SKRIPSI
Oleh:
Yola Waqingatul Hidayah
NIM 15220146
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata
Satu Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Yola Waqingatul Hidayah
NIM 15220146
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan
vi
KATA PENGANTAR
الرِح ْي ِم
َّ الر ْحم ِن ِ بِس ِم
َّ اهلل ْ
pihak dalam proses penulisan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati
1. Prof. Dr. H. Abd. Haris, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
2. Dr. Saifullah, S.H, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam
3. Dr. Fakhruddin, M.H.I, selaku Ketua Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas
4. Dr. Khoirul Hidayah, S.H., M.H selaku dosen pembimbing skripsi, penulis
haturkan Syukran Katsir atas waktu, bimbingan, arahan, serta motivasi dan
vii
5. Burhanuddin Susamto, S.HI. M.Hum selaku dosen wali selama kuliah di
dengan baik.
8. Kepada Ibu tercinta Ibu Nurhidayati, Ayah tercinta Bapak Supriyadi dan
Kakak tercinta Ovi Ayuning Tyas, rasanya tiada kata yang mampu membalas
spiritual dan materiil yang tiada henti, serta doa yang tak pernah putus untuk
Nur’usman yang telah membantu dengan tulus ikhlas kepada penulis selama
viii
Korniawati, Bellita Aulia, Imas Fatimatus Sahnia yang selalu ada dalam
10. Kepada teman-teman Hukum Bisnis Syariah dan semua pihak yang telah
Semoga apa yang telah penulis peroleh selama kuliah di Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini bisa bermanfaat bagi
semua pembaca, khususnya bagi penulis pribadi. Sebagaimana pepatah
mengatakan, tak ada gading yang tak retak. Di sini penulis sebagai manusia biasa
yang tak pernah luput dari salah dan dosa, menyadari bahwasanya skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik
maupun saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini
sehingga dapat lebih bermanfaat. Amiin.
Malang, 14 Mei 2019
Penulis,
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
termasuk dalam kategoriini ialah nama Arab dari bangsa Araba, sedangkan nama
Arab dari bangsa Arab ditulis sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau
sebagaimana yang tertulis dalam buku yang menjadi rujukan. Penulisan judul
transliterasi.
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
menggunakan EYD plus, yaitu transliterasi yang didasarkan atas Surat Keputusan
Fellow 1992.
A. Konsonan
ب = B ط = th
ت = T ظ = dh
x
ج = J غ = gh
ح = H ف = f
خ = Kh ق = q
د = D ك = k
ذ = Dz ل = l
ر = R م = m
ز = Z ن = n
س = S و = w
ش = Sy ه = h
ص = Sh = يy
dilambangkan dengan tanda koma di atas (‘), berbalik dengan koma (‘) untuk
ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan
xi
u = dlommah û دونmenjadi dûna
Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan
nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah
Diftong Contoh
C. Ta’marbûthah )(ة
menggunakan “t” yang disambungkan dengan kalimat berikut, misalnya في رحمة
هللاmenjadi fi rahmatillâh
xii
D. Kata Sandang dan Lafdh al-Jalâlah
Kata sandang berupa “al” )(الdalam lafadh jalâlah yag erada di tengah-
contoh berikut :
E. Hamzah
bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila terletak di awal kata,
F. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim atau huruf, ditulis
terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah
lazim dirangkaikan dengan kata lain, karena ada huruf Arab atau harakat yang
xiii
dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf capital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf capital seperti
yang berlaku dalam EYD, diantaranya huruf capital digunakan untuk menuliskan
oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap awal nama diri
=ان اول بيت وضع للدرس inna Awwala baitin wu dli’a linnâsi
Penggunaan huruf capital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan
arabnya memang lengkap demikian dan jika penulisan itu disatukan dengan kata
lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka huruf capital tidak
dipergunakan.
xiv
DAFTAR ISI
BUKTI KONSULTASI.....................................................................................iv
MOTTO .............................................................................................................vi
الملخص..................................................................................................................xx
E. Definisi Operasional.......................................................................... 7
xv
B. Kajian Pustaka...................................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................44
xvi
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................44
A. Kesimpulan .......................................................................................70
B. Saran ..................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
ABSTRAK
Yola Waqingatul Hidayah, 15220146, Kepastian Hukum Hak-Hak Konsumen
dalam Transaksi Jual Beli Properti dengan Sistem Pemasaran Pre Project
Selling di Perumahan The Emerald Malang (Kajian Perspektif Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman). Skripsi, jurusan Hukum
Bisnis Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, Pembimbing Dr. Khoirul Hidayah, S.H., M.H.
xviii
ABSTRACT
Yola Waqingatul Hidayah, 15220146, Certainty of the Law of Consumer Rights in
Property Sale and Purchase Transactions with the Pre Project Selling
Marketing System in Housing of The Emerald Malang (Perspective Study
on Compilation of Sharia Economic Law and Law Number 1 of 2011
concerning Housing and Settlement Areas). Thesis, Department of Shariah
Business Law, Sharia Faculty, The State Islamic Univercity Maulana
Malik Ibrahim Malang, Supervising: Dr. Khoirul Hidayah, S.H., M.H
xix
المستخلص
اهلداية ،يوال واقعة ، 24002251 ،التأكيد القانوين عن حقوق املستهلكني يف عقد البيع
للملكيات بنظام التسويق التصريف للمساعدة التمهيدية من خالل ضوء األحكام
اإلسالمية (دراسة يف مسكن إمريالد ماالنج) .حبث جامعي ،قيم أحكام التجارة الشريعة،
كلية الشريعة ،جامعة موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية احلكومية ماالنج .املشرفة دكتورة خرية
اهلداية ،املاجستري
الكلمات األساسية :التأكيد القانوين؛ حقوق املستهلكني؛ التصريف للمساعدة التمهيدية.
نظام التصريف للمساعدة التمهيدية هو نظام التسويق الذي يقوم به املطور بالتخطيط،
التصميم ،أو التصوير قبل إهناء بناء امللكيات .فقرر الدستور رقم األول سنة 0222عن املسكن
ونطاق اإلسكان بأنه يسمح ملطوري امللكيات أن يتعهدوا للبيع بشكل التمهيد .لكنه يصح العقد
إذا استوىف املطور شرط التأكيد على حالة ملكية األرض ،ملكية التأنيس على بناء املباين ،توفر
البنية التحتية ،وجود املرافق العام ،ويستويف شرط البناء بقدر 02يف املائة على األقل واستيفاء
األشياء املعهودة.
حبث مجع .2الباحثة لتعمق التأكيد القانوين عن حقوق املستهلكني يف عقد البيع للملكيات بنظام
التسويق التصريف للمساعدة التمهيدية من خالل ضوء األحكام اإلسالمية يف مسكن إمريالد
الفصل فقرر الدستور رقم األول سنة 0222عن املسكن ونطاق اإلسكان .0 .حبث عقد البيع
يف مسكن إمريالد نظام التصريف للمساعدة التمهيدية األحكام اإلسالمية.
يعترب هذا البحث من نوع البحث القانوين الواقعي باملدخل القضائي االجتماعي .وبعض
مصادر البيانات املستخدمة هي املقابلة بوسيلة املطبوعات من الدستور رقم األول سنة 0222عن
املسكن ونطاق اإلسكان.
فنتائج البحث تدل على .2 :إن مسكن إمريالد مل يطبق مضمون الفصل 50أية 0من
الدستور رقم األول سنة 0222عن املسكن ونطاق اإلسكان بدليل عدم استيفاء البنية التحتية،
وجود املرافق العام ،وشرط البناء بقدر 02يف املائة على األقلواستيفاء األشياء املعهودة؛ .0نظرا
من األحكام اإلسالمية ،مل يناسب هذا املسكن بالفصل 221و 221من جمموعة األحكام
االقتصادية الشريعة عن توفر املرافق العام وتأخر البناء حسب املوقوت املعني عند قيام عقد
االستصناع.
xx
BAB I
PENDAHULUAN
Maraknya pembangunan perumahan beberapa tahun terakhir ini yang mana rumah
yang lainnya dalam menarik minat pembeli. Hal ini berdampak munculnya sistem
penjualan properti yang instan secara praktis dan cepat baik properti di bidang
perkantoran, perumahan maupun rumah susun komersial atau apartemen oleh para
Pre project selling adalah suatu sistem penjualan berupa konsep, desain
atau gambar sebelum properti yang dijual selesai dibangun yang dilakukan oleh
1
Purbandari, “Kepastian dan Perlindungan Hukum pada Pemasaran Properti dengan Sistem Pre
Project Selling”, Jurnal Ilmiah Widya, 320 (Mei 2012), 12.
1
2
pre project selling adalah untuk mengetahui respon pasar atas produk properti
yang akan dibangun. Namun dalam kenyataannya, praktik pre project selling
sebelum izin diterbitkan. Hal tersebut tidak saja melanggar Undang-Undang, akan
tetapi juga berpotensi menempatkan konsumen dalam situasi penuh resiko akan
sumber masalah bagi konsumen di kemudian hari. Terbukti sejak tahun 2014
perumahan, yang mana mayoritas masalah tersebut terjadi akibat tidak adanya
2
Habib Adjie Triyanto, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Perjanjian Pendahuluan
dalam Jual Beli atas Satuan Rumah Susun yang Dipasarkan dengan Cara Pre Project Selling”, Res
Judicata, 1 (Juni, 2018), 58.
3
Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta: Intermassa, 2004), 45.
3
perumahan terjadi akibat adanya pre project selling, dengan informasi yang tidak
jelas, benar, dan jujur terkait pembangunan, realisasi fasilitas umum atau fasilitas
menyatakan bahwa:5
Kota Batu merupakan kota yang memiliki daya tarik bagi wisatawan. Hal
semakin tinggi. Intensitas wisatawan yang cukup tinggi untuk berkunjung dan
berwisata atau pun bahkan tinggal di Kota Batu, menjadikan kebutuhan tempat
hunian sementara, kontrak, maupun hunian pribadi semakin tinggi pula. Kondisi
hunian sementara atau pun tetap dengan modal yang dimilikinya. Mengingat
kondisi tersebut dapat menjadi lahan berbisnis yang menjanjikan dan merupakan
lahan basah untuk meraup keuntungan terutama bagi para developer yang
4
Luthvi Febryka Nola, “Permasalahan Hukum dalam Praktik Pre-Project Selling Apartemen”, Info
Singkat, 18 (September, 2017), 2.
5
Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
4
menyediakan tempat hunian sesuai dengan permintaan pasar saat ini. Salah satu
pasar saat ini adalah developer “Perumahan The Emerald”. Perumahan ini
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Berada di kota wisata dan berdekatan
dengan tempat pendidikan tentunya memiliki nilai plus bagi pengembang untuk
menarik minat masyarakat karena selain dapat dijadikan tempat hunian pribadi
namun juga bisa dijadikan tempat kos-kosan yang hal tersebut dapat menjadikan
lahan berbisnis yang menjanjikan pula. Perumahan ini adalah perumahan yang
masih terbilang baru karena baru memulai pemasaran sejak Desember 2016 dan
sampai saat ini perumahan ini masih dalam proses pembangunan. Akan tetapi,
persen) dan belum tersedianya prasarana, sarana dan utilitas umum yang sudah
konsumen dalam usahanya untuk memenuhi keutuhannya dari hal-hal yang dapat
6
Janus Sidabulok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2007), 9.
5
Transaksi Jual Beli Properti dengan Sistem Pemasaran Pre Project Selling di
Kawasan Permukiman)”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
dalam hal kepastian hukum hak-hak konsumen dalam transaksi jual beli
2. Secara Praktis
E. Definisi Operasional
1. Kepastian Hukum
incertum, ibi jus nullum (di mana tiada kepastian hukum, di situ tidak ada
2. Konsumen
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.8
adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya
untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar
properti ialah suatu perjanjian antara satu pihak dengan pihak yang lain
7
Sudikno Mertokusumo, Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), 24.
8
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
9
Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
10
Ayu Anggraini, Pembelian Tanah Kavling Bisnis Properti Syariah Perspektif Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016), 18.
8
berupa konsep atau desain sebelum properti selesai dibangun atau bahkan
belum dibangun.11
F. Sistematika Pembahasan
tujuan penelitian, manfaat yang dapat diambil dari penelitian, definisi operasional
Bab Kedua berisi tinjauan pustaka. Pada bagian ini memaparkan penelitian
yang sudah diterbitkan maupun berupa tesis atau skripsi yang belum diterbitkan.
Adapun kajian pustaka terdiri dari beberapa hal-hal dasar yang berkaitan dengan
11
Yohanes Sogar Simamora, Penerapan Prinsip Caveat Vendor sebagai Sarana Perlindungan
bagi Konsumen Perumahan di Indonesia (Surabaya: Universitas Airlangga, 1996), 13.
9
membahas permasalahan dalam penelitian. Pada bagian ini menjelaskan alat dan
digunakan untuk merancang dan menganalisa sistem. Bagian ini diberi judul
Metode Penelitian.
Bab Keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan. Pada bagian ini
berisi pembahasan hasil penelitian atau analisis yang telah dilakukan oleh penulis,
dimana berisi kepastian hukum hak-hak konsumen dalam transaksi jual beli
sumber pustaka atau literatur guna mendapatkan informasi mengenai teori yang
dijelaskan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Secara Pre Project Selling”. Yang dijadikan sebagai skripsi kepada fakultas
bahasan dengan penulis adalah penelitian ini membahas tentang tanggung jawab
secara pre project selling sedangkan penulis membahas tentang kepastian hukum
perumahan The Emerald dengan sistem pre project selling. Persamaannya yaitu
10
11
sama-sama membahas tentang sistem pemasaran pre project selling pada jual beli
properti.12
Pembeli dalam Penjualan Satuan Rumah Susun secara Pre-Project Selling (Studi
sebagai skripsi kepada fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2012. Yang
mana penelitian ini menitikberatkan kepada upaya hukum yang dapat dilakukan
properti dengan sistem pre project selling dan meninjau menurut Kompilasi
Penelitian oleh Marinda Tri Utami dengan judul “Perjanjian Jual Beli
Rumah dan Perlindungan Hukum Bagi Pembeli pada PT. Terang Jaya Abadi
12
Vinna Khairunnisa, “Tanggung Jawab Pengembang (Developer) dalam Penjualan Satuan Unit
Apartemen Meikarta Secara Pre Project Selling”, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia,
2018).
13
Seto Darminto, “Perlindungan Hukum Bagi Pembeli dalam Penjualan Satuan Rumah Susun
secara Pre-Project Selling (Studi Kasus: Apartemen Dukuh Golf (PT. Megacity Development))”,
(Depok: Universitas Indonesia, 2012).
12
konsumen atas pemasaran properti secara pre project selling. Persamaannya yaitu
14
Marinda Tri Utami, “Perjanjian Jual Beli Rumah dan Perlindungan Hukum Bagi Pembeli PT
Terang Jaya Abadi Palembang”, (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang, 2017).
13
hukum hak-hak
konsumen dalam
perjanjian
pendahuluan jual
beli atas pemasaran
properti dengan
sistem pre project
selling dan meninjau
menurut KHES.
3. Marinda Tri Perjanjian Jual Persamaannya Penelitian ini
Utami, Beli Rumah yaitu sama-sama membahas tentang
Universitas dan membahas perlindungan bagi
Muhammadi Perlindungan tentang pembeli rumah
yah Hukum Bagi perlindungan akibat wanprestasi
Palembang. Pembeli pada hukum bagi oleh pengembang
2017. PT. Terang pembeli rumah sedangkan penulis
Jaya Abadi membahas tentang
Palembang. tentang kepastian
hukum hak-hak atas
pemasaran properti
secara pre project
selling.
B. Kajian Pustaka
Hukum secara hakiki harus pasti dan adil. Hukum adalah kumpulan peraturan-
peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama,
merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama untuk norma
hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak
15
Cst Kansil, dkk, Kamus Istilah Hukum (Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009), 285.
16
Shidarta, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berfikir (Bandung: PT. Revika
Aditama, 2006), 79.
14
lagi dapat dijadikan pedoman perilaku bagi semua orang. Ubi jus incertum, ibi jus
nullum (di mana tiada kepastian hukum, di situ tidak ada hukum).17
hukum itu sendiri). Ada empat hal yang berhubungan dengan makna kepastian
hukum. Pertama, bahwa hukum itu positif, artinya bahwa ia adalah perundang-
oleh hakim, seperti “kemauan baik”, ”kesopanan”. Ketiga, bahwa fakta itu harus
pemaknaan, di samping juga mudah dijalankan. Keempat, hukum positif itu tidak
Hukum harus pasti karena dengan hal yang bersifat pasti dapat dijadikan
ukuran kebenaran dan demi tercapainya tujuan hukum yang menuntut kedamaian,
hukum harus dapat menjadi jaminan kesejahteraan umum dan jaminan keadilan
bagi masyarakat.
a) Pengertian Konsumen
berada. Secara harafiah arti kata consumer adalah (lawan dari produsen)
17
Sudikno Mertokusumo dalam H. Salim Hs, Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2010), 24.
18
Sudikno Mertokusumo, Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum, 82.
15
“pemakai”, di Amerika Serikat kata ini diartikan lebih luas lagi yaitu
pembeli, bukan pembeli tetapi pemakai, bahkan pula korban yang bukan
yakni:
Bagi konsumen antara, barang dan/atau jasa itu adalah barang atau
jasa kapital berupa bahan baku, bahan penolong atau komponen dari
19
Celina Tri Siwi Kritiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 22.
20
Celina Tri Siwi Kritiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 23.
16
akhir, barang dan/jasa itu adalah barang atau jasa konsumen, yaitu barang
diperlukan.
yang tidak jujur dalam bisnis, dominasi pasar dengan berbagai praktik
yang aman bagi kesehatan tubuh atau keamanan jiwa, serta pada umumnya
21
Celina Tri Siwi Kritiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 25.
17
(2) yaitu:
b) Hak Konsumen
22
Celina Tri Siwi Kritiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 26.
18
mendapatkan lingkungan hudip yang baik dan sehat. Namun, tidak semua
untuk menambahkan satu hak lagi sebagai pelengkap empat hak dasar
sebagai berikut:24
23
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 30.
19
dan/atau jasa.
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilaki tukar dan kondisi serta
3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi serta
7) Hak untu diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
lainnya.
dilindungi dari akibat negatif persaingan curang. Hal ini didapatkan dari
24
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
20
(unfair competition).
bisnis) diatur secara khusus di dalam Pasal 382 bis Kitab Undang-Undang
pada jangka panjang pasti berdampak negatif bagi konsumen yang mana
dijadikan sasarn rebutan adalah konsumen itu sendiri. di sinilah letak arti
penting mengapa hak ini perlu dikemukakan, agar tidak berlaku pepatah
berikut:
25
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 3.
21
berikut:27
26
Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
27
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
22
diperdagangkan.
yang diperdagangkan.
sebagai berikut:28
tidak diskriminatif.
28
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
23
diperdagangkan.
yang diperdagangkan.
perjanjian.
baik lebih ditekankan pada pelaku usaha di dalam UUPK. Hal tersebut
usahanya. Jadi dapat diartikan lain bahwa kewajiban pelaku usaha untuk
produsen.29
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
pelaku usaha merupakan salah satu jenis produk cacat produk (cacat
29
Celina Tri Siwi Kritiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 44.
30
Celina Tri Siwi Kritiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, 44.
25
adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya
pembeli. Dengan adanya perjanjian jual- beli maka hak milik dari benda
hak milik baru akan terjadi apabila barang yang dimaksud telah diberikan
utama dari jual-beli adalah memindahkan hak milik atas suatu barang dari
berfirman:
31
Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
32
Subekti, Aneka Perjanjian (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1995), 1-2.
26
Menurut istilah, jual beli diartikan sebagai berikut yaitu jual beli
nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak yang satu menerima
rukun-rukun, dan hal-hal yang ada kaitannya dengan jual beli sehingga
salah satu pihak berjanji aka menyerahkan barang obyek jual beli,
yang dimaksud dengan jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling
suka rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan
33
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Rajagrafindo Pers, 2014), 68.
34
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam di Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2010), 40.
35
QS. an-Nisa (4): 29.
27
dilarang. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 275
yang artinya:36
36
QS. al-Baqarah (2): 275.
28
Akad adalah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli
belum dapat dikatakan sah sebelum ijan dan kabul dilakukan karena ijab
pihak. Pada dasarnya ijab kabul dilakukan secara lisan, akan tetapi jika
kabul dengan surat menyurat yang mengandung arti ijab dan kabul.
1) Tidak boleh ada yang memisahkan, pembeli tidak boleh diam saja
2) Tidak boleh diselingi dengan kata-kata lain antara ijab dan kabul.
3) Beragama Islam, syarat ini khusus untuk pembeli saja dalam benda-
Rukun jual beli yang kedua ialah du atau beberapa orang yang
akad, yaitu:38
37
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 71.
38
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 74.
29
1) Baligh berakal. Batal akadnya bagi anak kecil, orang gila, dan orang
sebab itu, anak kecil, orang gila dan orang bodoh tidak boleh menjual
2) Beragama Islam. syarat ini khusus untuk pembeli saja dalam benda-
5) Dapat diserahterimakan
6) Milik sendiri
1) Akad Salam
39
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 72.
30
menunda barang hingga tenggat waktu tertentu. Atau dengan kata lain,
2) Istishna’
dalam bentuk tertentu. Atau dapat diartikan lain sebagai akad yang
Secara istilah, sharf adalah bentuk jual beli naqdain baik sejenis
maupun tidak yaitu jual beli emas dengan emas, perak dengan perak, atau
emas dengan perak dan baik telah berbentuk perhiasan maupun mata
uang.42
ditimbang atau dihitung secara satuan, tetapi hanya dikira-kira dan ditaksir
40
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu (Jakarta: Gema Insani, 2011), 240.
41
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 268.
42
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 279.
31
5) Bay’ul Amanah
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. 45
harus dipandang dari seluruh sisi faktor yang mempengaruhinya dan dari
43
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 290.
44
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 357.
45
Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
32
sekian banyak faktor tersebut, yang menjadi sentral adalah manusia. Dengan
kata lain, konsepsi tentang rumah harus mengacu pada tujuan utama manusia
perizinan yang diwajibkan belum tuntas diurus, bahkan tidak jarang terjadi
pada saat masih direncanakan dan pematangan tanah juga masih belum jelas
Indonesia, karena pada tahun 1994 strategi bisnis ini sempat menjadi buah
bibir di media dan masyarakat. Hal ini disebabkan karena metode penjualan
properti yang habis terjual hanya dalam hitungan jam. Keberhasilan strategi
46
Eko Budiharjo, Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1998), 12.
47
Yohanes Sogar Simamora, Penerapan Prinsip Caveat Vendor sebagai Sarana Perlindungan
bagi Konsumen Perumahan di Indonesia, 13.
33
aka terbantu oleh uang muka konsumen yang besarnya hingga 20-30%.
Selain itu, biaya bungan pinjaman dan overhead perusahaan dapat terkurangi.
selling biasanya dapat memperoleh diskon hingga 30%. Dengan arti lain
bahwa harga beli lebih murah dibandingkan dengan properti yang dijual pada
saat sudah terbangun. Bahkan ada pula tambahan berupa hadiah langsung,
“Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumas susun yang masih dalam
tahap proses pembangunan dapat dipasarkan melalui sistem perjanjian
pendahuluan jual beli sesuai dengan ketentuan peraturan peundang-
undangan.”
selling memang belum ada, oleh sebab itu landasan utama sebagai penentuan
hak dan kewajiban para pihak terletak pada kebebasan berkontrak, sedangkan
48
“Pre Project Selling”, https://beritarealestate.files.wordpress.com/2015/07/kilas-analisis-pre-
project-selling.pdf, diakses tanggal 10 April 2016.
49
Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
34
2011 mengatur perihal pemasaran dan jual beli perumahan. Pada Pasal 42
maka dapat dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan pidana dalam Pasal 151,
yaitu bahwa:52
bahwa:
50
Yohanes Sogar Simamora, Penerapan Prinsip Caveat Vendor sebagai Sarana Perlindungan
bagi Konsumen Perumahan di Indonesia, 88.
51
Pada Pasal 43 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
52
Pada Pasal 151 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
35
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
masyarakat, yang dalam hal ini adalah informan yang telah ditentukan, yaitu
53
Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, Perihal Penelitian Hukum (Bandung: Alumni,
1979), 63.
36
37
ditetapkan.
B. Pendekatan Penelitian
hukum sebagai law in action, dideskripsikan sebagai gejala sosial yang empiris.
Dengan demikian hukum tidak sekedar diberikan arti sebagai jalinan nilai-nilai,
keputusan pejabat, jalinan kaidah dan norma, hukum positif tertulis, tetapi juga
dapat diberikan makna sebagai sistem ajaran tentang kenyataan, perilaku yang
teratur dan ajeg atau hukum dalam arti petugas.54 Dengan pendekatan ini maka
diharapkan apakah praktek pemasaran pre project selling yang dilakukan oleh
pengembang perumahan The Emerald sudah ada kesesuaian antara peraturan yang
kenyataan sosialnya.
C. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih salah satu developer properti yang
54
Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, Perihal Penelitian Hukum, 65.
38
perumahan ini merupakan salah satu perumahan yang masih dalam proses
Yang dimaksud dalam sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua
Sumber data ini adalah sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan.55
Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari objek penelitian. Dalam
yaitu Ibu Ike, kontraktor perumahan yaitu Bapak Muslimin dan satu-satunya
konsumen yang sudah menghuni perumahan The Emerald yaitu Ibu Nur Janani.
Selain itu peneliti juga mengamati langsung pada situasi dan kondisi objek yang
diteliti.
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber data
primer atau sebagai penunjang dari sumber pertama. Fungsi sumber data sekunder
“Perumahan The Emerald”, check list dokumen permohonan kredit KPR dan
Jual Beli, Metodologi Penelitian dan lain sebagainya, jurnal dan artikel di internet
atau media massa yang berhubungan dengan sistem pemasaran pre project selling.
55
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format 2 Kuantitatif dan Kualiatif (Surabaya:
Airlangga Univercity Press, 2005), 129.
56
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format 2 Kuantitatif dan Kualiatif, 129.
40
berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu situasi yang asli dan bukan
setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat di dalam kegiatan, waktu
kegiatan dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang
Dowo Kecamatan Klojen Kota Malang dan lokasi perumahan The Emerald yang
terletak di jalan Raya Sumbersekar, Dau, Malang dan desa Junrejo, Batu untuk
mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lokasi penelitian.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
57
Soerjono Soekanto, Pengantar Penenlitian Hukum (Jakarta: UI-Press, 1986), 207.
58
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format 2 Kuantitatif dan Kualitatif, 58.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: CV. Alfabeta, 2008),
231.
41
Jadi peneliti membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam
konsumen pembeli rumah yang sudah menghuni rumahnya. Selain itu peneliti
juga mengamati langsung pada situasi dan kondisi objek yang diteliti.
3. Dokumentasi
penelitian yaitu yang berkaitan dengan latar belakang objek penelitian dan
Permukiman
60
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 85.
61
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),
142.
42
kesimpulan dari data yang telah terkumpul. Dalam melakukan analisis data ini,
dianalisis.62
hak-hak konsumen pada jual beli perumahan The Emerald secara pre project
berdasarkan pasal 42 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
62
Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), 128.
43
metode analisis data seperti ini diharapkan akan didapatkan suatu kesimpulan
Emerald Malang.
BAB IV
PEMBAHASAN
adanya kesesuaian antara realita sosial dengan data yang ada. Deskripsi mengenai
profil penelitian ialah perumahan The Emerald Malang yang berlokasi perbatasan
antara kabupaten Malang dengan Kota Batu yaitu tepatnya di Jalan raya
Sumbersekar, Dau, Malang dan desa Junrejo, Batu dengan alamat kantor
44
45
(meter di atas permukaan laut), dengan kesejukan dan kualitas udara yang sangat
menghasilkan site plan yang elegance. Gerbang masuk (gate) dengan lebar 30
meter dan double way yang dilengkapi taman bunga. Rumah di The Emerald
sangat cocok untuk dijadikan objek bisnis berupa ”Rumah Kost” karena letaknya
yang berada di satu wilayah dengan kampus 3 Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, sehingga hal tersebut dapat menjadi sumber passive
The Emerald memiliki sebanyak 289 unit rumah yang terdiri dari 77 unit rumah
type 45/91, 58 unit rumah type 54/104, 44 unit rumah type 70/150, 36 unit rumah
type 100/200, dan 20 unit rumah dengan type khusus, berikut penyajian
Jual Beli Atas Pemasaran “Perumahan The Emerald” dengan Sistem Pre
baik dari pelaku usaha, pemerintah maupun institusi hukum yang memiliki kaitan
dengan pemanfaatan atau penggunaan suatu produk barang dan/atau jasa, baik
1. Asas manfaat
2. Asas keadilan
3. Asas keseimbangan
pelaku usaha, konsumen, dan juga pemerintah dalam arti materiil maupun
63
Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
64
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
48
kerugian bagi konsumen. Hal tersebut disebabkan oleh pengembang yang tidak
memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
perumahan yang ditawarkan. Selain itu juga disebabkan oleh tergiurnya konsumen
terhadap iklan-iklan atau brosur-brosur dengan tawaran harga yang lebih murah
iklan brosur tersebut tidak selamanya memuat informasi yang benar karena pada
Pre project selling adalah bentuk pemasaran suatu properti yang dilakukan
oleh pengembang dengan berupa konsep atau desain sebelum properti selesai
dibangun atau bahkan belum dibangun. Praktik ini telah dilegalkan oleh
pemerintah yang mana telah tertuang dalam peraturan yang tegas dalam Undang-
49
“Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun yang masih dalam
tahap proses pembangunan dapat dipasarkan melalui sistem perjanjian
pendahuluan jual beli sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.”
properti yang dijualnya sebelum properti tersebut selesai dibangun melalui sistem
perjanjian pendahuluan jual beli yang mana dalam dunia bisnis biasa
menyebutnya dengan istilah sistem pemasaran pre project selling. Namun sistem
Undang.
pre project selling yang mana pengembang sudah melakukan promosi dengan
Mereka telah memasarkan properti mereka dengan sistem pemasaran pre project
selling akan tetapi belum memenuhi berbagai syarat yang telah diatur tegas di
Syarat-syarat yang dimaksud adalah diatur dalam Pasal 42 ayat (2) Undang-
dijelaskan bahwa:67
67
Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
68
Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
51
dengan sistem pre project selling dalam perjanjian pendahuluan yang diatur tegas
sertifikat hak atas tanah, maka kepastian hukum dijamin di hadapan hukum
haknya. Selain itu, juga akan terhindarnya konflik atau pertikaian akibat
status sertifikat yang tidak jelas dan atau kemungkinan timbulnya sertifikat
ganda ke depannya.
tanah perumahan The Emerald, berikut hasil wawancara dengan Ibu Ike
69
Ike, Wawancara (Klojen, 5 Maret 2019).
52
Dalam hal ini penulis juga melakukan wawancara terhadap Ibu Nur
beli.70
“Ohiya, kalau sertifikat tanahnya sudah jelas ada ya, karena itu
wajib.”
dapatkan, maka sudah jelas bahwa perumahan The Emerald telah memenuhi
70
Nur Janani, Wawancara (Lowokwaru, 10 Maret 2019).
71
Muslimin, Wawancara (Dau, 11 Maret 2019).
53
Emerald, berdasarkan data yang penulis dapatkan dari pihak pemasaran yaitu
sebagai berikut:72
pemasaran dengan sistem pre project selling yang sesuai dengan sebagaimana
Mendirikan Bangunan (IMB) dari salah satu konsumen yaitu Ibu Nur
Janani:73
menyebutkan hal yang serupa, maka dapat disimpulkan bahwa developer The
Undang.
72
Ike, Wawancara (Klojen, 5 Maret 2019).
73
Nur Janani, Wawancara (Lowokwaru, 10 Maret 2019).
54
berikut:77
Kawasan Permukiman.
74
Pasal Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
75
Pasal Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
76
Pasal Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
77
Ike, Wawancara (Klojen, 5 Maret 2019).
55
memiliki pendapat yang sama. Menurut apa yang sudah diamati oleh peneliti
menemukan bahwa jalan terbuat dari bahan paving yang sudah terbangun
berupa tanah yang bercampur dengan batu atau bongkahan bahan bangunan
sehingga sedikit sulit untuk melewati jalan tersebut. Selain itu, deretan rumah
78
Nur Janani, Wawancara (Lowokwaru, 10 Maret 2019).
79
Muslimin, Wawancara (Dau, 11 Maret 2019).
56
tersedia dan lampu jalan masih sebagian namun listrik sudah terpasang.
Untuk tandon air sudah dibangun akan tetapi belum selesai. Selanjutnya
untuk sarana peribadatan dan lain-lain juga belum tersedia, beteng pembatas
atas ketersediannya prasarana, sarana dan utilitas umum yang harus di penuhi
paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh jumlah unit rumah serta
yang direncanakan.
berikut:80
“Kami kan menjual rumah dengan 2 (dua) sistem ya mbak, ada dengan
sistem indent (pesan) dan ada readystock. Kalau yang indent (pesan)
otomotis masih dalam bentuk kavling gitu mbak jadi masih tanah
lapang belum ada pembangunan sama sekali,karna bangunan akan
sesuai dengan permintaan pembeli nantinya.”
80
Ike, Wawancara (Klojen, 5 Maret 2019)
57
20% (dua puluh persen), karena pada sistem indent sudah jelas belum
promosi sudah dimulai sejak Desember tahun 2016. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengembang telah melakukan pemasaran pada saat properti yang akan
(dua puluh persen), karena masih dalam tanah lapang yang sudah di site plan.
adalah kondisi rumah yang dibangun dan dijual kepada konsumen yang
81
Muslimin, Wawancara (Dau, 11 Maret 2019)
58
Berikut hasil keterangan dengan Ibu Nur Janani, S.H selaku salah satu
82
Nur Janani, Wawancara (Lowokwaru, 10 Maret 2019).
59
belum lengkap. Untuk saat ini tandon air memang sudah dibangun tapi
masih 60%, terus jalannya masih 30%, gorong-gorong (saluran air)
juga belum ada padahal ini harusnya dipasang lebih dahulu sebelum
pemasangan jalan, lampu jalan alhamdulillah sudah terpasang, dan
masjid belum dibangun karena kalau masjid saya maklumi lah ya sebab
memang disana masyarakatnya belum ada. Kalau menurut janji dari
pengembang sih April 2018 kemarin fasilitas sudah lengkap, akan
tetapi kenyataannya masih belum ada apa-apa hingga membuat janji
lagi akan melengkapi semua fasilitas pada Desember 2018. Namun
faktanya sampai sekarang fasilitas masih belum tersedia 100%.
Kemudian kalau untuk kondisi bangunan, lokasi rumah dan bentuk
rumahnya sesuai sama yang digambar, harganya juga sesuai dengan
perjanjian awal, tapi kalau untuk spesifikasi bangunan hanya pintu
yang saya rasa tidak sesuai dan dindingnya itu sepertinya mudah retak-
retak, rumah-rumah samping yang belum dihuni juga sudah retak-
retak. Kemudian juga tidak disediakan dapur akan tetapi hanya
ruangan dapur saja jadi cuma ruangan kosong, tapi bagi saya gapapa
sudah mungkin memang seperti itu konsepnya.
yang tidak sesuai dengan 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
Berikut penulis akan menguraikan dalam bentuk tabel untuk dapat lebih
Perjanjian Perikatan Jual Beli atas pemasaran dengan sistem pre project selling di
Berdasarkan dari hasil data di atas, maka sesuai dengan aturan di dalam
Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
terpenuhinya ketentuan dari pasal tersebut, perjanjian pendahuluan jual beli yang
dilakukan oleh “Perumahan The Emerald” adalah tidak sah, karena belum
Dengan demikian jika dikaitkan dengan hak konsumen yang telah diatur di
dalam Pasal 129 huruf (a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
83
Pasal 129 huruf (a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
61
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, sebab hal tersebut
bersifat mutlak yang merupakan hak konsumen yang harus dipenuhi dan menjadi
melahirkan pula suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pelaku usaha.
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, di dalam Pasal 7 huruf (d)
maka kewajiban menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
84
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
85
Pasal 7 huruf (d) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
62
perumahan yang mana pengembang tersebut berperan sebagai pelaku usaha yang
membangun perumahan.86
“Perumahan The Emerald”, sebagaimana telah diatur di dalam Pasal 42 ayat (2)
Permukiman maka pengembang The Emerald harus melakukan proses apa saja
rencana tata ruang wilayah. Semua hal tersebut merupakan tanggung jawab dari
perumahan atas suatu perjanjian yang dilakukannya dengan pelaku usaha, yang
86
Dwi Novi Yandri, Fendi Setyawan, Edi Wahjuni, “Tanggung Jawab Hukum Pengembang
Perumahan Akibat Terjadinya Wanprestasi dari Perjanjian Kepemilikan Rumah Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman”, Artikel
Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, (2011), 4.
87
Dwi Novi Yandri, Fendi Setyawan, Edi Wahjuni, “Tanggung Jawab Hukum Pengembang
Perumahan Akibat Terjadinya Wanprestasi dari Perjanjian Kepemilikan Rumah Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman”, Artikel
Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, (2011), 4.
63
apa yang ada dalam perjanjian yang dilakukan harus sesuai dengan barang
dan/atau jasa yang diperjanjikan. Maka telah diatur di dalam Pasal 134 Undang-
umum yang diperjanjikan. Serta diatur pula ketentuan pidana bagi pengembang
yang diatur dalam Pasal 151 ayat (1) Undang-Undang Perumahan dan Kawasan
perundang-undangan tersebut. Serta menurut KUH Perdata, hal ini juga telah
waktu (terlambat). Hal ini dapat dibuktikan dari fakta lapangan yang
88
Pasal 151 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
64
menerus berjanji akan menyelesaikan segala fasilitas yang belum ada pada bulan
yang telah ditentukan, akan tetapi pada kenyataannya masih terlambat dan belum
wanprestasi dalam suatu perjanjian tersebut adalah hukuman atau sanksi hukum
sebagaimana yang telah diatur di dalam KUH Perdata, yaitu sebagai berikut:89
1. Bagi Konsumen
ke Pengadilan.
Emerald” harus mengganti kerugian dan objek perjanjian tetap akan menjadi
89
I Made Aditia Warmadewa dan I Made Udiana, Akibat Hukum Wanprestasi dalam Perjanjian
Baku, Universitas Udayana.
65
secara pre project selling pada “Perumahan The Emerald” tinjauan hukum Islam
hukum Islam praktek penjualan sistem pre project selling pada perumahan yang
belum dibangun hampir sama dengan teori akad istishna’. Menurut Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah, Istishna’ adalah jual beli barang atau jasa dalam bentuk
pemesanan dengan kiteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pihak
pemesan dengan pihak penjual.90 Atau dengan pengertian lain sebagai istishna’
merupakan suatu kontrak jual beli antara pembeli dan penjual/pembuat dan barang
diinginkan yaitu tunai dan cicilan (DP atau uang muka kemudian dilanjutkan
dengan KPR). Hal tersebut berdasarkan keterangan dari Ibu Ike selaku pihak
Dalam Islam, pesan barang atau jasa disebut dengan istishna’. Buku II
istishna’ yang terdapat dalam pasal 104-107 KHES, yaitu sebagai berikut:94
1. Pasal 104
bahwa:95
keterikatan satu sama lain. Perjanjian yang mengikat tersebut berisi hak dan
2. Pasal 105
dijelaskan bahwa:96
kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh setiap orang khususnya yang sudah
berumah tangga. Dengan hal itu maka rumah termasuk dalam barang yang
dapat dipesan, apalagi pada kehidupan masyarakat modern saat ini yang
Emerald” telah memenuhi kriteria yang telah tertuang di dalam Pasal 105
96
Pasal 105 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
68
3. Pasal 106
menjelaskan bahwa:97
gambar dan ukuran di dalam brosur dan type khusus yang desain sepenuhnya
luas tanah, desain, spesifikasi bangunan maupun harga juga sudah tertuang
pembangunan saat ini khusunya terkait dengan prasarana, sarana dan utlitas
khususnya pembangunan tandon yang belum selesai yang hal itu menjadi
4. Pasal 107
97
Pasal 106 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
98
Pasal 107 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
69
menyebutkan bahwa:99
Syariah.
identifikasi dan deskripsi barang yang tidak sesuai dengan permintaan pemesan
pembangunan.
99
Ike, Wawancara (Klojen, 5 Maret 2019).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan yaitu:
pendahuluan jual beli. Syarat kepastian yang tidak terpenuhi tersebut yakni
terselesaikannya tandon air, pembangunan jalan dan lampu jalan, saluran air
bangunan paling sedikit 20% (dua puluh persen) pada saat memulai
70
71
pemasaran, dan hal-hal yang diperjanjikan. Akan tetapi yang lainnya sudah
sesuai dengan peraturan yang ada yaitu sudah dimilikinya status kepemilikan
tanah berupa sertifikat tanah atas nama PT. Revona Karya Bersama dan Izin
transaksi jual beli dengan sistem pre project selling di “Perumahan The
Emerald” tidak sesuai dengan ketentuan akad istishna’, karena tidak sesuai
dengan Pasal 106 dan Pasal 107 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
tentang identifikasi dan deskripsi tentang prasarana, sarana dan utilitas umum
pembangunan.
B. Saran
A. Buku-Buku
Anggraini, Ayu. Pembelian Tanah Kavling Bisnis Properti Syariah Perspektif Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016.
Persada. 2008.
Dahlan, Ahmad. Bank Syariah Teoritik, Praktik Kritik. Yogyakarta: Teras. 2012.
Grafika. 2011.
Kansil, Cst, dkk. Kamus Istilah Hukum. Jakarta: Jala Permata Aksara. 2009.
Aksara. 2007.
Santoso, Urip. Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana
Alumni. 1979.
Alfabeta. 2008.
Dwi Novi Yandri, Fendi Setyawan, Edi Wahjuni. Tanggung Jawab Hukum
Pendahuluan dalam Jual Beli atas Satuan Rumah Susun yang Dipasarkan
dengan Sistem Pre Project Selling. Majalah Ilmiah Widya. Mei 2012.
Marinda Tri Utami. Perjanjian Jual Beli Rumah dan Perlindungan Hukum Bagi
C. Peraturan Perundang-undangan
Permukiman.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
D. Sumber Internet
http://wartakota.tribunnews.com/2018/07/17/pengaduan-soal-konsumen-
2018.
4. Berapa harga promo yang ditawarkan, baik bagi dosen UIN Malang
6. Syarat-syarat apa sajakah yang harus dipenuhi oleh pembeli agar bisa
disana?
tersebut?
dipasarkan?
brosur?
Wawancara dengan Ibu Nur Janani (Pembeli yang sudah menghuni “Perumahan
The Emerald”)
Surat Permohonan KPR
Surat Konfirmasi Pesanan
Surat Pembatalan Pembelian
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 15220146
Banyuwangi
No. HP : 085608091144
Email : yolawhidayah@gmail.com
GRADUASI PENDIDIKAN
2. SD SDN 5 Cluring