Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN ANALISIS FILM INTERSTELLAR

DALAM TINJAUAN FISIKA KUANTUM

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir matakuliah Fisika Kuantum


Dosen pembimbing Bapak Dr. Cahyo Aji Hapsoro, M.Si

Disusun oleh:

Faradhila Nurullaili (200321614899)

Offering C

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Desember 2022
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 3

BAB II

DASAR TEORI .............................................................................................................................. 4

2.1 Anomali Gravitasi ............................................................................................................ 4

2.2 Tunneling (Hantu) ............................................................................................................ 5

2.3 Magnetik........................................................................................................................... 6

2.4 Jamming ........................................................................................................................... 6

2.5 Singularitas ....................................................................................................................... 7

2.6 Lubang Hitam (Black Hole) ............................................................................................. 7

2.7 Lubang Cacing (Worm Hole) ........................................................................................... 7

2.8 Gravitasi Buatan (Percepetan Sentrifugal) ....................................................................... 8

2.9 Dilatasi Waktu (Space-time dilation) ............................................................................... 8

2.10 Kerangka Berpikir ............................................................................................................ 9

BAB III

METODE PENELITIAN.............................................................................................................. 11

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................................... 11

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................................................. 11

3.3 Objek Penelitian .................................................................................................................. 11

3.4 Data Penelitian .................................................................................................................... 11

ii
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................. 12

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................................................... 12

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 13

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................... 21

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 21

5.2 Saran .................................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah ilmu yang terbentuk melalui prosedur baku atau biasa disebut sebagai
metode ilmiah. Fisika sebagai ilmu dasar memiliki karakteristik yang mencakup bangun ilmu
yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teori serta metodologi keilmuan
(Mundilarto, 2010).
Fisika merupakan ilmu pengetahuan sains yang mempelajari tentang hukum-hukum alam dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu fisika dibagi menjadi enam bidang utama yaitu
mekanika klasik, relativitas, termodinamika, elektromagnetisem, optika, dan mekanika
kuantum (Serway & Jewett, 2010;1) Penerapan ilmu fisika bisa ditemui dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya pada dunia perfilman. Seorang ahli fisika yang bernapa Kip Stephen
Thorner menggunakan imajinasinya dalam menerapkan konsep fisika dalam sebuah film. Hal
ini bertujuan dalam memahami fisika tidak hanya dipresentasikan dengan analisis matematis
tetapi bisa melalui media film.
Film ini mempunyai sejarah yang cukup panjang hingga memiliki banyak penggemar di
seluruh dunia. Film ini memiliki penggemar di semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Perkembangan film tidak bisa dilepaskan dari perkembangan fotografi, dan
fotografi tidak bisa lepas dari perkembangan ilmu eksak seperti, matematika dan fisika pada
zaman itu.
Menurut Kip Stephen Thorner dalam bukunya The Science of Interstellar menyatakan
bahwa film Interstellar dibuat dengan fenomena sains akan tetapi tidak semua sains dalam
kenyataan diberlakukan sama dalam film (Thorner, 2014). Sedangkan dari review Sarah
mengenai The Science of Interstellar menyatakan bahwa konsep-konsep fisika yang dijadikan
basis seluruh adegan dalam film Interstellar belum selaras dengan konsep fisika (Sarah, 2016).
Sebagaimana jika sains dalam film didasarkan dengan sains yang ilmiah maka akan
memunculkan ide-ide yang luar biasa daripada hanya bergantung dengan imajinasi saja.
Fiksi ilmiah Interstellar sangat mengesankan dengan perpaduan konsep fisika beserta
beberapa penjelasan sains yang lain seperti ekologi, pertanian, dan astronomi. Film ini berasal
dari imajinasi sutradara Christopher Nolan dibantu dengan ahli fisika Kip Stephen Thorner.
Sebagaimana menurut Krauss dalam buku fisika Star Trek bahwa dalam kehidupan nyata semua

1
paradox yang terlibat dengan perjalanan lintas waktu telah keluar dari semua kaidah fisika yang
tidak masuk akal (Krauss, 1995). Sedangkan menurut Katie, film ini sangat luar biasa karena
sainsnya yang akurat dengan adegan fasntasi diluar nalar manusia (Katie, 2014)
Adanya kesalahan-kesalahan dalam film Interstellar terkait dengan konsep fisika sehingga
film Interstellar hanya diterima sebagai kisah yang mengandung fantasi (Thorner, 2014).
Kesalahan fisika yang muncul akan menjad salah satu topik bahasan diskusi yang menantang
untuk terus mengikuti perkembangan ilmu fisika dalam film fiksi ilmiah
Film fiksi ilmiah Interstellar berhasil membuat para penonton berimajinasi tentang
kecanggihan tekonologi penjelajahan luar angkasa serta penggambaran ruang dan waktu,
sehingga sangat tepat digunakan untuk memulai suatu perkenalan karena banyak prinsip dasar
yang digunakan untuk memahami konsep ilmu sains, yang kemudian dapat menjelaskan
fenomena alam yang lainnya seperti kode biner, hama dan pertanian, planet di tata surya. (Arini,
2018;76)
Arini (2018) dalam penelitiannya hanya menyebutkan konsep-konsep ilmu sains seperti
yang disebutkan di atas akan tetapi dalam film Interstellar masih banyak terdapat konsep fisika
yang digambarkan oleh Christoper Nola (Thorner, 2014). Fenomena fisika yang dieksplorasi
dari film Interstellar pada penelitian sayu arini belum dibahas secara detail. Berdasarkan
permaslahan di atas, penulis tergugah untuk melakukan penelitian terhadap film Interstellar
dengan juful “Laporan Analisis Film Interstellar dalam Tinjauan Fisika Kuantum”. Dalam
analisis penelitian ini, penulis memberikan batasan pada adegan fenomena-fenomena sains
yang terkait dengan konsep fisika kuantum. Tinjauan ilmu fisika kuantum hanya meliputi
materi-materi yang terdapat dalam film Interstellar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah:
Bagaimana penjelasan konsep-konsep sains terutama dalam tinjauan fisika kuantum yang
terdapat di film Interstellar?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

2
Untuk mengetahui penjelasan konsep-konsep sains terutama dalam tinjauan fisika kuantum
yang terdapat di film Interstellar

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pembuat film, agar dapat
membuat film yang sesuai dengan teori dan konsep fisika
2. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan pengantar atau kajian relevan untuk penelitian di bidang
kajian film fiksi ilmiah
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat meluruskan kesalahan fisika dalam fiksi Interstellar
4. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai konsep fisika dalam film Interstellar

3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Anomali Gravitasi
Dalam tinjauan fisika klasik, gravitasi dipandang sebagai suatu interaksi yang selanjutnya
disebut sebagai teori gravitasi Newton. Pada kinematika Newton, partikel bergerak pada suatu
ruangEuclidean berdimensi-3. Vektor posisi dengan panjang yang berhingga dapat diletakkan
dimanapun dalam ruang yang terkait dengan pemilihan titik acuan. Dalam teori gravitasi ini, waktu
bersifat universal dan absolut bila seorang pengamat yang mengamati bahwa dua peristiwa atau
lebih terjadi secara bersamaan, maka semua pengamat akan mengamati hal yang sama. Gravitasi
dipandang sebagai salah satu medan gaya (interaksi) di alam. Konsep medan gaya muncul ketika
suatu benda bekerja pada benda lainnya sehingga mengalami dua kemungkinan perubahan yakni
: bentukdan geraknya. Massa (m) dalam teori gravitasi Newton berperan sebagai sumber medan
gravitasional
𝑚1 𝑚2
𝐹 = −𝐺 𝑒
𝑟2 𝑟

dimana G adalah konstatnta gravitasional Newtonian


Peninjauan gravitasi sebagai suatu teori medan dapat digambarkan oleh persamaan gravitasi
Newton yang dinyatakan sebagai:
𝐹 = 𝑚𝑔 = −𝑚∇ ϕ
Potensial gravtasi ditentukan dengan persamaan Poisson, yakni :
∇2 ϕ = 4πGρ
Teori gravitasi Einstein yang dimaksud adalah teori relativitas umum Einstein merujuk pada teori
gravitasi Einstein dibangun berdasarkan beberapa prinsip ekivalensi, yakni:
a. Prinsip ekivalensi lemah bahwa semua benda yang merasakan medan gravitasional
mengalami gerak yang sama
b. Prinsip ekivalensi Einstein, yakni tidak dapat dipisahkan antara inersia dan gravitasi
c. Prinsip kovariansi umum bahwa semua hukum fisika kovarian atau tidak berubah terhadap
transformasi koordinat
Persamaan medan Einstein yang merupakan persamaan dinamika medan gravitasi diturunkan
melalui prinsip variasional dengan fungsional berupa aksi Hilbert-Einstein, yakni :

4
𝑆𝐺𝐸 = ∫ √−𝑔𝑅 𝑑 4 𝑥

dan rapat Lagrangan bagi gravitasi Einstein diberikan oleh


𝐿𝐺𝐸 = √−𝑔𝑅
Dengan R adalah kelengkungan skalar terkait tensor Ricci, kelengkungan Riemann, dan tensor
metrik ruang waktu
Dalam relativitas umum, potensial gravitasi dinyatakan dalam tensor Einstein
2
𝐺𝜇𝑣 = 𝑅𝜇𝑣 − 2 𝑔𝜇R

Sedangkan sumber gravitasi dinyatakan sebagai objek yang lebih umum yang disebut tensor
energi-momentum . Kasus khusus untuk fluida ideal dapat dinyatakan sebagai
𝑇𝜇𝑣 = (𝜌 + 𝜌)𝑢𝜇 𝑢𝑣 + 𝑔𝜇𝑣 𝜌
Dengan 𝑔𝜇𝑣 terkait dengan metrik ruang waktu. Persamaan medan Einstein dapat dituliskan
𝐺𝜇𝑣 = 8𝜋𝐺𝑇𝜇𝑉
Sebagian besar fisikawan memahami bahwa gravitasi Einstein menggeometrikan gravitasi atau
mereduksi gravitasi menjadi sebagai geometri, sehingga geometri ruang waktu yang terkait adalah
geometri semi-Riemannian. Dalam teori gravitasi Einstein, gravitasi dan inersia digabungkan menjadi
satu entitas tunggal yang secara geometrik diidentifikasi dengan koneksi Levi-Civita.

2.2 Tunneling (Hantu)


Dalam fisika kuantum, peristiwa "hantu" atau "Tunneling" adalah fenomena dimana partikel
dapat melewati tembok energi yang menghalangi jalannya, seolah-olah mereka "melayang"
melalui tembok tersebut. Ini terjadi karena konsep probabilitas dalam fisika kuantum, yang
menyatakan bahwa partikel memiliki kemungkinan untuk berada di setiap titik di ruang yang
tersedia untuk mereka. Jadi, meskipun sebagian besar partikel akan terhenti oleh tembok energi,
ada kemungkinan kecil bagi sebagian partikel untuk melewati tembok tersebut. Dalam fisika
kuantum, partikel seperti elektron atau foton tidak dapat dianggap sebagai benda mati yang
tersusun secara linear. Mereka dapat dianggap sebagai gelombang probabilitas, yang
menggambarkan kemungkinan untuk menemukan partikel di suatu titik tertentu dalam ruang. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan persamaan Schrödinger, yang menggambarkan bagaimana
gelombang probabilitas partikel berubah dalam waktu.
Ketika sebuah partikel dihadapkan pada tembok energi yang menghalangi jalannya,

5
gelombang probabilitasnya akan terpantul dan tersebar di sekitar tembok tersebut. Namun, karena
ada kemungkinan untuk menemukan partikel di setiap titik dalam ruang yang tersedia baginya,
ada kemungkinan kecil bagi sebagian partikel untuk melewati tembok energi tersebut. Ini disebut
"Tunneling". Peristiwa Tunneling ini memiliki banyak implikasi dalam fisika, termasuk dalam
proses fisi nuklir, reaksi kimia, dan teknologi elektronik. Meskipun peristiwa Tunneling ini tampak
sangat aneh dan tidak masuk akal dari sudut pandang klasik, ia merupakan salah satu contoh
bagaimana fisika kuantum dapat memprediksi perilaku partikel yang tidak dapat dijelaskan oleh
teori fisika klasik.

2.3 Magnetik
Magnet merupakan salah satu contoh dari fenomena kuantum yang dapat diamati secara langsung.
Magnet adalah obyek yang dapat memancarkan medan magnetik, yang merupakan kombinasi dari
medan magnetik utama dan medan magnetik tertentu yang disebabkan oleh spin elektron. Spin
elektron adalah sifat kuantum elektron yang memungkinkannya memiliki moment magnetik, yang
dapat berinteraksi dengan medan magnetik. Dalam fisika kuantum, spin elektron dapat dijelaskan
dengan menggunakan teori kuantum mekanik, yang merupakan salah satu cabang dari fisika kuantum
yang mempelajari sifat-sifat kuantum dari partikel-partikel subatomik. Teori ini menyatakan bahwa
spin elektron adalah sifat kuantum yang tidak dapat dijelaskan dengan cara klasik, dan harus dipahami
dengan menggunakan perspektif mekanika kuantum.
Sebagai contoh, spin elektron dapat mengambil dua nilai yang berbeda, yaitu up dan down,
yang merupakan representasi dari dua keadaan kuantum yang berbeda. Keadaan kuantum ini dapat
berinteraksi dengan medan magnetik, sehingga elektron dapat mempengaruhi medan magnetik dan
sebaliknya. Inilah yang menyebabkan magnet dapat memancarkan medan magnetik

2.4 Jamming
Jamming dalam fisika kuantum tidak ada benar-benar merujuk pada jamming yang biasa kita
ketahui seperti yang terjadi dalam komunikasi radio. Dalam fisika kuantum, jamming merujuk
pada fenomena dimana partikel kuantum dapat "melalui" penghalang yang tidak dapat dilewati
secara klasik. Ini disebut efek tunneling dan merupakan salah satu sifat unik dari mekanika
kuantum. Efek ini memiliki aplikasi dalam berbagai cabang fisika modern, termasuk fisika
partikel dan nuklir, serta perangkat semi-konduktor

6
2.5 Singularitas
Adanya teori relativitas umum untuk menyempurnakan teori klasik gravitasi Newton. Pada
teori relativitas umum ada fenomena yang tidak dapat teramati jika ditinjau secara klasik yaitu
singularitas ruang-waktu (Landau and Lifshitz, 1971). Daerah singularitas ruang –waktu adalah
daerah dimana hukum-hukum fisika menjadi rusak dan tidak lagi berlaku dan tidak dapat
dilakukan perhitungan apapun. Hal ini disebabkan karena sebagian parameter fisis seperti massa,
rapat massa, dan kelengkungan ruang-waktu nilainya menuju ekstrem dan meledak (Joshi, 2007)

2.6 Lubang Hitam (Black Hole)


Lubang hitam merupakan suatu daerah dalam ruang-waktu dengan medan gravitasi begitu
kuat bahkan cahaya tidak dapat lolos. Lubang hitam terbentuk ketika sebuah bintang masif
mengalami keruntuhan. Radius kritis dimana sebuah bintang menjadi lubang hitam dikenal dengan
radius Schwarzschild. Lubang hitam tidak dapat diamati secara langsung dikarenakan cahaya tidak
dapat lolos dari lubang hitam. Lubang hitam diamati melalui interaksi terhadap bintang di
sekitarnya. Ilmuwan mengamati cahaya tersebut untuk memahami lubang hitam. Lubang hitam
memiliki singularitas dengan kerapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tidak terhingga

2.7 Lubang Cacing (Worm Hole)


Lubang cacing pada dasarnya adalah dinding yang rapuh. Jadi, tidak akan ada yang bisa
melewati lubang itu. Lubang cacing diyakini menghubungkan lubang hitam dengan lubang putih
di ujung lainnya. Teori ini dikembangkan oleh Albert Einstein dan asistennya, Nathan Rosen, yang
berupaya membuat satu model alam yang meliputi semua kekuatan semesta. Karena tu, beberapa
ilmuwan menyebut lubang cacing dengan Einstein-Rosen. Teori Einstein-Rosen pertama kali
diterbitkan dalam sebuah makalah yang dibuat pada 1935. Dalam makalah itu dijelaskan lubang
cacing adalah terowongan yang menghubungkan dua daerah yang terpisah ruang dan waktu. Pada
1960, fisikawan John Wheeler memperkenalkan istilah lubang cacing untuk menggambarkan
terowongan secara teoritis. Nama lubang cacing dipilih berdasarkan kesamaan saat cacing
melubangi sebuah apel dan memuat ruang di dalam buah itu. Dalam berbagai teori, lubang hitam
disebut sebagai sisa-sisa bintang besar yang mati dalam ledakan supernova. Karena bentuknya
mirip dengan lubang Einsten-Rosen, beberapa ilmuwan lalu mengklaim blackhole atau wormhole
dapat digunakan sebagai portal ke tempat lain dalam ruang dan waktu yang berbeda, bahkan alam

7
semesta lainnya. Namun, meski lubang hitam memang ada, mustahil bagi seseorang untuk
melewati ruang di dalamnya. Sebab, benda apa pun yang masuk ke area itu akan dipisahkan oleh
tarikan gravitasi ekstrim. Worm hole juga berhubungan dengan teori dawai (string theory) yaitu
teori penggabungan mekanika kuantum dan relativitas umum menjadi teori gravitasi kuantum.
Dawai-dawai dari teori ini adalah garis berdimensi satu yang bergetar

2.8 Gravitasi Buatan (Percepetan Sentrifugal)


Dalam Teori Relativitas pada 1905, Albert Einstein menulis bahwa gravitasi dan percepatan
sebenarnya tidak dapat dibedakan. Itu berarti bahwa dalam sebuah roket yang bergerak dengan
kecepatan 9,81 meter per detik kuadrat percepatan gravitasi ke bawah di Bumi, maka seorang
astronot akan merasakan tubuhnya tertarik ke lantai. Pesawat endurance pada film ini terlihat
berputar. Hal ini bertujuan untuk mereplika efek gravitasi bumi di pesawat tersebut. Dengan
demikian, para astronot tidak melayang selama perjalanan berlangsung. Karena gaya gravitasi di
luar angkasa sama dengan 0 maka percepatan di pesawat dibuat dengan 𝑎 = 9,8 𝑚⁄𝑠 2. Spinning

Spacecraft bekerja dengan gaya sentrifugal, apabila ada benda yang berputar dia akan mengalami
gaya sentrifugal dengan arah radial keluar. Gaya sentrifugal ini yang menahan para astronot untuk
bisa menapak di pesawat karena percepatan putarannya ini bisa diatur sedemikian rupa biasanya
sebesar 𝑎 = 9,8 𝑚⁄𝑠 2 sehingga dihasilkan percepatan sentrifugal yang sama dengan percepatan

gravitasi di bumi. Dengan rumus percepatan sentrifugal 𝑎 = 𝑤 2

2.9 Dilatasi Waktu (Space-time dilation)


Space-time dilation adalah fenomena yang terjadi ketika ruang dan waktu terdistorsi oleh
medan gravitasi atau kecepatan yang tinggi. Ini merupakan salah satu dari efek relativitas umum,
teori yang dikembangkan oleh Einstein yang menjelaskan bagaimana gravitasi bekerja.
Perumusan matematis dari space-time dilation adalah sebagai berikut:
1. Jika sebuah benda bergerak dengan kecepatan konstan dalam ruang hampa, maka waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tertentu akan lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak yang sama di tempat yang tidak memiliki medan gravitasi.
2. Jika sebuah benda berada di dekat benda yang memiliki massa yang besar, maka waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tertentu akan lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak yang sama di tempat yang tidak memiliki medan gravitasi.

8
Space-time dilation adalah fenomena yang terjadi ketika ruang dan waktu terdistorsi oleh medan
gravitasi atau kecepatan yang tinggi. Ini merupakan salah satu dari efek relativitas umum, teori yang
dikembangkan oleh Einstein yang menjelaskan bagaimana gravitasi bekerja. Perumusan matematis
dari space-time dilation adalah sebagai berikut :
0
𝑡 = 𝑡.
−𝑣 2
√(1 + )
𝑐2
dimana T adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu, T0 adalah waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak yang sama di tempat yang tidak memiliki medan gravitasi, v adalah
kecepatan benda, dan c adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa.
Space-time dilation adalah salah satu dari efek relativitas umum yang paling sulit dipahami secara
intuitif. Namun, fenomena ini telah diuji secara eksperimental dan terbukti benar. Efek space-time
dilation dapat dilihat secara langsung dalam beberapa eksperimen, seperti pengukuran waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tertentu oleh jam atom atau partikel subatomik yang bergerak
dengan kecepatan yang tinggi.

2.10 Kerangka Berpikir


Pelaporan projek akhir ini dimulai dari perkembangan teknologi yang semakin pesat
khususnya media perfilman. Film Interstellar berhasil membuat para penonton berimajinasi
tentang kecanggihan teknologi dan penjelajahan luar angkasa serta kaitannya dengan ilmu sains
(Arini, 2018). Fiksi ilmiah seperti Interstellar mengundang banyak pertanyaan mengenai
penelusuran kemungkinan yang tak terbilang tentang masa depan, termasuk berkelena ke alam
semesta dan perjalanan waktu, sehingga film ini menjadi wahana bagi rasa penasaran orang akan
alam semesta (Thorner, 2014). Tujuan pelaporan projek akhir ini yaitu menganalisis dan
menjelaskan fenomena sains pada film Interstellar yang terkait dengan konsep fisika terutama
dalam mekanika kuantum.
Teori dalam fisika kuantum menyatakan bahwa partikel subatomik seperti elektron, proton,
dan neutron tidak dapat dianggap benda mati yang tersusun secara linier, namun sebagai
gelombang probabilitas yang menggunakan kemungkinan untuk menemukan partikel disuatu
titik tertentu dalam ruang. Gelombang probabilitas ini dihitung menggunakan persamaan
Schr𝑜̈ dinger yang menggambarkan gelombang probabilitas partikel berubah dalam waktu
Namun ada beberapa konsep fisika yang digunakan salah yaitu fenomena lubang cacing yang

9
sengaja dikorbankan demi membuat cerita yang menarik, tetapi secara umum film ini cukup
akurat sehingga mampu menghibur para penonton (Norrudin, 2019). Hal tersebut menyebabkan
diperlukannya analisis dan penjelasan mengenai fenomena sains yang terdapat pada film
Interstellar

10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif-kualitatif yang dilakukan dengan cara
yaitu mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber yang berfokus pada bahan-bahan
koleksi kepustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan (Zed, 2008:2)

3.2 Subjek Penelitian


1. Joseph Cooper : seorang insinyur dan mantan pilot NASA
2. Dr. Amelia Brand : ilmuwan penting di NASA dan sebagai rekan Cooper
3. Murph : putri dari Cooper
4. Donald : mertua dari Cooper
5. Prof. John Brand : seorang petinggi NASA
6. Dr. Mann : rekan Cooper
7. Doyle : pejabat tinggi di NASA
8. Mann : pejabat tinggi di NASA
9. Tars : robot serbaguna

3.3 Objek Penelitian


Objek penelitian merupakan ruang lingkup atau hal-hal yang menjadi pokok persoalan dalam
suatu penelitian (Arikunto, 1991:5). Obbjek utama dari penelitian ini adalah film fiksi Interstellar

3.4 Data Penelitian


Data yang diperoleh peneliti dalam hal ini adalah adegan film Interstellar yang terkait
dengan konsep fisika. Peneliti menganalisis dan menjelaskan fenomena sains yang terlibat pada
adegan film Interstellar berdasarkan konsep fisika dan relevan dengan buku-buku fisika. Adapun
sumber data yang digunakan peneliti meliputi:
a. Sumber data primer, yaitu film Interstellar
b. Sumber data sekunder, yaitu Riwayat Sang Kala:
 Dentuman besar hingga lubang hitam (1998) yang ditulis oleh Stephen Hawking
 Kosmologi Einstein (1996) yang ditulis oleh joko Siswanto

11
 Fisika Star Trek (1995) yang ditulis oleh Lawrencen M.Krauss
 Cosmic Origin (2019) yang ditulis oleh Wahyu Norrudin
 Konsep Fisika Modern (1987) yang ditulis oleh Arthur Beiser
 Teorilativitas Einstein (2010) yang ditulis oleh albert Einstein
 General relativity (200) yang ditulis oleh Hobson
 Film sebagai Media Belajar (2013) yang ditulis oleh Teguh Trianton

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data dalam pelaporan projek akhir ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data atau informasi dari berbagai ragam sumber seperti buku-buku, jurnal-
jurnal, internet, dan film.

3.6 Teknik Analisis Data


Pelaporan projek akhir ini dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam
rekaman, baik gambar, suara, tulisan, atau lain-lain bentuk rekaman biasa dikenal dengan analisis
dokumen atau analisis isi (content analysis) yaitu kegiatan analisis terhadap isi material (adegan
film) yang telah penulis kaitkan dengan konsep fisika. Secara terperinci, langkah-langkah analisis
yang dimaksud adalah:
a. Memutar film yang dijadikan pelaporan projek akhir ini.
b. Melakukan pengamatan adegan atau hal-hal yang terjadi dalam scene tersebut.
c. Mentransfer rekaman ke dalam bentuk tulisan atau skenario (transkip).
d. Mengklasifikasi data dengan melakukan screenshoot scene-scene yang dianggap
mempresentasikan fenomena-fenomena sains dalam film Interstellar.
e. Menganalisis isi untuk kemudian diklasifikasikan yang terkait dengan konsep fisika
terutama dalam mekanika kuantum.
f. Mengkomunikasikan dengan buku-buku bacaan, jurnal-jurnal, dan internet yang relevan.
g. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil identifikasi dan analisis secara keseluruhan dari
pelaporan projek akhir ini

12
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

No Fenomena Analisis
1 Anomali medan gravitasi adalah medan
gravitasi yang ditimbulkann oleh perbedaan
nilai kontras densitas di bawah permukaan
bumi. Anomali medan gravitasi bumi
diukur/terukur bersama medan gravitasi bumi.
Untuk memperolehnya secara matematis
dapat didefinisikan bahwa anomali medan
gravitasi di topografi atau posisi (x, y, z)
Anomali gravitasi
merupakan selisih dari medan gravitasi
observasi di topografi dengan medan gravitasi
teoritis di topografi. Dalam film debu-debu
yang berjatuhan yang membentuk suatu
koordinat. Kemudian Cooper mencoba
mencari lokasi koordinat yang sebenarnya
mengarah ke fasilitas misteri milik NASA.
Gravitasi kuantum adalah usaha untuk
menggabungkan mekanika kuantum dan
relativitas umum dalam satu teori yang dapat
menjelaskan fenomena gravitasi pada skala
subatomik. Saat ini, tidak ada teori yang
sesuai dan diterima secara universal oleh
komunitas ilmuwan. Oleh karena itu, istilah
"gravitasi kuantum" lebih menunjukkan
masalah yang terbuka daripada teori tertentu

13
2 Peristiwa tunneling adalah fenomena di mana
sebuah partikel dapat melalui sebuah tembok
atau penghalang yang menghalanginya,
meskipun secara klasik partikel tersebut tidak
memiliki energi yang cukup untuk
melakukannya. Ini terjadi karena sifat
probabilistik dari partikel dalam fisika
kuantum, yang memungkinkan partikel
tersebut untuk "tunnel" melalui penghalang
tersebut dengan kemungkinan yang tidak nol.
Tunneling (Hantu)
Hantu (atau ghost dalam bahasa Inggris)
biasanya merujuk pada sifat-sifat partikel
yang tidak dapat diamati atau diketahui
keberadaannya secara pasti sebelum diukur.
Dalam kasus peristiwa tunneling, hal ini
berarti bahwa sebelum partikel melakukan
tunneling, keberadaannya tidak dapat
diketahui secara pasti. Setelah partikel
melakukan tunneling, keberadaannya dapat
diukur di sisi lain dari penghalang, tetapi
sebelumnya tidak dapat diketahui secara pasti.

3 Magnet adalah objek yang dapat


memancarkan medan magnetik, yang
merupakan kombinasi dari medan magnetik
utama dan medan magnetik tertentu yang
disebabkan oleh spin elektron. Spin elektron
adalah sifat kuantum elektron yang
memungkinkannya memiliki moment
magnetik, yang dapat berinteraksi dengan
medan magnetik. Spin elektron dapat
Magnetik

14
dianggap sebagai suatu medan magnetik yang
terkait dengan elektron, yang dapat
berinteraksi dengan medan magnetik lainnya.
Fenomena ini memungkinkan terjadinya
interaksi antara elektron dan medan magnetik,
sehingga dapat terjadi pengaruh mutlak antara
keduanya. Secara umum, spin elektron dapat
dijelaskan dengan menggunakan teori
kuantum mekanik dan konsep kuantum spin.
Kedua teori ini menyatakan bahwa spin
elektron adalah sifat kuantum yang tidak
dapat dijelaskan dengan cara klasik, dan harus
dipahami dengan menggunakan perspektif
mekanika kuantum

4 Tunneling efek dapat digunakan dalam


jamming radio untuk mengirimkan suara atau
data audio melalui jaringan internet ke
perangkat radio. Ini bisa digunakan untuk
mengirimkan suara dari ponsel ke radio,
misalnya, atau untuk mengirimkan data audio
dari komputer ke radio melalui jaringan
internet. Tunneling efek dapat berguna dalam
Jamming
situasi di mana koneksi internet tidak stabil,
atau jika kita ingin mengirimkan suara dari
satu perangkat ke perangkat lain yang jauh.
Namun, perlu diingat bahwa teknik ini tidak
selalu efektif dalam jamming radio karena
kualitas suara yang dihasilkan mungkin tidak
sebaik yang diharapkan. Efek nyata gravitasi

15
pada ruang waktu juga berdampak pada
kemampuan Cooper untuk berkomunikasi
dengan Murph muda ketika berada di dalam
Tesseract. Di dalam mesin, gravitasi mengalir
ke dimensi lain dalam ruang dan waktu. Hal
ini memungkinkan Cooper untuk
berkomunikasi dengan anaknya di Bumi.

5 Pada film disebutkan bahwa Gargantua


merupakan lubang hitam berputar yang tua.
Hal itulah yang disebut dengan singularitas
lembut. Adanya teori relativitas umum untuk
menyempurnakan teori klasik gravitasi
Newton. Pada teori relativitas umum ada
fenomena yang tidak dapat teramati jika
ditinjau secara klasik yaitu singularitas ruang-
Singularitas
waktu. Daerah singularitas ruang –waktu
adalah daerah dimana hukum-hukum fisika
menjadi rusak dan tidak lagi berlaku dan tidak
dapat dilakukan perhitungan apapun. Hal ini
disebabkan karena sebagian parameter fisis
seperti massa, rapat massa, dan kelengkungan
ruang-waktu nilainya menuju ekstrem dan
meledak.

16
6 pada film menceritakan banyak tentang teori
relativitas dimana waktu itu bersifat relatif
seperti yang dikatakan oleh Einstein. Waktu
akan semakin melambat jika mendekati benda
yang mempunyai gaya gravitasi yang sangat
besar. Selain itu, semakin beranjak mendekati
kecepatan cahaya maka saat itu juga akan
semakin melambat. Lubang hitam membuat
Lubang Hitam (Black Hole)
ruang dan waktu sangat melengkung sebagai
akibatnya akan melambat. Hal ini sesuai teori
lubang hitam memiliki ujung yang disebut
singularitas yang hanya ada di dimensi yang
lebih tinggi

7 Worm hole menghubungkan lubang hitam


dengan lubang putih di ujung lainnya. Dalam
film ini, para astronot melarikan diri dari
bumi yang sedang hancur dan mereka planet
lain dengan melakukan perjalanan lewat
lubang cacing untuk menjelajahi galaksi lain.
Worm hole juga berhubungan dengan teori
dawai (string theory) yaitu teori
Lubang Cacing (Worm Hole)
penggabungan mekanika kuantum dan
relativitas umum menjadi teori gravitasi
kuantum. Dawai-dawai dari teori ini adalah
garis berdimensi satu yang bergetar. Sebab,
benda apa pun yang masuk ke area itu akan
dipisahkan oleh tarikan gravitasi ekstrim.

17
8 Pesawat endurance pada film ini terlihat
berputar. Hal ini bertujuan untuk mereplika
efek gravitasi bumi di pesawat tersebut.
Dengan demikian, para astronot tidak
melayang selama perjalanan berlangsung.
Karena gaya gravitasi di luar angkasa sama
dengan 0 maka percepatan di pesawat dibuat
dengan 𝑎 = 9,8 𝑚⁄𝑠 2 . Spinning Spacecraft

Gravitasi Buatan (Percepetan bekerja dengan gaya sentrifugal, apabila ada


Sentrifugal) benda yang berputar dia akan mengalami
gaya sentrifugal dengan arah radial keluar.
Gaya sentrifugal ini yang menahan para
astronot untuk bisa menapak di pesawat
karena percepatan putarannya ini bisa diatur
sedemikian rupa biasanya sebesar 𝑎 =
9,8 𝑚⁄𝑠 2 sehingga dihasilkan percepatan

sentrifugal yang sama dengan percepatan


gravitasi di bumi. Dengan rumus percepatan
sentrifugal 𝑎 = 𝑤 2

9 Hukum relativitas khusus di dalam film


ditemukan saat tiba di planet miller, dimana
terdapat perbedaan waktu yang cukup lama
yaitu 1 jam di planet sama dengan 7 tahun di
bumi. Dalam film, waktu di sisi wormhole
bergerak lebih cepat karena kedekatannya
dengan anomali gravitasi dari lubang hitam
terdekat, maka waktu di sisi lain otomatis
bergerak lebih lambat relatif terhadap jarak
antara objek dan tarikan gravitasi lubang
hitam. Akibatnya, waktu di planet miller

18
bergerak jauh lebih lambat untuk setiap jam
yang dihabiskan di planet airSaat kembali ke
bumi, Cooper menemui anaknya yang sudah
sangat tua sedangkan dirinya masih sama
seperti saat Cooper pergi ke planet. Dilatasi
waktu terjadi karena kecepatan yang sangat
tinggi mendekati kecepatan cahaya atau
Teori Relativitas Khusus (Dilatasi
Waktu/Space Time Dilation) berada di daerah dengan medan garvitasi yang
tinggi. Hal ini sesuai dengan dasar teori

10 Makhluk 5 dimensi merupakan peristiwa ini


membuat hal yang tidak bisa dijelaskan yang
mana bagian awal serta bagian akhir film.
“Mereka” yang dimaksud pada film
interstellar. Cooper menjatuhkan diri ke
lubang hitam Bersama dengan robot yang
Bernama Tars. Cooper masuk ke dalam
Dunia dengan dimensi yang lebih
tinggi “Makhluk 5 Dimensi” dimensi yang lebih tinggi dimana cooper
mampu mengakses ruang dan waktu secara
tidak terbatas. Cooper mampu berkomunikasi
dengan Murph kecil serta dirinya sendiri
menggunakan cara membentuk gagasan
gravitasi di dunia empat dimensi yang
kemudian dirasakan oleh Murph menjadi
anomali gravitasi. Hal ini menyebabkan
Cooper bisa melihat setiap momen yang
berada di kamar anaknya secara tidak
terbatas.

19
11 Dunia tiga dimensi dimana tidak
memungkinkan untuk melihat dunia dalam
empat dimensi atau lebih namun bisa melihat
proyeksinya. contohnya waktu suatu kubus
terkena cahaya sempurna asal atasnya, maka
proyeksi yg dihasilkan merupakan sebuah
persegi, adalah makhluk 3 dimensi dapat
melihat proyeksi berasal benda empat
Ruang 3 dimensi
dimensi. Tesseract adalah konsep fiksi ilmiah
yang muncul dalam film Interstellar. Ini
merujuk pada dimensi tak terbatas yang dapat
menjadi tempat peristirahatan untuk sebuah
objek atau benda. Tesseract dapat dianggap
sebagai versi nyata dari hiperkubus dalam
geometri, di mana sisi-sisinya tidak memiliki
ukuran atau panjang yang terbatas. Cooper,
menggunakan Tesseract untuk berkomunikasi
dengan masa depannya sendiri dan
mendapatkan informasi yang dibutuhkannya
untuk menyelamatkan umat manusia dari
kepunahan.

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap film Interstellar, diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Konsep fisika yang terdapat pada film Interstellar adalah konsep anomali gravitasi,
tunnelling (hantu), magnetik, jamming, singularitas, gravitasi buatan (percepatan
sentripetal), relativitas khusus (dilatasi waktu dan perbedaan waktu planet miller),
relativitas umum (lubang hitam/blackhole), makhluk 5 dimensi, dan ruang 3 dimensi
a. Fenomena sains yang sesuai dengan konsep fisika adalah gravitasi buatan (percepatan
sentrifugal)
b. Fenomena sains yang tidak sesuai dengan konsep fisika adalah lubang cacing
(wormhole)

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian terhadap film Interstellar, peneliti memberikan saran bahwa :
a. Bagi akademis
1. Bagi peneliti, dijadikan hanya sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan
karena terdapat fenomena sains yang tidak sesuai dengan konsep fisika. Selain itu film
ini hanya menggambarkan sebuah cerita fiksi yang tidak bisa diterima secara akal.
2. Sebagai pengembangan kajian ilmu fisika, peneliti mengharapkan sebaiknya ada
penelitian selanjutnya mengenai film lain agar terdapat analisis fenomena sains yang
sesuai dengan konsepnya

b. Bagi pembaca
1. Film Interstellar sebaiknya hanya dijadikan hiburan film fiksi dengan cerita khayal saja
karena masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan terutama konsep fisika
2. Film ini dijadikan sebagai pengembangan di bidang teknologi karena di film ini
terdapat beberapa teknologi yang digunakan untuk pembelajaran di sekolah

21
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, N. C., Nugroho, C. I. W., & Pratama, M. A. (2019). KOEFISIEN TRANSMISI InN
(Indium Nitrit) PENGHALANG TUNGGAL HINGGA PENGHALANG TIGA DENGAN
METODE SCHRODINGER. FKIP e-PROCEEDING, 4(1), 102-106.

Dra. Heni R., M. S., & Arianto, S.Si., M. S. (n.d.). Teori Relativitas Khusus I. 1–50.

Harefa, A. R. (2019). Peran ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari. Jurnal Warta, 60(April), 1–
10.

Mubarok, A. A. (2022). Review Konsep Ilmiah Dalam Film Interstellar Karya Christopher
Nolan. April, 0–6. https://doi.org/10.5281/zenodo.6475087

Mumpuni, E. S. (2008). Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti. Menjelajahi Bintang
Galaksi Dan Alam Semesta, 9(3), 66–74.

Mundilarto. (2010). Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta : P2IS UNY

Raymond A, Serway, John W. Jewett, Jr, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jakarta:
Salemba Teknika, 2010.

Sungging, E., Peneliti, M., Matahari, B., & Antariksa, D. (2008). LUBANG HITAM DI PUSAT
GALAKSI BIMA SAKTI (Vol. 9, Issue 3).

Thorner, Kip. 2014. The Science Of Interstellar. London:W.W. Norton & Company

22

Anda mungkin juga menyukai