Anda di halaman 1dari 17

J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o .

1 T a h u n 2 0 1 8 | 34

PENDIRIAN BANK UMUM DAN BPR KONVENSIONAL ATAU SYARIAH

ESTABLISHMENT OF COMMERCIAL BANKS AND CONVENTIONAL OR SHARIA BPR

Nurul Ichsan Hasan1a

1aUniversitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat,
Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412, E-mail:
nurul.ichsan@uinjkt.ac.id

ABSTRACT

This article regarding the procedures for the establishment of a Commercial Bank and
Rural Bank both of which can be set up and run their business license from Bank
Indonesia as the Central Bank. Granting permission to set up commercial banks
conducted through two stages. First, the stage of approval to conduct preparations for
establishment of the bank concerned. The second stage of the business license for the
provision of a license to conduct business after the preparation completed. During yet
received an operating license, the parties received approval in principle not allowed to
conduct any business activity in the banking sector. Rural Banks also can be upgraded
to a commercial bank with prevailing regulations and adequate capabilities.

Keyword: Bank, BPR, Establishment License

ABSTRAK

Tulisan ini berkenaan dengan tatacara pendirian Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat dimana keduanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya dengan izin dari
Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Pemberian izin untuk mendirikan Bank Umum
dilakukan melalui 2 tahapan. Pertama, tahap persetujuan untuk melakukan persiapan
pendirian bank yang bersangkutan. Tahap kedua berupa pemberian izin usaha yakni
izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha setelah persiapan selesai
dilakukan. Selama belum mendapat izin usaha, pihak yang mendapat persetujuan
prinsip tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan usaha apapun di bidang
perbankan. Bank Perkreditan Rakyat juga dapat ditingkatkan statusnya menjadi Bank
Umum dengan ketentuan yang berlaku dan kemampuan yang memadai.

Kata Kunci: Bank, BPR, Izin Pendirian

Nurul Ichsan. 2018. Pendirian Bank Umum dan BPR Konvensional atau Syariah. Jurnal
Nisbah 4 (1): 34-50
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 35

PENDAHULUAN membutuhkan banyak persyaratan


dalam melaksanakan kegiatan
Bank merupakan lembaga usahanya. Ini sangat penting untuk
perantara keuangan yang seharusnya melindungi kepentingan masyarakat itu
mampu melakukan mekanisme sendiri, terutama terhadap nasabah
pengumpulan dana secara seimbang penyimpan dan simpanannya. Menurut
dan benar sesuai dengan ketentuan jenis usahanya bank terdiri dari Bank
yang berlaku, oleh karena itu maka Umum dan BPR, hal ini terdapat pada
perlu ada kejelasan akan hukum dan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang
badan hukum sistem operasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
perbankan serta izin pendirian bank. 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana
Munculnya banyak lembaga telah diubah dengan Undang-Undang
keuangan yang ada di Indonesia dewasa Nomor 10 Tahun 1998.
ini memang menuntut peran Sesuai dengan ketentuan
pemerintah dan pejabat yang mengenai izin pendirian bank maka
berwenang untuk membuat peraturan setiap orang atau badan hukum yang
dan undang-undang izin pendirian bank berkinginan untuk mendirikan bank
agar bank dapat lebih bermanfaat bagi wajiblah mengambil dasar hukum dan
semua orang. Dengan demikian ketentuan yang ada dari Pasal 16
berbagai jenis bank yang muncul di Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Indonesia dan haruslah sesuai dengan baik ayat 1, 2 dan 3 yang berbunyi
ketentuan yang ditetapkan oleh pejabat antara lain ayat 1:
yang berwenang bukan hanya untuk Setiap pihak yang melakukan
kepentingan bisnis semata. kegiatan menghimpun dana dari
Adapun syarat dan ketentuan yang masyarakat dalam bentuk simpanan
ditetapkan oleh pemerintah dan pejabat wajib terlebih dahulu memperoleh izin
yang berwenang lewat pasal-pasal usaha sebagai Bank Umum atau Bank
dalam undang undang adalah untuk Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank
mencapai tujuan yang lebih baik jika Indonesia, kecuali apabila kegiatan
bank tersebut mengalami masalah dan menghimpun dana dari masyarakat
menghadapi pasar. Agar bank tersebut dimaksud diatur dengan Undang-undang
dapat berfungsi sebagai suatu lembaga tersendiri.
intermediasi yaitu lembaga yang Dalam ketentuan pasal 16 ayat 1
mengarahkan dana dari masyarakat dan di atas mengandung arti bahwa
menyalurkan kembali ke masyarakat kegiatan menghimpun dana dari
yang membutuhkan untuk masyarakat oleh siapapun pada
meningkatkan taraf hidup masyarakat dasarnya merupakan kegiatan yang
dengan denikian dapat terwujud. perlu diawasi, mengingat dalam
Bedasarkan latar belakang diatas maka kegiatan itu terkait kepentingan
perlu dipaparkan lebih mendalam masyarakat yang dananya disimpan
tentang prosedur dan syarat pendirian pada pihak yang menghimpun dana
bank. tersebut. Sehubungan dengan itu dalam
ayat ini ditegaskan bahwa kegiatan
PEMBAHASAN menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan hanya dapat
Bank sebagai suatu badan usaha dilakukan oleh pihak yang telah
yang mempunyai kegiatan usaha memperoleh izin usaha sebagai Bank
menghimpun dana dari masyarakat Umum atau sebagai Bank Perkreditan
dalam berbagai bentuknya, sudah tentu Rakyat.
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 36

Namun, di masyarakat terdapat berhubungan dengan ketentuan pasal


pula jenis lembaga lainnya yang juga 16 ayat 3 dapat dikemukakan bahwa
melakukan kegiatan penghimpunan pokok-pokok ketentuan yang
dana masyarakat dalam bentuk ditetapkan oleh Bank Indonesia memuat
simpanan atau semacam simpanan, antara lain adalah:
misalnya yang dilakukan oleh kantor 1. Persyaratan untuk menjadi pengurus
pos, oleh dana pensiun, atau oleh bank antara lain menyangkut
perusahaan asuransi. Kegiatan lembaga- keahlian di bidang perbankan dan
lembaga tersebut tidak dicakup dalam konduite yang lain
kegiatan usaha perbankan berdasarkan 2. Larangan adanya hubungan keluarga
ketentuan ayat ini. Kegiatan diantara pengurus bank.
penghimpunan dana dari masyarakat 3. Modal disetor minimum untuk
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendirian Bank Umum dan Bank
tersebut diatur dengan undang-undang Perkreditan Rakyat.
tersendiri. 4. Batas maksimum kepemilikan dan
Dalam Pasal 16 ayat 2 selanjutnya kepengurusan.
yang berbunyi: 5. Kelayakan rencana kerja.
Untuk memperoleh izin usaha Bank 6. Batas waktu pemberian izin
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat pendirian bank.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Dari ketentuan hukum di atas
wajib dipenuhi persyaratan sekurang- dapat dilihat bahwa langkah pertama
kurangnya tentang : yang harus dilakukan dalam pendirian
1. Susunan Organisasi Dan bank adalah menentukan jenis bank
Kepengurusan ; yang akan didirikan, apakah Bank
2. Permodalan ; Umum atau Bank Perkreditan Rakyat.
3. Kepemilikan ; Dari kedua jenis bank, terdapat
4. Keahlian di bidang Perbankan ; beberapa perbedaan mengenai syarat-
5. Kelayakan rencana kerja. syarat yang harus dipenuhi untuk
Dari ketentuan pasal 16 ayat 2 mendirikan sebuah bank. Penjelasan
tersebut dapat dikemukakan bahwa kedua bank tersebut akan dijabarkan
dalam hal memberikan izin usaha sebagaimana berikut dibawah ini.
sebagai bank umum dan bank Pendirian Bank Umum
perkreditan rakyat, bank Indonesia Bank Umum disebut juga sebagai
selain memerhatikan pemenuhan “bank dagang”, “bank komersial”, “bank
persyaratan sebagaimana dimaksud kredit”, bahkan di beberapa Negara
dalam ayat ini, juga wajib disebut sebagai “bank deposito”. Bank
memerhatikan tingkat persaingan yang yang melaksanakan kegiatan usaha
sehat antar bank, tingkat kejenuhan secara konvensional dan/atau
jumlah bank dalam suatu wilayah berdasarkan prinsip syariah ini dalam
tertentu, serta pemerataan kegiatannya memberikan jasa-jasa
pembangunan ekonomi nasional. dalam lalu lintas pembayaran.Sebagai
Sedangkan dalam pasal 16 ayat 3 Bank konvensional, Bank Umum
yang berbunyi: melakukan usaha perbankan dengan
Persyaratan dan tata cara memberikan kredit kepada nasabah
perizinan bank sebagaimana dimaksud baik perorangan maupun perusahaan.
dalam ayat (2) ditetapkan oleh Bank Sedangkan Bank Umum yang menganut
Indonesia prinsip syariah menggunakan aturan
Sebagaimana halnya ketentuan perjanjian berdasarkan Hukum Islam
pasal 16 ayat 1 dan ayat 2, maka antara bank dengan pihak lain untuk
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 37

menyimpan dana dan/atau pembiayaan usaha, pihak yang mendapat


kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya persetujuan prinsip tidak
yang dinyatakan sesuai dengan syariah. diperkenankan untuk melakukan
Bank Umum ini sendiri dapat kegiatan usaha apapun di bidang
berupa Bank Milik Negara, Swasta, perbankan.
maupun Koperasi, yang dalam a. Syarat Umum, Modal Disetor dan
pengumpulan dananya terutama Persetujuan Prinsip
menerima simpanan dalam bentuk giro, 1. Syarat Umum
deposito, serta tabungan dan dalam Penjelasan secara rinci untuk
usahanya terutama memberikan kredit syarat pendirian bank umum dijabarkan
jangka pendek. Kredit jangka pendek ini dalam SK Direksi BI No: 32/33/Kep/Dir,
dipilih karena dana utama yang Tentang Bank Umum tanggal 12 Mei
diterima juga berjangka waktu pendek, 1999, dalam pasal 3 disebutkan :
sehingga pemberian kredit jangka a) Bank hanya dapat didirikan dan
pendek diharapkan tidak mengganggu melakukan kegiatan usaha dengan
kemampuan bank untuk memenuhi izin Direksi Bank Indonesia.
jangka pendeknya. Suatu bank b) Bank hanya dapat didirikan oleh:
dikatakan sebagai Bank Umum karena c) WNI dan/atau Badan Hukum
bank tersebut mendapatkan Indonesia; atau
keuntungan dari selisih bunga yang d) WNI dan/atau Badan Hukum
diterima dari peminjam dengan yang Indonesia dengan WNA dan/atau
dibayarkan oleh bank kepada depositor Badan Hukum Asing secara
(disebut spread). kemitraan.
Sedangkan BPR adalah bank yang 2. Modal yang selanjutnya dalam pasal
melaksanakan kegiatan usaha secara 4 disebutkan:
konvensional atau berdasarkan prinsip a) Modal disetor untuk mendirikan
syariah ini dalam kegiatannya tidak Bank ditetapkan sekurang-kurangnya
memberikan jasa dalam lalu lintas sebesar Rp 3.000.000.000,00 (tiga
pembayaran. Jadi disini, terlihat bahwa triliun rupiah);
perbedaan antara bank umum dengan b) Modal disetor bagi Bank yang
BPR terletak dalam kegiatan pemberian berbentuk hukum Koperasi adalah
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank simpanan pokok, simpanan wajib,
Perkreditan Rakyat memberikan jasa dan hibah sebagaimana diatur dalam
berupa menerima simpanan hanya undang-undang tentang
dalam bentuk deposito berjangka, Perkoperasian;
tabungan, dan atau bentuk lainnya yang c) Modal disetor yang berasal dari
dipersamakan dengan itu. warga Negara asing dan/atau badan
Bank Umum dapat didirikan dan hukum asing, sebagaimana dimaksud
menjalankan usahanya dengan izin dalam Pasal 3 angka (2) huruf b
Bank Indonesia selaku Bank Sentral. setinggi-tingginya sebesar 99 %
Pemberian izin untuk mendirikan Bank (Sembilan puluh sembilah persen)
Umum dilakukan melalui 2 tahapan. dari modal disetor bank.
Pertama, tahap persetujuan untuk 3. Persetujuan Prinsip
melakukan persiapan pendirian bank Sebagaimana dijabarkan dalam
yang bersangkutan. Tahap kedua pasal 6 yaitu permohonan untuk
berupa pemberian izin usaha yakni izin mendapatkan persetujuan prinsip
yang diberikan untuk melakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
kegiatan usaha setelah persiapan selesai huruf a diajukan sekurang-kurangnya
dilakukan. Selama belum mendapat izin oleh seorang calon pemilik kepada
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 38

direksi Bank Indonesia sesuai dengan e) Surat keterangan dari lembaga


format dalam Lampiran I dan wajib pendidikan mengenai pendidikan
dilampiri dengan: perbankan yang pernah diikuti
1) Rancangan akta pendirian badan dan/atau bukti tertulis bagi Bank
hukum, termasuk rancangan tempat bekerja sebelumnya
anggaran dasar yang sekurang- mengenai pengalaman di bidang
kurangnya memuat: perbankan bagi calon anggota
a) Nama dan tempat kedudukan; Dewan Komisaris.
b) Kegiatan usaha sebagai Bank; 4) Rencana susunan organisasi;
c) Permodalan; 5) Rencana kerja untuk tahun pertama
d) Kepemilikan; yang sekurang-kurangnya memuat:
e) Wewenang, tanggung jawab, dan a) Hasil penelaahan mengenai
masa jabatan dewan Komisaris peluang pasar dan potensi
serta Direksi; ekonomi;
2) Data kepemilikan berupa: b) Rencana kegiatan usaha yang
a) Daftar calon pemegang saham mencakup penghimpunan dan
berikut rincian besarnya masing- penyaluran dana serta langkah-
masing kepemilikan saham bagi langkah kegiatan yang akan
Bank yang berbentuk hukum dilakukan dalam mewujudkan
Perseroan Terbatas/Perusahaan rencana yang dimaksud.
Daerah; 6) Bukti setoran modal sekurang-
b) Daftar calon anggota berikut kurangnya 30% (tiga puluh persen)
rincian jumlah simpanan pokok dari modal yang disetor
dan simpanan wajib, serta daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
hibah bagi Bank yang berbentuk 4 ayat (1), dalam bentuk fotokopi
hukum Koperasi; bilyet deposito pada Bank di
3) Daftar calon anggota dewan Indonesia dan atas nama “Direksi
Komisaris dan anggota Direksi Bank Indonesia q.q. salah seorang
disertai dengan: calon pemilik untuk pendirian Bank
a) Fotokopi tanda pengenal yang yang yang bersangkutan” dengan
dapat berupa Kartu Tanda mencantumkan keterangan bahwa
Penduduk (KTP) atau paspor; pencairannya hanya dapat
b) Riwayat hidup; dilakukan setelah mendapat
c) Surat penyertaan pribadi persetujuan tertulis dari Direksi
(personal statement)yang Bank Indonesia;
menyatakan tidak pernah 7) Surat pernyataan dari calon
melakukan tindakan tercela di pemegang saham dan Bank yang
bidang perbankan, keuangan, berbentuk hukum Perseroan
dan usaha lainnya dan atau tidak Terbatas/Perusahaan Daerah atau
pernah dihukum karena terbukti dari calon anggota bagi Bank yang
melakukan tindak pidana berbentuk hukum Koperasi, bahwa
kejahatan; setoran modal sebagaimana yang
d) Surat keterangan atau bukti dimaksud dalam huruf f:
tertulis dari bank tempat bekerja  Tidak berasal dari pinjaman atau
sebelumnya mengenai fasilitas pembiayaan dalam
pengalaman operasional di bentuk apapun dari bank
bidang perbankan bagi calon dan/atau pihak lain di Indonesia;
Direksi yang telah
berpengalaman; dan
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 39

 Tidak berasal dari dan untuk permohonan pesetujuan


tujuan pencucian uang (money prinsip.
laundering). f) Data Kepemilikan Bank.
b. Daftar Calon Pemegang Saham Atau c. Izin Usaha
Daftar Calon Anggota Dalam mendirikan sebuah bank
Sebagaimana dimaksud dalam tidak hanya dilihat dari jumlah modal
pasal 1 huruf b: yang dimilikinya, akan tetapi siapa
1. Dalam hal perorangan wajib pemilik dan pengelola bank. Prosedur
dilampiri dengan dokumen tersebut tampak pada ketentuan Pasal
sebagaimana yang dimaksud dalam 9: Permohonan untuk mendapat ijin
ayat (1) huruf c angka 1 sampai usaha sebagaimana dimaksud dalam
dengan angka 3 pasal 5 huruf b diajukan oleh Direksi
2. Dalam hal badan hukum wajib Bank kepada Direksi Bank Indonesia
dilampiri dengan: sesuai dengan format pada lampiran 2
a) Akta pendirian badan hukum, dan wajib dilampiri dengan:
termasuk anggaran dasar 1. Akta pendirian badan hukum,
berikut perubahan-perubahan termasuk anggaran dasar badan
yang telah mendapat hukumyang telah disahkan oleh
pengesahan dari instansi instansi yang berwenang
berwenang termasuk bagi 2. Data kepemilikan berupa:
badan hukum asing sesuai a) Daftar pemegang saham berikut
dengan ketentuan yang berlaku rincian besarnya kepemilikan
di negara asal badan hukum saham bagi bank yang berbentuk
tersebut; hukum Perseroan
b) Dokumen sebagaimana Terbatas/Perusahaan Daerah;
dimaksud dalam ayat (1) huruf atau
c angka 1 sampai dengan angka b) Daftar anggota berikut rincian
3 dari seluruh dewan komisaris jumlah simpanan pokok dan
dan direksi dari badan hukum simpanan wajib serta daftar
yang bersangkutan; hibah bagi Bank yang berbentuk
c) Rekomendasi dari instansi hukum Koperasi; yang masing-
berwenang di Negara asal bagi masing disertai dengan dokumen
bbadan hukum asing; sebagaimana dimaksud dalam
d) Daftar pemegang ssaham pasal 6 ayat (2);
berikut rincian besarnya 3. Daftar susunan dewan Komisaris
masing-masing kepemilikan dan Direksi, disertai dengan:
saham bagi baddan hukum a) Pas foto terakhir ukuran 4 x 6
Perseroan cm;
Terbatas/Perusahaan Daerah, b) contoh tandatangan dan paraf;
atau daftar anggota berikut c) dokumen sebagaimana dimaksud
rincian jumlah simpanan pokok dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c;
dan simpanan wajib, serta d) fotokopi Kartu Izin Menetap
daftar hibah bagi badan hukum Sementara (KIMS) dan fotokopi
koperasi; surat izin bekerja dari instansi
e) Laporan keuangan badan berwenang, bagi warga Negara
hukum yang diaudit oleh asing;
akuntan public dengan posisi 4. Susunan organisasi serta system
paling lama 6 (enam) bulan dan prosedur kerja, termasuk
sebelum tanggal pengajuan susunan personalia;
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 40

5. Bukti pelunasan modal disetor dalam Pasal 23 ayat (2) bagi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal anggota Direksi;
4 ayat (1), dalam bentuk fotokopi 10. Surat pernyataan dari anggota
bilyet deposito pada Bank di dewan Komisaris bahwa yang
Indonesia atas nama “Direksi Bank bersangkutan tidak mempunyai
Indonesia q.q. salah seorang pemilik hubungan keluarga sebagaimana
Bank yang bersangkutan” dengan dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4);
mencantumkan keterangan bahwa 11. Surat pernyataan dari anggota
pencairannya hanya dapat Direksi bahwa yang bersangkutan
dilakukan setelah mendapat tidak mempunyai hubungan
persetujuan tertulis dari Direksi keluarga sebagaimana dimaksud
Bank Indonesia. dalam Pasal 23 ayat (1);
6. bukti kesiapan operasional berupa: 12. Surat pernyataan dari anggota
a) daftar aktiva tetap dan Direksi bahwa yang bersangkutan
inventaris; baik secara sendiri-sendiri maupun
b) bukti penguasaan gedung bersama-sama tidak memiliki
berupa bukti kepemilikan atau saham melebihi 25% dari modal
perjanjian sewa-menyewa disetor pada suatu perusahaan lain
gedung kantor; sebagaimana dimaksud dalam Pasal
c) foto gedung kantor dan tata letak 23 ayat (3).
ruangan; Selanjutnya dalam Pasal 13
d) contoh formulir/warkat yang disebutkan: Kepemilikan Bank oleh
akan digunakan untuk Badan Hukum sebagaimana dimaksud
operasional Bank; dalam Pasal 3 ayat (2) setinggi-
e) Nomor Pokok Wajib Pajak tingginya sebesar modal sendiri bersih
(NPWP) dan Tanda Daftar badan hukum yang bersangkutan.
Perusahaan (TDP); Modal sendiri bersih sebagaimana
7. Surat pernyataan dari pemegang dimaksud dalam ayat (1) merupakan:
saham bagi Bank yang berbentuk 1. Penjumlahan dari modal disetor,
hukum Perseroan Terbatas cadangan, dan laba dikurangi
Perusahaan Daerah atau dari penyertaan dan kerugian, bagi badan
anggota bagi Bank yang berbentuk hukum Perseroan
hukum Koperasi bunga pelunasan Terbatas/Perusahaan Daerah; atau
modal disetor sebagaimana 2. Penjumlahan dari simpanan pokok,
dimaksud dalam huruf c: simpanan wajib, hibah, modal
a) tidak bersal dari pinjaman atau penyertaan, dana cadangan dan Sisa
fasilitas pembiayaan dalam Hasil Usaha dikurangi penyertaan
bentuk apapun dari Bank dan kerugian bagi Badan Hukum
dan/atau pihak lain di Indonesia; Koperasi.
b) tidak berasal dari dan untuk d. Yang dapat menjadi Pemilik Bank
tujuan pencucian uang (money Dalam Pasal 15 dijabarkan siapa
loundering); saja yang dapat menjadi pemilik bank
8. Surat pernyataan tidak merangkap adalah pihak-pihak yang:
jabatan melebihi ketentuan 1. Tidak termasuk dalam daftar orang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal tercela di bidang perbankan sesuai
21 ayat (3) bagi anggota dewan dengan yang ditetapkan oleh Bank
Komisaris; Indonesia;
9. Surat pernyataan tidak merangkap 2. Menurut penilaian Bank Indonesia
jabatan sebagaimana dimaksud yang bersangkutan memiliki
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 41

integritas yang baik. Pemilik Bank Indonesia selambat-lambatnya 10


yang memiliki integritas yang baik hari setelah perubahan dilakukan.
sebagaimana dimaksud dalam ayat  Laporan perubahan komposisi
(1) huruf b, antara lain adalah pihak- kepemilikan sebagaimana dimaksud
pihak yang: dalam ayat (1) yang diakibatkan
a) Memiliki akhlak dan moral yang adanya penambahan modal disetor
baik; wajib dilampiri dengan:
b) Mematuhi peraturan perundang- a) Bukti penyetoran;
undangan yang berlaku; b) Notulen rapat umum pemegang
c) Memiliki komitmen yang tinggi saham/rapat anggota.
terhadap perkembangan c) Surat pernyataan dari pemegang
operasional bank yang sehat; saham sebagaimana dimaksud
d) Dinilai layak dan wajar untuk dalam Pasal 9 huruf b;
menjadi pemegang saham Bank. d) Data kepemilikan sebagaimana
e. Perubahan Modal dan Perubahan dimaksud dalam Pasal 9 huruf b.
Pemilik  Laporan perubahan komposisi
1. Perubahan Modal kepemilikan sebagaimana dimaksud
Dalam Pasal 10 disebutkan: dalam ayat (1) yang tidak
Perubahan modal dasar bagi Bank yang mengubah modal disetor wajib
berbentuk Hukum Perseroan dilampiri dengan dokumen
Terbatas/Perusahaan Daerah wajib sebagaimana dimaksud dalam ayat
dilaporkan oleh Direksi Bank kepada (2) huruf b,c dan d.
bank Indonesia selambat-lambatnya 10 f. Dewan Komisaris
hari setelah tanggal persetujuan Yang dapat menjadi anggota
perubahan anggaran dasar dari instansi komisaris bank diatur dalam Pasal 19,
yang berwenang dilampiri dengan: yaitu:
a) Notulen rapat umum pemegang 1. Anggota dewan Komisaris dan
saham; Direksi wajib memenuhi persyaratan
b) Perubahan anggaran dasar yang telah sebagai berikut:
disetujui oleh instansi yang a) Tidak termasuk dalam daftar
berwenang. orang tercela dibidang perbankan
Perubahan modal bagi Bank yang sesuai dengan yang ditetapkan
berbentuk Badan Hukum Koperasi, oleh Bank Indonesia;
wajib dilaporkan oleh Direksi Bank b) Memiliki kemampuan dalam
kepada bank Indonesia selambat- menjalankan tugasnya;
lambatnya 10 hari setelah tanggal c) Menurut penilaian Bank Indonesia
perubahan anggaran dasar dilampiri yang bersangkutan memiliki
dengan: integritas yang baik..Anggota
a) Notulen rapat anggota; dewan komisaris dan Direksi yang
b) Perubahan anggaran dasar yang memiliki integritas yang baik
telah disetujui oleh rapat anggota. sebagaimana dimaksud dalam ayat
2. Perubahan Pemilik (1) huruf c, antara lain adalah
Dalam Pasal 18 disebutkan: pihak-pihak yang:
 Perubahan komposisi kepemilikan 1) Memiliki akhlak dan moral yang
yang tidak mengakibatkan baik;
penggantian dan/atau penambahan 2) Mematuhi peraturan
pemilik Bank, wajib dilaporkan oleh perundang-undangan yang
Direksi Bank kepada Bank berlaku;
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 42

3) Memiliki komitmen yang tinggi  Mayoritas dari anggota Direksi


terhadap pengembangan wajib berpengalaman dalam
operasional Bank yang sehat; operasional bank sekurang-
4) Dinilai layak dan wajar untuk kurangnya 5 tahun sebagai Pejabat
menjadi anggota dewan Eksekutif pada Bank.
Komisaris dan Direksi Bank. 5. Dalam Pasal 23:
2. Dalam Pasal 20:  Mayoritas anggota Direksi dilarang
 Bank yang sebagian sahamnya memiliki hubungan keluarga
dimiliki oleh pihak asing dapat sampai dengan derajat kedua
menempatkan Warga Negara Asing termasuk suami/istri, keponakan,
sebagai anggota Dewan Komisaris menantu, ipar, dan besan dengan
dan Direksi. anggota Direksi lain atau anggota
 Di antara Dewan Komisaris dan dewan Komisaris;
Direksi Bank sebagaimana  Anggota Direksi dilarang
dimaksud dalam ayat (1), sekurang- merangkap jabatan sebagai anggota
kurangnya terdapat satu orang dewan Komisaris, Direksi atau
anggota dewan Komisaris dan satu Pejabat Eksekutif pada lembaga
orang anggota Direksi perbankan, perusahaan atau
berkewarganegaraan Indonesia. lembaga lain;
3. Dalam Pasal 21:  Di antara anggota-anggota Direksi
 Jumlah anggota dewan Komisaris dilarang secara sendiri-sendiri atau
sekurang-kurangnya dua orang. bersama-sama memiliki saham
 Anggota dewan Komisaris melebihi 25% dari modal disetor
sebagaimana dimaksud dalam ayat pada suatu perusahaan lain;
(1) wajib memiliki pengetahuan  Direksi Bank dilarang memberikan
dan/atau pengalaman di bidang kuasa umum kepada pihak lain yang
perbankan. mengakibatkan pengalihan tugas
 Anggota dewan Komisaris hanya dan wewenang tanpa batas;
dapat merangkap jabatan: 6. Persetujuan Bank Indonesia
a) Sebagai anggota dewan Anggota Komisaris Bank harus
Komisaris sebanyak-banyaknya mendapat persetujuan dari Pimpinan
pada satu bank lain atau Bank Bank Indonesia.Hal ini dijabarkan dalam
Perkreditan Rakyat; atau Pasal 24.
b) Sebagai anggota dewan  Calon anggota dewan Komisaris
Komisaris, Direksi atau Pejabat atau Direksi wajib memperoleh
Eksekutif yang memerlukan persetujuan dari Bank Indonesia
tanggung jawab penuh sebanyak- sebelum diangkat dan menduduki
banyaknya pada dua perusahaan jabatannya;
lain bukan bank atau bukan Bank  Permohonan untuk memperoleh
Perkreditan rakyat. persetujuan sebagaimana dimaksud
 Mayoritas anggota dewan Komisaris dalam ayat (1) wajib disampaikan
dilarang memiliki hubungan oleh Direksi Bank kepada Direksi
keluarga sampai dengan derajat Bank Indonesia sebelum rapat
kedua termasuk suami/istri, umum pemegang saham atau rapat
menantu, dan ipar dengan anggota anggota yang mengesahkan
dewan Komisaris lain. pengangkatan dimaksud, disertai
4. Dalam Pasal 22: dengan dokumen sebagaimana
 Direksi Bank sekurang-kurangnya dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
berjumlah tiga orang. huruf c,Pasal 9 huruf h, I, j, k dan l;
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 43

 Persetujuan atau penolakan atas Pendirian Bank Perkreditan Rakyat


permohonan pengangkatan anggota (BPR)
dewan Komisaris atau Direksi Pada pendirian BPR juga
diberikan selambat-lambatnya 15 diperlukan izin usaha dari Bank
hari sejak dokumen permohonan Indonesia sebagaimana Bank Umum.
diterima secara lengkap; Pada proses izin usaha dari Bank
 Dalam rangka memberikan Indonesia diperlukan 2 tahap yaitu
persetujuan atau penolakan tahap persetujuan prinsip dan
sebagaimana dimaksud dalam ayat perolehan izin usaha. Selama salah satu
(3), Bank Indonesia melakukan: atau kedua proses ini belum terpenuhi
1) Penelitian atas kelengkapan maka BPR tidak dapat melaksanakan
dan kebenaran dokumen kegiatan usaha apapun di bidang
sebagaiman dimaksud dalam perbankan. Syarat-syarat untuk
ayat (2); mendirikan BPR diatur dalam SK
2) Wawancara terhadap calon Direksi BI No.32/35/Kep/Dir, tentang
anggota dewan Komisaris atau Bank Perkreditan Rakyat tanggal 12 Mei
Direksi 1999.
 Laporan pengangkatan anggota a. Syarat Umum, Modal, dan
dewan Komisaris atau Direksi wajib persetujuan Prinsip
disampaikan oleh Direksi Bank 1. Syarat Umum Pendirian BPR. Hal ini
kepada Direksi Bank Indonesia dijabarkan dalam Pasal 3:
selambat-lambatnya 10 hari setelah a) BPR hanya dapat didirikan dan
pengangkatan dimaksud disahkan melakukan kegiatan usaha
oleh rapat umum pemegang saham dengan izin Direksi Bank
atau rapat anggota, disertai dengan Indonesia
notulen rapat umum pemegang b) BPR hanya dapat didirikan oleh:
saham atau notulen rapat anggota. 1) Warga Negara Indonesia yang
g. Pimpinan Cabang seluruh kepemilikannya oleh
Penggantian Pimpinan Cabang Warga Negara Indonesia;
Bank wajib dilaporkan ke Pimpinan 2) Badan Hukum Indonesia yang
Bank Indonesia, hal ini dijabarkan seluruh kepemilikannya oleh
dalam Pasal 25.Pengangkatan atau Warga Negara Indonesia;
penggantian pemimpin Kantor Cabang 3) Pemerintah Daerah
wajib dilaporkan oleh Direksi Bank 4) Dua pihak atau lebih
kepada Bank Indonesia selambat- sebagaimana dimaksud dalam
lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah huruf a, huruf b, dan huruf c.
tanggal pengangkatan dan dilampiri 2. Modal BPR. Dalam Pasal 4
dengan: disebutkan:
1) Surat pengangkatan dan pemberian a. Modal disetor untuk mendirikan
kuasa sebagai pemimpin Kantor BPR ditetapkan sekurang-
Cabang dan Direksi Bank; kurangnya sebesar:
2) Dokumen yang menyatakan 1. Rp. 2.000.000.000 (Dua Milyar
identitas calon pemimpin Kantor Rupiah) untuk BPR yang
Bank dengan persyaratan didirikan diwilayah Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal Khusus Ibukota jakarta Raya
6 ayat (1) huruf c angka 1, angka 2, dan Kabupaten/Kotamadya
dan angka 3, serta Pasal 9 huruf c Tanggerang, Bekasi, dan
angka 1dan angka 2. Karawang;
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 44

2. Rp. 1.000.000.000 (Satu Perseroan Terbatas/Perusahaan


Milyar Rupiah) untuk BPR Daerah
yang didirikan di wilayah 2) Daftar calon anggota berikut
ibukota propinsi diluar rincian jumlah simpanan pokok
wilayah tersebut pada huruf a; dan simpanan wajib, serta daftar
3. Rp. 500.000.000 (lim ratus hibah bagi BPR yang berbentuk
juta rupiah) untuk BPR yang hukum Koperasi
didirikan di luar wilayah 3) Daftar calon anggota dewan
tersebut pada huruf a dan Komisaris dan Direksi disertai
huruf b. dengan:
b. Modal disetor bagi BPR yang a) Fotokopi KTP;
berbentuk hukum Koperasi b) Riwayat hidup;
adalah simpanan pokok, c) Surat pernyataan yang
simpanan wajib, dan hibah menyatakan tidak pernah
sebagaimana diatur dalam melakukan tidakan tercela di
undang-undang tentang bidang perbankan. Keuangan,
perkoperasian; dan usaha lainnya dan/atau
c. Bagian dari modal disetor BPR tidak pernah dihukum karena
yang digunakan untuk modal terbukti melakukan tindak
kerja sekurang-kurangnya pidana kejahatan;
berjumlah 50% (lima puluh d) Surat keterangan atau bukti
perseratus) tertulis dari pihak
3. Persetujuan Prinsip. sebelumnnyamengenai
Masalah ini dijabarkan dalam pengalaman operasional
Pasal 6 sebagai berikut: Permohonan dibidang perbankan bagi calon
untuk mendapatkan persetujuan prinsip Direksi yang tidak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 berpengalaman;
huruf a diajukan oleh sekurang- e) Surat keterangan dari lembaga
kurangnya oleh seorang calon pemilik pendidikan perbankan yang
kepada Direksi Bank Indonesia sesuai pernah diikuti dan/atau bukti
dengan format lampiran 1 dan wajib tertulis dari pihak Bank
dilampiri dengan : tempat bekerja sebelumya
a. Rancangan akta pendirian badan mengenai penglaman dibidang
hukum, termasuk rancangan perbankan bagi calon anggota
anggaran dasar yang sekurang- dewan komisaris
kurangnya memuat: c. Rencana susunan organisasi;
1) Nama dan tempat kedudukan d. Rencana kerja untuk tahun pertama
2) Kegiatan usaha sebagai BPR yang sekurang-kurangnya memuat:
3) Permodalan 1) Hasil penelaahan mengenai
4) Kepemilikan peluang dasar dan potensi
5) Wewenang, tanggung jawab, dan ekonomi;
masa jabatan dewan Komisaris 2) Rencana kegiatan usaha yang
dan Direksi; mencakup penghimpunan dan
b. Data kepemilikan berupa: penyaluran dana serta langkah-
1) Daftar calon pemegang saham langkah kegiatan yang akan
berikut rincian besarnya masing- dilakukan dalam mewujudkan
masing kepemilikan saham bagi rencana dimaksud;
BPR yng berbentuk hukum 3) Rencana kebutuhan pegawai;
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 45

4) Proyeksi arus kas bulanan mendapat pengesahan dari


selama 12 bulan yang dimulai instansi yang berwenang;
sejak BPR melakukan kegiatan b) dokumen sebagimana dimaksud
operasionalnya serta proyeksi dalam ayat (1) huruf c angka 1,
neraca dan perhitungan laba angka 2 dan angka 3 dari seluruh
rugi; Dewan Komisaris dan Direksi
e. Bukti setoran modal sekurang- badan hukum yang bersangkutan;
kurangnya 30% dari modal disetor c) daftar pemegang saham berikut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal rincian besarnya masing-masing
4 ayat (1), dalam bentuk fotokopi kepemilikan saham bagi badan
Bilyet deposito pada Bank Umum di hukum Perseroan
Indonesia dana atas nama “Direksi Terbatas/Perusahaan Daerah, atau
Bank Indonesia q.q salah seorang daftar anggota berikut rincian
calon pemilik untuk pendirin BPR jumlah simpanan pokok, simpanan
yang bersanngkutan” dengan wajib serta daftar hibah bagi
mencantumkan keterangan bahwa badan hukum koperasi;
pencairannya hanya dapat d) laporan keuangan posisi akhir
dilakukan setelah mendapat bulan sebelum tanggal pengajuan
persetujuan tertulis dari Direksi permhonan persetujuan prinsip;
Bank Indonesia e) laporan keuangan badan hukum
f. Surat pernyataan dai pemegang yang diaudit oleh Akuntan Publik
saham bagi BPR yang berbentuk dengan posisi paling lama 6bulan
hukum Perseroan sebelum tanggal pengajuan
Terbatas/Perusahaan Daerah atau permohonan pengajuan prinsip,
dari calon anggota dari BPR yng bagi badan hukum yang
berbentu hukum koperasi, bahwa melakukan penyertaan sebesar
setoran modal sebagaimana Rp.1.000.000.000 atau lebih.
dimaksud dalam huruf f: c. Ijin Usaha Pendirian BPR
1) Tidak berasal dari pinjaman atau Dalam pasal 9 disebutkan :
fasilitas pembiayaan dalam Permohonan untuk mendapatkan izin
bentuk apapun dari bank usaha sebagaimana dimaksud dalam
dan/atau pihak lain di Indonesia; pasal 5 huruf b diajukan oleh direksi
2) Tidak berasal dari hasil kegiatan BPR kepada direksi Bank Indonesia
yang melnggar hukum. sesuai dengan format dalam lampiran 2
b. Daftar Calon Pemegang Saham dan wajib dilampiri dengan:
Daftar calon pemegang saham atau 1. akta pendirian badan hokum,
calon anggota sebagaimana dimaksud termasuk anggaran dasar badan
dalam ayat (1) huruf b: hukum yang telah disahkan oleh
1. dalam hal perorangan wajib instansi yang berwenang;
dilampiri dengan dokumen 2. data kepemilikan berupa :
sebagaimana dimaksud dalam ayat a) daftar pemegang saham berikut
(1) huruf c angnka 1, angka 2, dan rincian besarnya kepemilikan
angka 3; saham bagi BPR yang berbentuk
2. dalam hal Badan Hukum wajib badan hukum perseroan
dilampiri dengan: terbatas/perusahaan daerah;
a) akta pendirian badan hukum b) daftar anggota berikut rincian
termasuk anggaran dasar berikut jumlah simpanan pokok dan
perubahan-perubahan yang telah simpanan wajib serta daftar
hibah bagi BPR yang berbentuk
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 46

Hukum koperasi, yang masing- bahwa pelunasan modal disetor


masing disertai dengan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana yang dimaksud huruf c :
pasal 6 ayat (2).  Tidak berasal dari pinjaman
c) daftar susunan dewan Komisaris atau fasilitas pembiayaan
dan Direksi disertai dengan: dalam bentuk apapun dari
1) disertai pas foto terakhir bank dan/atau pihak lain di
ukuran 4x4 cm; Indonesia;
2) contoh tandatangan dan paraf;  Tidak berasal dari hasil
3) dokumen sebagaimana kegiatan yang melanggar
dimaksud dalam pasal 6 ayat hukum.
(1) huruf c. 6. Surat pernyataan tidak merangkap
3. susunan organisasi serta sistem dan jabatan melebihi ketentuan
prosedur kerja, termasuk sebagaimana dimaksud dalam pasal
personalia: 20 ayat (3) dan ayat (4) bagi
4. bukti pelunasan modal disetor anggota dewan Komisaris;
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7. Surat pernyataan tidak merangkap
ayat (1), dalam bentuk fotokopi jabatan sebagaimana dimaksud
bilyet deposito pada Bank Umum di dalam pasal 22 ayat (2) bagi
Indonesia dan atas nama “Direksi anggota direksi;
Bank Indonesia q.q. salah seorang 8. Surat pernyataan dari anggota
pemilik BPR yang bersangkutan” direksi bahwa yang bersangkutan
dengan mencantumkan keterangan bersedia menjadi direksi selama
bahwa pencairannya hanya dapat sekurang-kurangnya 3 tahun sejak
dilakukan setelah mendapat BPR beroperasi dan tidak akan
persetujuan tertulis dari direksi mengundurkan diri, kecuali
bank Indonesia; mendapat persetujuan terlebih
5. Bukti kesiapan operasional antara dahulu dari bank Indonesia;
lain berupa: 9. Surat pernyataan dari anggota
a) Daftar aktiva tetap dan direksi bahwa yang bersangkutan
inventaris; tidak mempunyai hubungan
b) Bukti penguasaan gedung berupa keluarga sebagaimana dimaksud
bukti kepemilikan atau dalam pasal 22 ayat (1)
perjanjian sewa menyewa d. Kepemilikan BPR
gedung kantor; Menurut pasal 13: Kepentingan
c) Foto gedung kantor dan tata BPR oleh Badan Hukum sebagaimana
letak ruangan; dimaksud dalam pasal 3 ayat (2)
d) Contoh formulir/warkat yang setinggi-tingginya sebesar modal sendiri
akan digunkan untuk operasional bersih Badan Hukum yang
BPR; bersangkutan; Modal sendiri bersih
e) Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud ayat (1)
(NPWP) dan Tanda Daftar merupakan :
Perusahaan (TDP). 1) Penjumlahan dari modal disetor,
f) Surat pernyataan dari pemegang cadangan, cadangan dan laba,
saham bagi BPR yang berbentuk dikurangi penyertaan dan kerugian,
hukum Perseroan bagi badan hokum perseroan
Terbatas/Perusahaan Daerah terbatas/perusahaan daerah; atau
atau dari anggota bagi BPR yang 2) Penjumlahan dari simpanan pokok,
berbentuk hukum koperasi simpanan wajib, hibah, modal
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 47

pernyertaan, dana cadangan dan sisa 1) Notulen rapat umum pemegang


hasil usaha dikurangi penyertaan dan saham;
kerugian, bagi badan hukum 2) Perubahan anggaran dasar yang
koperasi. telah disetujui oleh rapat
Selanjutnya dalam pasal 15 anggota.
disebutkan bahwa yang dapat menjadi 2. Perubahan Pemilik Modal
pemilik BPR adalah pihak-pihak : Dalam pasal 17disebutkan :
1. Tidak termasuk dalam daftar orang a. Penggantian dan/atau
tercela dibidang perbankan sesuai penambahan pemilik BPR wajib
dengan yang diterapkan oleh Bank terlebih dahulu memperoleh
Indonesia. persetujuan dari Bank Indonesia;
2. Menurut penilaian Bank Indonesia b. Tatacara penggantian dan/atau
yang bersangkutan memiliki penambahan pemilik BPR
integritas, antara lain : sebagaimana perundang-
a) Memiliki akhlak dan moral yang undangan yang berlaku tentang
baik; merger, konsolidasi dan akuisi
b) Mematuhi peraturan-peraturan bank;
perundang-undangan yang Selanjutnya dalam pasal 18
berlaku; dikemukakan :
c) Bersedia mengembangkan BPR a. Perubahan komposisi kepemilikan
yang sehat. yang tidak mengakibatkan
e. Perubahan modal dan Perubahan penggantian dan/atau
Pemilik Modal penambahan pemilik wajib
1. Perubahan Modal dilaporkan oleh direksi BPR
Hal ini dijabarkan dalam pasal 16 kepada Bank Indonesia selambat-
sebagai berikut : lambatnya 10 hari setelah
a. Perubahan modal dasar bagi BPR perubahan dilakukan;
yang berbentuk badan hokum b. Laporan perubahan komposisi
perseroan terbatas/perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
daerah wajib dilaporkan oleh (1) yang diakibatkan adanya
direksi BPR kepada bank penambahan modal disetor wajib
Indonesia selambat-lambatnya dilampiri dengan:
10 hari setelah tanggal 1) Bukti penyetoran;
persetujuan perubahan anggaran 2) Notulen rapat umum pemegang
dasar dari instani yang berwnang saham/rapat anggota;
dilampiri dengan: 3) Surat pernytaan dari pemegang
1) Notulen rapat umum saham sebagaimana dimaksud
pemegang saham; dalam pasal 9 huruf g;
2) Perubahan anggaran dasar 4) Data kepemilikan sebagaimana
yang telah disetujui oleh rapat dimaksud dalam pasa 9 huruf b.
anggota. c. Laporan perubahan komposisi
b. Perubahan modal bagi BPR yang kepemilikan sebagaimana
berbentuk hokum koperasi wajib dimaksud dalam ayat (1) yang
dilaporkan oleh direksi BPR tidak mengubah modal disetor
kepada bank Indonesia selambat- wajib dilampiri dengan dokumen
lambatnya 10 hari setelah tanggal sebagaimana dimaksud dalam ayat
persetujuan perubahan anggaran (2) huruf b, huruf c, huruf d;
dasar dilampiri dengan:
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 48

f. Anggota Komisaris dan Direksi pejabat di bidang pendanaan


1. Anggota dewan komisaris dan dan/atau perkreditan.
direksi wajib memenuhi 4. Syarat Menjadi Anggota Direksi
persyaratan sebagai berikut yang a) Anggota direksi dilarang
dalam pasal 19 disebutkan : mempunyai hubungan keluarga
a) Tidak termasuk dalam daftar dengan :
oang tercela dibidang perbankan 1) Anggota direksi lainnya dalam
sesuai dengan yang ditetapkan hubungan sebagai orangtua
oleh bank Indonesia termasuk mertua, anak
b) Menurut penilaian bank termasuk menantu, saudara
Indonesia yang bersangkutan kandung termasuk hubungan
memiliki integritas, antara lain : sebagai orangtua, anak dan
1) Memiliki akhlak dan moral suami/istri;
yang baik; 2) Dewan komisaris dalam
2) Mematuhi peraturan hubungan sebagai orang tua,
perundang-undangan yang anak dan suami/istri.
berlaku; b) Anggota direksi BPR dilarang
3) Bersedia mengembangkan dan merangkap jabatan sebagai
melakuan kegiatan ussaha anggota direksi atau pejabat
BPR secara sehat. eksekutif pada lembaga
2. Jumlah anggota dewan Komisaris perbankan, perusahaan atau
dan Direksi sekurang-kurangnya 1 lembaga lain;
orang; c) Direksi BPR dilarang
a) Anggota dewan Komisaris memberikan kuasa hokum
sebagaimana dimaksud dalam kepada pihak lain yang
ayat 1 wajib memiliki mengakibatkan pengalihan tugas
pengetahuan dan/atau dan wewenang tanpa batas.
pengalaman di bidang 5. Penggantian Anggota dalam Pasal
perbankan; 23disebutkan:
b) Anggota dewan komisaris BPR a) Dalam hal terjadi penggantian
dapat merangkap jabatan sebagai anggota dewan komisaris
komisaris sebanyak-banyaknya dan/atau direksi, calon pengganti
pada 3 BPR dan/atau BPR jabatan tersebut wajib
berdasarkan prinsip syariah; memperoleh persetujuan dari
c) Komisaris BPR dilarang menjabat direksi bank Indonesia sebelum
sebagai anggota direksi pada diangkat dan menduduki
bank umum. jabatannya;
3. Jumlah anggota direksi BPR b) Permohonan untuk memperoleh
sekurang-kurangnya 2 orang, Pasa persetujuan sebagaimana
21: dimaksud dalam ayat (1) wajib
a) Anggota direksi sekurang- disampaikan oleh direksi BPR
kurangnya berpendidikan formal kepada Bank Indonesia sebelum
setingkat Diploma II atau sarjana rapat umum pemegang saham
muda; atau rapat anggota yang
b) Sekurang-kurangnya 50% dari mengesahkan pengangkatan
anggota direksi wajib dimaksud, disertai dengan
berpengetahuan dalam dokumen sebagaimana dimaksud
operasional bank sekurang- dalam pasal 9 huruf c, huruf h,
kurangnya 2 tahun sebagi huruf I dan huruf k;
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 49

c) Persetujuan atau penolakan atas KESIMPULAN DAN IMPLIKASI


permodalan pengangkatan
anggota dewan komisaris dan Setiap pihak yang melakukan
direksi diberikan selambat- kegiatan menghimpun dana dari
lambatnya 15 hari setelah masyarakat dalam bentuk simpanan
dokumen permohonan diterima wajib terlebih dahulu memperoleh izin
secara lengkap; usaha sebagai Bank Umum atau Bank
d) Dalam rangka memberikan Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank
persetujuan atau penolakan Indonesia, kecuali apabila kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam menghimpun dana dari masyarakat
ayat (3), Bank Indonesia dimaksud diatur dengan Undang-
melakukan : undang tersendiri (Pasal 16 ayat 1)
1. Penelitian atas kelengkapan Pasal 16 ayat 2: Untuk memperoleh izin
dan kebenaran dokumen usaha Bank Umum dan Bank
sebagaiimana yang dmaksud Perkreditan Rakyat sebagaimana
dalam ayat (2); dimaksud dalam ayat (1), wajib
2. Wawancara terhadap calon dipenuhi persyaratan sekurang-
anggota dewan komisaris dan kurangnya tentang
direksi. 1. Susunan organisasi dan
e) Laporan pengangkatan anggota kepengurusan :
dewan komisaris dan/atau 2. Permodalan.
direksi wajib disampaikan oleh 3. Kepemilikan.
direksi BPR kepada bank 4. Keahlian di bidang Perbankan.
Indonesia selambat-lambatnya 5. Kelayakan rencana kerja.
10 hari setelah pengangkatan 6. Pasal 16 ayat 3: Persyaratan dan tata
dimaksud disahkan oleh rapat cara perizinan bank sebagaimana
umum pemegang saham atau dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan
rapat anggota sesuai dengan oleh BankIndonesia.
format dalam lampiran 5, disertai Dalam pendirian bank juga
notulen rapat umum pemegang dibutuhkan beberapa syarat penting
saham atau rapat anggota. untuk mendapat persetujuan
g. Peningkatan Status BPR mendirikan bank. Dan banyak diatur
BPR dapat ditingkatkan statusnya oleh perundang-undangan, mulai dari
menjadi Bank Umum. Persyaratannya kepemilikan, perizinan, sampai dengan
adalah BPR tersebut harus memiliki susunan pengurus bank. Pendirian bank
tingkat permodalan, yang selama 12 umum harus mengikuti syarat dan
bulan terakhir atau sekurang-kurangnya ketentuan dari pemerintah mulai dari
10 bulan terakhir tergolong sehat dan persetujuan , modal, dewan komisaris
selebihnya cukup sehat. BPR tersebut dll agar dalam pengawasannya nanti
juga harus memenuhi persyaratan tidak sulit dan dalam pelaksanaannya
modal disetor untuk menjadi Bank dapat sesuai dengan tujuan dari bank
Umum dan memenuhi ketentuan tersebut menghasilkan banyak manfaat
Direksi dan dewan Komisaris bagi masyarakat. Selain bank umum,
sebagaimana yang dipersyaratkan bank perkreditan rakyat pun dalam
dalam Bank Umum. pendiriannya harus mengikuti prosedur
yang sudah ditetapkan agar tetap
mencapai tujuan. Dengan adanya
berbagai ketentuan tersebut diharapkan
J u r n a l N i s b a h V o l . 4 N o . 1 T a h u n 2 0 1 8 | 50

dapat menghasilkan bank yang Khan. Tariqullah . 2008 . Regulasi &


bermanfaat sesuai perundang-undangan Pengawasan Bank Syariah . Jakarta
Timur
DAFTAR PUSTAKA Latumaerissa, Julius R. 1999. Mengenal
Aspek-Aspek Operasi Bank Umum.
Hadisoewito, Selamat. 1987. Dasar- Jakarta: Bumi Aksara.
Dasar Perbankan Indonesia. Rahardja, Prathama. 1997.Uang dan
Jakarta: UPN veteran Perbankan, Cetakan Ketiga, Jakarta
Hasan, Nurul Ichsan . 2014 . Pengantar : PT. Rineka Cipta
Perbankan . Jakarta: Gaung Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar
Persada Pembelanjaan Perusahaan.
Judiseno, Rimsky K. 2005. Sistem Yogyakarta:BPFE.
Moneter dan Perbankan di Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga
Indonesia. Jakarta : PT.Gramedia Keuangan Kebijakan Moneter dan
Pustaka Utama. Perbankan.
Kasmir, S.E. M.M. 2011. Bank dan Sinungan, Muchdarsyah. 1997.
Lembaga Keuangan Lainya. Manajemen Dana Bank.
Jakarta: Rajawali Pers Jakarta:Bumi Aksara.
Kasmir. , 2003. Manajemen Perbankan. Gandapradja, Permadi, 2004. Dasar dan
Jakarta: Rajawali Pers Prinsip Pengawasan Bank,
Jakarta:PT.Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai