Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata merupakan salah satu dari panca indera manusia yang sangat
penting kegunaannya. Jika pada mata/ sistem penglihatan terjadi gangguan fungsi,
maka akibatnya akan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari. Ada berbagai
macam gangguan penglihatan, mulai dari yang ringan sampai yang sangat parah
yaitu hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Kebutaan merupakan puncak
dari kelainan-kelainan yang terjadi pada mata. Beberapa penyakit mata yang dapat
menyebabkan kebutaan seperti katarak, kelainan kornea, glaukoma, kelainan
refraksi, kelainan retina dan kelainan nutrisi. Dari macam-macam penyakit yang
dapat menjadikan kebutaan, katarak merupakan penyebab kebutaan yang utama.
World Health Organization memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di
Dunia, dimana sepertiganya berasal dari Asia Tenggara. Jika dibandingkan di
wilayah Asia Tenggara, Indonesia termasuk dalam memiliki angka kebutaan yang
tinggi dibanding negara lain.
Pengetahuan dan sikap masyarakat di Indonesia terhadap kesehatan
mata masih memprihatinkan, kurangnya pemahaman masyarakat disebabkan oleh
berbagai hal diantaranya kurangnya akses informasi mengenai penyebab dan
pengobatan katarak. Kejadian tersebut dapat menyebabkan terlambatnya penderita
katarak dalam pengobatannya, yang pada akhirnya dapat membuat gangguan
penglihatan yang seharusnya dapat segera ditangani menjadi kadaluwarsa. Hingga
saat ini banyak ditemukannya kasus kebutaan pada penderita katarak karena
masih banyak yang tidak dioperasi (Vaughan, 2009).
Pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata meliputi beberapa prosedur
dengan tujuan dapat menegakkan diagnosis yang benar. Pemeriksaan meliputi
anamnesis, pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan segmen depan bola mata
yang meliputi pemeriksaan palpebra, silia, kornea, konjungtiva, bilik mata depan,
iris, pupil, lensa dan vitreus anterior. Pemeriksaan segmen depan bola mata
meliputi pemeriksaan vitreus posterior, retina, dan papil saraf optik. Pemeriksaan
tekanan bola mata dilakukan dengan cara palpasi dan dengan menggunakan

1
tonometer Schiotz, pemeriksaan pergerakan bola mata dilakukan untuk menilai
fungsi ke enam otot penggerak bola mata yaitu otot rektus superior, medial,
inferior, lateral, otot oblikus superior dan oblikus inferior. Pemeriksaan lapang
pandangan dilakukan dengan cara konfrontasi.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui kelainan pada mata
2. Mengetahui penyakit mata
3. Memberikan pengetahuan seputar jenis penyakit pada mata

1.3 Sasaran
1. Anak anak
2. Remaja
3. Dewasa
4. Lansia

2
BAB 2
TARGET DAN LUARAN

1.1 Target
Target Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah
pelaksanaan pemeriksaan mata

1.2 Luaran
Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah
menggalakkan warga masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan matanya

3
BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1 Pemecahan Masalah

Alternative pemecahan masalah untuk menyelesaikan persoalan mitra adalah


memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menjaga kesehatan mata
sekaligus pemeriksaan mata

3.2 Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan mitra


program yang telah disepakati bersama dengan menggunakan metode ceramah,
diskusi dan demonstrasi.

3.3 Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan


sebagai berikut :

Persiapan

Pelaksana Kegiatan

Evaluasi

Pembuatan Laporan

Gambar 2. Diagram Alur Tahapan Prosedur Kerja

4
1. Persiapan
Adapaun kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
persiapan yaitu :
a. Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat
atau lokasi pengabdian masyarakat
b. Melakukan identifikasi di lokasi pengabdian masyarakat yaitu di Desa
Purisemanding, Plandaan, Jombang.
c. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan penyuluhan, diskusi
dan demonstrasi pada warga Desa Purisemanding, Plandaan,
Jombang
d. Menyiapkan tim pelaksana pemeriksaan mata
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan setelah semua perijinan dan
persiapan peralatan sudah selesai dilakukan. Kegiatan ini direncakanan
pada tanggal 09 Maret 2017 bertempat di Desa Purisemanding, Plandaan,
Jombang. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan yaitu sebagai berikut :

Kegiatan Waktu Alat dan bahan Penilaian


1. Perkenalan 90 menit Kartu periksa Partisipasi
2. Sambutan
mata peserta dan
3. Acara inti yaitu
penyuluhan dan keaktifan
pemeriksaan mata
peserta

3. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk melihat perkembangan
program yang dilaksanakan untuk mengetahui kendala yang ada, cara
menanganinya sehingga program pengabdian yang dilakukan benar-benar
efektif dan maksimal, sehingga perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
secara berkala dan berkesinambungan.

4. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan laporan awal

5
Pembuatan laporan awal disesuakan dengan hasil yang dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap warga Desa Purisemanding,
Plandaan, Jombang
b. Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terjadi kesalahan pada pembuatan
laporan awal
c. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik.

3.4 Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat


Adapun kinerja lembaga pengabdian kepada masyarakat dalam kegiatan PPM
satu tahun terakhir adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Koordinator Waktu


1 Penentuan daerah sasaran Agustina M, Februari 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
2 Survey lokasi Agustina M, Februari 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
3 Analisis keadaan social ekonomi Anin Wijayanti, Februari 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
4 Pendekatan terhadap warga desa Agustina M, Februari 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
5 Persiapan alat dan bahan Mahasiswa Februari 2017
6 Mengidentifikasi warga desa Mahasiswa Maret 2017
7 Penyuluhan tentang kesehatan mata Semua Tim Maret 2017
dan pemeriksaan mata
8 Evaluasi Agustina M, Maret 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
9 Pengecekan teknis Anin Wijayanti, Maret 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
10 Pengawasan Agustina M, Maret 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes

6
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Tempat Pelaksanaan


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Balai Desa
Purisemanding, Plandaan, Jombang.

4.2 Masalah yang dihadapi


 Kurangnya sadar diri atau minat masyarakat tentang pemeriksaan mata. Dan
pengetahuan tentang penyakit dan kelainan mata.
 Banyaknya penderita penyakit mata pada masyarakat yang belum diketahui
seperti katarak, minus, dll

4.3 Penyelesaian masalah


 Melakukan pemeriksaan mata
 Melakukan penyuluhan
 Pemberian pamflet tentang penyakit mata

4.4 Metode kegiatan


1. Melakukan anamnesis lengkap pada penderita dengan kelainan mata
Tujuan : Mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang keluhan dan
kemungkinan diagnosis
a. Mempersilahkan pasien masuk ke dalam ruangan
Memberi salam/ memperkenalkan diri dengan cara yang sopan
b. Atur posisi duduk penderita.
c. Tanyakan identitas penderita
d. Tanyakan keluhan utama
e. Tanyakan lebih detil hal yang berhubungan dengan keluhan utama misal;
Keluhan penglihatan kabur : satu/kedua mata, apakah sangat/sedikit
kabur, penglihatan buram/tertutup, penglihatan sentral atau perifer yang
kabur ( apakah semua lapangan penglihatan atau sebagian saja), disertai
rasa silau/tidak; Keluhan mata merah : satu/kedua mata, didahului

7
trauma/tidak, didahului/disertai penglihatan kabur; Keluhan penglihatan
ganda : apakah pada satu mata atau pada saat melihat dengan dua mata,
apakah disertai pusing
f. Tanyakan deskripsi keluhan utama: lamanya, onset (tiba-tiba/ perlahan),
perlangsungannya (konstan/ memberat), aktivitas saat keluhan timbul,
kondisi yang memperberat/meringankan keluhan, apakah ada upaya
pengobatan sebelumnya, atau apakah keluhan ini pertama kali timbul
atau sudah berulang.
g. kelainan mata yang lainnya: mata merah, air mata berlebih, kotoran mata
berlebih, silau, penglihatan menurun, nyeri, rasa mengganjal, rasa
berpasir, serta gejala penyerta bila ada.
h. Tanyakan kelainan mata yang pernah diderita, termasuk riwayat
tindakan/operasi mata.
i. Tanyakan riwayat penyakit yang lain, termasuk penyakit sistemik dan
pengobatan yang didapat.
j. Tanyakan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga/ lingkungan
k. Catatlah hasil anamnesis.
l. Konfirmasi ulang hasil anamnesis dan berikan kesempatan pasien untuk
bertanya
2. Melakukan pemeriksaan visus yang baik
Tujuan : Menentukan visus dasar penderita
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan.
b. Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari optotipe Snellen.
c. Periksa apakah terdapat kondisi mata merah (infeksi/inflamasi pada
mata), apabila ditemukan tanda mata merah, maka minta pasien menutup
satu matanya dengan telapak tangan tanpa menekan bola mata. Bila tidak
didapatkan kondisi mata merah maka minta penderita untuk memakai
trial frame.
d. Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks tanpa melirik atau
mengerutkan kelopak mata. Apabila pasien menggunakan trial frame
maka untuk memeriksa visus mata kanan pasien, tutup mata kiri
penderita dengan occluder yang dimasukkan dalam trial frame

8
e. Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau simbol yang ditunjuk
f. Tunjuk huruf, angka atau simbol pada optotip Snellen dari atas ke bawah.
g. Tentukan visus penderita sesuai dengan hasil pemeriksaan. Visus
penderita ditunjukkan oleh angka disamping baris huruf terakhir yang
dapat terbaca oleh penderita
h. Tulis hasil pemerikaan visus
i. Lakukan hal yang sama pada mata kiri pasien.
j. Bila visus penderita tidak optimal hingga 20/20 atau 6/6 dilanjutkan ke
pemeriksaan penilaian refraksi
3. Melakukan pemeriksaan penilaian visus bayi dan anak
Tujuan : Menentukan kemampuan fix and follow bayi/anak
a. Mintalah anggota keluarga untuk memangku bayi/anak agar anak merasa
nyaman
b. Ambillah mainan kecil atau objek lain yang menarik perhatian, yang
hanya menstimulasi penglihatan; jangan menggunakan objek yang
bersuara. Pegang objek sekitar 1-2 kaki didepan muka anak dan gerakkan
secara horizontal kesisi lainnya.
c. Amati kemampuan anak untuk memfiksasi dan mengikuti objek
d. Tutup satu mata dan ulangi tes tersebut. Tutup mata yang satu dan ulangi
lagi. Amati perbedaan yang terjadi diantara ke-2 mata pada kualitas
fiksasi dan “smooth pursuit” atau reaksi penolakan terhadap oklusi. Jika
Anda mencurigai adanya perbedaan, tapi tidak yakin, ulangi tes,
menggunakan mainan yang lain untuk mempertahankan minat anak.
e. Pada saat menguji penglihatan monokuler, bayi yang lebih muda akan
merespon pergerakan objek secara lebih baik jika objek digerakkan dari
arah temporal ke arah nasal, kecenderungan ini akan menurun setelah
bayi berusia sekitar 6 bulan.
4. Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan metode palpasi
Tujuan : Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata secara kualitatif
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
b. Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita dengan jarak jangkauan
tangan pemeriksa, (25 – 30 cm).

9
c. Mintalah penderita untuk melirik ke bawah.
d. Mulailah pemeriksaan dari mata kanan
e. Kedua jari telunjuk berada pada palpebra superior. Ibu jari, kelingking,
jari manis, dan jari tengah memfiksasi didaerah tulang sekitar orbita.
f. Jari telunjuk secara bergantian menekan bola mata melalui palpebra dan
merasakan besarnya tekanan bola mata
g. Besarnya tekanan dilambangkan dengan Tn, Tn-1, Tn-2, Tn+1, Tn+2
Prosedur yang sama dilakukan pula pada mata kiri

4.5 Hasil kegiatan


Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 09 Maret 2017 mulai pukul 09.00 WIB. Sebagai tenaga pelaksana
adalah 1 orang dokter mata dan 3 orang perawat, dimana para perawat sudah
membagi diri sesuai dengan tugas masing-masing. Bagian registrasi pasien
dibantu oleh kader Posyandu dan staf puskesmas, Bagian Anamnesis,
Pemeriksaan Fisik dan Penyuluhan dipegang oleh 1 orang perawat , dan Bagian
Pemberian Obat dipegang oleh 2 orang perawat. Jumlah masyarakat Desa
Purisemanding, Plandaan, Jombang yang datang berobat adalah 48 orang.
Kegiatan dimulai dengan mendaftar bagi mereka yang akan berobat dan
anamnesa serta pengukuran darah pasien dilakukan oleh para dokter dan
penyuluhan yang bersifat individual tergantung penyakit yang diderita. Setelah
selesai diperiksa akan diberikan resep baik itu obat suntik maupun obat minum.
Kegiatan ini berakhir sekitar pukul 13.45 WIB.

10
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Indera penglihatan yang terdapat pada mata (organ visus) terdiri dari
organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indera
penglihatan, saraf optikus (saraf kranial kedua) timbul dari sel – sel ganglion
dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
Indra Penglihatan (Mata) merupakan bagian indera yang fungsinya
hanya terbatas pada menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke
pusat-pusat penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ
penglihatan (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif). Mata
merupakan yang paling utama, karena dengan mata manusia mampu
melaksanakan aktifitas sehari-hari dengan norma

5.2 Saran
Dengan di selesaikannya laporan pengabdian masyarakat ini , penulis
mengetahui bahwa masih banyak kekurangan untuk itu penulis berharap
mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar dalam pembuatan yang akan
datang bisa lebih baik dari yang sekarang, dan semoga dengan membaca ini dapat
menambah pengetahuan tentang Indra Penglihatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof Dr Raven P , H.Blumenthal Louise.2007.atlas anatomi.Djambatan :


Jakarta
2. Susilowarno Gunawn,2008.Biologi SMA/MA.Media press.Jakarta
3. Biswell R., Vaughan D.G., Asbury T., 2009, Ophtalmology Umum Ed. 14.
Jakarta. EGC
4. Ilyas, S., 2011. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata.
Edisi 3.Jakarta :Balai Penerbit Buku Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
5. Notoatmodjo, S., 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar
Jakarta: Rineka Cipta

12

Anda mungkin juga menyukai