Anda di halaman 1dari 9

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TENTANG
PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS LINTAS

Selong, Januari 2015


BIDANG LAKA LANTAS
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Nomor : SOP/ /I/2015/Satlantas

TENTANG

PELAYANAN PENANGANAN LAKA LANTAS


SATUAN LALU LINTAS POLRES LOMBOK TIMUR

I. PENDAHULUAN

a. Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum,
berdasarkan undang-undang mempunyai tugas untuk menjamin keamaan dalam
negeri melalui penyelengaraan fungsi Kepolisian.

b. Bahwa pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam negeri dilakukan


oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dibantu masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia harus dilaksanakan secara profesional dan proporsional guna
mewujudkan personil polri yang bermoral, modern sesuai harapan masyarakat.

c. Salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi lalu lintas, melaksanakan kegiatan
preventif antara lain pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli, penegakan
hukum ( Gakkum ) lantas, Registrasi, Identifikasi pengemudi dan kendaraan
bermotor, manajemen rekayasa lalu lintas, dan dikmas lantas.

d. Guna mengoptimalkan kegiatan-kegiatan diatas maka disusun standar operasional


prosedur fungsi lalu lintas masing-masing unit untuk memberikan
perlindungan,pengayoman,dan pelayaan kepada masyarakat dengan cepat dan tepat.
II. DASAR HUKUM

a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).


b. Pasal 39 ayat 1 KUHAP.
c. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
d. UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ.
e. PP No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.

III. PENGERTIAN LAKA LANTAS

Kecelakaaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta. Dimana unsur-unsur kecelakaan lalu lintas tersebut meliputi
pengemudi atau pemakai jalan, jalan, dan lingkungan.

IV. PENANGANAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA LALU LINTAS

a. Mendatangi TKP laka, setelah menerima laporan telah terjadi kecelakaan lalu lintas.
b. Petugas melaksanakan penutupan dan pengamanan TKP untuk kepentingan
penyidikan, mencegah kemacetan.
c. Petugas melaksanakan olah TKP untuk mencari, mengumpulkan, menganalisa,
mengevaluasi bukti petunjuk, keadaan, keterangan, serta identitas tersangka guna
memberi arah bagi penyidikan selanjutnya.
d. Petugas menyelamatkan korban dan mengamankan barang bukti.

V. PERALATAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENANGANI TKP LAKA

a. Kendaraan petugas
b. Kerucut lalu lintas
c. Lampu peringatan
d. Rambu-rambu lalu lintas
e. Segitiga pengaman
f. Alat tulis dan klip board untuk membuat sketsa TKP
g. Alat pengukur jarak / meteran
h. Alat pembuatan tanda di permukaan jalan
i. Alat pemadam kendaraan
j. Kamera
k. Police line
l. Kotak P3K

VI. KELENGKAPAN PETUGAS

a. Rompi lalu lintas


b. Peluit
c. Sarung tangan
d. Tongkat Polri
e. Senjata api / Borgol

VII. PEMERIKSAAN LAKA LANTAS

Pemeriksaan Laka Lantas adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan Keterangan,


Kejelasan dari tersangka, Saksi yang dituangkan dalam BAP sehingga peranan atau
kedudukan seseorang menjadi jelas dalam suatu tindak pidana kecelakaan lalu lintas yang
dipersangkakan. Kegiatan pemeriksaan :
a. Laporan Polisi
b. Hasil Pemeriksaan di TKP
c. Hasil Pemeriksaan Tersangka
d. Hasil Pemeriksaan Saksi
e. Hasil Pemeriksaan Ahli Waris
f. Petunjuk dari JPU untuk melakukan pemeriksaan tambahan
VIII. MEKANISME PENANGANAN DAN PENGELOLAAN BARANG BUKTI
LAKA LANTAS

SETELAH TERIMA
SPRIN SITA BB BB LAKUKAN CEK
BA SITA BB BB
2
1 4 6

PENYIDIK/PENYIDIK PETUGAS PENGELOLA SIMPAN BB DIRUANG


PEMBANTU BB SIMPAN BB
3 5
7
9 8 CATAT DALAM BUKU
REGISTER
SERAHKAN SURAT
TANDA TERIMA BB

IX. MEKANISME PINJAM PAKAI BARANG BUKTI

 BON DARI ATASAN


PENYIDIK RIKSA ADM PINJAM
PAKAI BB
 BA PINJAM PAKAI

1 2 4 5

PENYIDIK/PENYIDIK PETUGAS PENGELOLA AMBIL BB DIRUANG


3 6 SIMPAN BB
PEMBANTU BB

9 8
10 SERAHKAN BB, UTUH 7
SEPERTI SAAT
MENERIMA BB
CATAT DALAM BUKU
REGISTER BB
SETELAH TERIMA BB
LAKUKAN CEK BB
X. MEKANISME PENGELUARAN DAN PENYERAHAN BARANG BUKTI

 BON DARI ATASAN


PENYIDIK RIKSA ADM PINJAM
PAKAI BB
 BA PINJAM PAKAI

1 2 3 4

PENYIDIK/PENYIDIK PETUGAS PENGELOLA AMBIL BB DIRUANG


9 6 SIMPAN BB
PEMBANTU BB

8 7
10 SERAHKAN BB, UTUH 5
SEPERTI SAAT
MENERIMA BB
CATAT DALAM BUKU
REGISTER BB
SETELAH TERIMA BB
LAKUKAN CEK BB

XI. PENYELESAIAN BP DAN PENYERAHAN BP

a. Penyelesaian dan penyerahan BP ke PN merupakan kegiatan ahkir dari proses


penyidikan tindak pidana laka lantas.
b. Penyusunan Isi Berkas Perkara
1. Sampul BP
2. Daftar isi
3. BA resume
4. LP
5. Sket TKP
6. BAP TKP
7. SPDP
8. BAP saksi
9. BAP Ahli waris
10. BAP Tersangka
11. Sprint penangkapan
12. BAP Penangkapan
13. Sprin Penyitaan Barang Bukti
14. BAP Penyitaan Barang Bukti
15. Surat Pengajuan Persetujuan Izin Khusus Penyitaan Barang Bukti Tindak Pidana
Kecelakaan Lalu Lintas.
16. Surat Penetapan Penyitaan BB
17. Surat Pengajuan Penasehat Hukum
18. Berita Acara Penolakan Didampingi Penasehat Hukum
19. Surat Pernyataan Penolakan
20. Surat Permohonan VER
21. Surat Hasil VER
22. Surat Tanda Terima BB
23. Surat lain-lain yang terlampir
24. Daftar Saksi Tersangka Dan BB

c. Pemberkasan
Merupakan kegiatan menyusun hasil penyidikan dalam bentuk tulisan dengan
susunan, penjilidan, serta penyegelan.

d. Penyerahan Berkas
Merupakan pengiriman BP berikut penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan
barang buktinya kepada JPU yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
1. Tahap satu, penyidik hanya menyerahkan BP
2. Tahap dua, penyidik menyerahkan tanggung jawab tsk dan BB kepada PU setelah
BP dinyatakan lengkap oleh JPU.
3. Apabila dalam waktu 14 hari BP tidak dikembalikan oleh JPU maka penyidik
dianggap selesai dan penyidik menyerahkan tanggung jawab tersangka dan BB
kepada JPU.
e. Penghentian Penyidikan Laka Lantas (SP3)
1. Merupakan salah satu giat penyelesaian perkara yang dilakukan apabila :
a) Tidak cukup bukti
b) Peristiwa bukan merupakan tidak pidana kecelakaan lalu lintas
c) Demi hukum karena :
1) Tersangka meninggal dunia.
2) Tuntutan tindak pidana kedaluarsa.
3) Tindak pidana tersebut telah memperoleh putusan Hakim yang
mempunyai kekuatan Hukum yang tetap dan pasti.
f. Dalam hal penghentian penyidikan BP tidak dikirim ke PU, tetapi penyidik wajib
mengirimkan SP3 kepada PU.
a. Dalam hal penghentian penyidikan dinyatakan tidak sah oleh putusan PU
ditambah bukti baru, maka penyidik harus melanjutkan penyidikan kembali
dengan menerbitkan surat ketetapan pencabutan penghentian penyidikan dan
surat perintah penyidikan lanjutan.

XII. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

a. Pengawasan
1. Analisa dan evaluasi hasil Laporan.
2. Mengecek pelaksanaan melalui alat komunikasi (Telepon/HT ).
3. Mengontrol langsung proses penanganan kasus laka lantas.
4. Survey secara langsung kepada Masyarakat tentang prosedur penanganan kasus
laka lantas.
b. Pengendalian
1. Melalui pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
2. Langsung dan tidak langsung dari Pimpinan.

XIII. KETENTUAN LAIN

a. Dalam pelaksanaan penanganan kasus laka lantas personel dilarang :


1. Menerima segala bentuk imbalan dan atau pungli.
2. Melepas atribut atau perlengkapan yang ada pada perorangan.
3. Bersikap kasar dan arogan.
4. Melakukan tindakan tercela yang dapat merugikan Masyarakat, profesi
dan Kesatuan.
5. Merokok saat melaksanakan tugas.
6. Tidak mencatat/membuat/melaporkan hasil kegiatan Patroli kepada
pimpinan.

b. Indikator keberhasilan
1. Masyarakat mudah menghubungi dan menemui Polisi di manapun.
2. Petugas Polantas Unit Laka Lantas selalu ada pada saat dibutuhkan masyarakat.
3. Petugas Polantas Unit Laka Lantas selalu cepat datang di TKP.
4. Petugas Polantas berinteraksi positif dengan Masyarakat.
5. Masyarakat lapor kepada Polisi tanpa ada rasa takut tentang adanya kejadian
laka lantas.
6. Partisipasi masyarakat meningkat untuk membantu menciptakan rasa aman.
7. Masyarakat merasakan kenyamaan dan kepuasan terhadap pelayanan unit
Patroli.
8. Zero Complain.

XIV. PENUTUP

Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Unit Laka Lantas Sat Lantas
Polres Lombok Timur ini dibuat untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas penanganan kasus laka lantas di wilayah hukum Polres Lombok Timur

a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESORLOMBOK TIMUR


KASAT LANTAS

SUPYAN HADI, SH
AKP NRP 75110450

Anda mungkin juga menyukai