
sumber inspirasi maupun referensi penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah Lansia yang menderita

4
9
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

rematik. (Setiadi,2007) menggunakan quesioner yang disusun


berdasarkan konsep tertulis.
Tekhnik Sampling 2. Data Sekunder
Sampling adalah suatu proses dalam Data sekunder adalah data yang
menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat diperoleh dari pihak lain atau institusi
mewakili populasi. Metode sampling yang yang secara rutin mengumpulkan data,
akan digunakan ialah insidental sampling, data ini diambil dari dusun I desa
yaitu teknik pengumpulan sampel sunggal kanan kecamatan sunggal
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang kabupaten deli serdang.
secara kebetulan bertemu dengan peneliti 3. Data Tersier
yang digunakan sebagai sampel, bila di Data tersier adalah data yang diperoleh
pandang orang yang kebetulan ditemui itu dari hasil penelitian dan jurnal yang
cocok sebagai sumber data (Setiadi, 2007). telah ada di publikasikan.
Alasan peneliti menggunakan tehnik ini
dikarenakan keterbatasan waktu dan dana Variabel Penelitian
dari peneliti Variabel dalam penelitian ini adalah
pengetahuan penderita Rematik.
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil Defenisi Operasional
dari keseluruhan obyek yang diteliti dan Pengetahuan adalah seluruh
dianggap mewakili seluruh populasi pengetahuan penderita rematik tentang
(Notoadmodjo, 2010). Sampel penelitian perawatan nyeri sendi .
sebanyak 32 orang. Penulis mengambil
kriteria/karakteristik sampel yang diteliti di Tekhnik Pengukuran
Dusun I Desa Sunggal Kanan Kecamatan Tekhnik pengukuran data yang
Sunggal Kabupaten Deli Serdang dilakukan peneliti dengan menggunakan
berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi yaitu: quesioner kepada responden yaitu 20
1. Kriteria inklusi: pertanyaan. dengan menggunakan skala
a. Penderita Rematik yang bersedia guttman yaitu apabila jawaban responden
menjadi responden. salah bernilai 0, dan apabila jawaban
b. Dapat membaca dan menulis. responden benar 1, kemudian di
c. Responden yang berdomisili di formulasikan menggunakan rumus range
Dusun I Desa Sunggal Kanan (kelas) untuk setiap interval jawaban
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli menggunakan formula strugers (Sudjana,
Serdang. 2009).
2. Kriteria eklusi
a. Penderita Rematik tidak bersedia Range = skor maksimal – skor
menjadi responden. minimal
20–7
b. Tidak dapat menulis dan membaca. 3
c. Responden yang tidak berdomisili di
Dusun I Desa Sunggal Kanan Keterangan:
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli I : interval
Serdang. Range : Skor maximal-skor minimal
K : Jumlah kelas/ kategori
Teknik Pengumpulan Data Sedangkan untuk mengetahui
1. Data Primer persentase jawaban responden melalui
Data primer adalah data yang diperoleh kriteria responden menggunakan rumus
sendiri oleh peneliti dengan melakukan Determinan oleh Setiadi (2007), yaitu:
wawancara terhadap responden dengan P = F x 100%
N
Keterangan:
50
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

P : Persentase Data Umum


F : Jumlah jawaban yang benar
N : Jumlah soal Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun I Desa
Teknik Analisa Data Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal
Rancangan analisa data hasil penelitian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
diformulasikan dengan menempuh langkah- No
Jenis
Frekuensi
Persentase
langkah yang dimulai dari: Kelamin (%)
1. Editing. Data yang diperoleh terlebih 1 Laki-laki 19 59,4
dahulu dilakukan pengeditan dengan 2 Perempuan 13 40,6
cara mengurutkan data dari skor Total 32 100
terendah sampai dengan skor tertinggi. Berdasarakan tabel di atas dapat dilihat
Kemudian diperiksa satu persatu untuk bahwa mayoritas jenis kelamin responden
memastikankelengkapandata adalah laki-laki yaitu sebanyak 19 responden
mengenai pengetahuan penderita (59,4%) dan minoritas jenis kelamin
Rematik. responden adalah perempuan yaitu sebayak
2. Coding. Data yang telah dikumpulkan 13 responden (40,6%).
kemudian dilakukan pengkodean.
3. Sorting adalah mensortir dengan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
memilih atau mengelompokkan data Berdasarkan Umur Tentang Perawatan Nyeri
menurut jenis yang dikehendaki Sendi Di Dusun I Desa Sunggal Kanan
(klasifikasi data). Kecamtan Sunggal Kabupaten Deli Serdang
4. Entry data. Jawaban yang sudah Tahun 2015
diberikan kode kategori kemudian Umur Persentase
No Frekuensi
dimasukan dalam tabel dengan cara (Tahun) (%)
menghitung frekuensi data dengan 1 50-54 2 6,3
memasukkan data dengan pengolahan 2 55-59 11 34,4
komputer. 3 60-64 15 46,9
4 >65 4 12,6
5. Cleaning. Pengecekan kembali terhadap
Total 32 100
data yang telah dukumpul dan
dilakukan analisa data. Berdasarakan tabel di atas dapat dilihat
bahwa mayoritas umur responden adalah
berumur 50-59 tahun yaitu sebanyak 15
HASIL
responden (46,9%) dan minoritas umur
responden adalah berumur 30-39 tahun yaitu
Setelah dilakukan penelitian dengan
sebayak 2 responden (16,2%).
judul gambaran pengetahuan penderita
rematik tentang perawatan nyeri sendi di
Dusun I Desa Sunggal Kanan Kecamatan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun Berdasarkan Pendidikan Tentang Perawatan
2015 terhadap 32 responden, maka disajikan Nyeri Sendi di Dusun I Desa Sunggal Kanan
dalam tabel berikut ini: Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2015.
Persentase
No Pendidkan Frekuensi
(%)
1 SD 9 28,1
2 SMP 18 56,2
3 SMA 5 15,7
Total 32 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa mayoritas pendidikan responden
adalah SMP yaitu sebanyak 18 responden

51
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

(56,2%) dan minoritas pendidikan responden Data Khusus


adalah SMA yaitu sebayak 5 responden
(15,7%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pengetahuan Tentang Perawatan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Nyeri Sendi Penderita Rematik di Dusun I
Berdasarkan Pekerjaan di Dusun I Desa Desa Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal
Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
Kabupaten Deli serdang Tahun 2015.
Persentase Persentase
No Pekerjaan F No Pengetahuan F
(%) (%)
1 Pedagang - 0 1 Baik 7 21,9
2 IRT - 0 2 Cukup 9 28,1
3 Petani 30 93,7 3 Kurang 16 50
4 PNS 2 6,3 Jumlah 32 100
Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pengetahuan responden
bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah tentang gaya hidup pada penderita rematik
petani yaitu sebanyak 30 responden (93,7%) adalah kurang yaitu sebanyak 16 responden
dan minoritas pekerjaan responden adalah (50%) dan minoritas pengetahuan responden
PNS yaitu sebayak 2 responden (6,3%). tentang adalah baik yaitu gaya hidup pada
penderita rematik sebanyak 7 responden
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden (21,9%)
Berdasarkan Sumber Informasi Yang
Diperoleh Tentang Perawatan Nyeri Sendi di PEMBAHASAN
Dusun I Desa Sunggal Kanan Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Setelah penulis melakukan penelitian
dengan mengumpulkan data melalui uji test
Persentase dan melakukan tekhnik analisa data yang
No Sumber Informasi F
(%) dilakukan oleh kepada responden di Dusun I
1 Petugas kesehatan 21 65,6 Desa Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal
2 Tetangga/orang lain 6 18,8 Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:
Media
3 5 15,6
cetak/elektronik
Pengetahuan Penderita Rematik Tentang
Jumlah 32 100
Perawatan Nyeri Sendi di Dusun I Desa
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal
bahwa mayoritas sumber informasi yang Tahun 2015
diperoleh responden mengenai perawatan Pengetahuan adalah merupakan hasil
nyeri sendi pada penderita hipertensi adalah tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 21 pengindraan terhadap objek tertentu.
responden (65,6%) dan minoritas sumber Pengindraan terjadi melalui panca indra
informasi yang diperoleh responden adalah manusia yaitu indra penglihatan,
dari media cetak yaitu sebayak 5 responden pendengaraan, penciuman, rasa, dan raba.
(15,6%). Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmojo, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 32 responden bahwa hasil
penelitian menunjukkan pengetahuan
responden tentang gaya hidup sehat di dusun
1Desa sunggal kanan kecamatan sunggal
adalah mayoritas berpengetahuan kurang
5
2
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

yaitu sebanyak yaitu sebanyak 16 responden Desa Sunggal kanan adalah mayoritas
(50%) dan minoritas pengetahuan responden kelompok umur 50-64 tahun yaitu sebanyak
tentang Perawatan nyeri sendi gaya pada 15 responden (46,9%) dan minoritas umur
penderita rematik adalah baik yaitu sebanyak responden adalah berumur 50-54 tahun yaitu
7 responden (21,9%). Menurut asumsi sebayak 2 responden (16,2%).Hal ini sesuai
peneliti tingkat pengetahuan keluarga masih dengan pendapat Sutomo ( 2009 ), yang
kurang disebabkan oleh tingkat pendidikan menyatakan pertambahan usia dapat
masyarakat yang masih rendah yaitu dari meningkatkan resiko terjadinya penyakit
hasil penelitian bahwa mayoritas responden hipertensi. Hal ini terjadi akibat perubahan
dengan tingkat pendidikan lulusan SMP yaitu alami pada jantung, pembuluh darah dan
sebanyak 18 responden (56,2%) dan juga hormon. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
terdapat lulusan SMA yaitu ditunjukan dari dari jawaban hasil kuesioner yang diperoleh.
hasil penelitian yaitu sebayak 5 responden Menurut asumsi peneliti faktor lain yang
(15,7%). Menurut peneliti apabila semakin mempengaruhi kurangnya pengetahuan
tinggi pendidikan responden ini akan responden tentang gaya hidup sehat bagi
mempengaruhi pengetahuan responden. Hal penderita hipertensi adalah pekerjaan
ini sesuai dengan teori Notoadmojo (2010) responden. Dalam melakukan penelitian
bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi peneliti melihat bahwa keluarga sibuk bekerja
oleh pendidikan seseorang. dari pagi hari sampai sore hari bahkan sampai
Pendidikan adalah suatu usaha untuk malam hari untuk mencari nafkah agar dapat
mengembangkan kepribadian dan menafkahi keluarga. Dari hasil penelitian
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan yang dilakukan bahwa mayoritas pekerjaan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan responden adalah petani yaitu sebanyak 32
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi responden (93,7%). Responden tidak
pendidikan seseorang makin mudah orang memiliki waktu untuk mencari atau
tersebut untuk menerima informasi. Dengan menambah ilmu pengetahuan tentang
pendidikan tinggi maka seseorang akan penyakit yang ada di keluarga.
cenderunng untuk mendapatkan informasi Maka diharapkan bagi penderita yang
baik dari orang lain maupun dari media berpengetahuan kurang agar lebih aktif
massa. Semakin banyak informasi yang mencari informasi tentang gaya hidup sehat
masuk semakin banyak pula pengetahuan pada penderita rematik secara keseluruhan.
yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan Informasi yang diperoleh baik dari
sangat erat kaitannya dengan pendidikan pendidikan formal maupun non formal dapat
dimana diharapkan seseorang dengan memberikan pengaruh jangka pendek
pendidikan tinggi maka orang tersebut akan (immediate impact) sehingga menghasilkan
semakin luas pengetahuannya. Namun perlu perubahan atau peningkatan pengetahuan.
ditekankan bahwa seorang yang Majunya teknologi akan tersedia bermacam-
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak macam media massa yang dapat
pengetahuan rendah pula. Peningkatan mempengaruhi pengetahuan masyarakat
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di tentang inovasi baru. Sebagai sarana
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat komunikasi, berbagai bentuk media massa
diperoleh pada pendidikan non formal. seeperti televisi, radio, surat kabar, dan
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek majalah mempunyai pengaruh besar terhadap
juga mengandung dua aspek yaitu aspek pembentukan opini dan kepercayaan orang.
poositif dan negatif. Kedua objek tertentu. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
Semakin banyak aspek positif dari obyek pokoknya, media massa membawa pula
yang diketahui, akan menimbulkan sikap pesan-pesan berisi sugesti yang dapat
positif terhadap objek tersebut. mengarahkan opini seseorang. Adanya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi baru mengenai sesuatu hal
mayoritas umur penderita rematik di Dusun I memberikan landasan kognitif baru bagi

5
3
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

terbentuknya pengetahuan terhadap hal SARAN


tersebut.
Dalam melakukan penelitian terdapat 1. Institusi Pendidikan
masalah kelemahan yaitu pengambilan Hendaknya institusi pendidikan terus -
sampel yang tidak homogen seperti, menerus memberikan pengajaran kepada
pendidikan yang tidak sederajat, usia yang mahasiswa/mahasiswi khususnya
bervariasi, jenis kelamin yang berbeda, tentang perawatan nyeri sendi pada
pekerjaan yang berbeda dan pertanyaan yang penderita rematik sehingga dapat
bervariasi setiap sub, sehingga data memberikan pelayanan yang baik
pengetahuan yang diperoleh juga bervariasi kepada masyarakat.
pada setiap responden. Dari uraian di atas 2. Bagi Pelayanan Kesehatan
dapat diketahui bahwa responden yang Bagi petugas kesehatan yang berada di
berpengetahuan baik mendapat informasi Dusun I desa sunggal kanan kecamatan
tentang perawatan nyeri sendi bagi penderita sunggaldiharapkanagarlebih
rematik dari tenaga kesehatan dan media memberikan pendidikan ataupun
yang benar, sedangkan responden yang informasi kesehatan yang lebih lengkap
memiliki pengetahuan kurang tentang tentang perawatan nyeri sendi pada
perawatan nyeri sendi harus mencari pederita rematik.
informasi dan tidak menganggap sepele 3. Bagi Responden
penyakit rematik. Bagi keluarga diharapkan agar lebih
aktif untuk mencari informasi tentang
KESIMPULAN hipertensi baik dari media maupun
petugas kesehatan, salah satunya dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah datang ke Puskesmas.
dilakukan, maka diperoleh kesimpulan 4. Bagi peneliti selanjutnya
sebagai berikut: Diharapkan dapat melanjutkan penelitian
Pengetahuan tentang perawatan nyeri tentang perawatan Nyeri Sendi pada
sendi pada penderita rematik di dusun I Desa penderita rematik dengan cakupan
Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal adalah sampel yang lebih besar serta dapat
kurang yaitu dari hasil penelitian yang menggunakan teknik penelitian lain
dilakukan terhadap 32 responden bahwa hasil misalnya eksperimental, tidak terbatas
penelitian menunjukkan pengetahuan hanya deskriptif saja, dan menggunakan
responden tentang perawatan nyeri sendi sampel yang lebih banyak.
pada penderita rematik mayoritas
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 DAFTAR PUSTAKA
responden (50%) dan minoritas pengetahuan
responden tentang perawatan nyeri sendi Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011).
pada penderita rematik adalah baik yaitu Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta:
sebanyak 7 responden (21,9%). Pengetahuan Graha Ilmu.
responden masih kurang disebabkan oleh
rendahnya tingkat pendidikan responden Brunner dan Suddarth. (2003). Buku Ajar
yaitu mayoritas SMP dan juga faktor lain Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
adalah pekerjaan responden yaitu sebagai Fitriani. (2009). Perubahan Pada Lansia.
petani, responden sibuk untuk bekerja http://health.detik.com//2013/11/22/
sehingga tidak memiliki waktu untuk mencari perubahan-pada-lansia. diakses tanggal
pengetahuan tentang perawatan nyeri sendi 22 November 2013. 17:00.
pada penderita rematik. Kemenkes RI. (2012). Riset Penelitian
Kesehatan. Dibuka pada tanggal 10
Maret 2014. Melalui http//Riset-
penelitian-kesehatan,//mail/go.id.

5
4
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016

Kisworo. (2008). Rematik. Yogyakarta: Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan


Fitramaya. Metodologi Penelitian Ilmu
Maryam, et al. (2011). Mengenal Usia Lanjut Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Purwoastuti, Endang. (2009). Waspadai
Medika. Gangguan Rematik. Yogyakarta:
Notoatmodjo. (2010). Pendidikan Dan Kanisius.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Riduan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-
Cipta. variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Cipta.

55

Anda mungkin juga menyukai