Anda di halaman 1dari 5

A K S I N YATA F P I

I DENTITA S MANU SIA INDO N ESIA

KHOERU ANNISA, S.Pd


Pendidikan Kimia 001
PPG PRAJABATAN 2022

Manusia Indonesia bagi Saya


Artikel Identitas Manusia Indonesia dan Implementasinya di SMA N 8 Surakarta

Identitas nasional Indonesia


adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas
bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-
bangsa lain di dunia (Hendrizal, 2020).
Identitas nasional itu diawali dari
identitas Manusia, lalu berkembang
menjadi Identitas Nasional. Identitas
nasional bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang harus dijaga dilestarikan karena jati diri

bangsa Indonesia merupakan hakikat dalam perwujudan Persatuan Nasional.

Manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan


yang khas Indon esia. Yang menentukan identitas manusia baik secara individu maupun
kolektif adalah perpaduan antara keunikan-keunikan yang ada pada dirinya dengan
implementasi nilai-nilai yang dianutnya. Terdapat tiga nilai yang menunjukan identitas
manusia Indonesia, yaitu nilai kebhineka tunggalikaan, nilai pancasila dan nilai religius.
Kebhineka tunggalikaan menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai
keberagaman sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah. Akar-akar
budaya merajut keberagaman untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia.
Pancasila menjadi perekat keberagaman nilai-nilai luhur budaya yang membentang luas dari
Sabang sampai Merauke. Indonesia bukan negara Agama tetapi negara yang Beragama,
dimana ada enam agama yang diakui di Indonesia, masyarakatnya satu dengan yang lain
saling menghargai dan toleransi dalam umat beragama. Salah satu cara untuk memupuk dan
melestarikan nilai-nilai dapat dilakukan melalui bidang Pendidikan, yakni dengan
implementasi nilai pada lingkungan dan pembelajaran di sekolah.

Penghargaan dan Penghayatan Kebhinekatunggalikaan di SMA N 8 Surakarta


Di SMA N 8 Surakarta terdapat beberapa
karakter dan simbol yang menunjukkan identitas
Manusia Indonesia. Misalnya, disetiap ruang kelas
terdapat foto Garuda Pancasila yang dipasang di atas
papan tulis bagian tengah dan disampingnya adalah
foto presiden dan wakil presiden yang sedang
menjabat. Ditembok bagian sam ping kelas
terpasang foto pahlawan nasional. Hal ini merupakan salah satu bentuk sekolah dalam
menjunjung tinggi lambang Negara yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Menumbuhkan rasa nasionalisme dalam menerapkan
nilai – nilai Pancasila dilakukan melalui pengenalan simbol-simbol nilai kebangsaan seperti
menghafal sila-sila Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Penghargaan dan penghayatan nilai kebhinekatunggalikaan di SMA N 8 Surakarta
diimpelmentasikan dalam beberapa program antara lain ;
1. SMA N 8 Surakarta merupakan sekolah
ramah anak. Sekolah ramah anak adalah
sekolah yang mampu menjamin
pemenuhan hak anak dalam proses belajar
mengajar, aman, nyaman, bebas dari
kekerasan dan diskriminasi serta menciptakan ruang bagi anak untuk berinteraksi,
berpartisipasi, bekerja sama, menghargai keberagaman, toleransi dan perdamaian. Untuk
mendukung sekolah ramah anak tersebut, diadakan Deklarasi Sekolah Ramah Anak yang
diikuti oleh semua elemen pendidikan yang ada di sekolah mulai dari kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan, siswa, perwakilan orangtua siswa, alumni dan komite juga
dihadiri oleh dinas pendidikan dan pengawas sekolah.
2. SMA N 8 Surakarta merupakan sekolah reguler yang menyelenggarakan Pendidikan inklusif
sejak tahun 2009. Sekolah tersebut mempunyai siswa yang merupakan ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus). ABK di sekolah tersebut mendapatkan kelas reguler sehingga
mereka dapat berinteraksi dengan warga sekolah tanpa dibedakan perlakuannya, kecuali
untuk mata pelajaran tertentu yang mempunyai metode k husus diberlakukan sistem
pullout yang dibimbing oleh guru khusus.
3. Penerapan budaya 5S (salam, sapa, senyum, sopan, dan santun) di lingkungan sekolah.
Setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, kepala Sekolah dan beberapa pendidik beridiri
di depan ruang lobi untuk menyambut siswa.
4. Pembiasaan GLS (Gerakan Literasi Sekolah) yang dilaksanakan setiap hari selama 15 menit
sebelum jam pembelajaran dimulai.
5. Menyelenggarakan Up acara bendera setiap hari senin, dan upacara hari besar di sekolah.
6. Memakai pakaian adat setiap hari kamis atau pada saat hari-hari besar nasional di
lingkungan sekolah.
7. Mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan nasionalisme dan peringatan hari besar
nasional antara lain peringatan hari Kartini, dan lain-lain.
8. Adanya penugasan membatik, penugasan seni tari dan seni musik pada mata pelajaran
seni budaya supaya peserta didik ikut melestarikan kebhinekatunggalikaan Indonesia.

Pemakaian Baju Adat Pemilihan Putra dan Putri Delta Kegiatan kebersamaan siswa

Penghargaan dan Penghayatan Nilai-nilai Pancasila dan Religius di SMA N 8 Surakarta


Penghargaan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila dan Religius tertuang dalam
pengamalan nilai-nilai Pancasila dan pelaksanaan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila) di dalam sekolah. Pengamalan nilai Pancasila tersebut antara lain :
1) Ketuhanan yang Maha Esa
a. Sekolah mempunyai guru agama dari agama Islam, Kristen, dan Khatolik.
b. Sekolah melaksanakan pembiasaan berdoa dsebeluman sesudah pembelajaran
dimulai.
c. Sekolah melaksanakan kegiatan keagamaan antara lain pengajian dan peringatan hari
besar agama (Islam), sharing kegaiatan agama (Kristen dan Khatolik) dan pembiasaan
Jumat religi.
d. Adanya bidang Rohis dan keagamaan pada OSIS SMA N 8 Surakarta.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Sekolah mewadahi guru dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan bakti sosial
atau kegiatan kemanusiaan yang lain.
b. Sekolah memperlakukan semua siswa dengan cara yang sama, termasuk anak
berkebutuhan khusus (ABK).
c. Warga sekolah memiliki karakter yang baik dan beradab.
d. Warga sekolah mentaati peraturan atau tata tertib sekolah
3) Persatuan Indonesia
a. Menunjukan sikap nasionalisme dan cinta
tanah air dengan melaksanakan kegiatan
upacara bendera, dan upacara hari besar
nasional.
b. Sekolah memiliki kegiatan yang
menjunjung tinggi nasionalisme antara
lain kegiatan peringatan hari kartini, diklat paskibra, pelaksanaan LDK (Latihan dasar
Kepemimpinan) OSIS.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dalam
perwakilan
a. Pemilihan ketua kelas melalui musyawarah kelas.
b. Pemilihan Ketua OSIS.
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Guru berlaku adil kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Peserta didik menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh
tanggungjawab.
c. Seluruh warga sekolah bekerjasama dan bergotong royong dalam kerja bakti
membersihkan lingkungan sekolah.
d. Pelaksanaan kegiatan Jumat Bersih dan Jumat Sehat untuk semua warga sekolah.

Penghayatan nilai-nlai Pancasila yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta juga tercermin
dalam pembelajaran kokurikuler berbasis projek, atau yang dalam kurikulum merdeka
dikenal dengan sebutan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang diterapakan
pada peserta didik kelas X. SMA Negeri 8 Surakarta memilih 3 tema P5 yang harus
diselesaikan di tahun pelajaran ini, dengan tema kebhinnekatunggalikaan,
kewirausahaan,dan gaya hidup berkelanjutan. Melalui projek ini, harapannya peserta didik
mampu menginternalisasi nilai luhur atau dimensi yang ada pada profil pelajar Pancasila.
Sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila, penghayatan nilai-nilai Pancasila sudah
mampu diterapkan di lingkungan SMA Negeri 8 Surakarta:

a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, tercermin dalam
pengamalan nilai Pancasila pada sila ke-1 di SMA N 8 Surakarta, yang mana warga
sekolah beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
b. Berkebhinekaan global, hal ini tercermin dalam latar belakang SMA N 8 Surakarta
sebagai sekolah inklusif dan Sekolah Ramah Anak sehingga warga sekolah mampu
menghargai keragaman dalam lingkungan sekolah serta terciptanya lingkungan
sekolah yang aman, nyaman serta tanpa ada perlakuan bullying.
c. Bergotong royong, tercermin dalam pengamalan sila ke-5 yaitu warga sekolah
bergotong royong melaksanakn kegiatan jumat bersih.
d. Mandiri, tercermin dalam rasa tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas
individu.
e. Bernalar Kritis, tercermin dalam kegiatan diskusi dan presenta si pada saat
pembelajaran dikelas, debat calon ketua OSIS juga melatih kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat.
f. Kreatif, dalam proyek P5 setiap siswa dituntut untuk mengembangkan kreativitas
dalam bentuk produk. Salah satu produk Tema Kewirausahaan P5 adalah
menghasilkan lilin hias.

Upacara Bendera Kegiatan Debat Ketua OSIS Deklarasi Sekolah Ramah Anak

Referensi :
Hendrizal.2020. Mengulas Identitas nasional Bangsa Indonesia Terkini. Padang :
Universitas Bung Hatta.
Susanti, Sufiyadi et all. 2021. Pembelajaran Paradigma Baru. Jakarta : Pusat Asemen
dan Pembelajaran Kemendikbudristek.

Anda mungkin juga menyukai