Anda di halaman 1dari 8
/SEMINAR NASIONAL KIMIA 2015, JURDIK KIMIA-EMIPA-UNY hal. 293-300 ISBN 978-602-10548-2-4 Kajian Pengembangan Nanopartikel Kitosan dan Aplikasinya in Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta exi@uny.ac.id tikel ini Dertujuan untuk memaparkan pengembangan nanoparikel Kosan dan berbagal saat ini. Kitosan umumnya diperoleh dari senyawa kitin yang telah dilakukan deasetlasi. Sejak 2 mendapat banyak soroten karena memiliki banyak keanggulan dan manfaat. Selain ita, pengalihan i Kitosan termasuk solusi pengolahan limbah, di antaranya limbah kulit kepiting dan kulit udang. ogi nano telah mendorong pengembangan kitosan menjadi partikel nano, yaitu sistem koloid a partikel kurang daci 1000 nm. Perubahan ukucan partikel menjadi nano akan memperluas luas partikel akan mampu Kontak atau terdistsibusi lebih optimum dengan pactikel lainaya. Hal a kinerja kitosan juga menjadi lebih optimum. Dalam bentuk nano, aplikasi nanokitosan adi berbagai bidang, seperti farmasi, anti baktec, anti mikroba, anti jamur, bypocholestemlemic, ‘dan proses pengolahan makanan, Hingga saat in telah banyak dilakukan pengembangan pactkel elalsi modifikasi senyawa guna mengoptimalkan manfsat kitosan. Kajian ini dilakukan melalui terutama yang bersumber jurnal-juenal ilmiah. sumber senyawanya sangat melimpah di alam sejak awal abad (Hudson-Smith, 1998). Kitosan dapat aktif ; dan. berinteraksi dengan sel, enzim atau matrik polimer yang bermuatan negatif (Stephen, 1995). Oleh Karena ira, aplikasi kitosan terus dikembangkan. Hingga saat ini, beberapa negara yang telah memproduksi kitin dan kitosan dalam skala industri antara Jain India, Amerika serikat, Jepang, Polandia, Norwegia dan Australia Terkait besarnya manfaat kitosan bagi kehidupan manusia, maka artikel ini berupaya untuk memaparkan perkembangan kitosan hingga saat ini. Kajian ini diharapkan mampu menginspirasi dan mengoptimalkan aplikasi kitosan ke depannya dan ‘memiliki | memproduksinya dalam skala industri sa antara lain terutama di Indonesia. mmpatible, dar ‘Bangsa Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)". Kajian Pengembangan Nanopartibel... Pembahasan Kitosan merupakan suatu. amina polisakarida yang memiliki rumus kimia poli(2-amino-2-dioksi-B-D-Glukosa). Senyawa tersebut termasuk turunan dari kitin yang telah mengalami deasetilasi. Kitin diidentifikasi sebagai senyawa terbesar di alam setelah selulosa. Struktur kitin dan kitosan dapat diamati pada Gambar 1 dan Gambar 2. ae 2 Gambar 1, Struktur kimia kitin (N-asetilglukosamin) OH OH OH -O 0. O Ro. oF oR on NHJ NH] NH i Gambar 2. Struktur kimia kitosan atau poli(-amino- 2-dioksi-f-D-Glukosa) ds Sifat-Sifat Kitosan Kitosan merupakan basa lemah yang kurang larut dalam air dan pelarut organik (i, Q @ af, 1997), namun larut dalam Jarutan asam, senyawa asil (Hirano, S. ef al, 1997). Kitosan dapat mengendap dalam Jarutan basa atau dengan polianion dan membentuk gel pada pH rendah (Koide, 1998). Sifatsifat kimia kitosan ‘antara lain merupakan linear poliamin, memiliki gugus amino yang teaktif, memiliki gugus hidroksil yang teaktif, dapat membentuk kelat dengan beberapa ion logam (Kubota, 1997). Sementara sifat-sifat biologi kitosan antara Jain termasuk polimer slam, mudah terurai 294 (Biodegradable), tidak beracun (non toksik), dapat terikat pada sel mamalia dan bakteti Giocompatible). Parameter penting yang mempengaruhi sifat kitosan yaitu derajat deasetilasi (DD). Semakin tinggi DD, gugus NH; pada kitosan semakin banyak sehingga Kitosan bersifat semakin reaktif, Modifikasi Kitosan Kemampuan kitosan yang diterapkan dalam berbagai_bidang industri moder, mendorong untuk terus dikembangkannya berbagaipenelitian modifikasi Modifikasi kitosan — dilakukan meningkatkan kelarutan senyawa berbagaipelarut. Modifikasi__kitosan dilakukan baik secara fisik maupun kimia. Modifikasi fisik pada kitosan mencalup perubahan ukuran partikel atau butiran kitosan menjadi lebih kecil hingga berukuran nanopattikel. Nanopartikel adalah butiran atau partikel padat dengan kisaran ukuran 10 hingga 1000 nm (Mohanaj-Chen, 2006, Rawat ¢ al, 2006). Semakin kecil ukuran partikel, partikel akan semakin besar yang schingga meningkatkan kemampuan kitosan, baik sebagai adsorben, (Luis E. ef a/, 2011), anti jamur, anti bakteri, maupun peranannya sebagai carer dalam tubuh. Ukuran partikel yang kecil juga meningkatkan stabilitas dari bentuk nanopattikel (Sundar dkk., 2010). Aplikasi nanoteknologi membuat banyak kemajuan dalam dunia industri, menghasilkan bahan berskala nanometer, mengeksplorasi dan metekayasakarakteristik bahan _tersebut, serta mendesain ulang ke dalam bentuk, ukuran dan fungsi yang diinginkan, Turunan kitosan. untuk dalam Juas_ permuksan Kitosan sangat__ mungkin disintesis dengan memanfaatkan reaktivitas gugus amino primer dan gugus hidroksil sckunder. Senyawa pertama turunan kitin yang berhasil disintesis yaitu glikol kitin (o- hidroksietil kitin) (Kim SJ, ef af, 1994), PROSIDING SNK UNY 2025, hal. 293-300 dapat dilakukan direaksikan dengan ester (Luyen-Rossbach, 1995), sangat mungkin berikatan kimia -logam khususnya logam embentuk kelat yang biasanya dalam immobilisasi enzim (Shi et diperolch melalui _beberapa proses yaitu _deproteinasi, depigmentasi dati bahan diperolch kitin. Kitin Gideasetilasi_ melalui proses Kuat dan pekat sehingpa (Gambar 3). Proses bertyjuan untuk Pigmen —_karotenoid dapat pada serbuk udang tal, 2003). 295 PROSIDING SNK UNY 2015, hal. 7-13. Sulisyani Pembuatan nanokitosan yang berstabilitas dan berkualitas tinggi biasanya memerukan metode yang cukup sulit. Metode yang banysk digunakan untuk — membuat nanokitosan yaitu metode gelasi ionik karena relatif sedethana, mudah dikontrol dan tidak menggunakan pelarut organik schingga lebih efisien. ‘Pembuatan gel kitosan dilakukan dengan melarutkan kkitosan dalam asam asetat. Pengecilan ukuran (sizing) dilakukan melalui metode magnetik stirer, homogenizer atau ultra sonikator. Proses sizing dilakukan samapi larutan tedlihat jernih. Pembentukan nano partikel dilakukan melalui tahap emulkifikasi dengan penambahan 50 mikroliter twin 0,1%, dengan sprayer sambil disiging terus-menerus selama 1 jam, selanjutnya dilakukan stabilisasi__ dengan larutan sodium tripoliposfat 0,1%, sambil dimix terus selama 1 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara spray drying, maka diperoleh kitosan nanopartikel (Suptijah, dk, 2011). Ade Komariah (2014) mensintesis kitosan dari kulit udang dan rajungan dengan menggunakan metode gelasi ionik berhasil memperoleh kitosan yang berukuran 300 nm. Nanopartikel kitosan yang dihasilkan dianalisis menggunakan Particle Sige Anabyger (PAS), diperoleh nanokitosan sebesar 300 nm. rata-rata—ukuran. Aplikasi Kitosan di Bidang Farmasi Kitosan telah digunakan secara luas dalam bidang pengobatan, menjadi bahan yang penting dalam aplikasi farmasi karena ‘mempunyai kemampuan biodegradasi dan biocompatibility dan. non toksike (Berger, ef al, 2004). Aplikasi nanokitosan di bidang farmasi_mempunyai berbagai_keunggulan antara Jain dapat meningkatkan kelarutan meningkatkan absorbsi, dan mengurangi dosis pengobatan. senyawa, Kejian Pengembangan Nanopartikel... Di bidang fatmasi, nanokitosan banyak digunakan sebagai sistem penghantar obat (carver), di antaranya glycrthizinte (Wu ef al, 2005), retinol Kim D., et al, 2006), dexametason (Dustgani, 2008), estradiol (Wang ef al, 2008), Metode yang digunakan dengan mendispersikan zat ke dalam larutan Kitosan dalam air deionisasi sambil disizing Nanopartikel yang terbentuk —memiliki ukuran antara 80-260 nm, Sebagai carrier, bentuk nano sangat menguntungkan karena meningkatkan penetrasi zat aktif dan bersifat lepas terkendali (Brigger I, 2002). Modifikasi nanokitosan juga dilakukan sebagai bahan enkapsulasi obat misalnya Kitosan- tripterigium —glikosida_—_untuke pengobatan ginjal (Chen et al, 2013), kitosan-polifenol hasil ekstrak bunga mawar (Stoica et al, 2013). Kitosan yang dikombinasi dengan tripolifosfat (IPP) juga mampu ——meningkatkan —_—ikestabilan nanopartikel. Metode yang digunakan yaitu emulsifikasi spontan penguapan _pelarut dengan kitosan DID 50% yang memiliki berat molekul — rendah. _ Nanokitosan-alginat digunakan sebagai bahan —enkapsulasi enoxaparin (Bagre ef al, 2013). Kitosan juga memperlihatkan aktivitas biologi seperti Jypocholesterolemic, antimikroba, dan anti jamur (Rhoedes, 2000), serta dapat mempercepat penyembuhan luka dengan sifamya yang mampu —_meningkatkan proliferasi fibroblast (Makmut, 2011), Kitosan dalam tubuh juga memiliki potensi mereduksi kolesterol_lemak —_kambing (Hargono dkk, 2008). Dengan massa 5 g Kitosan di dalam 50 mL lemak berpengaruh tethadap prosentase penyerapan kolestérol sebanyak 30,93% dan waktu operasi 60 menit menunjukkan derajad penyerapan kkolesterol sebesar 45,46%. Kitosan yang bermuatan listrik positif dapat menyatu dengan zat asam empedu yang bermuatan negatif sehingga menghambat penyerapan 296 kolesterol, karena zat lemak yang masuk bersama makanan harus dicerna dan diserap dengan bantuan zat asam empedu yang disekresi liver. Aplikasi Kitosan sebagai Agen Anti Bakteti Penggunaan senyawa antimikroba yang tepat dapat memperpanjang umur simpan suatuproduk sera menjamin keamanan produk. Bahan antimikroba alami lebih direkomendasikan karena tidak: membahayakan keschatan. —-‘Kitosan ‘merupakan senyawa polikationik alam yang memiliki aktivitas antibakteri (Liu « al, 2006). Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa kitosan mempunyai aktivitas anti bakteri. Kitosan dapat diaplikasikan sebagni bahan aktif sediaan anti agne. Bahan aktif tersebut terdiri dari campuran nanokitosan dengan ekstrak manggis-pegagan (Rismana dkk., 2012). Ekstrak manggis mengandung derivat xanthon yang memiliki aktivitas antifungal, antimikroba, anti oksidan dan sitotoksik (Nilar, ef a/, 2005; Suksamrarn S. ef al, 2003, Yoshikawa, ef a/, 1994). Sementara tanaman pegagan —(Centella asiatica)_berkhasiat menstimulasi kolagen pada jaringan kulit. Ekstrak pegagan dengan kandungan bioaktif titerpenoid seperti asiaticaide, asiatic acid, madecassocide dan madeccasic acid mempunyai efek sebagai antinosiseptik dan antiinflamasi Adanya nanokitosan akan meningkatkan stabilitas dan efektivitas sediaan anti agne (Rismana dlc, 2013). Kitosan juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen di dalam mulut. Selain itu, nanokitosan juga digunakan dalam bentuk formulasi_ gel pembersih tangan (Rahman 2015), bahan pengawet (Zheng-Zhu, 2002), dan bahan pengisi dalam pembuatan sabun transparan (Amin, 2006). Candra dik, (2008) juga telah PROSIDING SNK UNY 2025, hal. 292-300 i Kitosan yang disintesis dari g udang sebagai bahan antibakteti Katun. Dalam hal ini, kitosan menghambat pertumbuban aurew. bakteri kitosan disebabkan. interaksi antara kitosan. sel terluar dari bakteri. Kitosan_ terhadap lui dua teori. Teori yang i oleh © adanya gugus pada kitosan yang dapat dengan dinding sel ; mengakibatkan timbulnya sastituen intraseluler schingga ‘Teori kedua menyebutkan 297 PROSIDING SNK UNY Sulisyani Dermuatan negatif semakin besar_ pula (Khan, 2002). Aplikasi Kosmetik Kitosan juga telah banyak diaplily Kitosan sebagai Bahan perawatan rambut dan perawat Modifikasi kitosan-alginat mampu menyerap tadiasi sinar mudah membentuk ikatan kovalen denga senyawa-senyawa berwamna. Kitosan juga dapat dikombinasikan dengan senyawa hidrokoloid lain yang bersifat anti oksidan, anti alergi, atau anti peradangan yang diperoleh dari bahan-bahan alam (tanaman). Kitosan sebagai bahan perawatan kulit ‘memiliki keuntungan bahwa kitosan tidak dapat penetrasi ke dalam lapisan kulit karena muatan yang berlawanan. Kitosan dan rambut saling melengkapi karena memiliki mustan lists yang berlawanan, kitosan bermuatan _positif sedangkan rambut negatif. Kitosan dalam suatu behan jika digunakan pada rambut akan menjadikan rambut lebih lembut, halus, dan kuat. Hal tersebut karena kitosan bersifat relatif jernih (transparan) dan membentuk lapisan film. Selain itu, bahan juga mampu membentuk gel jika ditambah dengan campuran air dan alkohol. Oleh arena itu, kitosan biasa digunakan untuk baban shampoo, pembilas, _pengeriting rambut, pewarna rambut, shiing lotion, hair spray, dan hair tonic. Senyawa turunan kitosan yang sering digunakan sebagai bahan. kosmetik antara lain gliseril kitosan, oligomer kitosan yang terhidrolisasi, -hidroksipropil kitosan, kuarterner_—_hidroksipropill tersubstitusi kitosan, poliooksialkilen kitosan, kitosan oligosakarida, kitin sulfat, dan karboksimetil kitosan (Dutta, ef al. 2004). bermuatan, 2015, hal. 743, Kajian Pengembangan Nanoparikel Aplikasi Kitosan dalam —_—Proses Pengolahan Makanan Penggunaan kitosan dalam proses pengolahan makanan juga telah banyak dilakukan Karena senyawa ini telatif tidak beracun di dalam = tubuh. —_Kitosan menunjukkan sifat_ yang baik sebagai emulsifier, bahan pengisi (thickening), dan bahan geling untuk menstabilkan makanan. Bahkan, kitosan juga berperan sebagai serat di dalam makanan. Penggunaan nanokitosan dalam proses pengolshan makanan juga mampu mengatasi beberapa masalah seperti rasa, warna, dan daya simpan, Kitosan juga berperan dalam bahan pendukung padatan untuk mengatasi mikroba, immobilisasi sel hewan atau tumbuhan (Dutta, PK. etal, 2004). Penutup Aplikasi kitosan di berbagai bidang sangat luas, di antaranya sistem penghantar obat, bahan enkapsulasi, anti bakteri, anti mikroba, dan anti jamur, bypochoksterolemit, aban Kosmetik, serta masih banyak lagi. Gugus aktif amina dan hidroksil pada kitosan memberikan banyak —peluang untuk memodifikasi senyawa kitosan lebih banyak lagi schingga memiliki aplikasi yang lebih luas. Hal tersebut semakin didukung dengan sifat-sifat kitosan yang telatif aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, Selain itu sumber utama kitosan yaitu kitin terdapat melimpah di alam Indonesia sehingga merupakan potensi besar bangsa Indonesia untuk memproduksi dan mengembangkan Kitosan sebagai industri nasional yang mampu — mendongkrak —_perekonomian nasional. Daftar Pustaka Ade Komariah. 2014. Efektivitas antibaktesi nano kkitosan techadap pertumbuhan Stphyleoces aureus (Gx vitro) Seminar Nasional XI Pendidikan Biolog’ FKIP UNS, 371.377. 298 Amin H. 2006. Kajin penggunaan khitosan sebagai antibaktesi dalam pembuatan sabun tansparan. Sheps: Fabultas Pecikanan dan Iu Kelautan, Tnstitut Pertanian Bogor. Bogor. Andreas ¥., et al. 2007. Antibacterial effect of chitosan powder: mechanisme of action. Ennion Technol, 2812): 1357-1363. Av natural Herbals, Chitosan history. www.chitosan- ‘weight-loss net/hystory htm Bagce_AP, Jain_K, Jain NK.2013. Alginate coated chitosan core shell nanoparticles for oral delivery of enoxaparin: in vitro and in vivo assessment. Jaf [Pharw. Nov 1, 456(1):31-40. Berger J, Rest M, Mayera JMO, Feltb NA, Peppas R, Gurny. 2004. Structure and covalently and ionocally crosslinked chitosan hhydeagels for biomedical applications. Europen Journal of Pharm And BioPharm, 57:19-34. Brigger 1, Dubemet C, Couvreur P. 2004, Nanoparticles in cancer therapy and diagnosis. Adv. Drug Deliv. Rev,, 54; 631-51 Candsa P., 2008. Kitosan dari cangkang udang dan aplikasi Kitosan sebagai bahan Antibaktesi pada kain katun. Séripsi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. XG, Li EZ, 2013. Study on chitosan-modified tripterygium glycoside nanoparticles and its cenal targeting property. Zhongguo Zhon, Za Zhi, Feb, 38(4): 548.52. Dustgani, A, Ebrahim V, Mohammmad 1. 2008, Prparation of chitosan nanoparticles loaded by dexarmtbasone —phasphate. Iranian Journal of Pharmaceutical Sciences. 4(2): 111-14. Dutta, P.K., Dutta J., Tripathi V'S, 2004, Chitin and chitosan: Chemistry, propesties, and applications, J. Sei. and Industrial Research, Gildberg, ., and Stenberg, E., 2001. A new process for advanced utilisation of sheimsp waste, Proves Biochem, 36: 809-812. Hargono, Abdullah, dan Indco Sumantci. 2008, Pembuatan kitosan daci limbah cangkang udang sertaaplikasinya dalam mereduksi kolesterol emak kambing, Reaktor, 12 (1): 53-57. Hino S, 1997. N-acyl, N-agjlidene- and N- allylidene chitosans, and their hydrogels, Chitin handbook, edited by RAA Muzzarelli and MG Peter, Earpean Chitin Society, Italy, pp. 71-76. Hudson, SM. and Smith, C., 1998. Polysaccharide: chitin and chitosan: chemistry and technology of theic use as structural materials, Biopolymers from renewable resources, edited by D.L. Kaplan, New York: Springer-Verlag. pp. 96-118, interaction in PROSIDING SNK UNY 2015, hal 293-300 benefits and risks. 1101 Kubota N, 1997. Pe transition metal Sei, 64: 819. Liu, N,, Chen, X.G., Park, HJ., Liu, CG, Lin, CS., Meng, XH., and Ya, Lj, 2006, Effect of MW and concentration of chitosan on antibacterial activity of Escherichia col. Carbobydr. Poly, 64: 60 — 6. Li, Q, Dunn, E.T., Grandmaison, EW. and Goosen, MEA, 1997. Applications and properties of chitin and chitosan, edited by MFA Goosen, Lancaster: Technomic Publishing Company. pp 3.29. Luis E, et al. 2011. Antimiccobial effect of chitosan nano particles on streptococcus mutans biofilm, J ‘pplied and ensironmental microbiology, T1(1): 3892- 3895. Layen D.V. and Rozzbach V., 1995. Mixed esters of chitin, J. Appl Poly Sc, 55, 679. Makmur AA, Suryono. 2011. Bfektivitas kitosan ‘cangkang udang galah (Marrobrachina rosenbergi de _ Man) techadap proliferasi sel Gibloblast gingiva (uji Sulisyant laboratory media and fonds. Amesican Society for Microbiology, 2000: 80-86. Rahman A. 2012. Kitosan sebagai bahan antibaktesi alternatif dalam formulasi gel pembersih tangan (hand sonitieg). Skripsi. Pakcltas Pesikanan dan Timu Kelautan, Bogor Institue Pectaniaa Bogor. Rawat, M, singh, D, and saraf s, 2006, Nanocartiers: promising vehicle for bioactive deugs, Biol. pharm. Bull, 29(9): 1790-1798. Rismana F, Kusumaningrum S, Bunga O, Residah I, Marhamah, 2012. Sintesis dan karakterisasi ‘anopactikel kitosan — ckstrak kulit buah mangeis (Garcinia. mangostona), Jurnal Sains dam Teknologi Indonesia. 14 (3): 189 — 196. Rismana E, Kusumaningrum S, Bunga O, Rosidah [, Nizac, Yulianti E, 2013. Pengujian stabilitas sediaan antiacne berbahan baku aktif nanopastikel Kitosan/ekstrak manggis - pegagan. Jurnal Sains dan TedenologIndonesia,14 (3): 189 ~ 196. Setyahadi S. Pengembangan produksi kitin secara ‘mikrobiologi, 2006. Prosiding Seminar Nasional Kitin Kitsan, Depastemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Tlmu kelautan IPB. Bogor. pp. 33-39. Suksammar S, Suwannapoch N, Phakhodee W, ‘Thanuhiranlert J, Ratananukul P, Chimnoi N, ‘Suksamram A. 2003. Antimycobacterial activity of pPrenylated xanthones from the fruits of Ganinia ‘manggstana. Chem. Pharm. Bull, 51: 857-59. Shi, QH, Tian, Y., Dong, XY., Bai, S, and Sun, Y., 2003. Chitosan-coated silica beads as immobilized metal affinity support for protein adsorption, Biochem Eng J, 16:317. Stephen, A.M., 1995, Food polysaccharides and their application. University of Cape Town. Rondebosch: Marcel Dekker, Inc, pp. 442-450. Stoica, R, Somoghi, R. and Ton, R. 2013. Preparation of chitosan—tripolyphosphate nanoparticles for the encapsulation of polyphenols exctracted from rose hips, Diget Jounal of Nanomaterials and Biostructures, 83), July ~ september, p- 955 — 963, Sundae, S, Kundu, J, dan Kundu, S, 2010, Biopolymeric nanopastcles, Sci Technol Adv. Mater.11, pp.13. Suptiah P, Jacoeb AM, Rachmania D., 2011, Karaktedsasi nanokitosan cangkang dang Vannamei (Liteperacus rannamei) dengan metode ‘gelasi ionik. Jamal Pengolaban Hasi! Perikanan Na, C, Xian, T., 2008. Preparation of chitosan nanopacticles for improving absorption and brain targeting. Enrypean cuties and Biopbarmacatics. 70: 135- Kajian Pengembangan Nanopartikel... Wu, ¥, Wali, Y, Changchun, W., Jianhua, H, Shoukuan, F., 2005, Chitosan nanoparticles: as a novel delivery System for ammonium slyeytthizinate. International Journal of Pharmacenties, 295: 235-245, Yoshikawa, M,, Harada, B., Miki, A., Tsukamoto, K, Liang, S.Q,, Yamahara, J., Murakami N., 1994. Antioxidant constituents from the fruit hulls of Mangosteen (Garcinia mangostana)osiginating in Vietnam, Yakugaku Zasshi. 114: 129-133, Zheng, LY, Zhu JF. 2002. Antimicrobial activity of chitosan with different molecular weights. Carbobycrate Polymers, 527-530. 300 'PROSIDING SNK UNY 2015, hal. 293-300

Anda mungkin juga menyukai