Makalah Asuhan Keperawatan Hipoglokemia
Makalah Asuhan Keperawatan Hipoglokemia
R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPOGLIKEMIA DAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
DI RUANG IGD RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
KEBUMEN
DISUSUN OLEH:
1. Gayu
2. Kurniawati Agustina
3. Muji lestari
4. Muhaimin Eka
5. Zul Qohar
KATA PENGANTAR
i
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, dengan petunjuk dan rahmat Nya
sehingga kami dapat membuat makalah dan dapat terselesaikan. Kami membuat makalah
tentang “Asuhan keperawatan pada Tn.R dengn diagnosa medis HIPOGLIKEMIA dan
diagnose keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di RS PKU muhammadiyah
gombong” bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok praktek klinik peminatan
kegawatdaruratan.
Kami sadar bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan
pengetahuan penulis. Dengan demikian, kritik maupun saran sangat dibutuhkan demi
kemajuan kami.
Penyelesaian naskah ini tidak lepas dari motivasi dan jasa dari beberapa pihak. Oleh
sebab itu kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang meluangkan waktunya
untuk membimbing kami dalam menyelesaikannya..
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca
pada umumnya dan dapat menambah wawasan tentang teori keperawatan khususnya.
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan asuhan keperawatan yang berjudul “Makalah asuhan keperawatan Pada Tn.P
Dengan Diagnosa Keperawatan Utama Ketidakefektifan bersihan jalan Nafas Di
Ruang IGD Rumah Sakit PKU Muhammadiyah gombong” telah disahkan oleh
pembimbing akademik dari STIKes Muhammadiyah Gombong dan pembimbing
klinik Instalasi Gawat darurat RS PKU muhammadiyah gombong pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 28 desember 2018
Tempat : Ruang IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong
Disusun oleh
1. Gayu
2. Kurniawati Agustina
3. Muji lestari
4. Muhaimin Eka
5. Zul Qohar
Disetujui Oleh:
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Bersihan jaalan nafas tidak efektif merupakan suatu keadaan ketika seseorang
individumengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernafasan sehubungandengan ketidak mampuan untuk batuk secara efektif. Bersihan
Jalan nafas tidak efektif merupakan ketidak mampuan dalam membersihkan sekresi
atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan nafas.
B. Etiologi
Faktor penyebab yang mempengaruhi ketidakefektifan bersihan jalan nafas antara
lain:
C. Batasan Karakteristik
1. Batuk yang tidak efektif 7. Perubahan frekuensi nafas
2. Dispnea 8. Perubahan pola nafas
3. Gelisah 9. Sianosis
4. Kesulitan verbalisasi 10. Sputum berlebih
5. Penurunan bunyi nafas 11. Suara nafas tambahan
6. Tidak ada batuk
1
D. Pathway dan Patofisiologi
Resiko gangguan perfusi jaringan cerebral Penurunan nutrisi jaringan pada otak
Penurunan kesadaran
2
F. Intervensi Keperawatan
3
Indikator A sebelumdansesudahp kadar GDS pasien.
Tekanandarahsist 2 emberianterapi R/ mengurangisesaknafas.
olikdandiastolik 4. Pertahankankeefekti R/
Sakitkepala 2 fanjalannafas untukmemaksimalkanventilasi
Penurunantingkat 2 5. Berikanposisisupina .
kesadaran sipadapasien R/ agar
Keterangan: keluargapasienlebihmengetahu
A : Awal 6. Berikaninformasipad ikondisipasiendancarapenanga
normal dideritapasiendanpe R/
cukupbesardarikisara 7. kosadalamdarah.
n normal Kolaborasipemberia
3 : nterapifarmakologi:
4 :
Deviasiringandarikisar
an normal
5 :
Tidakadadeviasidarikis
aran normal
4
BAB II TINJAUAN KASUS
Nama : Tn R.
Alasan Datang : √ Penyakit Trauma
Tanggal Lahir : 04 Desember 1968
Cara Masuk : √ Sendiri Rujukan
5
Petugas Triase
CATATAN : GDS: LOW ( 13mg/dl )
……………………………………………………………… ( Muhaimin Eka Atmaja )
Beri Tanda Centang (√) pada kotak yang tersedia Praktik Klinik Keperawatan Gadar
BAB II
6
TINJAUAN KASUS
No RM : 366XXX
Nama : Tn R
1. Primary Survey
A. Airway : jalan nafas paten, tidak ada tanda-tanda seperti
gurgling, snoring maupun stridor
B. Breathing : pernafasan tidak teratur, menggunakan otot bantu nafas,
terdapat retraksi dinding dada, jenis pernafasan menggunakan pernafasan
dada, frekuensi nafas 30x/menit
C. Circulation : akral hangat, tidak terdapat sianosis, CRT <2 detik, tekanan
darah terukur 122/71, nadi teraba82x/menit, tidak terdapat perdarahan, kulit
lembab, turgor kulit baik, tidak terdapat resiko decubitus, saturasi oksigen
100%
D. Disabillity : tingkat kesadaran somnolen dengan GCS E4M4V2, pupil
isokor, sclera anikterik, konjungtiva ananemis
E. Exposure : tidak terdapat nyeri
F. Fahrenheit : suhu axila 36,4 C
Berat badan 75 kg
2. Secondary survey
7
keluarga pasien mengatakan pasien punya penyakit gula, GDS:
LOW ( 13 mg/dl )
Riwayat Alergi : keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi
makanan maupun obat
Riwayat pasien dahulu : keluarga pasien mengatakan dulu penah masuk rumah
sakit dikarenakan gula darah yang tinggi 500 mg/dl
Riwayat kesehatan keluarga : keluarga pasien mengatakan tidak ada penyakit
keturunan dalam keluarganya
PEMERIKSAAN FISIK
Mata : pupil isokor, sclera anikterik, konjungtiva ananemis, tidak ada bekas
luka, simetris
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran tyroid
Dada :
Paru – paru I : Adanya pernafasan dinding dada
Pal : vocalfremitus kanan = kiri, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak terdapat bunyi krepitasi
Per : Sonor di seluruh lapang paru
A :Suara tambahan ronchi
Jantung I : Ictus cordis tidak tampak, tidak ada jejas
Pal : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis di ic 5 teraba
Per : Tidak ada pembesaran jantung, bunyi jantung pekak
A : Reguller S1 = S2 tidak ada suara tambahan
Abdoemen I : Perut datar, tidak ada luka, tidak ada asites
A : Bising usus 11x/m
Pal : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
Per : supel
8
Ekstremitas : (atas) tangan kanan dan kiri lengkap, tidak ada cubbing finger,
CRT <2 detik, tugor kulit baik, kulit lembab, terpasang infus RL 20
tpm di tangan kiri.
(bawah) : kaki kanan dan kiri lengkap, tidak terdapat oedema
ekstremitas, CRT <2 detik, turgor kulit baik, kulit lembab
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematocrit 44.9 40 – 52 %
MCH 28.3 26 – 34 pg
Hitung Jenis
Basofil% 0.0 1.0 – 1.0 %
Kimia
Diabetes
13 L ( 08.30 ) 70 – 105 mg/dl
Glukosa darah
9
sewaktu 91 ( 09.40 )
Faal Ginjal 15 – 39 mg/dl
Ureum 13 L 0.9 – 1.9 mg/dl
Creatinine 0.64 L
Elektrolit 135 – 147 mEqᶴL
Kalium 3.66
PROGRAM TERAPI
10
ANALISA DATA
Penurunan
fungsi/kesadaran
Gangguan perfusi
jaringan cerebral
dinding dada.
3. Terdapat suara nafas Gula darah menurun
Penurunan nutrisi
jaringan pada otak
11
Penurunan
kesadaran
Timbul secret di
jalan nafas
Reflek batuk
menurun
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
12
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
13
2 Setelah dilakukan tindakan 7. Observasi keadaan R/ untuk
keperawatan selama 1x6 jam umum dan tingkat memantau keadaan
diharapkan masalah Resiko kessadaran pasien. umum dan tingkat
ketidakefektifan perfusi kesadaran pasien.
jaringan cerebral dapat teratasi 8. Monitoring tanda-tanda R/ untuk
dengan kriteria hasil: vital memantau TD,
Indikator A T 9. Kaji kadar GDS nadi, suhu dan RR.
Tekanan darah 2 4 sebelum dan sesudah R/ untuk
sistolik dan pemberian terapi memantau
diastolik 10. Pertahankan perkembangan
Sakit kepala 2 4 keefektifan jalan nafas kadar GDS pasien.
Penurunan 2 4 11. Berikan posisi supinasi R/ mengurangi
tingkat pada pasien sesak nafas.
kesadaran R/ untuk
Keterangan: 12. Berikan informasi pada memaksimalkan
normal mengingkatkan
14
IMPLEMENTASI
15
terapi farmakologi Glukosa - Keluarga pasien
5%, 10%,atau 50% per-IV mengatakan sudah lebih
paham tentang penyakit
yang diderita pasien setelah
diberikan informasi oleh
tenaga kesehatan
EVALUASI
16
BAB III
PEMBAHASAN
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral adalah suatu keadaan dimana resiko
mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan.(Herdman,
2014). Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan sekresi atau obstruksi
dari saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.(Nanda, 2015-2017).
Data yang telah kami peroleh di RSU pku muhammadiyah Gombong pada tanggal 26
Desember 2018 pukul 08.30 WIB terhadap pasien berinisial Tn.R dengan keadaan dibawa
oleh keluarganya dengan keaadaan penurunan kesadaran (somnolen) dan seluruh badan
pasien kaku, keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat hiperglikemia setelah di
lakukan pemerikasaan didapatkan GDS pasien 13mg/dl, dan setelah di lakukan pemeriksaan
fisik terdengar suara ronkhi karna terdapat penumpukan sekret di saluran pernafasan, suhu
36,4 C, tekanan darah 122/71, nadi 82 X/menit.
Berdasarkan jurnal milik Jon Hafan Sutawardan yang berjudul Studi Fenomena
Pengalaman Penyandang Diabetes Melitus yang pernah mengalami hipoglikemia , terbukti
bahwa dengan pemberian terapi glukosa sesuai dengan kebutuhan klien dapat membuat klien
mendapatkan nilai glukosa kembali normal.
17
BAB IV
PENUTUP
a ) Kesimpulan
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa
kurang dari 50 mg/%. Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni
antara lain Transisi dini neonatus ( early Transitional neonatal ), Hipoglikemi klasik
sementara (Classic transient neonatal), Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent).
Gejala hipoglikemia yang sering terjadi adalah sering merasa ngantuk,lemas,dan
sering sakit kepala. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk menjaga agar
kadar gula selalu normal,perhatikan pola makan ,olah raga ringan secara teratur untuk
membantu pembakaran glukosa menjadi nergi dan merangsang produksi
insulin,hindarkan stress atau gangguan emosional lainnya dan disiplin minum obat
sesuai anjuran dokter
b ) Saran
Kesadaran mengontrol gula darah adalah cara yang bias di lakukan oleh setiap
warga masyarakat, kami sangat menyarankan agar masyarakat sadar akan penyakit
yang akan timbul jika tidak mengontrol gula darah masing-masing. Kami berharap
makalah ini bias menjadi tambahan referensi pengetahuan mengenai penyakit
hipoglikemia.
18
DAFTAR PUSTAKA
Baradero Mary , SPC , MN. 2009.” Seri Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Endokrin “. Jakarta : EGC.
Bulechek et,all (2013). Nursing Intervensi Classification (NIC Edisi Ke-enam).
Singapore: Elsevier
Gallo & Hundak. 1996. “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume II ”. Jakarta :
EGC.
NANDA International. 2015-2017. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi
2015- 2017/ Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan
Nike Budhi Subekti; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica Ester,
Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC
Nurarif, A. N., & Kusuma, H (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa NANDA, NIC, NOC dalam Berbasis Kasus, Jogjakarta:
Mediaction
19