Anda di halaman 1dari 30

MENGGUNAKAN

SPEKTRUM FREKUENSIRADIO
Mengapa harus berizin & sesuai ketentuan

Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Kupang

Kupang, 28 Maret 2023


01 UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN
1999 TENTANG TELEKOMUNIKASI

02 PERPU NOMOR 2 TAHUN 2022


TENTANG CIPTA KERJA

03 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5


TAHUN 2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN PERIZINAN

REGULASI BERUSAHA BERBASIS RISIKO

04 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46


TAHUN 2021 TENTANG POS,
TELEKOMUNIKASI DAN PENYIARAN

05 PERATURAN MENTERI KOMINFO


NOMOR 7 TAHUN 2021 TENTANG
PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI
RADIO
Spektrum Frekuensi Radio
Menurut PP 46/2021: Spektrum Frekuensi Radio adalah Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi lebih kecil
dari 3000 GHz yang merambat di udara dan/atau ruang angkasa yang berfungsi sebagai media pengiriman dan/atau
penerimaan informasi untuk keperluan antara lain Penyelenggaraan Telekomunikasi, penyelenggaraan Penyiaran,
penerbangan, pelayaran, meteorologi, penginderaan jarak jauh, dan astronomi.
SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

SONAR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO SPEKTRUM FREKUENSI CAHAYA

SPEKTRUMFREKUENSI Cahaya
Infra tampak Ultra Gam cos
SONAR RADIO X ray Alpha Betha
Red Violet ma mic
(Optical)

30kHz 300kHz 3MHz 30MHz 300MHz 3 GHz 30GHz 300GHz

TIDAK
VLF LF MF HF VHF UHF SHF EHF DIALOKASI-KAN

SUDAH DIALOKASIKAN UNTUK37 JENIS JASA (TERESTRIAL DAN SATELIT)


0 9 KHz 275 GHz 3000 GHz

Penyiaran Maritim Penerbangan Tetap Bergerak


©Direktorat Pengendalian SDPPI
KARAKTERISTIK SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

1. Sumber daya alam tidak berwujud (Intangible natural resources);


2. Sumber daya ekonomi (economic resource) dan sumber daya teknis
(technical resource);
3. Digunakan, bukan dihabiskan (used but not consumed);
4. Tidak akan pernah habis karena bersifat dapat diperbaharui (renewable);
5. Penyiayiaan sumber daya eknomi bila tidak diamanfaatkan dengan segera
(waste if not used);
6. Tersedia secara merata dalam hal kuantitas dan kualitas di semua negara;
7. Sumber daya alam yang terbatas (limited natural resources)
8. Merambat tidak mengenal batasan wilayah / negara;
9. Memancar tanpa dipandu;
10. Rentan terhadap kontaminasi ( derau, interferensi, atau distorsi )
©Direktorat Pengendalian SDPPI
Beberapa Contoh Dinas Radio Komunikasi
(radiocommunication service)

1. Dinas Tetap (fixed service) 14. Dinas Satelit Bergerak Penerbangan (aeronautical
mobile-satellite service)
2. Dinas Satelit Tetap (fixed-satellite service)
15. Dinas Siaran (broadcasting service)
3. Dinas Antarsatelit (inter-satellite service)
16. Dinas Satelit Siaran (broadcasting-satellite service)
4. Dinas Operasi Ruang Angkasa (space operation service)
17. Dinas Radiodeterminasi (radiodetermination service)
5. Dinas Bergerak (mobile service)
18. Dinas Radionavigasi Maritim (maritime radionavigation
6. Dinas Satelit Bergerak (mobile-satellite service)
service)
7. Dinas Bergerak Darat (land mobile service)
19. Dinas Radionavigasi Penerbangan (aeronautical
8. Dinas Satelit Bergerak Darat (land mobile-satellite radionavigation service)
service)
20. Dinas Radiolokasi (radiolocation service)
9. Dinas Bergerak Maritim (maritime mobile service)
21. Dinas Bantuan Meteorologis (meteorological aids
10. Dinas Satelit Bergerak Maritim (maritimemobile-satellite service)
service)
22. Dinas Amatir (amateur service)
11. Dinas Operasi Pelabuhan (port operations service)
23. Dinas Astronomi Radio (radio astronomy service):
12. Dinas Pergerakan Kapal (ship movement service)
24. Dinas Bantuan Meteorologis (Meteorological Aids
13. Dinas Bergerak Penerbangan (aeronautical mobile
Srvices)
service)
25. Dinas Keselamatan (safety service)

©Direktorat Pengendalian SDPPI


Prinsip Penggunaan SFR

I
Izin
Prinsip Utama Setiap penggunaan frekuensi wajib mendapat izin dari
Pemerintah

Penggunaan

S
Sumber Daya Sesuai Parameter Teknis
Parameter teknis harus sesuai ketentuan
Spektrum (lebar pita, power, dll)

Frekuensi
Perangkat Terstandarisasi atau
P
Radio Tersertifikasi
Perangkat yang digunakan harus memiliki sertifikat
perangkat dan sesuai peruntukan
5
Pengawasan dan pengendalian penggunaan
SFR dan/atau alat dan/atau perangkat
telekomunikasi setelah adanya Perpu CK

©Direktorat Pengendalian SDPPI 8


Kewajiban Pengguna/Pemilik Izin
Frekuensi Radio
Menggunakan sinyal Menggunakan
Membayar BHP identitas yang valid spektrum frekuensi
Frekuensi Radio pada setiap radio sesuai
pemancaran peruntukan

Menggunakan alat
Menggunakan Mengoperasikan
dan/atau perangkat
spektrum frekuensi stasiun radio sesuai
telekomunikasi yang
radio secara optimal parameter teknis
tersertifikasi

Mendaftarkan
Mendaftarkan stasiun Memenuhi
stasiun bumiberkala
secara Memenuhi kelas
kelas
bumi secara emisi sesuai
berkala (bagi ISR emisi sesuai aturan
(bagi pemegang aturan yang
pemegang yang ditetapkan ITU
angkasa)ISR ditetapkan ITU
angkasa)

©Direktorat Pengendalian SDPPI


Pengawasan dan Pengendalian
Spektrum Frekuensi Radio

Observasi dan Monitoring


Pengukuran Stasiun
Penggunaan Spektrum
Radio
Frekuensi Radio
Pemantauan, pengamatan, Pengukuran parameter teknis
penelitian, okupansi dan identifikasi dan karakteristik stasiun
pengguna spektrum frekuensi radio radio

Penegakan Hukum (Law Inspeksi Stasiun Radio


Enforcement) Penggunaan pencocokan data melalui
Frekuensi Radio dan Perangkat Penanganan Gangguan Peninjauan langsung ke stasiun
Telekomunikasi Mendeteksi sumber pancaran radio
Penindakan terhadap pengguna frekuensi radio
frekuensi radio yang melanggar
Objek Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan Pengedalian
Seluruh Penggunaan spektrum
frekuensi radio.

Frequency

Stasiun Radio
Pengawasan dan Pengendalian Pengawasan dan Pengendalian

Devices
Penggunaan perangkat telekomunikasi.
2 4 Lokasi dan atau parameter teknis

3
Sumber Emisi
Lainnya

Pengawasan dan Pengendalian


Penggunaan perangkat yang tidak
berizin lainnya.
Gangguan Frekuensi Radio Penerbangan

©Direktorat Pengendalian SDPPI 12


Definisi “Gangguan yang Merugikan”
(Harmful Interference)

Harmful Interference terjadi ketika ada gelombang


yangmengganggugelombang lainsehingga informasi
yangdisampaikanmenjadirusak, tidak lagi utuh.
Dalamsituasi terkait navigasi, informasi yangrusak
akanberakibatfatal padakeselamatanjiwamanusia.
Oleh karenanya, frekuensi harus digunakan sesuai
dengan tata kelola perencanaannya.
PM KOMINFONOMOR7TAHUN 2021,PASAL 2AYAT (6)& AYAT (7)
KEBUTUHAN NAVIGASI KEBUTUHAN KOMUNIKASI

114.90 MHz : DVOR Kalabahi


112.50 MHz : DVOR Atambua
112.20 MHz : DVOR Kupang
114.50 MHz : DVOR Maumere
112.90 MHz : DVOR Ende

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13 Tahun 2018 tentang TabelAlokasi
Spektrum Frekuensi Radio Indonesia 14
Gangguan Penerbangan Umumnya
terjadi pada band 6, band 8 dan band
11 (berdasarkan laporan pengaduan)

15

Contoh Kasus Gangguan Frekuensi HF
Gangguan Penerbangan Internasional :

6641.40 kHz : Pemerintah Amerika

Gangguan Penerbangan Dalam Negeri :

11.309 kHz : (MATSC-Makasar)

16
CrossBand
11

Berdasarkan hasil monitoring pada band HF (khususnya pada band 6, band 8 dan band 11),
gangguan sebagian besar terjadi di wilayah laut jawa. 18
KOMUNIKASI HF PENERBANGAN TERMONITOR
Rincian hasil monitoring : Rincian hasil monitoring :
• Mode USB • Mode USB
• Bahasa Jawa ngapak • Bahasa Jawa ngapak
• Panggilan Pot • Panggilan Pot
• Pembicaraan biasa tentang hasil tangkapan ikan,tawar • Pembicaraan biasa tentang hasiltangkapan
menawar harga ikan, ikan, tawar menawar harga ikan,
• Azimuth dari MSPA di kisaran 230° s/d 237° 11345 kHz • Azimuth dari MSPA di kisaran 230° s/d 237°
11315 kHz

Rincian hasil monitoring :


• Mode USB
• Dialek madura/sumatera? 11362 kHz
• Pembicaraan biasa tentang hasiltangkapan SOH XIWANG ZHI SHENG
ikan, tawar menawar harga ikan.
11300 kHz
• Azimuth dari MSPA di kisaran 243° s/d 248°

Gangguan
Rincian hasil monitoring :
Rincian Hasil Monitoring : Penerbanga • Mode USB
• Mode USB 8860 kHz n • Bahasa Jawa ngapak
• Bahasa Jawa Ngapak 6640 kHz • Panggilan Lek, kang
• Pembicaraan biasa tentang tangkapanikan
• Pembicaraan biasa tentang hasil tangkapan
•Estimasi lokasi disekitaran laut jawa lepas pantai
ikan, posisi kapal 19 s/d 23
jakarta
• Estimasi Lokasi di sekitaran laut Jawa Lepas
•Azimuth dari MSPA di kisaran 237° s/d 241°
pantai Jakarta s/s SelatSunda/Lampung
• Azimuth dari MSPA di kisaran 236° s/d 240°

Rincian Hasil Monitoring :


• Mode USB
• Bahasa Jawa ngapak 8870 kHz 8869 kHz Rincian hasil Monitoring :
• Panggilan Pur, Mbah, Darasit, Agus, Adi, Su
• Mode LSB
•Pembicaraan biasa tentang hasil tangkapan ikan, posisi
• Bahasa Sulawesi
pur di 90 posisi mbah 14 12 ^ Pembelian solar di LC Jaya • Estimasi Lokasi di sekitaran Selat Makasar
Makmur • Azimuth dari MSPA di kisaran 155° s/d 162°
•Estimasi Lokasi di sekitaran laut Jawa Lepas pantai
Jakarta s/s Selat Sunda/Lampung
• Azimuth dari MSPA di kisaran 240° s/d 248°
19
Gangguan SFR Penerbangan oleh Pancaran Radio Siaran

Frekuensi ATC 118.5 MHz terganggu akibat Frekuensi radio FM 107.5 MHz dimatikan,
spurious dari frekuensi 107.5 MHz Spurious Emission hilang

Penyebab Gangguan SFR : Akibat Gangguan SFR:


❑ Spurious Emission dari radio siaran ke ❑ Terganggu/Putusnya Komunikasi Pilot –ATC
frekuensi VHF penerbangan ❑ Menganggu komunikasi penerbangan
❑ Penggunaan perangkat radio siaran rakitan negara lain
❑ Penggunaan SFR tanpa dilengkapi Izin
Stasiun Radio (ISR)
20
Kasus Gangguan Penerbangan Tidak Umum
Kasus Gangguan Penerbangan Pada Band VHF umumnya disebabkan oleh
Radio Siaran, Namun terjadi beberapa penyebab yang tidak umum

Kasus Lokasi Frekuensi Frekuensi


Gangguan Gangguan Terganggu Pengganggu
TV Kabel Node Singapura 119,3 MHz 119,26 & 133,25 MHz
Land Mobile Jawa Barat 122,4 MHz 143,55 MHz
130,1 MHz 149,44 MHz
118,22 MHz 158,22 MHz
Videotron Jawa Barat 125,2 MHz 125,2 MHz
Mesin Pemintal Jabodetabek 123,450 MHz 125,100-125,650 MHz

Automatic Weather System Nusa Tenggara Timur 118,7 MHz 118,7 MHz
ATC Ende

Fingerprint (Mesin Absen) Nusa Tenggara Timur 168.00 MHz 168.015 MHz
PT. PLN TTS
Penyebab Gangguan SFR :
1. Menggunakan frekuensi yang tidak sesuai dengan
peruntukannya
2. Menggunakan power yang lebih tinggi
3. Menggunakan perangkat yang mempunyai fitur
pilihan country region;
4. Umumnya identifikasi gangguan SFR berasal dari
Penyelenggara Internet Service Provider / RTRW
Kondisi Gangguan Gangguan Berkurang Net

Dampak akibat terganggunya radar BMKG antara


lain :

1. Sulit melakukan analisa secara mendalam terkait


pergerakan cuaca secara realtime
2. Membahayakan keselamatan penerbangan karena
dapat digunakan oleh maskapai penerbangan
Frekuensi Radar BMKG
5550 – 5650 MHz
22
Lalu lintas penerbangan di atas wilayah udara Indonesia sering
melaporkan terjadinya gangguan komunikasi dengan ATC
karena masuknya suara sehingga instruksi dari ATC tidak
terdengar dengan jelas. Penyebab umumnya: pemancar radio
FM rakitan, pemancar radio FM yang “bocor” filternya,
penguat sinyal, HT All-Band, dll
23
Prioritas Penanganan Gangguan SFR

Penanganan gangguan spektrum frekuensi radio


dilaksanakan berdasarkan skala prioritas

Skala prioritas penanganan gangguan sebagaimana dapat


dikelompokan berdasarkan sifat gangguan sebagai berikut:

• Gangguan terhadap sistem komunikasi radio yang


membahayakan keselamatan jiwa manusia, pertahanan
keamanan negara, atau marabahaya; dan
• Gangguan terhadap sistem komunikasi radio lainnya

25
PENGAWASAN PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
DAN SANKSI ADMINISTRATIF
Pengawasan penggunaan spektrum
frekuensi radio dilakukan melalui: Sanksi administratif terhadap
1. Pengawasan Administratif: pelanggar pengguna spektrum
pengawasan terhadap pemenuhan PENGAWASAN frekuensi radio, baik pemegang ISR
kewajiban penggunaan spektrum PENGGUNAAN SFR atau pemegang IPFR antara lain
2. Pengawasan Teknis: pengawasan
melalui kegiatan monitoring meliputi:

a) Peringatan/teguran tertulis;
1. Observasi penggunaan SFR b) Denda administratif;
2. Identifikasi penggunaan SFR
3. Pengukuran parameter teknis
KEGIATAN c) Pengehentian layanan
stasiun radio MONITORING perizinan;
4. Inspeksi stasiun radio d) Penghentian sementara
operasional stasiun radio;
Orientasi pengenaan sanksi lebih dan/atau
mengedepankan sanksi e) Pencabutan Izin Stasiun
administratif dibandingkan ORIENTASI Radio (ISR)/ Izin Pita
sanksi pidana PENGENAAN SANKSI Frekuensi Radio (IPFR)
(Asas Ultimum Remedium)

©Direktorat Pengendalian SDPPI


Kluster Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan SFR dan Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi
Pelanggaran membuat, merakit,
Pelanggaran Penggunaan SFR Pelanggaran tanpa izin memasukkan Alat dan/atau
tanpa Ijin Perangkat Telekomunikasi untuk
Pelanggaran menggunakan diperdagangkan dan/atau
Pelanggaran menggunakan tidak sesuai peruntukannya digunakan di wilayah Negara
tidak sesuai dengan Kesatuan Republik Indonesia
Pelanggaran gangguan IPFR
peruntukannya Pelanggaran memperdagangkan

Penggunaan alat dan/atau perangkat


telekomunikasi
Pelanggaran kerjasama SFR dan/atau menggunakan Alat
Pelanggaran gangguan SFR
tanpa persetujuan Menteri dan/atau Perangkat Telekomunikasi

Penggunaan IPFR
Penggunaan SFR

Pelanggaran menyampaikan yang tidak memenuhi standar


Pelanggaran mengalihkan IPFR teknis
data yang tidak benar
tanpa persetujuan Menteri
Pelanggaran tidak melunasi Pelanggaran menyampaikan data
Pelanggaran tidak melunasi yang tidak benar dan/atau
BHP BHP dokumen yang tidak valid
Tidak memenuhi kewajiban Pelanggaran tidak melakukan
dalam dokumen lelang pembayaran setelah terbitnya surat
pemberitahuan pembayaran
sertifikat Alat dan/atau Perangkat
Telekomunikasi
Umumnya pengenaan sanksi administratif Pemegang sertifikat dengan
terhadap pelanggaran dikenakan surat sengaja tidak memasang label pada
Alat dan/atau Perangkat
teguran tertulis, pengenaan denda dan Telekomunikasi yang
penghentian pancaran SFR yang dilaksanakan diperdagangkan dan/atau
secara komulatif dan bersamaan dipergunakan

©Direktorat Pengendalian SDPPI


STANDARDISASI ALAT/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

Pasal 32 Ayat 1, UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

“ Perangkattelekomunikasi yang diperdagangkan, dibuat, dirakit, dimasukkan,


dan atau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib
memperhatikan persyaratan teknis dan berdasarkan izin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Perpu No 2 Tahun 2022 ttg Cipta Kerja Pasal 71 No.4

“Setiap alat dan/atau perangkat telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dan


dimasukkan untuk diperdagangkan dan/atau digunakan di wilayah Negara
Republik Indonesia wajib memenuhi standar teknis.”

©Direktorat Pengendalian SDPPI


TUJUAN STANDARDISASI ALAT DAN/ATAU
PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

REGULATOR OPERATOR KONSUMEN MANUFAKTUR


• Melindungi masyarakat • Menghindari • Keamanan pemakaian • Memperbesar pasar
dari kemungkinan ketergantungan pada • Memberikan kepastian • Memberikan jaminan
gangguan Kesehatan, satu pabrikan mutu barang yang dibeli
keselamatan dan mutu atas produknya
• Meningkatkan efisiensi • Kemudahan penggunaan
kerusakan lingkungan jasa telekomunikasi
• Mencegah interferensi • Memberikan pilihan yang
pada penggunaan • Melindungi jaringan beragam
frekuensi radio telekomunikasinya
• Mendorong industri • Menjamin
perangkat telekomunikasi interkonektifitas dan
dalam negeri interoperabilitas dengan
• Menjamin keterhubungan jaringan lain
dalam lingkungan • Memberikan pilihan yang
multioperator
• Melindungi jaringan beragam atas suatu
telekomunikasi nasional perangkat

©Direktorat Pengendalian SDPPI


C O N TO H FO R M AT LABEL, Q R C O D E ,
D A N TA N D A PE RI N G ATA N

LABEL QR CODE

Label WAJIB dilekatkan pada setiap Alat


dan/atau Perangkat atau
kemasan/pembungkus Alat dan/atau TANDA PERINGATAN *terdapat pada sertifikat
Perangkat Telekomunikasi yang telah
memperoleh Sertifikat QR Code WAJIB dilekatkan pada setiap
Tanda Peringatan WAJIB dilekatkan pada setiap kemasan/pembungkus Alat dan/atau
Pasal 16, Permen No. 16 Tahun 2018
kemasan/pembungkus Perangkat SELAİN jenis short Perangkat Telekomunikasi yang telah
range device yang telah memperoleh Sertifikat memperoleh Sertifikat
* huruf terlihat dengan jelas dan mudah dibaca
Pasal 16, Permen No. 16 Tahun 2018

Pasal 17, Permen No. 16 Tahun 2018

©Direktorat Pengendalian SDPPI


IDENTIFIKASI SERTIFIKASI P E RAN G K AT

Melalui aplikasi ini, masyarakat dan


pengguna bisa mengakses informasi
mengenai daftar sertifikat, informasi
sertifikasi, balai uji, hingga tarif sertifikasi
perangkat telekomunikasi.

©Direktorat Pengendalian SDPPI


Penindakan Pelanggaran
Penggunaan frekuensi radio tanpa Izin
dan/atau penggunaan alat/perangkat
telekomunkasi yang tidak bersertifikat dapat
dikenakan Sanksi Pidana sesuai ketentuan
Pasal 52 dan/atau Pasal 53 UU Nomor 36
tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, apabila
perbuatan pelanggaran penggunaan spektrum
frekuensi radio :
a. Telah dikenakan sanksi administratif
namun perbuatan pelanggaran dilakukan
berulang, dan/atau
b. Membahayakan keamanan negara,
membahayakan keselamatan jiwa
manusia, dan/atau menagkibatkan
matinya seseorang
”ANCAMAN PIDANA PENGGUNAAN FREKUENSI RADIO TANPA IZIN DAN/ATAU YANG MENIMBULKAN GANGGUAN FREKUENSI”
Pasal 53
(1) Barang siapa yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) atau Pasal 33 ayat (2), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

©Direktorat Pengendalian SDPPI


TERIMA KASIH
Mari Gunakan Frekuensi Radio Sesuai Izin Dan Peruntukannya
Frekuensi t ertib
Komunikasi lancar
Informasi benar

BALMON KU PA N G
T E LP./WA : 0853 3717 1974
(0380) 844 5223

Anda mungkin juga menyukai