235-Article Text-474-1-10-20191218
235-Article Text-474-1-10-20191218
1, Februari 2016
Penelitian
GAMBARAN PENGETAHUAN PENDERITA REMATIK
TENTANG PERAWATAN NYERI SENDI DI DUSUN I DESA
SUNGGAL KANAN KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI
SERDANGTAHUN 2015
E-mail: labanria@gmail.com
ABSTRAK
Rematik merupakan penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang sekitar sendi.
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 yang dilaporkan oleh World Health Organization (WHO)
adalah mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-10% adalah mereka
yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun. Tujuan Penelitian adalah
Mengetahui pengetahuan penderita rematik tentang perawatan nyeri sendi di dusun I desa sunggal kanan
kecamatan sunggal kabupaten deli serdang tahun2015. Metode Penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ada 32. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi, dengan jumlah responden 32 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling. Instrumen yang digunakan berupa checklist. Analisa data yang digunakan menggunakan
analisa univariat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 responden bahwa hasil
penelitian menunjukkan adalah mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak yaitu sebanyak 16
responden (50%) dan minoritas pengetahuan responden tentang perawatan nyeri sendi pada penderita
rematik adalah baik yaitu sebanyak 7 responden (21,9%). Menurut asumsi peneliti tingkat pengetahuan
penderita rematik masih kurang disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah yaitu
dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden dengan tingkat pendidikan lulusan SMP yaitu sebanyak
18 responden (56,2%) dan juga terdapat lulusan SMA yaitu ditunjukan dari hasil penelitianyaitu sebayak
5 responden (15,7%).
terapi utama untuk mengurangi efek dari Organization (WHO) adalah mencapai 20%
rematik ataupun pegal linu. Obat dari penduduk dunia yang telah terserang
rematik/pegal linu merupakan penghilang rematik, dimana 5-10% adalah mereka yang
rasa sakit yang secara umum dikategorikan berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka
sebagai obat anti-inflamasi non- steroid yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Data
(OAINS), reumatik merupakan suatu pelayanan kesehatan tahun ketahun
penyakit yang menyerang sendi, mengenai menunjukkan proporsi kasus rematik di Jawa
siapa saja yang rentan terkena penyakit Tengah mengalami peningkatan dibanding
reumatik, hal itu tentu saja tergantung pada kasus penyakit tidak menular. Secara
jenis reumatik. Adapun klasifikasi Reumatik keseluruhan pada tahun 2007 proporsi kasus
dapat dikelomokan kedalam beberapa penyakit rematik sebesar 17,34% meningkat
golongan yaitu , Osteoartritis ,Artritis menjadi 29,35% pada tahun 2008. Kemudian
rematoid, Olimialgia Reumatik, Artritis Gout pada tahun 2009 mengalami peningkatan
(Pirai). menjadi 39,47% (Wiyono, 2010).
Dampak dari keadaan ini dapat Peningkatan proporsi jumlah lansia
mengancam jiwa penderitanya atau hanya tersebut perlu mendapatkan perhatian karena
menimbulkan gangguan kenyamanan dan kelompok lansia merupakan kelompok
masalah yang disebabkan oleh penyakit beresiko tinggi yang mengalami berbagai
rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang masalah kesehatan khususnya penyakit
tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal degeratif (Depkes RI, 2012).
yang paling ditakuti yaitu menimbulkan Penduduk lansia pada umumnya banyak
kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan mengalami penurunan akibat proses alamiah
aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek yaitu proses menua (Aging) dengan adanya
sistemik yang tidak jelas tetapi dapat penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun
menimbulkan kegagalan organ dan kematian sosial yang saling beriteraksi (Nugroho,
atau mengakibatkan masalah seperti rasa 2010). Permasalahan yang berkembang
nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra memiliki keterkaitan dengan perubahan
diri serta resiko tinggi terjadi cidera kondisi fisik yang menyertai lansia.
(Kisworo, 2010). Perubahan kondisi fisik pada lansia
Diperkirakan tahun 2020 jumlah diantaranya adalah menurunnya kemampuan
penduduk lansia di Indonesia sebesar 24 juta muskuloskeletal kearah yang lebih buruk.
jiwa atau 9,77 % dari total jumlah penduduk. Penurunan fungsi muskuloskeletal
Menurut Depkes RI (2007), rata-rata usia menyebabkan terjadinya perubahan secara
harapan hidup tertinggi adalah di Jepang degeneratif yang dirasakan dengan keluhan
yaitu 80,93 tahun (pria 77,63 tahun dan nyeri (Christensen, 2011), kekakuan,
wanita 84,41 tahun), Amerika Serikat 77,14 hilanganyagerakan dan tanda-tanda inflamasi
tahun (pria 74,37 tahun dan wanita 80,05 seperti nyeri tekan, disertai pula dengan
tahun), sedangkan penduduk lansia di pembengkakan yang mengakibatkan
Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan terjadinya gangguan imobilitas. Dari hasil
mencapai 11,34% atau tercatat 28,8 juta studi tentang kondisi sosial ekonomi dan
orang dari populasi. Dalam Rancangan kesehatan lansia yang dilaksanakan Komnas
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Lansia tahun 2006, diketahui bahwa penyakit
(RPJMN), UHH Indonesia meningkat dari terbanyak yang diderita lansia adalah
66,2 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6 penyakit sendi (52,3%), penyakit-penyakit
tahun pada tahun 2009. Dengan sendi ini merupakan penyebab utama
meningkatnya UHH, maka populasi disabilitas pada lansia (Pusat Komunikasi
penduduk lansia mengalami peningkatan Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
bermakna (Depkes RI, 2012). Kesehatan, 2010). Diperkirakan pada tahun
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 2025 lebih dari 35 % akan mengalami
yang dilaporkan oleh World Health
4
7
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016
kelumpuhan akibat kerusakan tulang dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai
sendi (Handono&Isbagyo, 2005). apa, bagaimana, dan untuk apa pengetahuan
Banyak penyakit yang terjadi pada lansia disusun.
dipengaruhi oleh proses penuaan, usia, status Pengetahuan merupakan fungsi dari
pekerjaan , makanan dan aktivitas fisik sikap, menurut fungsi ini manusia
adalah penyakit hifertensi, diabetes mellitus, mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu,
kardivaskuler dan penyakit Rematik. Salah untuk mencapai penalaran dan untuk
satu golongan penyakit reumatik yang sering mengorganisasikan pengalaman. Dengan
menyertai usia lanjut yang menimbulkan makin berkembangnya pengetahuan yang
gangguan muskuloskeletal terutama adalah mempelajari mengenai lanjut usia (Ilmu
osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan Geriatri) melalui upaya preventif, promotif,
makin meningkat sejalan dengan kuratif dan, rehabilitatif dengan sendirinya
meningkatnya usia manusia. Salah satu telah mengupayakan agar para lanjut usia
penyakit yang berhubungan dengan nyeri dapat menikmati masa tua yang bahagia dan
pada persendian dan tulang yang biasa berguna. Dengan demikian maka aspek-aspek
dikeluhkan lansia akibat nyeri yang dirasakan yang dapat dikembangkan adalah upaya
sangat mengganggu aktivitas adalah Rematik. pencegahan agar proses menua (degeneratif)
Penyelenggaraan upaya kesehatan dapat diperlambat serta tanpa mengabaikan
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan pengobatan (kuratif) dan perlu dipulihkan
berkesinambungan melalui upaya (rehabilitatif) agar tetap mampu menjalankan
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, kehidupan sehari-hari secara mandiri. Untuk
penyembuhan penyakit dan pemulihan itu rencana hidup seharusnya sudah dirancang
kesehatan. Kemajuan dan perkembangan jauh sebelum memasuki masa lanjut usia,
ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring paling tidak individu sudah mempunyai
dengan peningkatan penderita penyakit bayangan aktivitas apa yang akan dilakukan
degeneratif yang semakin meningkat kelak sesuai dengan kemampuan dan
termasuk penyakit Reumatik. Reumatik yang minatnya. Diharapkan para lanjut usia
sering di sebut Arthritis adalah penyakit yang melakukan pola hidup sehat dengan
paling demokratis di dunia karena untuk skala mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
dunia arthritis di derita oleh hampir satu melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara
milyar orang (Gordon, 1997). benar dan teratur serta tidak merokok.
Tingkat pengenalan dan pengetahuan Dari hasil studi pendahuluan yang
reumatik memang masih dirasa sangat dilakukan peneliti pada tahun 2014 di Dusun
kurang, baik pada masyarakat awam maupun I Desa Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal
kalangan medis. Di Eropa sebagaimana didapatkan data jumlah penderita rematik
dilakukan wawancara European Publik adalah 32 Orang dan penderita rematik pada
Opinion survey ternyata sebanyak 55% bulan januari samapai dengan april 2013 .
penduduk tidak menyadari kalau penyakit Berdasarkan latar belakang diatas, maka
reumatik dapat mengurangi harapan hidup penulis tertarik untuk melakukan penelitian
penderita(Junaidi,2010). tentang ”Gambaran Pengetahuan Penderita
Pengetahuan merupakan kemampuan Rematik Tentang Perawatan Nyeri Sendi di
kognitif yang paling rendah namun sangat Dusun I Desa Sunggal Kanan Kecamatan
penting karena dapat membentuk prilaku Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.
seseorang (Notoatmodjo, 2007 dalam
Afryanti, 2009: 5). Bertambahnya Identifikasi Masalah
pengetahuan yang didapat oleh lansia dapat 1. Apakah penderita Rematik mengerti
membantu menolong dirinya sendiri atau tentang tentang perawatan nyeri sendi
orang lain dalam melakukan permasalahan 2. Bagaimanakah Pengetahuan Penderita
yang ditimbulkan oleh penyakitReumatik Rematik tentang pengertian rematik.
yang dideritanya. Setiap pengetahuan
48
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016
4
9
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016
51
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016
yaitu sebanyak yaitu sebanyak 16 responden Desa Sunggal kanan adalah mayoritas
(50%) dan minoritas pengetahuan responden kelompok umur 50-64 tahun yaitu sebanyak
tentang Perawatan nyeri sendi gaya pada 15 responden (46,9%) dan minoritas umur
penderita rematik adalah baik yaitu sebanyak responden adalah berumur 50-54 tahun yaitu
7 responden (21,9%). Menurut asumsi sebayak 2 responden (16,2%).Hal ini sesuai
peneliti tingkat pengetahuan keluarga masih dengan pendapat Sutomo ( 2009 ), yang
kurang disebabkan oleh tingkat pendidikan menyatakan pertambahan usia dapat
masyarakat yang masih rendah yaitu dari meningkatkan resiko terjadinya penyakit
hasil penelitian bahwa mayoritas responden hipertensi. Hal ini terjadi akibat perubahan
dengan tingkat pendidikan lulusan SMP yaitu alami pada jantung, pembuluh darah dan
sebanyak 18 responden (56,2%) dan juga hormon. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
terdapat lulusan SMA yaitu ditunjukan dari dari jawaban hasil kuesioner yang diperoleh.
hasil penelitian yaitu sebayak 5 responden Menurut asumsi peneliti faktor lain yang
(15,7%). Menurut peneliti apabila semakin mempengaruhi kurangnya pengetahuan
tinggi pendidikan responden ini akan responden tentang gaya hidup sehat bagi
mempengaruhi pengetahuan responden. Hal penderita hipertensi adalah pekerjaan
ini sesuai dengan teori Notoadmojo (2010) responden. Dalam melakukan penelitian
bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi peneliti melihat bahwa keluarga sibuk bekerja
oleh pendidikan seseorang. dari pagi hari sampai sore hari bahkan sampai
Pendidikan adalah suatu usaha untuk malam hari untuk mencari nafkah agar dapat
mengembangkan kepribadian dan menafkahi keluarga. Dari hasil penelitian
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan yang dilakukan bahwa mayoritas pekerjaan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan responden adalah petani yaitu sebanyak 32
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi responden (93,7%). Responden tidak
pendidikan seseorang makin mudah orang memiliki waktu untuk mencari atau
tersebut untuk menerima informasi. Dengan menambah ilmu pengetahuan tentang
pendidikan tinggi maka seseorang akan penyakit yang ada di keluarga.
cenderunng untuk mendapatkan informasi Maka diharapkan bagi penderita yang
baik dari orang lain maupun dari media berpengetahuan kurang agar lebih aktif
massa. Semakin banyak informasi yang mencari informasi tentang gaya hidup sehat
masuk semakin banyak pula pengetahuan pada penderita rematik secara keseluruhan.
yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan Informasi yang diperoleh baik dari
sangat erat kaitannya dengan pendidikan pendidikan formal maupun non formal dapat
dimana diharapkan seseorang dengan memberikan pengaruh jangka pendek
pendidikan tinggi maka orang tersebut akan (immediate impact) sehingga menghasilkan
semakin luas pengetahuannya. Namun perlu perubahan atau peningkatan pengetahuan.
ditekankan bahwa seorang yang Majunya teknologi akan tersedia bermacam-
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak macam media massa yang dapat
pengetahuan rendah pula. Peningkatan mempengaruhi pengetahuan masyarakat
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di tentang inovasi baru. Sebagai sarana
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat komunikasi, berbagai bentuk media massa
diperoleh pada pendidikan non formal. seeperti televisi, radio, surat kabar, dan
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek majalah mempunyai pengaruh besar terhadap
juga mengandung dua aspek yaitu aspek pembentukan opini dan kepercayaan orang.
poositif dan negatif. Kedua objek tertentu. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
Semakin banyak aspek positif dari obyek pokoknya, media massa membawa pula
yang diketahui, akan menimbulkan sikap pesan-pesan berisi sugesti yang dapat
positif terhadap objek tersebut. mengarahkan opini seseorang. Adanya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi baru mengenai sesuatu hal
mayoritas umur penderita rematik di Dusun I memberikan landasan kognitif baru bagi
5
3
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016
5
4
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2, No. 1, Februari 2016
55