Standar Operasional Prosedur: Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Lintas
Standar Operasional Prosedur: Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Lintas
TENTANG
I. PENDAHULUAN
a. Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum,
berdasarkan undang-undang mempunyai tugas untuk menjamin keamaan dalam
negeri melalui penyelengaraan fungsi Kepolisian.
c. Salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi lalu lintas, melaksanakan kegiatan
preventif antara lain pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli, penegakan
hukum ( Gakkum ) lantas, Registrasi, Identifikasi pengemudi dan kendaraan
bermotor, manajemen rekayasa lalu lintas, dan dikmas lantas.
Kecelakaaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta. Dimana unsur-unsur kecelakaan lalu lintas tersebut meliputi
pengemudi atau pemakai jalan, jalan, dan lingkungan.
a. Mendatangi TKP laka, setelah menerima laporan telah terjadi kecelakaan lalu lintas.
b. Petugas melaksanakan penutupan dan pengamanan TKP untuk kepentingan
penyidikan, mencegah kemacetan.
c. Petugas melaksanakan olah TKP untuk mencari, mengumpulkan, menganalisa,
mengevaluasi bukti petunjuk, keadaan, keterangan, serta identitas tersangka guna
memberi arah bagi penyidikan selanjutnya.
d. Petugas menyelamatkan korban dan mengamankan barang bukti.
a. Kendaraan petugas
b. Kerucut lalu lintas
c. Lampu peringatan
d. Rambu-rambu lalu lintas
e. Segitiga pengaman
f. Alat tulis dan klip board untuk membuat sketsa TKP
g. Alat pengukur jarak / meteran
h. Alat pembuatan tanda di permukaan jalan
i. Alat pemadam kendaraan
j. Kamera
k. Police line
l. Kotak P3K
SETELAH TERIMA
SPRIN SITA BB BB LAKUKAN CEK
BA SITA BB BB
2
1 4 6
1 2 4 5
9 8
10 SERAHKAN BB, UTUH 7
SEPERTI SAAT
MENERIMA BB
CATAT DALAM BUKU
REGISTER BB
SETELAH TERIMA BB
LAKUKAN CEK BB
X. MEKANISME PENGELUARAN DAN PENYERAHAN BARANG BUKTI
1 2 3 4
8 7
10 SERAHKAN BB, UTUH 5
SEPERTI SAAT
MENERIMA BB
CATAT DALAM BUKU
REGISTER BB
SETELAH TERIMA BB
LAKUKAN CEK BB
c. Pemberkasan
Merupakan kegiatan menyusun hasil penyidikan dalam bentuk tulisan dengan
susunan, penjilidan, serta penyegelan.
d. Penyerahan Berkas
Merupakan pengiriman BP berikut penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan
barang buktinya kepada JPU yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
1. Tahap satu, penyidik hanya menyerahkan BP
2. Tahap dua, penyidik menyerahkan tanggung jawab tsk dan BB kepada PU setelah
BP dinyatakan lengkap oleh JPU.
3. Apabila dalam waktu 14 hari BP tidak dikembalikan oleh JPU maka penyidik
dianggap selesai dan penyidik menyerahkan tanggung jawab tersangka dan BB
kepada JPU.
e. Penghentian Penyidikan Laka Lantas (SP3)
1. Merupakan salah satu giat penyelesaian perkara yang dilakukan apabila :
a) Tidak cukup bukti
b) Peristiwa bukan merupakan tidak pidana kecelakaan lalu lintas
c) Demi hukum karena :
1) Tersangka meninggal dunia.
2) Tuntutan tindak pidana kedaluarsa.
3) Tindak pidana tersebut telah memperoleh putusan Hakim yang
mempunyai kekuatan Hukum yang tetap dan pasti.
f. Dalam hal penghentian penyidikan BP tidak dikirim ke PU, tetapi penyidik wajib
mengirimkan SP3 kepada PU.
a. Dalam hal penghentian penyidikan dinyatakan tidak sah oleh putusan PU
ditambah bukti baru, maka penyidik harus melanjutkan penyidikan kembali
dengan menerbitkan surat ketetapan pencabutan penghentian penyidikan dan
surat perintah penyidikan lanjutan.
a. Pengawasan
1. Analisa dan evaluasi hasil Laporan.
2. Mengecek pelaksanaan melalui alat komunikasi (Telepon/HT ).
3. Mengontrol langsung proses penanganan kasus laka lantas.
4. Survey secara langsung kepada Masyarakat tentang prosedur penanganan kasus
laka lantas.
b. Pengendalian
1. Melalui pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
2. Langsung dan tidak langsung dari Pimpinan.
b. Indikator keberhasilan
1. Masyarakat mudah menghubungi dan menemui Polisi di manapun.
2. Petugas Polantas Unit Laka Lantas selalu ada pada saat dibutuhkan masyarakat.
3. Petugas Polantas Unit Laka Lantas selalu cepat datang di TKP.
4. Petugas Polantas berinteraksi positif dengan Masyarakat.
5. Masyarakat lapor kepada Polisi tanpa ada rasa takut tentang adanya kejadian
laka lantas.
6. Partisipasi masyarakat meningkat untuk membantu menciptakan rasa aman.
7. Masyarakat merasakan kenyamaan dan kepuasan terhadap pelayanan unit
Patroli.
8. Zero Complain.
XIV. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Unit Laka Lantas Sat Lantas
Polres Lombok Timur ini dibuat untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas penanganan kasus laka lantas di wilayah hukum Polres Lombok Timur
SUPYAN HADI, SH
AKP NRP 75110450