ee KEMENTERIAN PERTANIAN
DE DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
NOMOR 48.3 / ¥PTS /SR. 1290/8 / 11/2032
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI PERPOMPAAN
TAHUN ANGGARAN 2023
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan ketersediaan air
sebagai suplesi pada lahan pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan diperlukan
pemanfaatan air permukaan melalui pengembangan irigasi
perpompaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tentang
Petunjuk Teknis Pengembangan Irigasi Perpompaan Tahun
Anggaran 2023;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6405);Menetapkan
KESATU
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2022 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2023
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6827);
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 63);
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/
0T.140/12/2012 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air;
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1647);
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2022
tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah Lingkup
Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2023;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PRASARANA DAN
SARANA PERTANIAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI_ = PERPOMPAAN = TAHUN
ANGGARAN 2023.
Menetapkan Petunjuk Teknis Pengembangan _Irigasi
Perpompaan Tahun Anggaran 2023 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.KEDUA
KETIGA,
Biaya yang diperlukan sebagai _akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 November 2022
DIREKTUR JENDERAL,
hee
ALI JAMIL.
NIP 196508301998031001LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL,
PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
NOMOR 45.3 / ¥°1S/sR. 120/e/11 /2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN
IRIGAS] PERPOMPAAN = TAHUN
ANGGARAN 2023
BABI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan faktor penting dalam budi daya pertanian, tanpa adanya
ketersediaan air yang cukup, maka tanaman yang dibudidayakan tidak
akan tumbuh dan berproduksi secara optimal. Secara alami kebutuhan
air untuk tanaman dapat dipenuhi dari air hujan dan sistem irigasi.
Namun, kenyataannya ketersediaan air tidak merata sepanjang waktu dan
setiap tempat. Di beberapa tempat dan dalam waktu-waktu tertentu
jumlah air hujan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, serta
masih banyak lokasi pertanaman yang berada di luar sistem daerah irigasi
di mana distribusi airnya belum dikelola secara teratur. Kondisi ini
menyebabkan intensitas pertanaman menjadi terbatas pada setiap
tahunnya.
Pendistribusian air irigasi harus disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman serta kondisi agroklimat tanaman. Tanpa adanya dukungan
ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik dalam dimensi
jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka dampaknya terhadap budi
daya tanaman berjalan tidak optimal. Di lain pihak pertumbuhan
penduduk semakin meningkat menuntut peningkatan ketersediaan
bahan pangan.
Salah satu upaya yang dilakukan mendukung penyediaan air untuk
memenuhi kebutuhan air pertanian, khususnya pada area di luar sistem
irigasi teknis adalah dengan pompanisasi. Untuk itu Direktorat Irigasi
Pertanian melaksanakan Pengembangan Sumber Air melalui kegiatan
Irigasi Perpompaan. Sumber air dapat berasal dari sungai, mata air,danau, dan sumber air lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi lapangan masing-masing daerah.
Pengertian dan Batasan
Dalam pelaksanaan kegiatan Irigasi Perpompaan _ terdapat
pengertian/istilah, sebagai berikut:
1. Mata air adalah tempat pemunculan sumber air tanah yang dapat
disebabkan oleh topografi, gradien hidrolik atau struktur geologi.
2. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang usaha pertanian secara umum (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan).
3. Sumber Air adalah tempat/wadah air alami dan atau buatan baik
dipermukaan maupun didalam tanah.
4, Irigasi Perpompaan adalah sistem irigasi dengan menggunakan
pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun
tertutup.
5. Irigasi Pompa Besar adalah sistem irigasi perpompaan yang
menggunakan pompa dengan kapasitas yang dapat memberikan
suplesi air irigasi seluas min 10 Ha untuk mendukung komoditas
tanaman pangan dan perkebunan.
6. Irigasi Pompa menengah adalah sistem irigasi perpompaan yang
menggunakan pompa dengan kapasitas yang dapat memberikan
suplesi air irigasi seluas min 5 ha untuk mendukung komoditas
hortikultura atau memberikan suplesi air irigasi seluas 1 ha dan atau
sanitasi dan minum ternak sebanyak 20 ekor untuk mendukung
komoditas peternakan.
7. Wilayah Barat, meliputi wilayah Sumatera dan Jawa.
8. Wilayah Tengah, meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan
Nusa Tenggara Barat.
9, Wilayah Timur, meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara dan Papua.
10.Debit Andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan air dengan risiko kegagalan yang telah diperhitungkan.
11.Pipeline adalah Pipa yang sambung menyambung, lengkap dengan
berbagai peralatan seperti valve, tangki untuk menyalurkan air dari
satu titik (tempat) ke titik (tempat) lainnya.12, Valve adalah Peralatan yang digunakan untuk menghentikan atau
mengatur aliran air dengan menutup atau membuka sebagian.
13. Pipa baja adalah pipa yang terbuat dari baja yang terdiri dari bahan
campuran besi dan Carbon.
14, Pipa besi tuang atau “cost iron pipe” adalah jenis pipa yang terbuat dari
besi cor.
15. Pipa primer adalah pipa distribusi air utama pada daerah tertentu
sampai ke pipa sekunder.
16. Pipa PVC adalah pipa dengan bahan dasar plastik yang mengandung
poly vinil chlorida.
17. Pipa tersier adalah pipa distribusi yang langsung ke lahan yang
akan diairi.
18, Reservoir adalah tempat penampungan air untuk sementara, sebelum
didistribusikan.
19. UPKK adalah Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan.
20. Bangunan/box bagi adalah sebuah bangunan yang berfungsi
membagikan air ke cabang-cabangnya dan atau langsung ke petak
lahan dengan dilengkapi pintu-pintu air/valve.
21. Bantuan Pemerintah (Banpem) adalah bantuan yang tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial dalam bentuk uang atau barang
yang diberikan oleh Pemerintah secara langsung kepada
perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/non
pemerintah.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kegiatan Irigasi Perpompaan, adalah untuk:
1. Membangun sistem irigasi perpompaan untuk mendukung komoditas
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
2. Meningkatkan ketersediaan air sebagai suplesi pada lahan pertanian
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
3. Diharapkan meningkatkan intensitas pertanaman pada lahan sawah.
Sasaran
Sasaran kegiatan Irigasi Perpompaan Tahun Anggaran 2023 adalah:
1, Terbangunnya sistem irigasi perpompaan sebanyak 629 (enam ratus
dua puluh sembilan) unit untuk mendukung komoditas tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.2. Meningkatnya ketersediaan air sebagai suplesi pada lahan
Pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
3. Meningkatkan intensitas pertanaman pada lahan sawah.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan irigasi perpompaan, berupa:
1. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL);
2. Pembuatan petunjuk teknis oleh Pusat;
3. Sosialisasi kegiatan dan koordinasi;
4, Pelaksanaan kegiatan irigasi perpompaan dan pertanggungjawaban;
5. Pembinaan dan pendampingan; dan
6. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.BABII
LANGKAH LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN
(STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
Untuk tercapainya sasaran teknis maupun output dari kegiatan Irigasi
Perpompaan pada Tahun Anggaran 2023, diperlukan syarat dan langkah
sebagai berikut:
A. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah
Penerima bantuan pemerintah pada irigasi perpompaan adalah sebagai
berikut:
1.Penerima bantuan pemerintah adalah Kelompok tani/Gabungan
kelompok tani (Poktan/Gapoktan) atau P3A/GP3A.
2.Poktan/Gapoktan atau P3A/GP3A memiliki pengurus aktif (ketua,
sekretaris, dan bendahara) dan mempunyai semangat partisipatif.
3.Poktan/Gapoktan atau P3A/GP3A mengikuti persyaratan yang
ditetapkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bantuan
Pemerintah yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian.
4.Ketua Kelompok tani/Gapoktan penerima bantuan pemerintah
disarankan untuk membentuk satuan tugas unit pengelola keuangan
dan kegiatan (UPKK).
S.Poktan/Gapoktan atau P3A/GP3A penerima bantuan haus.
memberikan pernyataan kesanggupan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan pompa dan memelihara bantuan tersebut sehingga dapat
sebagai suplesi air irigasi dalam jangka panjang.
B, Syarat Khusus Pelaksanaan
Syarat khusus pelaksanaan kegiatan Irigasi Perpompaan adalah:
1. Pelaksanaan identifikasi calon penerima manfaat dan calon lokasi
kegiatan irigasi perpompaan (CPCL) dilakukan oleh Tim Teknis
Kabupaten dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Pembiayaan melalui bantuan pemerintah dalam bentuk uang
diberikan langsung kepada kelompok untuk membiayai pembangunan
konstruksi irigasi perpompaan, dengan penggunaan antara lain
untuk:
a. Pembelian pompa air;b. Pekerjaan bak penampungan air;
¢. Pekerjaan rumah mesin pompa air dan genset/mesin penggerak;
d. Pembelian pipa atau material distribusi lainnya; dan
igasi.
3. Pembiayaan untuk persiapan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan,
e. Pekerjaan saluran distribusi air
dilakukan dengan mekanisme swakelola atau penunjukkan langsung
oleh Dinas lingkup Pertanian sebagai institusi yang bertanggung jawab
di kabupaten/kota atau oleh instansi terkait yang kompeten sesuai
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
C. Komponen Kegiatan dan Standar Teknis
Komponen dan standar teknis kegiatan irigasi perpompaan dapat
disesuaikan pelaksanaannya dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan
antara lain sebagai berikut:
1. Pompa air dan alat kelengkapannya
Pompa air yang digunakan adalah pompa air dengan kapasitas:
a.Besar, yang mampu memberikan suplesi air irigasi seluas minimal
10 ha digunakan untuk mendukung komoditas tanaman pangan
dan perkebunan.
b.Menengah, yang mampu memberikan suplesi air irigasi seluas min
5 ha untuk mendukung komoditas hortikultura atau memberikan
suplesi air irigasi seluas 1 ha dan atau sanitasi dan minum ternak
sebanyak 20 ekor untuk mendukung komoditas peternakan.
c.Pompa Air yang akan diadakan harus memiliki SNI atau minimal
telah memiliki Persyaratan Teknis Minimal (PTM) yang dikeluarkan
oleh Menteri Pertanian.
2. Rumah Pompa
Dibangun untuk melindungi pompa dan pembangkit dari kerusakan
dan kehilangan. Konstruksi rumah pompa bisa terdiri dari pasangan
bata diplester, dengan atap penutup dari genteng tanah liat atau
presbeton. Lantai dapat berupa plesteran (semen dan pasir). Ukuran
rumah pompa disesuaikan dengan kebutuhan.3. Bak penampung
Bak penampung dibangun sebagai reservoir untuk mendekatkan jarak
dari sumber air ke lahan yang akan diairi. Bak penampung terbuat
dari bahan yang tidak mudah bocor. ukuran disesuaikan dengan
kebutuhan dilapangan.
4, Jaringan distribusi
Jaringan distribusi dapat dibuat menggunakan sistem saluran
terbuka dan tertutup. Untuk saluran tertutup bahan bisa terbuat
dari pve/selang, besi ataupun beton. Sedangkan untuk sistem saluran
terbuka dapat terbuat dari ferosemen atau pasangan batu, logam
yang berfungsi untuk membawa dan atau membagi air ke lahan yang
akan diairi.
D. Kriteria Lokasi dan Petani
Untuk keberhasilan kegiatan pengembangan irigasi perpompaan,
maka kriteria lokasi dan petani adalah sebagai berikut:
a. Lokasi
Kriteria Lokasi untuk kegiatan Pengembangan _Irigasi
Perpompaan adalah:
1). Lokasi Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan adalah
pada area pengembangan tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan yang sumber airnya tersedia
namun letak sumber air tersebut lebih rendah dari lahan yang
akan diai
2). Lokasi diprioritaskan pada Jahan dan dibudidayakan
(diusahakan) oleh petani tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan yang sering mengalami
kekurangan air (kekeringan) terutama pada musim kemarau.
3). Batas maksimal sudut elevasi_ kemiringan untuk
memungkinkan air dapat disalurkan dari posisi lebih rendah ke
lebih tinggi
b. Petani
1). Petani tergabung dalam kelompok tani/Gabungan kelompok
tani atau P3A/GP3A.
2) Kelompok tani sudah dikukuhkan dengan Surat.
Keputusan Bupati/Kepala daerah atau Kepala Dinas lingkup
Pertanian kabupaten/kota.3). Poktan/Gapoktan atau P3A/GP3A memiliki pengurus aktif
(ketua, sekretaris, dan bendahara) dan mempunyai semangat
partisipatif.
4). Bersedia dan diharapkan dapat meningkatkan intensitas
Pertanaman untuk lahan persawahan.
E. Komoditas yang Didukung
Komoditas yang didukung oleh kegiatan pengembangan irigasi
perpompaan antara lain:
a, Komoditas tanaman pangan, meliputi: padi, jagung dan kedelai;
b. Komoditas Hortikultura, meliputi: cabe, bawang merah, jeruk,
krrisan, jahe, manggis, dan salak;
c. Komoditas Perkebunan yaitu perkebunan rakyat, meliputi: karet,
kopi, coklat, tebu, lada, vanili, dan cengkeh;
d. Komoditas peternakan, meliputi ternak ruminansia besar;
Serta komoditas prioritas lainnya yang diusulkan oleh provinsi dan
kabupaten/kota.
F. Cara Pelaksanaan
Kegiatan irigasi perpompaan dilakukan sebagai upaya untuk optimalisasi
pemanfaatan sumber air dalam rangka suplesi air irigasi pada lahan
pertanian, Pelaksanaan kegiatan irigasi perpompaan dilakukan secara
Swakelola dengan pola Padat Karya dengan melibatkan partisipasi
penuh anggota kelompok tani penerima bantuan baik wanita maupun
pria mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan serta
pemeliharaan. Strategi pelaksanaan kegiatan Pengembangan Irigasi
Perpompaan dijabarkan sebagai berikut :
1. Pusat
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian c.q Direktorat Irigasi
Pertanian melaksanakan upaya pengembangan dan optimalisasi
pemanfatan air melalui kegiatan Pengembangan irigasi Perpompaan
dengan tugas sebagai berikut:
a.Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, untuk
merumuskan kebijakan umum pelaksanaan Irigasi Perpompaan.
b. Menyusun Petunjuk Teknis kegiatan Irigasi Perpompaan TA. 2023.c.Melaksanakan pembinaan dan pengendalian mulai dari tahap
persiapan, pelaksanaan, bimbingan, monitoring dan evaluasi
kegiatan irigasi Perpompaan.
2. Provinsi
Dinas Pertanian Propinsi dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Irigasi Perpompaan, dengan tugas sebagai berikut:
a, Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian mulai dari persiapan,
pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan irigasi Perpompaan.
3. Kabupaten
Dinas Pertanian Kabupaten sebagai pelaksana kegiatan Pengembangan
Irigasi Perpompaan:
a, Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
b. Menetapkan Tim Teknis kegiatan Irigasi Perpompaan.
c. Menetapkan calon penerima bantuan pemerintah (calon petani dan
calon lokasi)
d.Melaksanakan bimbingan kepada petugas lapangan dan petani
penerima bantuan pemerintah.
e.Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Irigasi Perpompaan di
kabupaten/kota untuk disampaikan ke provinsi dengan tembusan
ke pusat.
G. Tahapan
1. Persiapan
a. Pembentukan Tim Teknis
Tim Teknis dibentuk oleh Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota,
yang terdiri atas unsur Dinas pertanian yang menangani bidang
prasarana dan sarana pertanian dan atau bidang yang menangani
produksi komoditas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan), dapat dibantu petugas penyuluh pertanian ataupun
instansi terkait.
b. Seleksi Usulan CP/CL Kegiatan Irigasi Perpompaan Kegiatan ini
dilaksanakan oleh Tim Teknis untuk menghimpun data
berdasarkan surat usulan kegiatan irigasi perpompaan dari
Poktan/Gapoktan atau P3A/GP3A.ce.
f.
Validasi Usulan CP/CL Kegiatan Irigasi Perpompaan Kegiatan ini
dilaksanakan oleh Tim Teknis untuk memastikan kelayakan
CP/CL kegiatan irigasi perpompaan yang diusulkan sesuai dengan
kriteria irigasi perpompaan, baik dari segi teknis, lingkungan
maupun sosial.
Penetapan Calon Penerima Kegiatan Irigasi Perpompaan
Berdasarkan hasil validasi CP/CL kegiatan Irigasi Perpompaan,
tim teknis mengusulkan calon penerima bantuan kegiatan Irigasi
Perpompaan kepada PPK. PPK selanjutnya menetapkan calon
penerima bantuan pemerintah yang memenuhi persyaratan dan
disahkan oleh KPA.
Sosialisasi
Sosialisasi teknis pelaksanaan kegiatan pengembangan irigasi
perpompaan dilakukan oleh Tim Teknis kabupaten/kota kepada
petani/kelompok tani dengan tujuan agar petani/masyarakat tani
mengetahui tentang rencana kegiatan pengembangan irigasi
perpompaan yang akan dilaksanakan dapat dipahami dengan jelas,
sehingga petani dan masyarakat tani bersedia berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Dalam melaksanakan sosialisasi ke tingkat lapangan, apabila
diperlukan, Tim Teknis kabupaten/kota dapat didampingi oleh Tim
Pembina Teknis Provinsi dan Tim Pusat.
Survei dan identifikasi (SI) CP/CL
Berdasarkan petunjuk teknis pusat, Tim Teknis kabupaten/kota,
bertanggung jawab melakukan survei dan verifikasi lapangan
dengan tujuan untuk:
1). Konfirmasi dan validasi data yang diusulkan oleh kelompok
tani.
2). Verifikasi teknis calon lokasi sesuai dengan kriteria teknis
dari kegiatan pengembangan irigasi perpompaan.
3). Memastikan lokasi tersebut memiliki sumber air dan petani
penerima manfaat.g. Desain Irigasi Perpompaan
1). Desain dapat dilakukan melalui swakelola dengan Instansi
Pemerintah Lain (IPL) atau Swakelola yang dilaksanakan oleh
penanggungjawab anggaran dinas lingkup _pertanian
(Swakelola Mandiri) maupun kepada pihak ketiga yang
kompeten, dengan mengikuti aturan sesuai Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Desain —dibuat untuk
menentukan aspek teknis hidrologi, kondisi topografi dan
efisiensi penggunaan bahan dan pemanfaatan air.
Laporan SID memuat:
a) Letak lokasi berdasarkan daerah administratif dan titik
koordinat lintang dan bujur dengan menggunakan
Global Positioning System (GPS), dan atau menggunakan
open kamera.
b) Gambar/sketsa/peta situasi lokasi.
c) Gambar teknis konstruksi.
d) Komoditas yang diusahakan.
e) Luas layanan oncoran (command area) yang akan diairi
dalam bentuk polygon. untuk memastikan luas lahan
2)
tersebut harus dilengkapi dengan _pengukuran,
diantaranya bisa menggunakan aplikasi ArcGis atau
Google Earth yang disimpan dalam format SHP, KMZ, KML
atau lainnya.
f) Rencana Anggaran Biaya (RAB).
h. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)
Penyusunan RUKK dilaksanakan dengan musyawarah Poktan/
Gapoktan/P3A/GP3A dengan bimbingan Tim —Teknis
kabupaten/kota. RUKK sekurang-kurangnya memuat rencana
antara lain: (i) Penentuan jenis kegiatan (ii) volume kegiatan,
Kebutuhan bahan material, iv) kebutuhan tenaga kerja, v)
jumlah biaya, vi) sumber biaya (bantuan pemerintah dan
partisipasi masyarakat) dan waktu pelaksanaan. RUKK yang telah
disusun harus disetujui oleh Tim teknis kabupaten dan diketahuioleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. RUKK disusun
dengan mengacu pada RAB hasil SID.
Pembukaan Rekening
Pembukaan rekening atas nama Unit Pengelola Keuangan
Kegiatan (UPKK) dari Poktan/Gapoktan/P3A/GP3A penerima
bantuan pemerintah pada Bank pemerintah.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama bantuan pemerintah dilakukan
antara PPK dengan UPKK dari Poktan/Gapoktan/P3A/GP3A.
Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan Pemerintah
Tata kelola penyaluran dan pencairan bantuan pemerintah
untuk -kegiatan pengembangan irigasi perpompaan kepada
kelompok tani yang sudah ditetapkan sebagai berikut:
1) Kelompok tani ditetapkan melalui surat Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), sesuai dengan kaidah penyaluran
dana bantuan pemerintah pada = PMK = Nomor
132/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua atas PMK
Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah pada _kementerian
Negara/Lembaga;
2) Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk
uang oleh kelompok penerima, dilakukan melalui 2 (dua) cara
yaitu : (1) apabila dana bantuan pemerintah kurang dari 100
juta rupiah, pencairan dana dapat dilakukan sekaligus
(100%); (2) apabila dana bantuan pemerintah 100 juta rupiah
atau lebih, pencairan dana dilakukan melalui 2 tahapan.
Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan dana bantuan sarana/
prasarana setelah perjanjian kerja sama ditandatangani oleh
penerima bantuan dan PPK. Tahap Il sisa dana sebesar 30%
dari keseluruhan dana bantuan sarana/ prasarana, dapat
dicairkan apabila prestasi pekerjaan telah mencapai minimal
50%.2, Pelaksanaan Fisik
Pelaksanaan fisik konstruksi kegiatan Pengembangan _irigasi
perpompaan, sebagai berikut:
a, Melakukan pembersihan lokasi untuk penempatan rumah pompa,
bak penampung dan jaringan distribusi.
b. Pembelian Pompa dan Material lainnya oleh Kelompok
tani/Gapoktan/P3A penerima bantuan kegiatan __ irigasi
perpompaan, dengan cara belanja sendiri sesuai harga pasar
setempat dan sesuai dengan spesifikasi atau rincian material
yang telah disepakati dan disetujui dalam RUKK.
c. Pemasangan pompa air dan alat kelengkapannya (apabila pompa
yang digunakan berukuran besar perlu dibuatkan rumah pompa
sebagai pengaman).
d. Pembuatan bak penampung: diletakkan pada posisi topografi
yang paling tinggi di sekitar lahan yang akan diairi.
e. Pembuatan jaringan distribusi ke lahan: diletakkan secara
proporsional agar pembagian air dapat merata ke seluruh lahan.
f. Pelaksanaan fisik (konstruksi) dilakukan dengan pola Padat
Karya yang harus melibatkan partisipasi penuh anggota kelompok
tani penerima bantuan.
H. Pembiayaaan
Biaya yang digunakan untuk kegiatan ini tersedia dalam DIPA/POK
dana Tugas Pembantuan (TP) untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemerintah Daerah dalam bentuk uang, yang digunakan
untuk kegiatan fisik Irigasi Perpompaan dengan mengacu pada
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bantuan Pemerintah yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Tahun Anggaran 2022.
Bantuan pemerintah untuk kegiatan ini dialokasikan untuk
pelaksanaan:
a. Kegiatan Pendukung yang terdiri dari (1) Persiapan yaitu untuk
CPCL, penyusunan SID dan Bimbingan pelaksanaan kegiatan;
dan (2) monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
b. Kegiatan Konstruksi pengembangan irigasi perpompaan, antara
lain: pengadaan pompa dan perlengkapannya, pembangunanrumah pompa, pembangunan bak penampung, bangunan sadap,
boks bagi dan lainnya sesuai kebutuhan.
Kegiatan pendukung dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh
Dinas lingkup pertanian kabupaten/kota yang memperoleh kegiatan,
sedangkan kegiatan —konstruksi —dilaksanakan — dan
dipertanggungjawabkan oleh Kelompok Tani/Gabungan kelompok tani
atau P3A/GP3A penerima bantuan dengan bimbingan dari Tim Teknis
kabupaten/kota.
Bidang yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan irigasi
perpompaan pada Dinas teknis pertanian adalah bidang yang
menangani prasarana dan sarana pertanian dan atau bidang yang
menangani produksi _komoditas (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan) sesuai alokasinya di kabupaten/kota.
Unit cost pelaksanaan kegiatan irigasi perpompaan menggunakan
Satuan Biaya Khusus (SBK) yang besarannya dibedakan berdasarkan
wilayah dan spesifikasi pompa. Untuk wilayah dibedakan menjadi
Wilayah Barat yang terdiri dari wilayah Sumatera dan Jawa; Wilayah
Tengah terdiri dari wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa
tenggara Barat; dan Wilayah Timur terdiri dari wilayah Nusa Tenggara
Timur, Maluku, Maluku Utara dan Papua.
I. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah
Kelompok tani penerima kegiatan wajib membuat dan memberikan
laporan pertanggungjawaban bantuan pemerintah kepada PPK,
meliputi:
a. Laporan jumlah total dana yang diterima, dana yang digunakan
dan sisa dana (jika ada).
b. Menyimpan bukti-bukti pengeluaran penggunaan dana Bantuan
Pemerintah.
c. Dalam hal terdapat sisa dana bantuan, Ketua Kelompok Tani harus
menyetorkan sisa dana bantuan Pemerintah yang tidak digunakan
ke Kas negara yang ditunjukkan dengan bukti setor ke rekening
kas negara/SSBP.
d. Dokumentasi Kegiatan
Foto lokasi kegiatan diambil dengan open kamera dari titik yang
sama minimal pada saat pekerjaan 0%, 50% dan 100% yangdilengkapi dengan titik koordinat dan keterangan lainnya nama
kegiatan, nama Poktan/Gapoktan/P3A/GP3A, alamat, komoditas
yang diusahakan dan luas areal oncoran.
e. Berita Acara Serah Terima Pemeriksaan dan Berita Acara Serah
Terima Pengelolaan. Berita acara yang diperlukan mengacu pada
petunjuk teknis bantuan pemerintah Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian.
J. Pengawasan dan Pengendalian
Dalam sistem pengawasan pada sistem penganggaran terpadu
berbasis kinerja, perlu dilakukan penilaian terhadap capaian kinerja
outputs dan outcomes dari kegiatan pengembangan _irigasi
perpompaan, untuk memberikan keyakinan bahwa sasaran dan
tujuan dari kegiatan dapat tercapai sesuai dengan prinsip efisien,
ekonomis, efektif, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut dan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), Peraturan Menteri Pertanian Nomor
36/Permentan/RC.200/3/2014 tentang Kebijakan Pengawasan Intern
Kementerian Pertanian serta Pedoman Umum SPI Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam pelaksanaan kegiatan
pengembangan irigasi perpompaan perlu dilakukan Pengawasan
Intern oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Kementerian
Pertanian yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian.
Pengawasan Intern meliputi seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan pengembangan
irigasi perpompaan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan
dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan irigasi
perpompaan dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan, penyiapan
dokumen, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan yang dilaksanakan
secara berjenjang mulai dari Pusat, provinsi dan kabupaten/kota.a. Periode Pengendalian
Pemantauan Pengendalian Intern dapat dilaksanakan melalui
pemantauan _berkelanjutan, evaluasi terpisah, serta tindak
lanjut atas rekomendasi hasil audit dan revie lainnya yang akan
dikoordinasikan melalui Tim Satlak-PI_ Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian. Sedangkan _Pelaporan
Pengendalian dilakukan secara berjenjang dari kabupaten/kota
sampai ke Pusat yang dilaksanakan secara triwulan dengan
jadwal sebagai berikut:
Triwulan I : disampaikan minggu I Bulan Maret 2023
Triwulan I : disampaikan minggu I Bulan Juni 2023
Triwulan Ill : disampaikan minggu I Bulan September 2023
Triwulan IV : disampaikan minggu I Bulan Desember 2023
b. Penilaian Resiko dan Titik Kritis Pelaksanaan
Kegiatan
Salah satu proses pengendalian yang penting untuk dilakukan
adalah penilaian resiko yang terdiri dari identifikasi resiko dan
analisis resiko yang selanjutnya menjadi pertimbangan utama
dalam penentuan titik kritis dari pelaksanaan kegiatan secara
keseluruhan.
Penentuan titik kritis pelaksanaan kegiatan dimaksudkan agar
pengendalian dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan
efektif. Berdasarkan pengalaman dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan sebelumnya serta penilaian resiko terhadap
kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan maka proses bisnis
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yang menjadi target utama
pemantauan pengendalian adalah:
1). Penetapan Tim (Tim Teknis/Pengawas/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan).
2). Persiapan survei calon petani/calon lahan dan investigasi.
3). Penyusunan Desain dan RAB.
4). Pekerjaan Konstruksi Irigasi Perpompaan.
5). Laporan Pertanggungjawaban.
6). Penyerahan hasil pekerjaan dan pemanfaatan kegiatan.¢. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan secara periodik dan
berjenjang dari tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota
mulai dari tahap persiapan, konstruksi dan monitoring dan
evaluasi kegiatan. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan
dengan mengacu petunjuk teknis atau rencana/target dengan
realisasi pelaksanaan kegiatan.
d. Pelaporan
Laporan kegiatan irigasi Perpompaan dilakukan sejak mulai
dilaksanakan persiapan sampai dengan selesainya kegiatan.
Adapun Format laporan pelaksanaan kegiatan menggunakan
format pelaporan secara on-line (MPO).
K. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui_keberhasilan pelaksanaan _kegiatan
pengembangan irigasi perpompaan maka ditentukan indikator
kinerja sebagai berikut :
1, Indikator Keluaran (Outputs)
Terealisasi kegiatan pengembangan irigasi_perpompaan
sebanyak 629 unit.
2. Indikator Hasil (Outcomes)
a. Meningkatnya layanan suplesi air irigasi lahan tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan sesuai
kebutuhan tanaman dan ternak.
b. Meningkatnya indeks pertanaman
3. Indikator Manfaat (Benefits)
a. Meningkatnya produksi komoditas tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan pada lokasi
kegiatan pengembangan irigasi perpompaan.
b. Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat petani.
4. Indikator Dampak (Impacts)
a. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat
petani akibat meningkatnya produksi.
b. Terwujudnya Ketahanan Pangan Daerah dan Nasional.BAB IIL
PENUTUP
Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan merupakan alternatif penyediaan
air sebagai suplesi air irigasi untuk pertanian khususnya di areal di
luar sistem irigasi teknis, dengan memanfaatkan sumber air yang_berasal dari
sungai, mata air, danau, dan sumber air lainnya. Hal ini mengingat
ketersediaan air belum merata sepanjang waktu dan tempat.
Keberhasilan kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan tergantung peran
serta seluruh pemangku kepentingan dari pusat, provinsi, kabupaten/kota dan
pelaksana di tingkat lapangan. Untuk pencapaian tujuan kegiatan
pengembangan irigasi perpompaan secara optimal, masih diperlukan
bimbingan dan pembinaan secara terus-menerus oleh Dinas lingkup
Pertanian kabupaten/kota dan Provinsi serta petugas penyuluh pertanian
dilokasi kegiatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan tetap mengacu pada Pedoman yang ada sehingga
kegiatan dapat menghasilkan output yang berkelanjutan dan dapat
dimanfaatkan petani guna meningkatkan usaha taninya serta sekaligus
mendukung peningkatan produksi pertanian.
Diharapkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pengembangan irigasi
perpompaan agar dipelihara untuk memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya kepada petani secara berkelanjutan.
DIREKTUR JENDERAL,
ny
ALI JAMIL
NIP 196508301998031001