Anda di halaman 1dari 33

HAND OUT

IKATAN KIMIA

KELAS X
SEMESTER 1

IKATAN KIMIA
Sumber: http://www.sharewareconnnection.com/ionic-bonding.htm

Menurut kalian, apakah semua unsur


dapat berikatan dengan unsur lain?
Bagaimana proses pembentukan ikatan
suatu unsur dengan unsur lainnya?
Perubahan apakah yang terjadi bila
unsur tersebut berikatan? Apakah
kestabilan suatu unsur dapat diketahui
dari elektron valensi? Untuk
mengetahui jawabannya, akan kalian
temukan dalam bab ini!!

1
Konfigurasi Elektron Gas Mulia (Duplet dan

Oktet) dan Struktur Lewis

A. Konfigurasi Elektron Gas Mulia


Konfigurasi dari atom gas mulia merupakan konfigurasi elektron yang stabil

yaitu konfigurasi penuh. Tiap unsur gas mulia kecuali helium mempunyai elektron

valensi 8, kecuali helium yang mempunyai elektron valensi 2. Atom-atom yang

mempunyai elektron valensi 2 mengikuti kaidah duplet, sedangkan atom-atom

yang mempunyai elektron valensi 8 mengikuti kaidah oktet.

Atom-atom yang elektron valensinya sesuai dengan kaidah oktet dan

duplet merupakan atom-atom yang stabil, hal itu yang menyebabkan unsur-unsur

gas mulia bersifat stabil.

Tabel Konfigurasi Elektron Gas Mulia


Unsur Gas Nomor Konfigurasi Elektron
Lambang
Mulia Atom Elektron Valensi
Helium He 2 2 2
Neon Ne 10 28 8
Argon Ar 18 288 8
Kripton Kr 36 2 8 18 8 8
Xenon Xe 54 2 8 18 18 8 8
Radon Rn 86 2 8 18 32 18 8 8

2
B. Pencapaian Kestabilan Suatu Unsur
Suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsur yang bergabung dengan cara

berikatan dengan unsur lain. Penggabungan antar unsur dari unsur yang sama

maupun unsur yang berbeda terjadi melalui ikatan kimia. Jadi yang dimaksud

dengan ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antaratom atau antar molekul.

Cara-cara suatu atom untuk mencapai kestabilan (mencapai seperti gas

mulia), yaitu:

1. Dengan cara melepaskan elektron, sehingga bermuatan positif

sebesar sejumlah elektron yang dilepaskan.

Contoh: 12Mg → 12Mg2+ + 2e-

Kalau kita perhatikan dari konfigurasi elektronnya:

12 Mg : 2 8 2 (tidak stabil)

12 Mg2+ : 2 8 (stabil, seperti Ne)

2. Dengan cara menarik elektron, sehingga menjadi bermuatan negatif

sebesar jumlah elektron yang diterima.

Contoh: 9F + e → F-

Kalau kita perhatikan dari konfigurasi elektronnya:

9F : 2 7 (tidak stabil)

9F- : 2 8 (stabil, seperti Ne)

3. Dengan cara menggunakan pasangan elektron bersama

Ada 2 macam pasangan elektron yang digunakan bersama:

a. Masing-masing atom yang berikatan menyumbangkan satu

elektron.

Contoh:

Dalam molekul HF
3

H:1
1 (elektron valensi = 1) (1 elektron tak berpasangan)

9 F : 2 7 (elektron valensi = 7) (1 elektron tak berpasangan)

Elektron-elektron yang tidak berpasangan akan bergabung

membentuk pasangan elektron yang digunakan bersama, sehingga

atom H seakan punya 2 elektron (seperti He) sedang atom F

seakan punya 8 elektron.

b. Pasangan elektron hanya berasal dari salah satu atom saja.

Contoh:

Dalam molekul NH4+

7 N :2 5 (elektron valensi = 5)

H
1 :1 (elektron valensi = 1)

H+ : 0
1 (tak punya elektron)

Ion NH4+ sering dibentuk dari reaksi NH3 + H+ → NH4+

Jika dilihat dari elektronnya:

H H +

+ H+ H

H H
(hanya dari atom N)
4

C. Struktur Lewis
Cara serah terima atau pemasangan elektron biasanya ditunjukkan dengan

menggunakan lambang Lewis. Simbol Lewis atau lambang Lewis adalah simbol

suatu atom yang dikelilingi oleh titik-titik yang menyatakan elektron valensi dari

atom tersebut.

Simbol Lewis dari unsur-unsur golongan utama pada periode 2 adalah:


Simbol Lewis untuk unsur-unsur Golongan A

Atom-atom yang memiliki elektron terluar sama, maka simbol lewisnya juga

sama, misalnya unsur-unsur yang terletak dalam golongan IA seperti Li, Na, Rb,

Cs, dan Fr.

Catatan…!!!! Conto
Banyaknya pasangan
h:
elektron dapat
digambarkan pada saat
atom-atom itu Struktur Lewis untuk H2 dan O2
bergabung membentuk
ikatan. Penggambaran
ini dikenal dengan H2 H :H H -H
Struktur Lewis    atau    
O2
5

Ikatan Ion

Ikatan Kimia
Dalam kehidupan sehari-hari tentu kalian pernah menjumpai orang-orang

yang mempunyai kelebihan uang (orang kaya) dan orang-orang yang kekurangan

uang (orang miskin). Kebanyakan orang yang memiliki kelebihan uang akan

menyumbangkan sebagian uangnya kepada orang yang membutuhkan. Demikian

halnya yang terjadi dalam unsur-unsur kimia, yang digambarkan dengan ikatan ion.

Ikatan ion terbentuk antara atom yang mudah melepas elektron (atom

logam) dan atom lain yang mudah menerima elektron (atom non logam). Ikatan ion

disebut juga ikatan elektrovalen.

1. Pembentukan Ion Positif

Atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah sedikit,

misalnya unsur-unsur golongan IA (kecuali atom H), IIA, dan IIIA memiliki

kecenderungan mengikuti kaidah oktet. Nilai muatan positif yang terjadi sesuai

dengan elektron valensi atom-atom tersebut.

Tabel Pembentukan Ion Positif Beberapa Unsur

Atom Konfigurasi Jumlah Bentuk Konfigurasi Gas mulia yang


Elektron Elektron Ion Elektron Ion Sesuai
Atom yang (Konfigurasi
Dilepas Oktet)
11Na 2 8 1 1 Na+ 2 8 10Ne
19K 2 8 8 1 1 K+ 2 8 8 18Ar

12Mg 2 8 2 2 Mg2+ 2 8 10Ne

20Ca 2 8 8 2 2 Ca2+ 2 8 8 18Ar

13Al 2 8 3 3 Al3+ 2 8 10Ne


6

2. Pembentukan Ion Negatif

Atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah banyak,

misalnya, unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA memiliki kecenderungan

mengikuti kaidah oktet dengan cara menerima elektron untuk membentuk ion

negatif.

Tabel Pembentukan Ion Negatif Beberapa Unsur

Atom Konfigurasi Jumlah Bentuk Konfigurasi Gas


Elektron Elektron Ion Elektron Ion Mulia
Atom yang (Konfigurasi yang
Diterima Oktet) sesuai
9 F 2 7 1 F- 2 8 10Ne

17Cl 2 8 7 1 Cl- 2 8 8 18Ar

8O 2 6 2 O2- 2 8 10Ne

16S 2 8 6 2 S2- 2 8 8 18Ar

7N 2 5 3 N3- 2 8 10Ne

15P 2 8 5 3 P3- 2 8 8 18Ar

3. Pembentukan Ikatan Ion

Ikatan ion terbentuk antara atom yang mudah melepas elektron (atom

logam) dan atom lain yang mudah menerima elektron (atom nonlogam). Ion positif

akan tarik menarik dengan ion negatif karena ada gaya elektrostatis dan

membentuk ikatan ion. Secara umum rumus ikatan ion biasa dituliskan dengan

AxBy, yaitu:

Ay+ + BX- → AxBy

Sebagai contoh pada senyawa NaCl, yaitu:

Na+ + Cl- → NaCl

 Struktur elektronnya adalah:


7

Aton 11Na yang memiliki konfigurasi elektron: 2 8 1, cenderung

melepas sebuah elektron valensinya sehingga membentuk ion Na + (2 8).

Atom 17Cl yang berkonfigurasi elektron: 2 8 7, cenderung menerima

sebuah elektron sehingga membentuk ion Cl- (2 8 8).

 Struktur Lewisnya adalah:

Na Cl Na Cl = NaCl

 Gambar molekulnya adalah:

Sebelum berikatan Sesudah berikatan

Transfer elektron

Atom Na Atom Cl Ion Na + Ion Cl-

Gambar pembentukan molekul NaCl

Cl-1 Na+1 Cl-1 Na+1 Cl-1

Na+1 Cl-1 Na+1 Cl-1 Na+1

Cl-1 Na+1 Cl-1 Na+1 Cl-1

Na+1 Cl-1 Na+1 Cl-1 Na+1

Kristal NaCl Skema kristal NaCl


Gambar struktur molekul NaCl
8

Contoh-contoh lain senyawa ionik yang terbentuk dari atom logam dan

atom nonlogam, antara lain:

1. Golongan alkali dan golongan halogen, contoh NaF, NaBr, KI, KBr, RbI, CsF,

dan LiF.

2. Golongan alkali dan golongan oksigen, contoh Na2O, Na2S, K2O, dan Rb2S.

3. Golongan alkali tanah dan golongan oksigen, contoh MgO, CaO, CaS, BaO, dan

MgS.

Cara menulis senyawa ion


Untuk dapat menulis senyawa ion aturan dibawah ini perlu diikuti:
Dalam senyawa ion, ion positif selalu dituliskan pada urutan pertama.
Tanda yang menunjukkan jumlah muatan ion ditulis pada bagian atas
dengan angka kecil.
Jumlah muatan positif harus sama dengan jumlah muatan negatif sehingga
senyawa bersifat netral.
9

Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan antaratom yang dibentuk dengan cara

penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Terjadinya

pemakaian elektron bersama-sama tersebut untuk memenuhi kaidah oktet dan

duplet. Ikatan ini terjadi antara unsur-unsur nonlogam dengan unsur-unsur

nonlogam.

Menurut teori Lewis, untuk membentuk satu ikatan kovalen tunggal setiap
C
atom menyumbangkan 1 elektron valensinya. Jika antara kedua atom membentuk
l
ikatan kovalen ganda dan rangkap tiga, maka setiap atom menyumbangkan

elektron sesuai derajat penggandaannya.

1. Pembentukkan Ikatan Kovalen

Lewis menggambarkan ikatan kovalen dengan struktur Lewis atau rumus

elektron yang terdiri dari lambang Lewis, yaitu lambang yang dikelilingi sejumlah

elektron valensi. Yang dapat disumbangkan dari masing-masing atom yang

berikatan adalah elektron yang belum berpasangan.

a. Pembentukkan Ikatan Kovalen Tunggal

Pembentukan senyawa CCl4

6C :2 4 (elektron valensi = 4)

17 Cl: 2 8 7 (elektron valensi = 7)

Dari jumlah elektron valensi C dan Cl tidak ada yang mudah untuk

melepaskan elektron, tetapi keduanya mempunyai kecenderungan untuk


menerima elektron. Pada atom C sebanyak 4 buah elektron didistribusikan
1
ke atom Cl. 0

Struktur Lewis Rumus struktur

Jumlah elektron pada setiap atom C dan Cl yang dilingkari memenuhi

kaidah oktet.

Pembentukkan H2

1H:1

Dalam satu molekul gas hidrogen (H2 atau H-H) terdapat 2 atom H yang

saling berikatan. Atom H memiliki 1 elektron valensi sehingga untuk

membentuk konfigurasi elektron gas mulia (He) memerlukan 1 atom H lain.

H H

Struktur Lewis Rumus struktur

Jumlah elektron pada setiap atom H yang dilingkari memenuhi kaidah

duplet.

b. Pembentukkan ikatan kovalen rangkap dua

Pembentukan molekul O2

8 O : 2 6 (elektron valensi = 6)

Dalam atom O terdapat 2 elektron yang tidak berpasangan. Jika 2 atom O

saling berikatan dan setiap atom menyumbangkan kedua elektron tidak

berpasangan yang dimilikinya, terbentuklah molekul O 2 yang memiliki

struktur Lewis sebagai berikut.

O=O
1
Struktur Lewis Rumus struktur 1
Jumlah elektron pada setiap atom O yang dilingkari memenuhi kaidah

oktet.

c. Pembentukkan ikatan kovalen rangkap tiga

Pembentukan molekul N2

N : 2 5 (terdapat 5 elektron valensi)


7

Aton N memiliki 3 elektron yang tidak berpasangan. Jika 2 atom nitrogen

berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan saling berikatan dan

membentuk struktur Lewis sebagai berikut.

N N
Struktur Lewis Rumus struktur

Jumlah elektron pada setiap atom N yang dilingkari memenuhi kaidah

oktet.

2. Penyimpangan kaidah oktet

Beberapa senyawa mempunyai struktur Lewis yang menyimpang dari kaidah

oktet.

a. Spesies ganjil

Jika jumlah elektron valensi di dalam struktur Lewis adalah ganjil, maka

ada elektron yang tidak berpasangan sehingga ada atom yang menyimpang dari

kaidah oktet.

Conto
h:
Molekul NO2

Jumlah elektron valensi molekul NO2 = 17 (ganjil)

jumlah elektron valensi N adalah 7 (menyimpang dari kaidah oktet)


1
2
b. Oktet tak lengkap

Conto
h:
Molekul BeCl2 dan BH3

Bagaimana
dengan molekul
BH3?

c. Oktet berkembang

Conto
h:
Molekul PCl5, PCl3, dan SF6

Tunjukkan
struktur lewis
untuk PCl3 ?

1
3
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi dengan cara

pembentukkan elektron bersama hanya saja pasangan elektron yang dipakai

bersama tersebut berasal dari salah satu atom atau molekul yang berikatan,

sedangkan atom atau molekul yang lain tidak memberikan elektron.

Conto
h:

1. Senyawa HNO3

2. Pembentukan senyawa NH4Cl

NH3 + HCl NH4Cl

1
4
Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar
Ikatan kovalen dapat berupa ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen

nonpolar. Sifat kepolaran ikatan ini dipangaruhi oleh perbedaan

keelektronegatifan, sedangkan bentuk molekul dari atom-atom yang berikatan

akan menentukan sifat kepolaran molekulnya.

1. Pengaruh Perbedaan Keelektronegatifan terhadap Kepolaran Ikatan

Kovalen

a. Ikatan kovalen polar

Jika suatu ikatan kovalen terbentuk dari dua buah atom nonlogam yang

memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, pasangan elektron akan lebih

tertarik ke arah atom yang memiliki keelektronegatifan lebih besar. Akibatnya,

atom yang lebih elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan negatif,

sedangkan atom yang kurang elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan

positif. Adanya dua kutub dengan muatan yang berlawanan dalam molekul

tersebut menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar perbedaan

keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan molekul

tersebut bersifat semakin polar.

Dalam molekul HCl, pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen

antara atom H dan atom Cl lebih tertarik ke arah atom Cl. Ikatan seperti ini

disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar terbentuk jika atom-atom yang

berikatan memiliki perbedaaan keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan

pemisahan muatan pada atom-atom yang berikatan. Dengan demikian, pada

molekul-molekul senyawa polar terbentuk kutub bermuatan positif dan kutub

bermuatan negatif. Dengan kata lain, terbentuk dua kutub ( dipol) dalam molekul-

molekul yang bersifat polar.


1
5
Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan besar

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Perbedaan Keelektronegatifan senyawa


Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan

HF 2,0 (H=2,1 ; F=4,1)

HCl 0,8 (H=2,1 ; Cl=2,9)

HBr 0,7 (H=2,1 ; Br=2,8)

HI 0,4 (H=2,1 ; I=2,5)

b. Ikatan kovalen nonpolar

Jika atom-atom nonlogam berikatan dengan sesamanya dan membentuk

molekul diatomik, ikatan yang terbentuk tidak memiliki perbedaan

keelektronegatifan (perbedaan keelektronegatifan=nol). Ikatan seperti ini

disebut ikatan kovalen nonpolar. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen

nonpolar, yaitu H2, Cl2, I2, dan Br2.

Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan nol (0)

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Perbedaan Keelektronegatifan senyawa


Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan

H2 0 (H=2,1 ; H=2,1)

Cl2 0 (Cl=2,9 ; Cl=2,9)

Br2 0 (Br=2,8 ; Br=2,8)

I2 0 (I=2,6 ; I=2,5)

1
6
2. Pengaruh Bentuk Molekul terhadap Kepolaran Molekul
Ikatan kovalen yang terbentuk antara atom C dan atom Cl mempunyai

perbedaan keelektronegatifan sebesar 0,4. Berarti, ikatan kovalen ini bersifat

polar. Namun, jika atom C mengikat empat buah atom Cl dan membentuk molekul

CCl4, molekulnya bersifat nonpolar. Mengapa?

Pada molekul CCl4, atom pusat C berada di tengah dan secara simetris

tertutup oleh keempat atom Cl yang diikatnya. Hal tersebut menyebabkan tidak

ada pemisahan muatan sehingga dipol tidak terbentuk. Jadi, walaupun ikatannya

bersifat polar, molekulnya bersifat nonpolar.

Struktur Lewis CCl4

Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk simetris dan bersifat nonpolar, yaitu

CH4, BH3, BCl3, BF3, PCl5, dan CO2.

Senyawa akan bersifat polar terjadi jika pada atom pusat dari molekul

senyawa tersebut terdapat PEB sehingga bentuk molekulnya menjadi tidak

simetris. Muatan dari PEB akan lebih tertarik ke atom pusat yang lebih

bermuatan negatif dan sekaligus tertolak oleh PEI yang lebih bermuatan positif.

Oleh sebab itu, di antara atom pusat dan atom yang terikat akan timbul dipol

yang besar dan senyawa yang terbentuk bersifat polar. Contoh senyawa lain yang

memiliki bentuk tidak simetris dan bersifat polar, yaitu PCl 3, dan H2O.

Terdapat 1 PEB Terdapat 2 PEB Terdapat 1 PEB

1
Struktur Lewis PCl3 Struktur H2O Struktur H3O 7
Selain berdasarkan perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul,

kalian dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa berdasarkan percobaan.


KEGIATAN PERCOBAAN
Membedakan Senyawa Polar dan Nonpolar

A. Tujuan
Siswa dapat mengetahui sifat kepolaran suatu senyawa.

B. Alat dan Bahan


Alat Bahan-bahan
 Gelas kimia ● Air

 Buret ● Aseton

 Penggaris plastik ● Alkohol

 Kain wol atau nilon ● CCl4

C. Cara Kerja
1) Pasanglah buret pada standar dan klem.
2) Isilah buret dengan air sebanyak 30 mL.
3) Gosoklah penggaris dengan kain wol atau nilon
dengan arah yang sama (satu arah) sebanyak 20
kali.
4) Alirkan larutan yang berada dalam buret
perlahan-lahan dan dekatkan penggaris plastik
yang telah digosok tersebut pada larutan.
5) Amati yang terjadi.
6) Lakukan hal yang sama untuk larutan yang
lainnya. 1
8
D. Data Hasil Pengamatan
Berilah tanda (  ) pada kolom yang sesuai
No Bahan Aliran Zat Cair
Dibelokkan Tidak
1. Air
2. HCl
3. Alkohol
4. CCl4

E. Bahan Diskusi
1. Mengapa penggaris plastik yang digosok menggunakan kain wol atau nilon
dapat menarik atau membelokkan aliran larutan?
2. Mengapa larutan yang diujikan ada yang dibelokkan dan tidak dibelokkan?
3. Larutan mana saja yang termasuk molekul polar dan nonpolar?

F. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan pengamatan yang telah kalian lakukan
bersama teman kelompok masing-masing!

1
9
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-

menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan

negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.

Logam merupakan elektropositif karena logam memiliki kecenderungan

untuk kehilangan elektron valensi agar dapat membentuk ion positif. Di dalam

kristal logam, setiap atom melepaskan elektron valensinya sehingga terbentuk

“awan elektron” dan kation, yaitu kumpulan inti atom yang bermuatan positif dan

tersusun rapat dalam awan elektron tersebut. Ion logam yang bermuatan positif

tersebut terdapat pada jarak tertentu satu sama lain dalam kristalnya. Elektron

valensi tidak terikat pada salah satu ion logam atau pasangan ion logam, melainkan

terdelokalisasi terhadap semua ion logam. Oleh karena itu, elektron valensi

tersebut bebas bergerak ke seluruh bagian dari kristal logam, sama halnya

dengan molekul-molekul gas yang dapat bergerak bebas dalam ruangan tertentu.

Gambar ion logam bermuatan positif di dalam awan elektron


2
0
Jadi, menurut teori awan elektron di atas, kristal logam terdiri atas

kumpulan ion logam bermuatan positif di dalam lautan elektron yang mudah

bergerak.
Ikatan logam terdapat dalam unsur-unsur, seperti tembaga, besi dan

aluminium. Jenis ikatan ini dapat mempengaruhi sifat logam.

Sifat-sifat dari logam adalah sebagai berikut:

1. Penghantar listrik yang baik.

Logam cenderung menjadi konduktor listrik yang baik. Elektron-elektron yang

ringan bebas bergerak dengan mudah. Muatan negatif yang berasal dari luar

dapat mendorong “lautan elektron” sehingga menimbulkan arus listrik.

2. Penghantar panas yang baik.

Daya hantar panas disebabkan adanya elektron valensi yang dapat bergerak

bebas. Jika bagian tertentu dari logam dipanaskan, maka elektron-elektron

pada bagian logam itu menerima sejumlah energi sehingga energi kinetiknya

bertambah dan gerakannya makin cepat. Elektron-elektron yang bergerak

dengan cepat itu menyerahkan sebagian energi kinetisnya kepada elektron lain

sehingga seluruh bagian logam menjadi panas dan naik suhunya.

3. Logam dapat ditempa, dibengkokkan, dan ditarik.

Elektron valensi logam mudah bergerak dalam kristal logam sehingga elektron-

elektron itu mengelilingi ion logam yang bermuatan positif secara simetris. Hal

itu terjadi karena gaya tarik antar ion logam dan elektron-elektron valensi

sama ke segala arah. Ikatan dalam kisi kristal logam tidak kaku seperti ikatan

kristal senyawa kovalen, sebab dalam kisi kristal logam tidak terdapat ikatan

yang terlokalisasi. Karena gaya tarik setiap ion logam yang bermuatan positif

terhadap elektron valensi sama besarnya, maka suatu lapisan ion logam yang
2
bermuatan positif dalam kisi kristal mudah bergeser. 1
Jika sebuah ikatan logam putus, maka segera terbentuk ikatan logam baru.

Karena itu logam dapat ditempa menjadi lempeng yang sangat tipis dan ditarik

menjadi kawat yang halus dan dibengkokkan.


Gambar sifat dapat ditempa dari logam

4. Mempunyai titik leleh yang relatif tinggi.

5. Umumnya logam mengkilap.

Bila cahaya jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi yang

mudah bergerak tersebut akan tereksitasi (elektron berpindah dari tingkat

energi yang lebih rendah ke yang lebih tinggi). Ketika elektron yang

tereksitasi tersebut kembali kepada keadaan dasarnya, maka energi cahaya

dengan panjang gelombang tertentu ( di daerah cahaya tampak) akan

dipancarkan kembali. Peristiwa ini dapat menimbulkan sifat kilap yang khas

untuk logam.

2
2
Perbedaan Sifat Senyawa Ion dan Senyawa

Kovalen

1. Titik Didih
Titik didih senyawa kovalen relatif rendah, sedangkan senyawa ion relatif

tinggi. Kebanyakan senyawa kovalen mendidih di bawah 200 0C, sedangkan senyawa

ion umumnya di atas 9000C. Pada suhu kamar semua senyawa ion berupa zat

padat, keras tetapi rapuh. Senyawa kovalen pada suhu kamar, ada yang berupa

padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, ada yang berupa cairan, ada pula

yang berupa gas.

Titik didih berkaitan dengan gaya tarik menarik antar partikel (disebut

juga kohesi), makin kuat kohesi, makin tinggi titik didihnya. Air (titik didih 100 0C)

adalah suatu senyawa kovalen. Atom-atom dalam molekul air terikat kuat secara

kovalen, tetapi ikatan antar molekul (kohesinya) tidak begitu kuat, sehingga air

relatif mudah mendidih.

Natrium klorida (NaCl) adalah senyawa ion, meleleh pada 801 0C dan

mendidih pada 15170C. Dalam struktur senyawa ion setiap partike terikat kuat.

Oleh karena itu, sangat sukar untuk memisahkan partikel tersebut menjadi

bentuk uap.

2. Kemudahan Menguap ( Volatilitas)

Zat yang mudah menguap, seperti alkohol, cuka, parfum, dan bensin,

biasanya disebut volatil. Zat-zat yang volatil adalah senyawa kovalen dengan titik

didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap.

Ingat: menguap berbeda dari mendidih; mendidih adalah perubahan cairan

menjadi gas pada titik didihnya; menguap adalah perubahan padatan atau cairan

menjadi uap, tidak harus pada titik didihnya.


2
Tidak ada seyawa ionik yang volatil. 3
3. Kelarutan

Senyawa ion cenderung larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut

organik (seperti aseton, alkohol, dan trikloroetana). Misalnya natrium klorida

(garam dapur) larut dalam air tetapi tidak larut dalam kloroform. Sebaliknya,
kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, tapi lebih mudah larut dalam

pelarut organik.

4. Daya hantar listrik

Senyawa ion padat tidak menghantarkan listrik. Akan tetapi, jika senyawa

ion dipanaskan hingga meleleh, maka dalam bentuk lelehan senyawa itu merupakan

penghantar. Senyawa ion juga dapat menghantar listrik jika dilarutkan dalam air.

Lelehan atau larutan senyawa ion dapat menghantar listrik karena dalam keadaan

demikian ion-ionnya dapat bergerak bebas. Ion-ion bergerak membawa muatan

listrik. Dalam padatan ion-ion tidak dapat bergerak sehingga tidak dapat

menghantar listrik.

Senyawa kovalen tidak dapat menghantar listrik baik dalam bentuk padat

maupun lelehan. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantar listrik jika

dilarutkan dalam air.

Berikut ini adalah perbedaan antara sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
Tabel perbedaan antara sifat senyawa ion dan senyawa kovalen

No Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen

1 Titik didih Tinggi Rendah

2 Titik leleh Tinggi Rendah

3 Wujud Padat pada suhu kamar Padat,cair,gas pada suhu kamar


Padat = isolator Padat = isolator
4 Daya hantar listrik
Lelehan = konduktor Lelehan = isolator

Larutan = konduktor Larutan = ada yang konduktor

5 Kelarutan dalam air Umumnya larut Umumnya tidak larut

6 Kelarutan dalam Tidak larut Larut


trikloroetana (CHCl3)
2
4
Memprediksi Jenis-Jenis Ikatan pada Berbagai

Senyawa

Suatu senyawa dapat memiliki beberapa jenis ikatan. Untuk memprediksi

jenis ikatan suatu senyawa maka yang perlu diperhatikan adalah:

1. Ikatan antara atom unsur logam dengan unsur nonlogam atau antara ion

positif atau ion negatif adalah ikatan ion.

2. Ikatan antara atom nonlogam dengan atom nonlogam adalah ikatan kovalen.

3. Untuk senyawa besar (molekul poliatom), ikuti langkah–langkah dalam

menuliskan stuktur Lewis. Atom pusat merupakan atom yang paling sedikit

dalam molekul dan biasanya atom paling besar.

Conto
h:

Struktur NH4Cl: Struktur SO3:


KUIS INDIVIDU
(waktu 15 menit)

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Tuliskan konfigurasi elektron gas mulia unsur 18Ar dan 8O!

2. Gambarkan simbol Lewis dari atom 11Na dan 17Cl dan dengan cara apakah atom 11Na dan
17Cl mencapai kestabilan?

3. Jelaskan dan ramalkan pembentukan senyawa ion dari pasangan unsur berikut:

a. 19K dan 9F b. Mg dan 8O


12

Skor : soal no 1 = 20; 2 = 40; 3 = 40

Lampiran: Tugas Kelompok

TUGAS KELOMPOK
1. Lengkapilah konfigurasi elektron gas mulia pada tabel berikut!
Unsur Konfigurasi Elektron Elektron valensi
2 He
10Ne

18Ar

36Kr

54Xe
2. Perhatikan tabel berikut! Lengkapilah kolom yang kosong dengan jawaban yang benar
dengan memberi tanda ()!
Unsur Konfigurasi Elektron Keadaan Cara unsur stabil Konfigurasi
elektron valensi unsur elektron gas
Stabil Tidak Melepas Menerima mulia
stabil elektron elektron
5B 2 3 -   - 2
6C

11Na

9F

15P 2 8 5 5 -  2 8 8
16 S
14Si

17Cl 2 8 7

3. Tentukan jumlah elektron valensi dan simbol Lewis pada:


Unsur Konfigurasi Elektron Elektron Valensi Simbol Lewis
3Li

5B

7N

11Na

17Cl
1. Gambarkan proses pembentukan ikatan antar atom 11Na dengan 17Cl!
Jawab:
No Spesi 11Na 17 Cl
1 Konfigurasi elektron
2 Elektron valensi
3 Cara mencapai kestabilan
4 Ion yang terbentuk

5 Struktur Lewis

6 Molekul yang terbentuk … + … → …


7 Jenis ikatan yang terbentuk
Lampiran: Tugas Kelompok Ahli
PERTANYAAN:

SISWA : Mendiskusikan bagaimana susunan elektron unsur-unsur gas mulia dan


membandingkannya dengan unsur-unsur pada golongan IA dan VIA.

SISWA : Mendiskusikan mengapa unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia)


sangat stabil bila ditinjau dari susunan elektronnya.

SISWA : Mendiskusikan apakah unsur-unsur golongan IA dan VIIA dapat


mempunyai struktur elektron valensi seperti gas mulia dan bagaimana
cara mencapai kaidah duplet dan oktet serta bagaimana struktur
Lewisnya.

SISWA : Mendiskusikan proses pembentukan senyawa ion dari atom yang


melepas elektron dan yang menerima elektron dan berikan contoh
senyawanya.
KUIS INDIVIDU
(waktu 15 menit)
1. Lengkapilah tabel dibawah ini!
Masing-
Atom yang Elektron masing atom Struktur Rumus Rumus
No
berikatan valensi memerlukan Lewis Struktur molekul
elektron
1 7N dengan
7N
2 6C dengan
17Cl
3 1H dengan
1H
4 1H dengan
8O
5 6C dengan
8O

2. Lengkapilah tabel dibawah ini!

No Spesi NH3 H+

1 Struktur Lewis

2 Cara mencapai kestabilan


3 Ion yang terbentuk … + … → …

4 Struktur Lewis senyawa

5 Jenis ikatan yang terbentuk

No Spesi NH3 HCl

1 Struktur Lewis

2 Cara mencapai kestabilan


3 Senyawa yang terbentuk … + … → …

4 Struktur Lewis senyawa

5 Jenis ikatan yang terbentuk

Lampiran: Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS)


IKATAN KOVALEN

Diskusikan soal-soal dibawah ini dengan kelompok kalian masing-masing!


1. Apakah yang dimaksud dengan ikatan kovalen?

2. Bagaimana proses terjadinya ikatan kovalen?

3. Berikan contoh sebanyak-banyaknya ikatan kovalen yang kalian ketahui!

4. Kelompokkan jenis-jenis ikatan kovalen (pada no.3) manjadi ikatan kovalen tunggal,
rangkap dua, dan rangkap tiga!

5. Simpulkan apa yang dimaksud dengan ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap
tiga!

IKATAN KOVALEN KOORDINASI


1. Apa yang kalian ketahui tentang ikatan kovalen koordinasi!

2. Bagaimana proses terjadinya ikatan kovalen koordinasi?

3. Berikan contoh sebanyak-banyaknya ikatan kovalen koordinasi!

Lembar Kerja Siswa (LKS)

IKATAN KOVALEN
1. Ikatan kovalen terbentuk antara unsur dan unsur

2. Ramalkan ikatan yang terbentuk antara unsur:


a. 6C dengan 8O
b. 7N dengan 7N
Tentukan jenis ikatannya!

IKATAN KOVALEN KOORDINASI

♦ Gambarkan struktur Lewis dan proses pembentukan ikatan antara NH3 + H+ serta
tunjukkan jenis-jenis ikatannya!

KUIS INDIVIDU
(waktu 15 menit)
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan bagaimana terbentuknya ikatan logam?

2. Berikan contoh ikatan logam?

3. Mengapa logam disebut sebagai penghantar listrik yang baik?

Skor: soal No 1 = 40; 2 = 20; 3 = 40

Anda mungkin juga menyukai