Anda di halaman 1dari 39

PERBEDAAN PEMAKAIAN SIKAT GIGI BULU HALUS

(SOFT), SEDANG (MEDIUM) DAN KERAS (HARD)


TERHADAP DEBRIS INDEKS PADA MURID SD N 2, 3 DAN 5
JEPON
HALAMAN SAMPUL
Usulan Karya Tulis Ilmiah
Diajukan kepada
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kesehatan Gigi

Disusun oleh:
AGILIA WIDINATA
NIM : P1337425119066

PROGRAM STUDI D III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Agilia Widinata NIM. P1337425119066. Dengan judul
“Perbedaan Pemakaian Sikat Gigi Bulu Halus (Soft), Sedang (Medium) dan Keras
(Hard) Terhadap Debris Indeks pada SD N 2, 3 Dan 5 Jepon” telah diperiksa dan
disetujui untuk diuji.

Semarang,

Pembimbing I

Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T, M.Kes


NIP. 197403301994031002

Pembimbing II

Rose Asni Latifah, S.ST.MTr.Kes


NIK. 199504190185

ii
LEMBAR PENGESAHAN
Usulan Karya Tulis Ilmiah oleh Agilia Widinata NIM P1337425119066. Dengan
judul “Perbedaan Penggunaan Sikat Gigi Bulu Halus (Soft), Sedang (Medium) dan
Kasar (Hard) terhadap debris indeks pada murid SD N 2, 3 dan 5 Jepon” telah
dipertahankan di depan Tim Penguji.
Tim Penguji

Wahyu Jati Dyah U, S.ST, M.Tr.Kes Evaluator


NIP. 198705232010122004

Sulur Joyo Sukendro, S. SiT, M.Kes Penguji I


NIP. 1974033011994031002

Rose Asni Latifah, S.ST.MTr.Kes Penguji II


NIK. 199504190185

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid)


NIP. 197001051991012001

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................6
A. Telaah Pustaka.......................................................................................................6
B. Kerangka Konsep..................................................................................................18
C. Pertanyaan Penelitian..........................................................................................19
BAB III............................................................................................................................20
METODE PENELITIAN.................................................................................................20
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................20
B. Subjek Penelitian..................................................................................................20
C. Identifikasi Variabel..............................................................................................21
D. Devinisi Operasional Variabel...............................................................................22
E. Instrument/ Alat Ukur Penelitian.........................................................................26
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.........................................................................26
G. Analisis Data.........................................................................................................28
H. Jadwal Penelitian..................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
LAMPIRAN.....................................................................................................................32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan lain karena akan mempengaruhi kesehatan
keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang memiliki fungsi
untuk mengunyah, berbicara, dan mempertahankan bentuk muka, sehingga
menjaga kesehatan gigi sedini mungkin sangat penting, agar dapat bertahan
lama dalam dalam rongga mulut. Kesehatan mulut berarti bebas dari kanker
tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi,
kehilangan gigi dan penyakit lainnya, sehingga terjadi gangguan yang
membatasi dalam menggigit, mengunyah, berbicara, dan kesejahteraan
psikososial Agar terhindar dari gangguan tersebut,maka kita harus menjaga
kesehatan gigi dan mulut (WHO, 2012). .
Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut maka hal yang harus
diperhatikan salah satunya yaitu dengan cara menyikat gigi. Tetapi warga
Indonesia belum terbiasa dengan menyikat gigi secara tepat. Berdasarkan
Riskesdas 2018 menyikat gigi adalah kegiatan membersihkan gigi
menggunakan sikat gigi atau alat lain dengan atau tanpa pasta gigi. Perilaku
benar dalam menyikat gigi yaitu setiap hari, minimal dua kali sehari, sesudah
sarapan dan sebelum tidur malam. Menurut Riskesdas di Indonesia terdapat
94.5% yang menyikat gigi setiap hari. Tetapi hanya 2.8% yang menyikat gigi
dengan benar (Kemenkes, 2018). Salah satu upaya untuk meningkatkan
persentase menyikat gigi yang benar adalah dengan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang alat yang digunakan untuk menyikat gigi salah satunya
yaitu sikat gigi (Ambarwati dkk, 2017).
Sikat gigi yang beredar saat ini bermacam-macam variasi dalam hal
bentuk, ukuran, kekakuan bulu sikat gigi. Umumnya bulu sikat gigi terdiri
dalam 3 jenis yaitu halus (soft), sedang (medium), dan keras (hard). Kekakuan
bulu sikat ini berpengaruh dalam pembersihan gigi. Kekakuan bulu sikat

1
2

tersebut ditentukan oleh ketebalan dan panjang bulunya. Tebal atau tidaknya
bulu maka Kekakuan makin meningkat dan memiliki efek pembersih yang
berbeda (Ambarwati dkk, 2017).
Menyikat gigi berpengaruh terhadap kebersihan gigi dan mulut seorang.
Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi gigi yang tidak terdapat sisa makanan
atau deposit lunak yang menempel pada gigi (Debris), untuk pengukuran dapat
dinilai dengan alat ukur debris indeks. Tingkat kebersihan seseorang dapat
berubah dengan adanya menyikat gigi secara tepat dan benar (Ambarwati dkk,
2017).
Menyikat gigi lebih ideal diajarkan pada anak usia sekolah dasar agar
dapat melatih kemampuan motorik seorang anak. Potensi menyikat secara baik
dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut. Berhasilnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga
dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode menyikat gigi, serta frekuensi
dan waktu penyikatan gigi yang tepat. Kelompok anak usia sekolah dasar ini
termasuk kelompok rentan untuk terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut,
sehingga perlu diwaspadai atau dikelola secara baik dan benar (Gopdianto, dkk
2014).
Kelompok anak usia sekolah dasar termasuk kelompok rentan karena
kelalaian menyikat gigi bagi murid sekolah dasar akan berdampak pada
kebersihan gigi dan mulut yang buruk sehingga akan memicu masalah
kesehatan gigi seperti karies gigi yang rentan terjadi kelompok anak sekolah
dasar, gigi geligi murid pada periode gigi bercampur. Murid sekolah dasar
merupakan kelompok usia yang kritis terhadap terjadinya karies gigi dan
mempunyai sifat khusus yaitu transisi pergantian gigi susu ke gigi permanen.
(Cahyati, 2013).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 02 Desember 2021 pada
anak usia sekolah dasar di daerah Jepon Kabupaten Blora, didapatkan hasil
bahwa kebersihan gigi anak kurang. 7 dari 10 anak mengalami gigi berlubang.
Menurut salah satu guru di sekolah dasar, mereka menggunakan sikat gigi yang
memiliki ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran rahang mereka dan
menggunakan jenis sikat yang bervariasi.

2
3

Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


lebih lanjut mengenai perbedaan pemakaian sikat gigi bulu halus (soft),sedang
(medium),dan keras (hard) terhadap debris indeks pada Murid SD N 2, 3 dan 5
Jepon.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu “Bagaimana perbedaan pemakaian sikat gigi bulu halus
(soft),sedang (medium),dan keras (hard) terhadap debris indeks pada murid SD
N 2, 3 dan 5 Jepon?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan penggunaan sikat gigi bulu halus
(soft),sedang (medium) dan keras (hard) terhadap debris indeks pada
murid SD N 2, 3 dan 5 Jepon Kabupaten Blora.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui skor debris sebelum dan sesudah menyikat gigi
dengan menggunakan sikat gigi halus (soft)
b. Untuk mengetahui skor debris sebelum dan sesudah menyikat gigi
dengan menggunakan sikat gigi sedang (medium)
c. Untuk mengetahui skor debris sebelum dan sesudah menyikat gigi
dengan menggunakan sikat gigi kasar (hard)
d. Untuk mengetahui rata-rata skor debris sebelum dan sesudah menyikat
gigi menggunakan soft, medium dan hard

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membuka pengetahuan murid tentang
pemakaian sikat gigi berbulu halus, medium dan keras terhadap pengaruh
penurunan debris di SD N 2, 3 dan 5 Jepon, sehingga kedepannya skor
debris dapat turun dengan adanya penelitian ini.
4

2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam memberi
edukasi tentang pemakaian sikat gigi berbulu soft, medium dan hard.
b. Bagi Akademik
Menambah data dan riset khususnya pada perpustakaan Politeknik
Kesehatan Semarang tentang perbedaan pemakaian sikat gigi bulu
halus (soft), sedang (medium) dan keras (hard) terhadap debris indeks.
c. Bagi siswa/i SD N 2, 3 dan 5 Jepon
Menambah informasi dan pengetahuan dalam memilih jenis bulu sikat
yang dianjurkan untuk membersihkan gigi terutama dari debris.

E. Penjelasan Keaslian Penelitian


Berdasarkan referensi yang sudah ada, penelitian dengan judul
”Perbedaan Pemakaian Sikat Gigi Bulu Halus (Soft), Sedang (Medium) dan
Keras (Hard) Terhadap Debris Indeks pada SD N 2, 3 Dan 5 Jepon”
merupakan penelitian sejenis. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Penjelasan Keaslian
No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Fahmi Gambaran Rata-rata selisih debris sebelum


Fadhilah Kekerasan Bulu dan sesudah menyikat gigi dengan
Pasyah Sikat Gigi Terhadap bulu halus sebesar 1, 60, bulu
Penurunan Debris sedang 1,57 dan bulu kasar 1,34 .
Indeks Pada Siswa/I
Sikat gigi bulu hard lebih efektif
Kelas VIII-1 SMPN
mengurangi debris indeks.
3 Perbaungan

2 Mashita Gambaran Bulu sikat gigi medium lebih


Ika Penggunaan sikat efektif menurunkan jumlah debris
Wulandari gigi berdasarkan daripada bulu sikat soft.
kekerasan bulu sikat
5

dalam
Membersihkan
Debris

3 Grace Gambaran Rata-rata penurunan debris


Devina Penggunaan Sikat sesudah dilakukan sikat gigi
Febriani Gigi yang Berbulu dengan bulu soft yaitu sebesar 0,8
Gea Soft dengan Sikat dan menggunakan bulu medium
Gigi yang Berbulu yaitu sebesar 1,03.
Medium Terhadap
Sikat gigi bulu medium lebih
Manfaat
efektif membersihkan debris
Menghilangkan
indeks.
Debris pada Kelas V
SD Yayasan
Anastasia

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu/sebelumnya yaitu:


1. Perbedaan jenis penelitian
2. Perbedaan lokasi
3. Perbedaan sasaran
4. Perbedaan pengambilan sampel
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Menyikat Gigi
a. Alat dan Bahan Menyikat Gigi
Sebelum menyikat gigi, sebaiknya mengetahui alat dan bahan
yang digunakan untuk menyikat gigi, diantaranya sebagai berikut:
1) Sikat gigi
Sikat gigi merupakan alat yang umum digunakan untuk
membersihkan gigi yang berbentuk kecil dengan pegangan.
Menurut sejarah, sikat gigi merupakan salah satu alat paling tua
yang masih digunakan manusia sampai saat ini (Senjaya, 2013).
Sebelum menyikat gigi harus memperhatikan ukuran sikat
gigi yang benar sesuai ukuran rahang seperti anak-anak
menggunakan sikat gigi untuk anak-anak dan dewasa
menggunakan sikat gigi untuk dewasa. Disarankan untuk
menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut, karena fleksibel dan
efektif membersihkan lekukan dan daerah yang sulit dijangkau.
Setiap orang juga harus memiliki sikat gigi pribadi, tidak boleh
bergantian dengan keluarga lainnya agar tidak tertular suatu
penyakit (Sariningsih, 2012).
2) Pasta gigi
Pasta gigi yang mengandung fluoride berperan untuk
melindungi gigi dari karies. Penggunaan secara teratur pasta gigi
mengandung fluor dapat membantu menurunkan kejadian karies
gigi sebesar 15-30%. Bahkan fluoride dapat memperbaiki
kerusakan gigi sampai batas-batas tertentu dengan cara mengganti
mineral gigi yang hilang akibat erosi dan asam. Menggunakan
pasta gig tidak perlu terlalu banyak, cukup gunakan pasta gigi
dengan ukuran butir kacang tanah (Sariningsih, 2012).
7

Hal yang paling penting bukan banyak pasta gigi yang


digunakan tetapi cara menyikat gigi yang benar. Sikat gigi saat
dalam keadaan kering, diberi pasta gigi. Sebelum menyikat gigi
sudah berkumur terlebih dahulu, sehingga gigi dalam keadaan
basah. Setelah itu baru menyikat gigi. Sikat gigi tidak boleh diberi
air, karena bila diberi pasta gigi, maka pasta gigi akan masuk ke
dalam bulu sikat. Pada tujuannya untuk membersihkan gig bukan
mengotori gigi (Sariningsih, 2012).
b. Syarat Sikat Gigi
Syarat sikat gigi yang baik sebagai berikut:
1) Tangkai
Tangkai yang digunakan lurus dan mudah dipegang
(Machfoedz, 2013). Sedangkan menurut Alamsyah (2014) sikat
gigi manual memiliki bentuk yang lurus, konkaf dan konveks
yaitu antara pegangan dengan kepala sikat maupun bulu-bulu
sikatnya sendiri tidak membentuk sudut (lurus).
2) Kepala sikat
Sikat gigi yang digunakan harus kecil. Ukuran sama dengan
jumlah lebar empat gigi bawah. Jika terlalu besar, sikat tidak bisa
menjangkau daerah sempit dan dalam (Machfoedz, 2013).
3) Bulu sikat
Menurut Faisal 2015 bulu sikat yang digunakan lembut
tetapi harus cukup kuat dan memiliki ujung yang membulat.
Sedangkan menurut Purnomowati (2017) sikat gigi khusus
orthodontic didesain khusus dengan baris-baris tengah bulu sikat
lebih pendek dibandingkan dengan bulu sikat pada kedua
pinggirnya.
c. Kekerasan Bulu Sikat
Derajat kekerasan bulu sikat merupakan suatu faktor yang
berhubungan dengan efek pembersihan gigi. Kekerasan bulu sikat
ditentukan oleh ketebalan dan panjang bulu sikat. Tebal atau
pendeknya bulu maka kekakuan makin meningkat dan efek
8

pembersihannya juga berbeda-beda. Setiap merek sikat gigi terbagi


menjadi 3 jenis berdasarkan kehalusan dan kekerasan bulu sikat yaitu
halus (soft), sedang (medium), keras (hard). Namun memiliki
keefektifan dalam menghilangkan plak yang berbeda. Pada umumnya
anak-anak belum menyadari efektifitas pada setiap jenis sikat gigi,
tetapi dianjurkan memakai sikat gigi yang berbulu halus soft dan sikat
gigi yang berbulu sedang medium (Hamsar, 2013).
d. Pengertian Menyikat gigi
Menyikat gigi adalah cara untuk membersihkan deposit lunak
yang ada di permukaan gigi dan gusi dan merupakan salah satu
tindakan preventif dalam mencapai kebersihan gigi dan mulut yang
optimal (Megananda dkk, 2010).
e. Teknik Menyikat Gigi
Teknik menyikat gigi dibagi menjadi 6 berdasarkan gerakan
yang dilakukan, diantaranya:
1) Teknik vertikal
Dilakukan saat kedua rahang tertutup dengan gerakan ke
atas ke bawah. Permukaan lingual dan palatal melakukan hal
serupa tetapi dengan mulut terbuka (Listrianah, 2017). Gerakan
vertikal bertujuan untuk melepaskan sisa makanan yang terselip
di antara lekuk permukaan gigi dan antara gigi dengan gusi. Bulu
sikat bergerak dari daerah leher gigi (perbatasan garis gusi dan
gigi) ke arah mahkota gigi. Artinya, pada gigi atas, bulu sikat
bergerak dari atas ke bawah dan dilakukan gerakan sebaliknya
pada gigi bawah. Hal ini dilakukan agar mencegah iritasi gusi dan
pembersihan yang tidak efektif (Pratiwi, 2009).

Gambar 2.1 Teknik Vertikal


Sumber: https://youtu.be/nnSJPhSaNxE, diakses
(21 Desember 2021)
9

2) Teknik horizontal
Permukaan bukal dan lingual dilakukan dengan gerakan ke
depan dan ke belakang. Pada permukaan oklusal juga
menggunakan gerakan tersebut yang sering disebut dengan scrub
brush teknik dan terbukti sesuai dengen anatomis permukaan
oklusal. Orang yang belum diberi pendidikan khusus, biasanya
sering menggunakan teknik vertikal dan horizontal dengan
tekanan keras. Hal tersebut justru tidak baik karena dapat
menyebabkan resesi gusi dan abrasi gusi (Listrianah, 2017).

Gambar 2.2 Teknik Horizontal


Sumber: https://youtu.be/Oc9oe2b-ZWg, diakses
(21 Desember 2021)
3) Teknik roll atau Modifikasi Stillman
Teknik ini disebut “ADA-roll technic” yang sering
digunakan pada seluruh permukaan gigi karena sederhana tetapi
efisien. Bulu sikat diletakkan pada mahkota gigi dengan posisi
tegak lurus dengan permukaan gigi. Bulu ditempatkan pada gusi
dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu
sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga
bagian belakang dari kepala sikat bergerak melengkung. Gerakan
dilakukan 8-12 kali di setiap daerah agar tidak ada yang terlewat.
Teknik ini juga menghasilkan pijatan pada gusi dan diharapkan
membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal
(Listrianah, 2017).
10

Gambar 2.3 Teknik Roll


Sumber: https://youtu.be/DxXxlb4SLwM , diakses
(21 Desember 2021)
4) Teknik bass
Sikat ditempatkan dengan sudut 45° terhadap sumbu
panjang gigi mengarah ke apikal dengan ujung-ujung bulu sikat
pada tepi gusi. Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan
tepi gusi dapat dipijat. Sikat digerakan dengan getaran-getaran
kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih sepuluh
sampai lima belas detik setiap daerah. Untuk menyikat
permukaan bukal dan labial, tangkai dipegang dalam kedudukan
horizontal dan sejajar dengan lengkung gigi. Untuk permukaan
lingual dan palatal gigi belakang agak menyudut (hampir
horizontal) dan pada gigi depan, sikat dipegang vertikal
(Listrianah, 2017).

Gambar 2.4 Teknik Bass


Sumber: https://youtu.be/vwPB4-DM_hI, diakses
(21 Desember 2021)
5) Teknik fone’s atau teknik sirkuler
Bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal
dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakan
dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang
bawah disikat sekaligus. Daerah interproksimal tidak diberi
perhatian khusus. Setelah semua permukaan bukal dan labial
11

disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatal disikat


dengan gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran
kecil. Karena cara ini agak sukar dilakukan di lingual dan palatal
dapat dilakukan dengan gerakan maju mundur untuk daerah ini.
Tehnik ini dilakukan untuk meniru jalannya makanan di dalam
mulut pada waktu mengunyah (Listrianah, 2017).

Gambar 2.5 Teknik Fone’s


https://youtu.be/e253o5DIUiU , diakses
(21 Desember 2021)
6) Teknik Kombinasi
Teknik kombinasi menurut Pratiwi (2009) dilakukan
dengan cara:
a) Gerakan vertikal, bulu sikat diletakkan tegak lurus
dengan permukaan fasial gigi dan gerakan dari atas ke
bawah atau sebaliknya. Gerakan ini dilakukan di daerah
permukaan fasial gigi dari depan sampai belakang.
b) Gerakan vertical juga dilakukan pada permukaan dalam
gigi yaitu permukaan palatal pada gigi atas dan lingual
pada gigi bawah. Seperti pada permukaan fasial, bulu
sikat bergerak menarik sisa makanan dari daerah leher
gigi ke arah mahkota gigi.
c) Gerakan horizontal dilakukan pada permukaan gigit
atau kunyah (permukaan oklusal) pada gigi geraham
(premolar dan molar). Bulu sikat digerakkan maju
mundur secara berulang-ulang.
d) Gerakan memutar dilakukan pada pada permukaan
fasial gigi atas sampai bawah dari belakang kiri, ke
depan dan belakang kiri. gerakan ini dilakukan pada
posisi gigi atas berkontak dengan gigi bawah
12

e) Setelah itu, dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh


permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan
lidah tidak ditentukan, namun pada umumnya dari
pangkal belakang sampai ujung lidah.
f) Seluruh gerakan ini dapat diulang-ulang tanpa perlu
berurutan dan memakan waktu minimal tiga menit.

Gambar 2.6 Teknik Kombinasi


Sumber: https://youtu.be/Z_ZgzWFvDb0, diakses
(21 Desember 2021)
f. Cara Menyikat Gigi
Cara menyikat gigi yang baik dimulai dari posterior ke anterior
dan berakhir pada posterior sisi lainnya, agar tidak ada gigi yang
terlewat (Faisal, 2015). Sebelum menyikat gigi harus memperhatikan
ukuran sikat gigi yang benar sesuai ukuran rahang seperti anak-anak
menggunakan sikat gigi untuk anak-anak dan dewasa menggunakan
sikat gigi untuk dewasa. Cara menyikat gigi yang benar menurut
Sariningsih (2012), sebagai berikut:
1) Menyiapkan sikat gigi dan pasta gigi mengandung fluor,pasta gigi
yang digunakan sebesar bulir kacang tanah
2) Sebelum menyikat gigi berkumur terlebih dahulu
3) Pertama gigi dalam keadaan tertutup, kemudian gigi disikat
dengan gerakan keatas dan kebawah (horizontal). Saat menyikat
gigi tidak boleh terlalu keras karena akan membuat gigi
perbatasan dengan gusi berlekuk, sehingga menyebabkan gigi
linu.
4) Mulut dibuka, sikat bagian mengunyah rahang atas dan rahang
bawah dengan gerakan maju mundur berulang kali.
5) Menyikat gigi dilakukan setidaknya 8 kali setiap permukaan.
13

6) Gigi depan bagian dalam rahang bawah disikat dengan arah


mengeluarkan sikat dari rongga mulut.
7) Menyikat bagian dalam gigi yang menghadap ke lidah dengan
cara memutar.
8) Pada gigi depan bagian dalam rahang atas dengan arah sikat
keluar dari rongga mulut.
9) Selesai menyikat gigi, dianjurkan berkumur dengan air sekali saja
agar sisa fluor masih tertinggal di gigi sehingga gigi menjadi kuat
dan tidak rapuh.
10) Setelah selesai menyikat gigi, sikat gigi dibersihkan di bawah air
mengalir dan simpan sikat dalam posisi berdiri tegak dengan
kepala sikat di atas.
11) Jika sela gigi sulit dibersihkan, dapat dibersihkan dengan benang
gigi (Dental floss).
g. Hal yang diperhatikan Ketika Menyikat Gigi
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyikat gigi
menurut sariningsih (2012), sebagai berikut:
1) Waktu menyikat gigi
Para dokter gigi menyarankan untuk menyikat gigi sebelum
tidur. Hal tersebut dikarenakan pada saat tidur, air ludah
berkurang, sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi
lebih pekat dan kemampuannya untuk merusak gigi menjadi lebih
besar. Untuk mengurangi kepekatan dari asam, plak harus
dihilangkan.
Gigi pada pagi hari juga harus disikat, sesudah sarapan pagi.
Idealnya sarapan pagi dilakukan sebelum beraktivitas dan
dilanjutkan dengan menyikat gigi. Sehingga kondisi mulut tetap
bersih sampai makan siang.
Apabila terlambat sarapan atau tidak sarapan, sebaiknya
tetap menyikat gigi setelah bangun tidur. Walaupun sebelum tidur
sudah menyikat gigi dengan bersih, plak akan mulai terbentuk
lagi selama tidur. Oleh karena itu, rutinitas menyikat gigi harus
14

dilakukan setiap hari agar plak yang terbentuk tidak bertambah


tebal.
2) Menyikat gigi dengan kelembutan
Menyikat gigi terlalu keras menyebabkan resesi gusi yang
mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi. Tekanan yang
dilakukan harus ringan. Cara memegang gagang sikat gigi seperti
memegang bolpoin, sehingga tangan menghasilkan tekanan yang
ringan. Menyikat gigi tidak diperlukan tekanan kuat, karena plak
memiliki konsistensi lunak. Plak tidak akan hilang jika sudah
mengeras menjadi karang gigi.
3) Menyikat gigi minimal 2 menit
Menyikat gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif
membersihkan plak. Menyikat gigi yang tepat, membutuhkan
waktu minimal 2 menit. Banyak anak yang menyikat gigi kurang
dari 2 menit. Agar lebih mudah, anak diajari sakit gigi sambil
mendengarkan lagu favorit anak yang memiliki kisaran waktu 2
menitan.
4) Urutan menyikat gigi
Menyikat gigi dengan urutan yang sama setiap harinya serta
menyikat gigi harus sampai gigi paling akhir agar gigi paling
akhir tidak berlubang.
5) Rutin mengganti sikat gigi
Apabila bulu sikat sudah mekar alias rusak ataupun sikat
gigi sudah berusia 3 bulan, maka sikat gigi tersebut kehilangan
kemampuannya untuk membersihkan gigi dengan baik. Ganti
sikat gigi apabila salah satu diantara dua hal tersebut terjadi.
6) Menjaga kebersihan gigi
Sikat gigi menjadi tempat berkembangbiaknya kuman dan
jamur. Setiap selesai menyikat gigi, selalu membersihkan sikat
gigi dengan cara mengocok dengan kencang di dalam gelas berisi
air, atau dibilas di bawah aliran air. Sikat gigi dikeringkan setiap
habis digunakan dan disimpan sikat gigi dengan posisi berdiri.
15

7) Jangan takut gusi berdarah


Gusi berdarah merupakan suatu tanda adanya peradangan
pada gusi. Namun anak kadang takut berdarah, anak tidak akan
menyikat di bagian tersebut. Tetap menyikat gigi tersebut tetapi
dengan cara yang benar.
8) Menggunakan pasta gigi mengandung fluoride
Pasta gigi yang mengandung fluoride berperan untuk
melindungi gigi dari karies. Penggunaan secara teratur pasta gigi
mengandung fluor dapat membantu menurunkan kejadian karies
gigi.
9) Motivasi untuk anak
Motivasi kepada anak agar menyikat gigi dengan teratur setiap
hari sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam agar giginya
tidak berlubang, tidak sakit gigi dan mulut tidak terasa bau.

2. Debris Index
a. Pengertian Debris Indeks
Kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat dari kondisi gigi yang
tidak terdapat sisa makanan atau deposit lunak yang menempel pada
permukaan gigi (debris). Kebersihan gigi seseorang dapat diukur
dengan debris indeks (Ambarwati, 2017).
b. Penetapan Gigi Indeks
Untuk menghitung debris indeks, menurut Putri dkk (2018)
menetapkan bahwa gigi indeks yang digunakan yaitu:
1) Rahang atas pada permukaan bukal gigi M1 kanan atas
2) Permukaan labial I1 kanan atas
3) Permukaan bukal gigi M1 kiri atas
4) Rahang bawah pada permukaan lingual gigi M1 kiri bawah
5) Permukaan labial I1 kiri bawah
6) Permukaan lingual gigi M1 kanan bawah
16

Apabila salah satu gigi indeks telah hilang atau sisa akar, maka
penilaian dapat dilakukan pada gigi pengganti yang mewakili, yaitu:
1) Jika gigi M1 RA atau RB tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi
M2 RA atau RB
2) Jika gigi M1 dan M2 RA dan RB tidak ada, penilaian dilakukan
pada gigi M3 RA atau RB
3) Jika gigi M1, M2, M3 RA dan RB, maka tidak dilakukan
penilaian
4) Jika gigi I1 RA kanan tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi I1
RA kiri
5) Jika gigi I1 RA kanan dan kiri tidak ada, maka tidak dilakukan
penilaian
6) Jika gigi I1 RB kiri tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi I1
RB kanan
7) Jika gigi I1 RB kanan dan kiri tidak ada, maka tidak dilakukan
penilaian.

c. Cara Menghitung Debris Indeks


Menurut Greene dan Vermillion dalam Basuni dkk (2014), penilaian
skor debris indeks sebagai berikut:
Tabel 2.1 Skor debris indeks
Skor Kriteria

0 tidak ada debris atau stain

1 debris menutupi permukaan gigi tidak lebih dari 1/3


permukaan gigi atau tidak ada debris lunak tetapi terdapat
stain, baik bagian labial maupun lingual

2 debris menutupi lebih dari 1/3 permukaan tetapi tidak lebih


dari 2/3 permukaan gigi

3 terdapat debris menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi


17

D= Jumlah penilaian debris


Jumlah gigi yang diperiksa

d. Kriteria Debris Indeks


Kriteria debris indeks secara umum menurut Green dan Vermillion
adalah sebagai berikut:
1) Baik (good), apabila nilai berada di antara 0,0 – 0,6
2) Sedang (fair), apabila nilai berada di antara 0,7 – 1,8
3) Buruk (poor), apabila nilai berada di antara 1,9 – 3,0

3. .Anak Usia Sekolah Dasar


a. Kemampuan Menyikat Gigi Anak SD
Anak masa sekolah dasar mulai dari usia 6-12 tahun. Usia ini
ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya
sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap
dan tingkah lakunya. Anak-anak pada umumnya belum dapat
menyikat gigi dengan baik dan efektif, karena menyikat gigi itu tidak
mudah terutama pada makanan yang berada pada permukaan gigi
yang sulit dijangkau dengan sikat gigi (Martin, 2018).
Pada usia 10-12 tahun merupakan fase gigi geligi tetap,
meskipun masih ada pergantian gigi sulung ke gigi permanen, tetapi
sudah banyak gigi permanen yang tumbuh. Pada usia tersebut sudah
dapat diberi tanggung jawab terhadap tindakan menggosok gigi. Pada
usia 10-12 tahun sudah mampu melakukan menggosok gigi secara
sistematis bila dibandingkan dengan kelompok usia dibawahnya.
Untuk itu kesehatan gigi dari awal perlu dijaga agar anak mempunyai
gigi permanen yang baik (Suwelo dkk, 2014).
b. Teknik Menyikat Gigi yang dianjurkan pada Anak SD
Teknik menyikat gigi terdapat beberapa cara, tetapi teknik yang
dianjurkan untuk anak-anak yaitu teknik fons karena teknik fons
sangat mudah dilakukan. Teknik dilakukan dengan meniru jalan
makanan dalam mulut ketika mengunyah makanan. Teknik fons
18

dilakukan dengan cara meletakkan bulu sikat tegak lurus pada


permukaan bukal dan labial saat keadaan oklusi. Sikat digerakkan
dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas
dan rahang bawah dapat disikat sekaligus. Saat keadaan mulut terbuka
permukaan lingual dan palatal disikat dengan gerakan maju mundur
(Putri dkk, 2010)
4. Hubungan Menyikat Gigi Terhadap Debris Indeks
Kebiasaan menyikat gigi yang baik akan bermanfaat menghilangkan
dan mengganggu pertumbuhan debris dan plak, membantu membersihkan
sisa makanan yang menempel pada gigi, menstimulasi jaringan gingival
dan menghilangkan bau mulut yang tidak diinginkan (Shaluhiyah dkk,
2016).

B. Kerangka Konsep
Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Sikat Gigi Bulu Halus


(Soft), Sedang (Medium), Debris Indeks
dan Kasar (Hard)

Cara Menyikat Gigi 1. Pola Makan


Waktu Menyikat Gigi
Usia 2. Saliva

Variabel Terkendali Variabel Tak Terkendali

Gambar 2.7 Kerangka Konsep


19

Keterangan:
Yang dilakukan penelitian
Yang tidak dilakukan penelitian

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep di atas,maka
pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : apakah ada perbedaan
penggunaan sikat gigi bulu halus (soft),sedang (medium),dan kasar (hard)
terhadap debris indeks anak usia 7-9 tahun di SD di Kelurahan Jepon Blora?
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah quasi
eksperimen atau eksperimen semu yaitu untuk mengetahui pengeruh yang
timbul karena adanya perlakuan tertentu. Penelitian yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan penggunaan sikat gigi bulu halus, sedang dan keras
terhadap debris indeks pada murid SD N 2, 3 dan 5 Jepon. Semua sampel
diberi perlakuan sama dengan cara mengukur debris indeks sebelum dan
sesudah menyikat gigi. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional
dimana peneliti melakukan pengambilan data dalam waktu yang sama.

B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh anak usia Sekolah Dasar di SD N 2, 3 dan 5
Jepon Kabupaten Blora sejumlah 630 anak.
2. Sampel
Besaran sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan rumus
untuk pengambilan sampel penelitian cross sectional dalam Fitriani (2017)
sebagai berikut:
N
n=
1 + N (d) 2
n = besar sampel
N = besar populasi
D = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Perhitungannya sebagai berikut:
630
n=
1 + 630 (0,1) 2
21

630
=
7, 3
= 86, 30
Sampel yang didapatkan yaitu 86, 30 jika dibulatkan menjadi 87
sampel. Masing-masing SD sebanyak 29 murid.
Cara pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling,
pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti sendiri. Sampel ditentukan dengan kriteria inklusi
maupun eksklusi, adapun kriterianya sebagi berikut:
Kriteria inklusi:
a. Dalam kondisi sehat
b. Bersedia menjadi responden
c. Bersifat kooperatif
d. Mudah diatur dan dikondisikan
Kriteria eksklusi:
a. Tidak bersedia menjadi responden
b. Tidak bersifat kooperatif
c. Tidak mudah diatur dan dikondisikan

C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Pengaruh
Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah sikat gigi bulu halus (soft),
sedang (medium) dan kasar (hard).
2. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah Debris Indeks.
3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah cara menyikat gigi, waktu
menyikat gigi dan usia.
4. Variabel Tak Terkendali
Variabel tak terkendali pada penelitian ini adalah pola makan dan saliva.
22

D. Devinisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini di tetapkan variabel penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Cara Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Pengukuran Variabel

sikat gigi Sikat gigi adalah alat yang digunakan untuk membersihkan gigi Panduan Diukur dengan Nominal
bulu halus dengan berbagai macam tingkat kekerasan bulu sikat. observasi pernyataan
(soft), (terlampir). checklist dengan
1. Bulu salus dengan diameter 0,15 mm – 0,18 mm
sedang jumlah 10
(medium) 2. Bulu sikat sedang dengan diameter 0,18 mm – 0,23 mm pernyataan, apabila
dan kasar 3. Bulu sikat kasar dengan diameter 0,23 mm – 0,28 mm “benar” nilai 1 dan
(hard) yang “salah” nilai 0
Dalam hal ini menggunakan teknik kombinasi

1. Gerakan vertikal, bulu sikat diletakkan tegak lurus dengan


permukaan fasial gigi dan gerakan dari atas ke bawah atau Kriteria skor:

sebaliknya. Gerakan ini dilakukan di daerah permukaan fasial Baik : 7-10


gigi dari depan sampai belakang. Gerakan vertical juga
Cukup : 4-6
dilakukan pada permukaan dalam gigi yaitu permukaan palatal
pada gigi atas dan lingual pada gigi bawah
23

2. Gerakan horizontal dilakukan pada permukaan gigit atau kunyah Kurang : 0-3
(permukaan oklusal) pada gigi geraham (premolar dan molar).
Bulu sikat digerakkan maju mundur secara berulang-ulang.

3. Gerakan memutar dilakukan pada pada permukaan fasial gigi


atas sampai bawah dari belakang kiri, ke depan dan belakang
kiri. Gerakan ini dilakukan pada posisi gigi atas berkontak
dengan gigi bawah.

4. Setelah itu, dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh


permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan lidah tidak
ditentukan, namun pada umumnya dari pangkal belakang sampai
ujung lidah.

5. Seluruh gerakan ini dapat diulang-ulang tanpa perlu berurutan


dan memakan waktu minimal tiga menit.

Waktu menyikat gigi juga harus dilakukan dengan tepat yaitu


minimal dua kali dalam sehari yaitu setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam.
24

Menyikat gigi pada anak usia sekolah dasar seharusnya lebih


diperhatikan karena saat usia sekolah dasar ini termasuk kelompok
rentan terjadi kasus kesehatan gigi dan mulut, sehingga perlu
diwaspadai. Pengetahuan anak sekolah dasar mengenai cara
menyikat gigi secara tepat masih rendah.

Debris Melakukan penilaian dari endapan lunak yang menempel pada Melakukan Hasil ditentukan Ordinal
Indeks permukaan gigi tertentu. pemeriksaan oleh kriteria
debris indeks sebagai berikut:
Cara penghitungan debris:
a. Baik apabila
1. Menentukan gigi penentu untuk diperiksa
nilai berada
Bidang yang antara 0 – 0,6
Buccal Labial Buccal
diperiksa (RA)
b. Sedang apabila
Gigi RA 16 11 26 nilai berada

Gigi RB 46 31 46 diantara 0,7 –


1,8
Bidang yang
Lingual Labial Lingual c. Buruk apabila
diperiksa (RB)
nilai berada
25

Keterangan: RA=Rahang Atas RB=Rahang Bawah diantara 1,9 –


3,0
2. Penilaian debris

0= Tidak ada debris atau stain

1= Debris menutupi permukaan gigi tidak lebih dari 1/3


permukaan gigi atau tidak ada debris lunak tetapi terdapat
stain, baik bagian labial maupun lingual

2= Debris menutupi lebih dari 1/3 permukaan tetapi tidak lebih


dari 2/3 permukaan gigi

3= Terdapat debris menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

3. Penghitungan debris

D = Jumlah penilaian debris

Jumlah gigi yang diperiksa


26

E. Instrument/ Alat Ukur Penelitian


Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2 Instrumen/ Alat Ukur Penelitian
Variabel Metode Instrumen

Variabel Pengaruh: Observasi Lembar Checklist

sikat gigi bulu halus (soft),


sedang (medium) dan kasar
(hard)

Variabel Pengaruh: Pemeriksaan DI Lembar Pemeriksaan

Debris Indeks

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian
yang dirancang melalui tahap:
1. Perencanaan
Hal yang perlu disiapkan dalam tahap ini adalah:
a. Melakukan perizinan terhadap pihak sekolah
b. Menyiapkan alat dan bahan, lembar bantu pemeriksaan, lembar
checklist
c. Menyiapkan jadwal pelaksanaan penelitian
d. Persiapan responden
e. Melakukan persetujuan dengan responden
2. Pelaksanaan
a. Peneliti memberikan pengarahan mengenai penelitian yang akan
dilakukan kepada 3 teman yang membantu agar memiliki prinsip yang
sama.
1) 2 orang teman membantu peneliti melakukan pemeriksaan
2) 1 orang teman bagian dokumentasi
b. Melakukan persiapan ruangan dan tempat duduk disesuaikan dengan
protocol kesehatan.
27

c. Mengumpulkan responden di ruang kelas


d. Peneliti menjelaskan mengenai maksud dan tujuan yang akan
dilakukan.
e. Peneliti melakukan pengelompokan anak berdasarkan ketebalan bulu
sikatnya yaitu halus (soft), sedang (Medium) dan kasar (hard).
Diperagakan gerakan menyikat gigi yang dilakukan dengan teknik
kombinasi.
f. Menggunakan APD lengkap.
g. Dilakukan pengukuran debris sebelum menggosok gigi.
h. Peneliti menjelaskan teknik menyikat gigi yang akan dilakukan.
i. Kemudian diinstruksikan untuk menyikat gigi sesuai dengan gerakan
yang telah ditentukan.
j. Setelah selesai menyikat gigi, dilakukan pengukuran debris indeks
untuk kedua kalinya dengan prosedur pengukuran yang sama.
k. Setelah selesai melakukan pengukuran, bersihkan semua alat dan
bahan yang telah digunakan.
3. Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah pengolahan
data, dilakukan melalui tahapan, yaitu:
a. Editing
Tahap editing ini, peneliti telah melakukan pemeriksaan lembar
checklist, memperbaiki kesalahan penulisan identitas responden serta
melengkapi kekurangan dalam pengisian lembar checklist.
b. Coding
Coding merupakan proses pemberian kode-kode sehingga mudah
untuk entry data.
c. Entry Data
Dalam langkah ini peneliti menghitung skor yang diperoleh
berdasarkan hasil yang diperoleh oleh responden.
d. Tabulating (penyusunan data)
Memasukkan hasil penghitungan ke dalam bentuk tabel untuk melihat
rata-rata dan persentase dari pemeriksaan yang dilakukan.
28

G. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah pengolahan data hasil penelitian, data
yang diperoleh dari hasil lembar check list dan lembar pemeriksaan. Untuk
menggambarkan hasil penelitian yang diukur kemudian disajikan dalam
bentuk tabel atau grafik untuk melihat kecenderungan hasil penelitian.

A. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian tentang “Perbedaan Penggunaan Sikat Gigi Bulu
Halus (Soft), Sedang (Medium) dan Kasar (Hard) terhadap debris indeks pada
murid SD N 2, 3 dan 5 Jepon”, terlampir.
29

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Y. 2014. Efektivitas Penyikatan Gigi Secara manual dan Elektrik


pada Gingivitis Ringan Wanita Hamil Trimester 1, Jurnal B-Dent,
1(1), 12,
https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/article/view/46, diakses
19 Desember 2021 pukul 09.33 WIB

Ambarwati, T., Fathonah, A., Samjaji. 2017. Perbedaan Menyikat Gigi


Menggunakan Bulu Sikat Medium dan Soft Terhadap Debris Index
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi, 02(02), 30,
http://edukasional.com/index.php/ARSA/article/view/79 , diakses 17
September pukul 21.30 WIB

Anggreni, E., Erwin. 2020. Efektifitas Penggunaan Sikat Gigi Double Care
dan Konvensional Terhadap Debris Index, Jurnal Kesehatan,
14(2), 61,
http://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/adm/article/view/
101, diakses 15 Oktober 2021 pukul 07.08 WIB

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Laporan Kesehatan Dasar (RISKESDAS)


2018, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI,
https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-
riskesdas/, diakses 16 Oktober 2021 pukul 20.13 WIB

Basuni, C., Putri, D.K.T. 2014. Gambaran Indeks Kebersihan Mulut


Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Guntung
Ujung Kabupaten Banjar, Jurnal Kedokteran Gigi, 2(1), 20,
http://www.fkg.ulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2016/01/GAMBA
RAN-INDEKS-KEBERSIHAN-MULUT.pdf, diakses 21
Desember 2021 pukul 11.32 WIB

Faisal, M. 2015. Differences In Plaque Index Brushing With A Toothbrush


Hairy Soft and Brushing With A Tootbrush Hairy Medium Being
on Grade 4 and 5 Students at Public Primary Schools 07 Air Camar
Kecamatan Padang Timur Tahun 2015, Jurnal Kesehatan Gigi,
3(2), 84-89, https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.poltekkes-
denpasar.ac.id/index.php/JKG/article/view/
524/161&ved=2ahUKEwi5_dze7_byAhWFaCsKHY1iCmI4ChA
WegQIBxAB&usg=AOvVaw0bsVM0_aSZVLVi88pSPc-W,
diakses 17 September 2021 pukul 21.30 WIB

Fitriani, E. 2017. Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Imunisasi


Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Tanjung Seloka
Kabupaten Kotabaru, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1780/1/SKRIPSI%20EKA
30

%20%28COVER-LAMPIRAN%29.pdf, diakses 01 Januari 2022


pukul 19.43 WIB

Gea, G.D.F. 2019. Gambaran Penggunaan Sikat Gigi yang Berbulu Soft
dengan Sikat Gigi yang Berbulu Medium Terhadap Manfaat
Menghilangkan Debris pada Kelas V SD Yayasan Anastasia,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/824, diakses 20 November
2021 pukul 22.01 WIB

Listrianah. 2017. Hubungan Menyikat Gigi Dengan Pasta Gigi Yang


Mengandung Herbal Terhadap Penurunan Skor Debris Pada Pasien
Klinik Gigi An-Nisa Palembang, Jurnal Keperawatan Gigi, 12(1),
84-86,
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/
18/11, diakses 15 Desember 2021 pukul 02.56 WIB

Machfoedz, I. 2013. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil, Yogyakarta: Penerbit fitramaya.

Pasyah, F.F. 2019. Gambaran Kekerasan Bulu Sikat Gigi Terhadap Penurunan
Debris Indeks Pada Siswa/I Kelas VIII-1 SMPN 3 Perbaungan,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/662, diakses, 20 November
2021 pukul 21.35 WIB

Pratiwi, D., Prosto. 2009. Gigi Sehat dan Cantik, Jakarta: Buku Kompas.

Purnomowati, R.D. 2017. Efektivitas Sikat Gigi Ortodontik dan Sikat Gigi
Konvensional Terhadap Nilai OHI-S pada Pasien Fixed
Orthodontic Appliance, Jurnal Keperawatan, 13(1), 54,
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrx1ckIUsFhK08AjgfLQwx.;_yl
u=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1640088200/RO=10/RU=https%3a%2f%2fejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id%2findex.php%2fJKEP%2farticle%2fview%2f851/
RK=2/RS=HkPLXFrSDLNqRh.2qxSbXZw6VQw-, diakses 19
Desember pukul 11.05 WIB

Rahmadhannisa, M. 2020. Perbandingan Bulu Sikat Gigi Jenis Soft dan


Medium Terhadap Penurunan Debris Indeks Pada Siswa/I S, DN 2
Sukanegara, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang,
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1936/, diakses 10 Desember
pukul 03.00 WIB

Sariningsih, E. 2012. Merawat Gigi Anak Usia Dini, Jakarta: Gramedia.

Senjaya, A.A. 2013. Menyikat Gigi Tindakan Utama Untuk Kesehatan Gigi,
jurnal Skala Husada, 10(2), 198,
31

https://scholar.google.com/scholar?
start=20&q=penggunaan+ketebalan+bulu+sikat+gigi&hl=id&as_sd
t=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3D19vQV18zKicJ, diakses 15
Oktober 2021 07.46 WIB

Sitepu, D.T., Edi, I.S., Hidayati, S. 2021. Penurunan Indeks Plak Gigi Ditinjau
Dari Penggunaan Sikat Gigi Hard, Medium, Dan Soft, Jurnal
Ilmiah Keperawatan Gigi, 2(2), 315, https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.a
c.id/index.php/jikg/article/view/
716/393&ved=2ahUKEwjjicmp6IfzAhXRSH0KHf60DEwQFnoE
CA8QAQ&usg=AOvVaw2VtqvyI5nVi6HtuHnk3Wx1, diakses 17
September 2021 pukul 22.50 WIB

Wulandari, M.I. 2020. Gambaran Penggunaan Sikat Gigi Berdasarkan


Kekerasan Bulu Sikat dalam Membersihkan Debris, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta,
http://library.poltekkesjakarta1.ac.id/repository/index.php?
p=show_detail&id=1220&keywords=, diakses 18 September 2021
pukul 21.16 WIB
32

LAMPIRAN
Lampiran 1

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Perbedaan penggunaan sikat gigi bulu halus (soft), sedang (medium) dan keras
(hard) terhadap debris indeks pada Murid SD N 2, 3 dan 5 jepon.

No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun


2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022

1 Pengajuan Judul

2 Pengesahan
Judul

3 Pembuatan
Proposal KTI

4 Seminar
Proposal

5 Pengajuan
penelitian

6 Pengambilan
Data

7 Pengolahan
Data

8 Penyusunan KTI

9 Seminar KTI

10 Perbaikan KTI

11 Pengumpulan
33

KTI

Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PENELITIAN
(INFORMED CONCERN)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Alama :
Umur :

Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU sebagai responden atas pelaksanaan


penelitian yang dilaksanakan oleh:
Nama : Agilia Widinata
NIM : P1337425119066
Status : Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Maksud dan Tujuan : Pelaksanaan penelitian ini dalam rangka penyusunan KTI
dengan judul “Perbedaan Penggunaan Sikat Gigi Bulu
Halus (Soft), Sedang (Medium) dan Keras (Hard)
Terhadap Debris Indeks pada Murid SD N 2, 3 dan 5
Jepon”.

Blora, ___________________

Peneliti Orang Tua / Wali Responden

Agilia Widinata (…………………….)


34

Lampiran 3
LEMBAR CHECK LIST MENYIKAT GIGI

Nama Orang Tua

Umur Alamat

Kelas

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Menggunakan bulu sikat halus

2 Menggunakan bulu sikat sedang

3 Menggunakan bulu sikat kasar

Menyikat gigi menggunakan pasta gigi


4
mengandung fluor

5 Berkumur sebelum menyikat gigi

6 Menggunakan pasta gigi sebutir jagung

Menggosok gigi bagian luar dan dalam dengan


7
cara memutar

Menyikat gigi bagian mengunyah dengann cara


8
maju mundur

Menyikat gigi depan bagian dalam atas dan


9
bawah dengan cara naik turun

10 Menyikat lidah dari pangkal ke ujung lidah


35

Lampiran 4
KARTU PEMERIKSAAN

1. Identitas Siswa
Nama Orang Tua

Umur Alamat

Kelas

2. Lembar Pemeriksaan
Gigi Indeks

Skor Debris Indeks sebelum menyikat gigi

Debris Indeks:
Kriteria :

Skor Debris Indeks setelah menyikat gigi

Debris Indeks:
Kriteria :

Anda mungkin juga menyukai