PENDAHULUAN
1
tonometer Schiotz, pemeriksaan pergerakan bola mata dilakukan untuk menilai
fungsi ke enam otot penggerak bola mata yaitu otot rektus superior, medial,
inferior, lateral, otot oblikus superior dan oblikus inferior. Pemeriksaan lapang
pandangan dilakukan dengan cara konfrontasi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kelainan pada mata
2. Mengetahui penyakit mata
3. Memberikan pengetahuan seputar jenis penyakit pada mata
1.3 Sasaran
1. Anak anak
2. Remaja
3. Dewasa
4. Lansia
2
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
1.1 Target
Target Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah
pelaksanaan pemeriksaan mata
1.2 Luaran
Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah
menggalakkan warga masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan matanya
3
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Persiapan
Pelaksana Kegiatan
Evaluasi
Pembuatan Laporan
4
1. Persiapan
Adapaun kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
persiapan yaitu :
a. Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat
atau lokasi pengabdian masyarakat
b. Melakukan identifikasi di lokasi pengabdian masyarakat yaitu di Desa
Purisemanding, Plandaan, Jombang.
c. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan penyuluhan, diskusi
dan demonstrasi pada warga Desa Purisemanding, Plandaan,
Jombang
d. Menyiapkan tim pelaksana pemeriksaan mata
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan setelah semua perijinan dan
persiapan peralatan sudah selesai dilakukan. Kegiatan ini direncakanan
pada tanggal 09 Maret 2017 bertempat di Desa Purisemanding, Plandaan,
Jombang. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan yaitu sebagai berikut :
4. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan laporan awal
5
Pembuatan laporan awal disesuakan dengan hasil yang dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap warga Desa Purisemanding,
Plandaan, Jombang
b. Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terjadi kesalahan pada pembuatan
laporan awal
c. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik.
6
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
7
trauma/tidak, didahului/disertai penglihatan kabur; Keluhan penglihatan
ganda : apakah pada satu mata atau pada saat melihat dengan dua mata,
apakah disertai pusing
f. Tanyakan deskripsi keluhan utama: lamanya, onset (tiba-tiba/ perlahan),
perlangsungannya (konstan/ memberat), aktivitas saat keluhan timbul,
kondisi yang memperberat/meringankan keluhan, apakah ada upaya
pengobatan sebelumnya, atau apakah keluhan ini pertama kali timbul
atau sudah berulang.
g. kelainan mata yang lainnya: mata merah, air mata berlebih, kotoran mata
berlebih, silau, penglihatan menurun, nyeri, rasa mengganjal, rasa
berpasir, serta gejala penyerta bila ada.
h. Tanyakan kelainan mata yang pernah diderita, termasuk riwayat
tindakan/operasi mata.
i. Tanyakan riwayat penyakit yang lain, termasuk penyakit sistemik dan
pengobatan yang didapat.
j. Tanyakan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga/ lingkungan
k. Catatlah hasil anamnesis.
l. Konfirmasi ulang hasil anamnesis dan berikan kesempatan pasien untuk
bertanya
2. Melakukan pemeriksaan visus yang baik
Tujuan : Menentukan visus dasar penderita
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan.
b. Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari optotipe Snellen.
c. Periksa apakah terdapat kondisi mata merah (infeksi/inflamasi pada
mata), apabila ditemukan tanda mata merah, maka minta pasien menutup
satu matanya dengan telapak tangan tanpa menekan bola mata. Bila tidak
didapatkan kondisi mata merah maka minta penderita untuk memakai
trial frame.
d. Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks tanpa melirik atau
mengerutkan kelopak mata. Apabila pasien menggunakan trial frame
maka untuk memeriksa visus mata kanan pasien, tutup mata kiri
penderita dengan occluder yang dimasukkan dalam trial frame
8
e. Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau simbol yang ditunjuk
f. Tunjuk huruf, angka atau simbol pada optotip Snellen dari atas ke bawah.
g. Tentukan visus penderita sesuai dengan hasil pemeriksaan. Visus
penderita ditunjukkan oleh angka disamping baris huruf terakhir yang
dapat terbaca oleh penderita
h. Tulis hasil pemerikaan visus
i. Lakukan hal yang sama pada mata kiri pasien.
j. Bila visus penderita tidak optimal hingga 20/20 atau 6/6 dilanjutkan ke
pemeriksaan penilaian refraksi
3. Melakukan pemeriksaan penilaian visus bayi dan anak
Tujuan : Menentukan kemampuan fix and follow bayi/anak
a. Mintalah anggota keluarga untuk memangku bayi/anak agar anak merasa
nyaman
b. Ambillah mainan kecil atau objek lain yang menarik perhatian, yang
hanya menstimulasi penglihatan; jangan menggunakan objek yang
bersuara. Pegang objek sekitar 1-2 kaki didepan muka anak dan gerakkan
secara horizontal kesisi lainnya.
c. Amati kemampuan anak untuk memfiksasi dan mengikuti objek
d. Tutup satu mata dan ulangi tes tersebut. Tutup mata yang satu dan ulangi
lagi. Amati perbedaan yang terjadi diantara ke-2 mata pada kualitas
fiksasi dan “smooth pursuit” atau reaksi penolakan terhadap oklusi. Jika
Anda mencurigai adanya perbedaan, tapi tidak yakin, ulangi tes,
menggunakan mainan yang lain untuk mempertahankan minat anak.
e. Pada saat menguji penglihatan monokuler, bayi yang lebih muda akan
merespon pergerakan objek secara lebih baik jika objek digerakkan dari
arah temporal ke arah nasal, kecenderungan ini akan menurun setelah
bayi berusia sekitar 6 bulan.
4. Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan metode palpasi
Tujuan : Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata secara kualitatif
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
b. Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita dengan jarak jangkauan
tangan pemeriksa, (25 – 30 cm).
9
c. Mintalah penderita untuk melirik ke bawah.
d. Mulailah pemeriksaan dari mata kanan
e. Kedua jari telunjuk berada pada palpebra superior. Ibu jari, kelingking,
jari manis, dan jari tengah memfiksasi didaerah tulang sekitar orbita.
f. Jari telunjuk secara bergantian menekan bola mata melalui palpebra dan
merasakan besarnya tekanan bola mata
g. Besarnya tekanan dilambangkan dengan Tn, Tn-1, Tn-2, Tn+1, Tn+2
Prosedur yang sama dilakukan pula pada mata kiri
10
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Indera penglihatan yang terdapat pada mata (organ visus) terdiri dari
organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indera
penglihatan, saraf optikus (saraf kranial kedua) timbul dari sel – sel ganglion
dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
Indra Penglihatan (Mata) merupakan bagian indera yang fungsinya
hanya terbatas pada menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke
pusat-pusat penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ
penglihatan (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif). Mata
merupakan yang paling utama, karena dengan mata manusia mampu
melaksanakan aktifitas sehari-hari dengan norma
5.2 Saran
Dengan di selesaikannya laporan pengabdian masyarakat ini , penulis
mengetahui bahwa masih banyak kekurangan untuk itu penulis berharap
mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar dalam pembuatan yang akan
datang bisa lebih baik dari yang sekarang, dan semoga dengan membaca ini dapat
menambah pengetahuan tentang Indra Penglihatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12