Untitled
Untitled
BAB I PENDAHULUAN
A. Definisi Psikologi
Sesuai dengan sejarahnya, pengertian psikologi lebih kepada ilmu yang
mempelajari gejala-gejala jiwa pada manusia. Jiwa manusia sendiri bersifat
abstrak, sehingga sulit untuk dipelajari secara objektif, maka muncullah
psikologi sebagai tolak ukur perubahan jiwa manusia yang dilihat dalam
bentuk perilaku. Dalam perkembangnya, psikologi dikenal juga sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku. Kata psikologi
berasal dari bahasa inggris psychology yang dalam istilah lama disebut ilmu
jiwa. Kata pychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa
Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti
ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri pada tahun 1879 M, psikologi
memiliki akar-akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan filsafat yang
hingga kini (sekarang) masih tampak pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran,
psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh
organ-organ biologis (jasmaniah). Sedangkan dalam filsafat, psikologi
berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan
dengan akal, kehendak, dan pengetahuan. Karena kontak dengan berbagai
disiplin itulah, maka timbul bermacam- macam defenisi psikologi yang satu
sama lain berbeda, seperti:
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental
life);
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind);
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior);
dan lainlain defenisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang
mendefenisikannya1
B. Definisi Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan memberinya awalan
“pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan
sebagainya). Istilah pendidikan ini awalnya berasal dari bahasa Yuanani,
yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa
arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti
pendidikan.
Perbedaan ini tentu saja akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penulis yang
menulis buku tersebut. Ada yang memang bertujuan untuk memberikan
pengantar saja, namun membahas ruang lingkup secara lebih luas tapi tidak
mendalam. Jika ruang lingkup pembahasan terbatas, berkisar pada proses
belajar mengajar saja namun pembahasan akan lebih mendalam. Sehingga
jika berdasarkan pada buku-buku psikologi pendidikan, tidak akan pernah
menunjukkan ruang lingkup psikologi pendidikan yang benar-benar sama.
Meskipun begitu, jika
didasarkan pada ilmu psikologi, psikologi pendidikan akan membahas hal-
hal berikut ini.
1. Pertumbuhan dan perkembangan
2. Hereditas dan lingkungan
3. Potensial serta karakteristik tingkah laku
4. Hasil proses pendidikan serta pengaruhnya di dalam
individu yang memiliki sifat personal dan sosial
5. Higiene mental dan pendidikan
6. Evaluasi hasil pendidikan
7. Namun menurut penjelasan Sumadi Suryobroto (1987),
ruang lingkop ilmu psikologi pendidikan dapat meliputi
beberapa hal, antara lain adalah:
8. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan, mulai dari
pengertian ruang lingkup, sejarah psikologi pendidikan,
dan tujuan untuk mempelajari ilmu tersebut.
9. Pembawaan
10. Lingkungan fisik dan psikologis
11. Proses-pross tingkah laku
12. Perkembangan siswa
13. Hakikat dan ruang lingkup belajar
14. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar
15. Pengukuran pendidikan
16. Hukum dan teori belajar
17. Transfer belajar
18. Aspek praktis pengukuran pendidikan
19. Kesehatan mental
20. Ilmu statistik dasar
21. Pendidikan pembentukan watak atau kepribadian 22. Kurikulukum
pendidikan sekolah dasar
23. Kurikulum pendidikan sekolah menengah
Sedangkan menurut Soerjabrata (1974) ruang lingkup psikologi pendidikan
ada di dalam peninjauan yang dilakukan secara statis yaitu kajian psikologi
tentang siswa yang ada di dalam dunia pendidikan yang mana mencakup
gejala jiwa serta tingkah laku umum. Sedangkan untuk peninjauan secara
dinamis, psikologi pendidikan mencakup mengenai individu siswa di dalam
proses pendidikan terutama pada perubahan tingkah laku.
BAB II
SEJARAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. Filsafat
Manusia merupakan makhluk yang berakal budi. Dengan akal budinya,
manusia mampu mengembangkan kemampuan yang spesisifik manusiawi,
yang menyangkut daya cipta, rasa maupun karsa. Dengan akal budinya,
maka kemampuan bersuara bisa menjadi kemampuan berbahasa dan
berkomunikasi. Manusia mampu menciptakan dan menggunakan simbol-
simbol dalam kehidupan sehari-hari, sehingga oleh Ernst Cassirer disebut
sebagai animal symbolicum.
Manusia selalu bertanya karena terdorong oleh rasa ingin tahu. Hasrat ingin
tahu manusia tersebut terpuaskan bila manusia memperoleh pengetahuan
yang benar mengenai hal- hal yang dipertanyakan. Dalam sejarah
perkembangannya, ternyata manusia selalu berusaha memperoleh
pengetahuan yang benar atau yang secara singkat dapat disebut sebagai
kebenaran9. Manusia senantiasa berusaha memahami, memperoleh, dan
memanfaatkan kebenaran untuk
kehidupannya. Tidak salah jika satu sebutan lagi diberikan kepadanya, yaitu
manusia sebagai makhluk pencari kebenaran.
B. Pendidikan
Proses pendidikan itu sesungguhnya telah berlangsung sepanjang sejarah
dan berkembang sejalan dengan perkembang- an sosial budaya manusia
dipermukaan bumi. Bila diperhatikan dalam sejarah pertumbuhan suatu
masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka
memajukan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat.
Maju mundurnya suatu bangsa tergantung maju mundurnya pendidikan.
didik menjadi manusia berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, demokrasi dan bertanggung jawab.24 Sementara tujuan yang
hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh
sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdi
diri kepada-Nya. Menurut D. Rimba, pendidikan adalah “Bimbingan atau
pembinaan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan Jasmani dan
Rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utuh.
BAB III
MANFAAT DAN METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Peserta didik merupakan subjek dari psikologi pendidikan, di dalamya tidak
terlepas dengan perilaku dalam mengekspresikan diri pada situasi
berlangsungnya pembelajaran, baik di dalam kelas mapun di luar kelas.
Bentuk ekspresi yang dilakukan oleh anak/peserta didik tidak lepas dari
unsur psikologi, seperti: kesiapan mereka untuk menerima pelajaran,
kesehatan mental yang sedang dialaminya, minat belajarnya dan lain-lain.
Apabila guru/pendidik telah memperhatikan berbagai ekspresi mereka,
maka dengan mudah guru/pendidik memberikan motivasi belajar kepada
peserta didik. Dengan demikian, seorang pendidik dituntut untuk
mengetahui dan memahami makna ekspresi yang dilakukan oleh anak
didiknya, dengan tetap memperhatikanminat, kebutuhan dan kesiapan
dalam belajar.
B. Kemampuan Mengajar
1. Aspek – Aspek Kecakapan Dan Pengetahuan Dasar Guru Sebagai
Pendidik
Konsep mengajar ini memberikan indikator bahwa pengajarannya lebih
bersifat pupil centered. Raka Joni sebagaimana disebutkan oleh Sardiman
A.M, memberikanbatasan mengajar adalah menyediakan kondisi optimal
yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat
membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.
Menjadi dan menjalani profesi guru bukanlah hal yang mudah, tidak hanya
harus menguasai materi pada bidang yang ditekuni namun juga harus
memiliki kemampuan dalam hal mengajar ataupun menyampaikan dan
mentransfer apa yang dimiliki kepada orang lain khususnya peserta didik
atau siswa. Tak hanya itu, guru juga harus mampu mengelola serta
membimbing peserta didik sehingga tidak hanya menghasilkan peserta
didik yang pintar dalam hal kognitif saja namun juga dalam ranah afektif
dan psikomotor.
Melihat atas jasa dari guru yang sangat besar, guru banyak menjadi panutan
dan teladan bagi banyak orang. Guru dipandang sebagai profesi yang
memiliki derajat dan kehormatan yang tinggi. Seorang yang memiliki
profesi guru akan dianggap sebagai tokoh masyarakat yang penting bahkan
juga termasuk keluarga dan relasi. Hal ini menjadikan guru menjadi lebih
bermartabat serta juga menjadi tanggung jawab yang harus terus diemban
dan dilaksanakan guru agar terus mampu mendidik dan memberikan
edukasi agar setiap orang sebagai peserta didik atau pembelajar memiliki
masa depan yang cerah karena memiliki tingkat pendidikan yang baik.
Pada saat ini terdapat perkembangan baru dalam sistem pengajaran dan
pendidikan. Ada kecenderungan yang kuat bahwa untuk meningkatkan
kualitas layanan dan kualifikasi professional
guru, guru perlu membina dan menata kembali kemampuannya sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk mengarahkan penataan program
guru. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang
mempunyai tanggung jawab untuk terus mendidik siswanya. Untuk itu
sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar sebagai realisasi
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun penanggung jawab
kegiatan proses belajar-mengajar di dalam kelas adalah guru karena gurulah
yang memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar yang
efektif. Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar.
KELEBIHAN BUKU:
Buku ini sangat mudah untuk dibaca karena font yang digunakan sudah rapi
dan sesuai standart penulisan.materi yang disajikan terstruktur jadi pembaca
lebih mudah memahami maksud penulis. Buku ini juga sangat lengkap
pokok pembahasan yang dijelaskan semua tersusun dan efektif. Dalam
membahas psikologi pendidikan penulis tidak hanya menjelaskan gambaran
umum tentang pendidikan semua dicantumkan bahkan pendapat para ahli
dalam mengemukakan teori juga sangat banyak. Pembaca akan sangat puas
dengan materi yang disajikan.
KEKURANGAN BUKU:
Buku ini banyak menggunakan Bahasa asing,kemudian ada beberapa istilah
ilimiah yang jarang ditemui. Kemudian buku ini juga terlalu panjang dalam
menjelaskan suatu bab tidak ada kesimpulan di akhir per bab nya. Jadinya
pembaca cepat bosan karena harus membaca secara panjang dan jangkauan
luas.
REVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN
KARYA: Prof. Dr. H. Endin Nasrudin, Drs., M.Si Guru Besar Fakultas
Psikologi UIN SGD.
Ketika guru memberikan tugas tertentu untuk diselesaikan oleh anak didik
misalnya, apa yang seringkali terjadi adalah guru mengharapkan hasil yang
sama dari seluruh anak didik. Padahal, dalam kenyataannya, ada anak didik
yang merasa mudah untuk menyelesaikan tugas tersebut, dan ada anak didik
yang mengalami kesulitan tertentu dalam mengerjakannya. Ada tugas yang
memberikan keuntungan pada sebagian anak didik, dan ada pula yang justru
menjadi persoalan bagi anak didik lainnya. Beberapa guru bahkan
cenderung membedakan antara anak didik laki-laki dan anak didik
perempuan dalam hal waktu pengerjaan tugas. Meski hal-hal seperti ini
seringkali tidak diniatkan, namun ia sebenarnya bisa berpengaruh terhadap
upaya guru memahami proses belajar anak didik itu sendiri. Proses interaksi
yang berlangsung antara guru dan anak didik juga seringkali didasarkan
pada asumsi tertentu yang dimiliki oleh guru dan anak didik bersangkutan.
Beberapa guru dalam interaksinya dengan anak didik seringkali sudah hadir
dengan kecenderungan untuk membedakan antara anak didik yang
diasumsikan “cerdas” dengan anak didik yang dianggap kurang bisa
memahami pelajaran yang diberikan.
Sifat dan Hakikat Kejiwaan Manusia Manusia berasal dari kata “Manu”
(Sansekerta) yang mempunyai arti berpikir, berakal budi. Demokritos
menyebutkan bahwa manusia adalah materi, jiwa pun adalah materi yang
terdiri dari atom. Sedangkan Plato menjelaskan bahwa manusia terdiri dari
tubuh dan jiwa. Sifat Manusia Comenius (2005) menjelaskan bahwa
manusia memiliki tiga komponen yang menggerakkan aktivitas jiwa dan
raga. Tiga komponen jiwa ini meliputi saraf pertumbuhan, perasaan dan
intelektual. Tiga komponen jiwa ini yang melatarbelakangi sifat manusia.
Hakikat Manusia Hakikat manusia terdiri dari dua kata yaitu hakikat dan
manusia itu sendiri, hakikat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
inti sari atau dasar. Dengan demikian hakikat manusia adalah dasar utama
yang mewujudkan sesuatu yang terdiri dari jasmani dan rohani.
Muhmidayeli (2011) mengemukan pemikiran dari beberapa ahli mengenai
hakikat manusia yaitu: 1) Plato Plato menjelaskan bahwa manusia itu suatu
pribadi yang tidak terbatas pada saat bersatunya jiwa dengan raga. Jiwa dan
raga tidak diciptakan bersamaan. Jiwa telah ada jauh sebelum ia muncul di
dunia, sedangkan raga manusia diciptkan setelah jiwa, sebagai instrument
bagi penyempurnaan jiwa. 2) Aristoteles Aristoteles berpendapat bahwa
manusia adalah makhluk organis yang fungsionalisasinya tergantung pada
keberadaan jiwa di dalam dirinya. 3) Rene Descartes Psikologi Pendidikan
41 Descartes menjelaskan bahwa jiwa adalah terpadu, rasional dan
konsisten dalam aktivitasnya selalu berinteraksi dengan tubuh. 4)
Schopenhauer Schopenhauer berpendapat bahwa eksistensi manusia adalah
tarik menarik daya kehendak dan daya inteleknya. Kalau diperhatikan,
keempat pendapat tersebut memiliki kesamaan yaitu bahwa jiwa merupakan
hakikat manusia yang sesungguhnya dan raga adalah alat pagi
pengembangan jiwa manusia. c. Sifat dan Hakikat Kejiwaan Manusia
Manusia terdiri dari jiwa dan raga memiliki karakteristik khusus yang
membedakannya dengan makhluk lain. Karakteristik manusia ini berbeda
satu dengan yang lainnya sehingga menyebabkan perlunya memiliki
kemampuan komunikasi dan pendekatan yang berbeda. Pendidik dan anak
didik juga dituntut harus memiliki kemampuan memahami dan memaklumi
perbedaan dan keunikan karakter. Tiap anak didik memiliki kemampuan
pemahaman yang berbeda, ada yang bisa dengan cepat mengerti ada yang
harus mencerna berkali-kali baru bisa paham. Tugas pendidiklah untuk
menemukan metode pengajaran yang efektif bagi semua peserta didik
d. Wujud dan Sifat Hakikat Manusia Apa yang membuat manusia benar-
benar berbeda dengan makhluk lain, seperti binatang dan tumbuhan? Dalam
eksistensinya, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dan
kemampuan emosional. Tirtaharja (2005) menjelaskan bahwa ada beberapa
kemampuan yang dimiliki manusia sebagai perwujudan dari sifat hakikat
manusia ini, yaitu: 1) Kemampuan menyadari diri Kemampuan yang
dimiliki manusia bahwa dirinya berbeda, bahwa ia memiliki sifat dan
karakter yang berbeda dengan manusia lainnya. Sehingga ia bisa membuat
jarak dengan orang lain bahkan 42 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni
lingkungan. Mampu menyadari dan melihat ke dalam dirinya tentang
kelebihan dan kekurangannya. Mampu mengeksplorasi potensi untuk
dikembangkan menjadi hal yang lebih baik. Para pendidik disarankan
mampu memiliki kemampuan menyadari diri dengan baik, sebagai bahan
introspeksi dan follow up dari evaluasi pengajaran yang diterapkan
sehingga mampu menciptkan atau menemukan metode pangajaran yang
lebih efektif. Kemampuan ini juga seolah menuntut para pendidik agar
mampu mengenali kekurangan dan kelebihan anak didik sehingga
diharapkan anak didik mampu mengenali dan mengembangkan potensi
dalam dirinya. 2) Kemampuan bereksistensi Kemampuan bereksistensi
yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan mengatasi batas-batas
yang membelenggu dirinya. Mampu membuat jarak antara dirinya dengan
dirinya lainnya, mampu membedakan aku sebagai subjek dengan aku
sebagai objek. Dalam proses pendidikan, kemampuan ini perlu dibina dan
ditingkatkan agar anak didik mampu belajar dari pengalaman atau peristiwa
masa lampau serta mampu mengantisipasi situasi dan kondisi yang akan
terjadi sebagai akibat dari hokum sebab dan akibat, serta mampu
mengembangkan imajinasi kreatif yang dimulai dari fase toddler (1-3
tahun) sampai dewasa. 3) Kata Hati (Conscience of Man) Kemampuan pada
diri manusia untuk membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang
buruk. Kata hati atau hati nurani kadang membisikkan baik atau tidaknya
perbuatan yang dilakukan manusia. Tinggal manusia mau mengikuti kata
hati atau justru melakukan hal yang bertentangan dengan kata hati, dengan
konsekuensi bahwa semua hal yang dilakukan memiliki risiko entah itu
baik atau buruk.
Perkembangan Bahasa Bahasa pada dasarnya merupakan suatu bentuk
komunikasi antar manusia. Hubungan anak dengan lingkungannya pun
berubah dengan meningkatnya usia dan oleh karena itu peran dari
lingkungan dalam perkembangan berubah pula. Lingkungan harus dianggap
sebagai hal yang relative. Bicara mengenai bahasa merupakan salah satu
pembahasan yang penting, karena perkembangan bahasa mencerminkan
kognisi dasar manusia
PeranPendidikdalamMeningkatkanKemampuanPerkembangan Kognitifdan
Bahasa Beberapa peran penting pendidik dalam hal pertumbuhan dan
perkembangan individu ini, khususnya dalam konteks kognitif dan bahasa,
di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan Perkembangan
Kognitif Anak 70 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni a) Mendorong
permainan anak b) Mempertanyakan pandangan-pandangan tradisionil dan
perkembangan kognitif anak c) Mengenali bahwa anak menyusun
pengertian ata pemahaman nya sendiri d) Mendiskusikan cara-cara
pengelompokan atau peng-golongan sesuatu e) Mengenali bahwa perhatian
anak akan diarahkan pada apa yang penting dan relevan dengan mereka f)
Membantu anak-anak menjadi menyadari tentang berbagai strategi untuk
mengolah informasi g) Mendukung interaksi di antara anak-anak, dan di
antara orang dewasa dan anak- anak h) Mendorong anak-anak untuk
mengenali hubungan antara konsep-konsep i) Memberikan contoh
pemecahan masalah j) Mendiskusikan bagaimana cara masalah dapat
diiden-tifikasi dan dipecahkan k) Meningkatkan pemikiran reflektif l)
Mengakui pengaruh-pengaruh sosial dan budaya pada permainan dan
pembelajaran m) Menganjurkan anak-anak menggunakan imajinasinya
untuk berpartisipasi dalam pengalaman-pengalaman baru n) Merespon
pertanyaan dan ide anak dengan antusias dan berminat. 2) Meningkatkan
Perkembangan Bahasa a) Mengakui dan mempertahankan bahasa ibu dari
anak-anak itu, apakah itu berupa dialek atau bahasa lain selain bahasa
Inggris Australia yang diajarkan. b) Memberi kesempatan bagi anak untuk
berbicara dengan bahasa ibu, dan mendengarkan orang lain berbicara
dengan bahasa itu. Psikologi Pendidikan 71 c) Menganjurkan penggunaan
bahasa ibu d) Menyediakan media cetak, dalam bentuk buku-buku, poster
dan kemasan makanan dengan bahasa yang tepat. e) Menyediakan
lingkungan yang kaya bahasa dengan pemodelan bahasa untuk anak-anak,
terlibat dalam percakapan dengan anak-anak secara personal, dan
memperluas perbendaharaan bahasa anak. f) Memfasilitasi penggunaan
bahasa anak dalam konteks yang bermakna, misalnya melalui pengalaman-
pengalaman kelompok kecil. g) Mendorong anak-anak dalam memperluas
daftar fungsifungsi bahasa mereka, khususnya fungsi-fungsi pada level
yang lebih tinggiseperti penalaran. h) Membantu anak-anak
mengungkapkan pengertian mereka dengan kata-kata, misalnya dengan
menyampaikan pertanyaan yang akan mendorong jenis bahasa ini. i)
Memberikan contoh tipe bahasa yang anda ingin anak gunakan. j)
Memfokuskan pada pengertian yang anak-anak coba ungkapkan bukannya
mengoreksi bahasanya. k) Memberi anak dengan sedikit kesempatan untuk
terlibat dalam pengalaman bermain, khususnya pemainan drama, di mana
mereka dapatmempraktekkan bahasa dalam lingkungan yang tidak
mengancam. l) Mendorong anak bermain dengan media cetak dan membuat
taksiran tertulis. m) Membantu perkembangan pengertian anak dari alat
tulis melalui keterlibatan orang dewasa dalam permainan. n) Menyediakan
bagi anak-anak prasekolah dengan pusat-pusat yang mendorong penulisan
melalui alat pena, pena lakan yang halus, kertas bergaris, blocknote dan
komputer. o) Mengelilingi anak dengan hasil cetak,seperti bagan, label dan
72 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni poster yang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari mereka, dan baca. p) instrumen tersebut bersama anak- anak
untuk membantu pengertian mereka mengenai peran media cetak. q)
Memberikan contoh bagi anak dengan terlibatsecara teratur dalam
membaca dan menulsisecara snegaja,seperti menulis daftar belanja atau
memberitahukan dan menulis catatan dari orang tua. Sekali-kali bertindak
sebagai juru tulis bagi anakanak dengan menuliskan pesan mereka, apakah
pada kartu ucapan, surat untuk teman, atau pada tanda yang menjadi bagian
dari susunan balok. r) Memberi kesempatan bagi anak untuk
mengembangkan kecakapan pengaturan buku dan lebih lanjut pengertian
mereka tentang proses membaca dengan berbagi buku dengan anak-anak
secara teratur, lebih disukai dalam situasi satu demi satu. Rangkuman
Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki tenaga yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial. Manusia yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya. Manusia mengalami tumbuh dan kembang sepanjang
rentang kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangan ini dipengaruhi
oleh banyak faktor sehingga membuat manusia berbeda menjadi makhluk
yang berbeda, unik. Manusia memiliki potensi berbeda antara satu dengan
yang lain, sehingga para pendidik harus paham keberagaman potensi ini
yang membuat para pendidik lebih bijak dan hati-hati dalam menghadapi
dan membimbing setiap peserta didiknya.
PeranPendidikdalamMeningkatkanKemampuanPerkembangan Kognitifdan
Bahasa Beberapa peran penting pendidik dalam hal pertumbuhan dan
perkembangan individu ini, khususnya dalam konteks kognitif dan bahasa,
di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan Perkembangan
Kognitif Anak 70 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni a) Mendorong
permainan anak b) Mempertanyakan pandangan-pandangan tradisionil dan
perkembangan kognitif anak c) Mengenali bahwa anak menyusun
pengertian ata pemahaman nya sendiri d) Mendiskusikan cara-cara
pengelompokan atau peng-golongan sesuatu e) Mengenali bahwa perhatian
anak akan diarahkan pada apa yang penting dan relevan dengan mereka f)
Membantu anak-anak menjadi menyadari tentang berbagai strategi untuk
mengolah informasi g) Mendukung interaksi di antara anak-anak, dan di
antara orang dewasa dan anak- anak h) Mendorong anak-anak untuk
mengenali hubungan antara konsep-konsep i) Memberikan contoh
pemecahan masalah j) Mendiskusikan bagaimana cara masalah dapat
diiden-tifikasi dan dipecahkan k) Meningkatkan pemikiran reflektif l)
Mengakui pengaruh-pengaruh sosial dan budaya pada permainan dan
pembelajaran m) Menganjurkan anak-anak menggunakan imajinasinya
untuk berpartisipasi dalam pengalaman-pengalaman baru n) Merespon
pertanyaan dan ide anak dengan antusias dan berminat. 2) Meningkatkan
Perkembangan Bahasa a) Mengakui dan mempertahankan bahasa ibu dari
anak-anak itu, apakah itu berupa dialek atau bahasa lain selain bahasa
Inggris Australia yang diajarkan. b) Memberi kesempatan bagi anak untuk
berbicara dengan bahasa ibu, dan mendengarkan orang lain berbicara
dengan bahasa itu. Psikologi Pendidikan 71 c) Menganjurkan penggunaan
bahasa ibu d) Menyediakan media cetak, dalam bentuk buku-buku, poster
dan kemasan makanan dengan bahasa yang tepat. e) Menyediakan
lingkungan yang kaya bahasa dengan pemodelan bahasa untuk anak-anak,
terlibat dalam percakapan dengan anak-anak secara personal, dan
memperluas perbendaharaan bahasa anak. f) Memfasilitasi penggunaan
bahasa anak dalam konteks yang bermakna, misalnya melalui pengalaman-
pengalaman kelompok kecil. g) Mendorong anak-anak dalam memperluas
daftar fungsifungsi bahasa mereka, khususnya fungsi-fungsi pada level
yang lebih tinggiseperti penalaran. h) Membantu anak-anak
mengungkapkan pengertian mereka dengan kata-kata, misalnya dengan
menyampaikan pertanyaan yang akan mendorong jenis bahasa ini. i)
Memberikan contoh tipe bahasa yang anda ingin anak gunakan. j)
Memfokuskan pada pengertian yang anak-anak coba ungkapkan bukannya
mengoreksi bahasanya. k) Memberi anak dengan sedikit kesempatan untuk
terlibat dalam pengalaman bermain, khususnya pemainan drama, di mana
mereka dapatmempraktekkan bahasa dalam lingkungan yang tidak
mengancam. l) Mendorong anak bermain dengan media cetak dan membuat
taksiran tertulis. m) Membantu perkembangan pengertian anak dari alat
tulis melalui keterlibatan orang dewasa dalam permainan. n) Menyediakan
bagi anak-anak prasekolah dengan pusat-pusat yang mendorong penulisan
melalui alat pena, pena lakan yang halus, kertas bergaris, blocknote dan
komputer. o) Mengelilingi anak dengan hasil cetak,seperti bagan, label dan
72 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni poster yang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari mereka, dan baca. p) instrumen tersebut bersama anak- anak
untuk membantu pengertian mereka mengenai peran media cetak. q)
Memberikan contoh bagi anak dengan terlibatsecara teratur dalam
membaca dan menulsisecara snegaja,seperti menulis daftar belanja atau
memberitahukan dan menulis catatan dari orang tua. Sekali-kali bertindak
sebagai juru tulis bagi anakanak dengan menuliskan pesan mereka, apakah
pada kartu ucapan, surat untuk teman, atau pada tanda yang menjadi bagian
dari susunan balok. r) Memberi kesempatan bagi anak untuk
mengembangkan kecakapan pengaturan buku dan lebih lanjut pengertian
mereka tentang proses membaca dengan berbagi buku dengan anak-anak
secara teratur, lebih disukai dalam situasi satu demi satu. Rangkuman
Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki tenaga yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial. Manusia yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya. Manusia mengalami tumbuh dan kembang sepanjang
rentang kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangan ini dipengaruhi
oleh banyak faktor sehingga membuat manusia berbeda menjadi makhluk
yang berbeda, unik. Manusia memiliki potensi berbeda antara satu dengan
yang lain, sehingga para pendidik harus paham keberagaman potensi ini
yang membuat para pendidik lebih bijak dan hati-hati dalam menghadapi
dan membimbing setiap peserta didiknya.
KELEBIHAN BUKU:
Buku ini sangat mudah untuk dibaca karena font yang digunakan sudah rapi
dan sesuai standart penulisan.materi yang disajikan terstruktur jadi pembaca
lebih mudah memahami maksud penulis. Buku ini juga sangat lengkap
pokok pembahasan yang dijelaskan semua tersusun dan efektif. Dalam
membahas psikologi pendidikan penulis tidak hanya menjelaskan gambaran
umum tentang pendidikan semua dicantumkan bahkan pendapat para ahli
dalam mengemukakan teori juga sangat banyak. Pembaca akan sangat puas
dengan materi yang disajikan.
KEKURANGAN BUKU:
Fadhilah Suralaga
Ketika guru memberikan tugas tertentu untuk diselesaikan oleh anak didik
misalnya, apa yang seringkali terjadi adalah guru mengharapkan hasil yang
sama dari seluruh anak didik. Padahal, dalam kenyataannya, ada anak didik
yang merasa mudah untuk menyelesaikan tugas tersebut, dan ada anak didik
yang mengalami kesulitan tertentu dalam mengerjakannya. Ada tugas yang
memberikan keuntungan pada sebagian anak didik, dan ada pula yang justru
menjadi persoalan bagi anak didik lainnya. Beberapa guru bahkan
cenderung membedakan antara anak didik laki-laki dan anak didik
perempuan dalam hal waktu pengerjaan tugas. Meski hal-hal seperti ini
seringkali tidak diniatkan, namun ia sebenarnya bisa berpengaruh terhadap
upaya guru memahami proses belajar anak didik itu sendiri. Proses interaksi
yang berlangsung antara guru dan anak didik juga seringkali didasarkan
pada asumsi tertentu yang dimiliki oleh guru dan anak didik bersangkutan.
Beberapa guru dalam interaksinya dengan anak didik seringkali sudah hadir
dengan kecenderungan untuk membedakan antara anak didik yang
diasumsikan “cerdas” dengan anak didik yang dianggap kurang bisa
memahami pelajaran yang diberikan.
Adapun penguasaan atas strategi instruksional didasarkan pada kebutuhan
dan tuntutan pembelajaran hari ini, yakni guru bukan lagi berfungsi sebagai
pemasok materi atau penyampai informasi tentang materi tertentu, namun ia
adalah pembimbing yang mengarahkan anak didik agar bisa belajar secara
mandiri. Kalangan konstruktivis seperti dasar pemikirannya dapat
ditemukan pada William James atau John Dewey misalnya menyatakan
bahwa anak didik harus bisa mengonstruk atau membangun pengetahuan
dan pemahaman mereka sendiri. Informasi tidak begitu saja diberikan pada
pikiran anak didik. Sebaliknya, anak didik dirangsang dan diarahkan untuk
bisa mencari informasi dan mengolahnya sendiri. Hanya dengan cara itu
maka pengetahuan yang mereka bangun bisa lebih bermakna untuk hidup
mereka. Untuk keperluan ini pula maka penguasaan atas strategi
instruksional dalam pembelajaran sangat diperlukan. Tanpa itu, maka guru
akan sulit untuk mengarahkan anak didik agar bisa bisa belajar secara
mandiri.
Sifat dan Hakikat Kejiwaan Manusia Manusia berasal dari kata “Manu”
(Sansekerta) yang mempunyai arti berpikir, berakal budi. Demokritos
menyebutkan bahwa manusia adalah materi, jiwa pun adalah materi yang
terdiri dari atom. Sedangkan Plato menjelaskan bahwa manusia terdiri dari
tubuh dan jiwa. Sifat Manusia Comenius (2005) menjelaskan bahwa
manusia memiliki tiga komponen yang menggerakkan aktivitas jiwa dan
raga. Tiga komponen jiwa ini meliputi saraf pertumbuhan, perasaan dan
intelektual. Tiga komponen jiwa ini yang melatarbelakangi sifat manusia.
Hakikat Manusia Hakikat manusia terdiri dari dua kata yaitu hakikat dan
manusia itu sendiri, hakikat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
inti sari atau dasar. Dengan demikian hakikat manusia adalah dasar utama
yang mewujudkan sesuatu yang terdiri dari jasmani dan rohani.
Muhmidayeli (2011) mengemukan pemikiran dari beberapa ahli mengenai
hakikat manusia yaitu: 1) Plato Plato menjelaskan bahwa manusia itu suatu
pribadi yang tidak terbatas pada saat bersatunya jiwa dengan raga. Jiwa dan
raga tidak diciptakan bersamaan. Jiwa telah ada jauh sebelum ia muncul di
dunia, sedangkan raga manusia diciptkan setelah jiwa, sebagai instrument
bagi penyempurnaan jiwa. 2) Aristoteles Aristoteles berpendapat bahwa
manusia adalah makhluk organis yang fungsionalisasinya tergantung pada
keberadaan jiwa di dalam dirinya. 3) Rene Descartes Psikologi Pendidikan
41 Descartes menjelaskan bahwa jiwa adalah terpadu, rasional dan
konsisten dalam aktivitasnya selalu berinteraksi dengan tubuh. 4)
Schopenhauer Schopenhauer berpendapat bahwa eksistensi manusia adalah
tarik menarik daya kehendak dan daya inteleknya. Kalau diperhatikan,
keempat pendapat tersebut memiliki kesamaan yaitu bahwa jiwa merupakan
hakikat manusia yang sesungguhnya dan raga adalah alat pagi
pengembangan jiwa manusia. c. Sifat dan Hakikat Kejiwaan Manusia
Manusia terdiri dari jiwa dan raga memiliki karakteristik khusus yang
membedakannya dengan makhluk lain. Karakteristik manusia ini berbeda
satu dengan yang lainnya sehingga menyebabkan perlunya memiliki
kemampuan komunikasi dan pendekatan yang berbeda. Pendidik dan anak
didik juga dituntut harus memiliki kemampuan memahami dan memaklumi
perbedaan dan keunikan karakter. Tiap anak didik memiliki kemampuan
pemahaman yang berbeda, ada yang bisa dengan cepat mengerti ada yang
harus mencerna berkali-kali baru bisa paham. Tugas pendidiklah untuk
menemukan metode pengajaran yang efektif bagi semua peserta didik
d. Wujud dan Sifat Hakikat Manusia Apa yang membuat manusia benar-
benar berbeda dengan makhluk lain, seperti binatang dan tumbuhan? Dalam
eksistensinya, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dan
kemampuan emosional. Tirtaharja (2005) menjelaskan bahwa ada beberapa
kemampuan yang dimiliki manusia sebagai perwujudan dari sifat hakikat
manusia ini, yaitu: 1) Kemampuan menyadari diri Kemampuan yang
dimiliki manusia bahwa dirinya berbeda, bahwa ia memiliki sifat dan
karakter yang berbeda dengan manusia lainnya. Sehingga ia bisa membuat
jarak dengan orang lain bahkan 42 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni
lingkungan. Mampu menyadari dan melihat ke dalam dirinya tentang
kelebihan dan kekurangannya. Mampu mengeksplorasi potensi untuk
dikembangkan menjadi hal yang lebih baik. Para pendidik disarankan
mampu memiliki kemampuan menyadari diri dengan baik, sebagai bahan
introspeksi dan follow up dari evaluasi pengajaran yang diterapkan
sehingga mampu menciptkan atau menemukan metode pangajaran yang
lebih efektif. Kemampuan ini juga seolah menuntut para pendidik agar
mampu mengenali kekurangan dan kelebihan anak didik sehingga
diharapkan anak didik mampu mengenali dan mengembangkan potensi
dalam dirinya. 2) Kemampuan bereksistensi Kemampuan bereksistensi
yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan mengatasi batas-batas
yang membelenggu dirinya. Mampu membuat jarak antara dirinya dengan
dirinya lainnya, mampu membedakan aku sebagai subjek dengan aku
sebagai objek. Dalam proses pendidikan, kemampuan ini perlu dibina dan
ditingkatkan agar anak didik mampu belajar dari pengalaman atau peristiwa
masa lampau serta mampu mengantisipasi situasi dan kondisi yang akan
terjadi sebagai akibat dari hokum sebab dan akibat, serta mampu
mengembangkan imajinasi kreatif yang dimulai dari fase toddler (1-3
tahun) sampai dewasa. 3) Kata Hati (Conscience of Man) Kemampuan pada
diri manusia untuk membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang
buruk. Kata hati atau hati nurani kadang membisikkan baik atau tidaknya
perbuatan yang dilakukan manusia. Tinggal manusia mau mengikuti kata
hati atau justru melakukan hal yang bertentangan dengan kata hati, dengan
konsekuensi bahwa semua hal yang dilakukan memiliki risiko entah itu
baik atau buruk.
PeranPendidikdalamMeningkatkanKemampuanPerkembangan Kognitifdan
Bahasa Beberapa peran penting pendidik dalam hal pertumbuhan dan
perkembangan individu ini, khususnya dalam konteks kognitif dan bahasa,
di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan Perkembangan
Kognitif Anak 70 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni a) Mendorong
permainan anak b) Mempertanyakan pandangan-pandangan tradisionil dan
perkembangan kognitif anak c) Mengenali bahwa anak menyusun
pengertian ata pemahaman nya sendiri d) Mendiskusikan cara-cara
pengelompokan atau peng-golongan sesuatu e) Mengenali bahwa perhatian
anak akan diarahkan pada apa yang penting dan relevan dengan mereka f)
Membantu anak-anak menjadi menyadari tentang berbagai strategi untuk
mengolah informasi g) Mendukung interaksi di antara anak-anak, dan di
antara orang dewasa dan anak- anak h) Mendorong anak-anak untuk
mengenali hubungan antara konsep-konsep i) Memberikan contoh
pemecahan masalah j) Mendiskusikan bagaimana cara masalah dapat
diiden-tifikasi dan dipecahkan k) Meningkatkan pemikiran reflektif l)
Mengakui pengaruh-pengaruh sosial dan budaya pada permainan dan
pembelajaran m) Menganjurkan anak-anak menggunakan imajinasinya
untuk berpartisipasi dalam pengalaman-pengalaman baru n) Merespon
pertanyaan dan ide anak dengan antusias dan berminat. 2) Meningkatkan
Perkembangan Bahasa a) Mengakui dan mempertahankan bahasa ibu dari
anak-anak itu, apakah itu berupa dialek atau bahasa lain selain bahasa
Inggris Australia yang diajarkan. b) Memberi kesempatan bagi anak untuk
berbicara dengan bahasa ibu, dan mendengarkan orang lain berbicara
dengan bahasa itu. Psikologi Pendidikan 71 c) Menganjurkan penggunaan
bahasa ibu d) Menyediakan media cetak, dalam bentuk buku-buku, poster
dan kemasan makanan dengan bahasa yang tepat. e) Menyediakan
lingkungan yang kaya bahasa dengan pemodelan bahasa untuk anak-anak,
terlibat dalam percakapan dengan anak-anak secara personal, dan
memperluas perbendaharaan bahasa anak. f) Memfasilitasi penggunaan
bahasa anak dalam konteks yang bermakna, misalnya melalui pengalaman-
pengalaman kelompok kecil. g) Mendorong anak-anak dalam memperluas
daftar fungsifungsi bahasa mereka, khususnya fungsi-fungsi pada level
yang lebih tinggiseperti penalaran. h) Membantu anak-anak
mengungkapkan pengertian mereka dengan kata-kata, misalnya dengan
menyampaikan pertanyaan yang akan mendorong jenis bahasa ini. i)
Memberikan contoh tipe bahasa yang anda ingin anak gunakan. j)
Memfokuskan pada pengertian yang anak-anak coba ungkapkan bukannya
mengoreksi bahasanya. k) Memberi anak dengan sedikit kesempatan untuk
terlibat dalam pengalaman bermain, khususnya pemainan drama, di mana
mereka dapatmempraktekkan bahasa dalam lingkungan yang tidak
mengancam. l) Mendorong anak bermain dengan media cetak dan membuat
taksiran tertulis. m) Membantu perkembangan pengertian anak dari alat
tulis melalui keterlibatan orang dewasa dalam permainan. n) Menyediakan
bagi anak-anak prasekolah dengan pusat-pusat yang mendorong penulisan
melalui alat pena, pena lakan yang halus, kertas bergaris, blocknote dan
komputer. o) Mengelilingi anak dengan hasil cetak,seperti bagan, label dan
72 Ujam Jaenudin & Dadang Sahroni poster yang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari mereka, dan baca. p) instrumen tersebut bersama anak- anak
untuk membantu pengertian mereka mengenai peran media cetak. q)
Memberikan contoh bagi anak dengan terlibatsecara teratur dalam
membaca dan menulsisecara snegaja,seperti menulis daftar belanja atau
memberitahukan dan menulis catatan dari orang tua. Sekali-kali bertindak
sebagai juru tulis bagi anakanak dengan menuliskan pesan mereka, apakah
pada kartu ucapan, surat untuk teman, atau pada tanda yang menjadi bagian
dari susunan balok. r) Memberi kesempatan bagi anak untuk
mengembangkan kecakapan pengaturan buku dan lebih lanjut pengertian
mereka tentang proses membaca dengan berbagi buku dengan anak-anak
secara teratur, lebih disukai dalam situasi satu demi satu. Rangkuman
Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki tenaga yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial. Manusia yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya. Manusia mengalami tumbuh dan kembang sepanjang
rentang kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangan ini dipengaruhi
oleh banyak faktor sehingga membuat manusia berbeda menjadi makhluk
yang berbeda, unik. Manusia memiliki potensi berbeda antara satu dengan
yang lain, sehingga para pendidik harus paham keberagaman potensi ini
yang membuat para pendidik lebih bijak dan hati-hati dalam menghadapi
dan membimbing setiap peserta didiknya.
KELEBIHAN BUKU:
Buku ini sangat mudah untuk dibaca karena font yang digunakan sudah rapi
dan sesuai standart penulisan.materi yang disajikan terstruktur jadi pembaca
lebih mudah memahami maksud penulis. Buku ini juga sangat lengkap
pokok pembahasan yang dijelaskan semua tersusun dan efektif. Dalam
membahas psikologi pendidikan penulis tidak hanya menjelaskan gambaran
umum tentang pendidikan semua dicantumkan bahkan pendapat para ahli
dalam mengemukakan teori juga sangat banyak. Pembaca akan sangat puas
dengan materi yang disajikan.
KEKURANGAN BUKU:
BAB I
KONSEP DASAR
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd
Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang berupaya
menyelidiki karakteristik perilaku dan perkembangan individu dalam
bidang pendidikan. Psikologi pendidikan digunakan untuk memahami siswa
sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar. Psikologi pendidikan merupakan
hal yang penting dalam bidang pendidikan, sebab dengan psikologi
pendidikan para pegiat pendidikan dapat menentukan sikap terhadap
perilaku orang-orang yang ada dalam bidang pendidikan. Psikologi
pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menentukan
tujuan pembelajaran.
2.Sejarah Psikologi
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui perjalanan
panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani Kuno.
Psikologi berakar pada filsafat ilmu dimulai sejak zaman Aristoteles sebagai
ilmu jiwa, yang merupakan ilmu kekuatan hidup (levens beginsel).
Aristoteles melihat psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala
kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (anima), sehingga setiap-setiap
makhluk hidup memiliki jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi
sejalan dengan perkembangan intelektual Eropa dan mendapatkan bentuk
pragmatis di Amerika.
a. Psikologi Sebagai Ilmu
Meskipun selalu ada pikiran pada studi manusia pada periode
bersama dengan pikiran mereka pada studi tentang alam, tetapi karena
kompleksitas dan dinamika manusia untuk dipahami, maka psikologi baru
dibuat sebagai ilmu sejak 1800-an baik ketika Wilhelm Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama di dunia. Wundt pada tahun 1879
mendirikan laboratorium psikologi pertama di University of Leipzig,
Jerman. Ditandai dengan pembentukan laboratorium ini, metode ilmiah
untuk lebih memahami orang telah ditemukan, meskipun tidak terlalu
memadai. dengan pembentukan laboratorium ini juga bermain, kondisi
psikologis menjadi ilmu, sehingga pendirian Wundt diakui laboratorium
serta tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu.
Psikologi adalah anggapan bahwa jiwa itu selalu diekspresikan melalui raga
atau badan. Dengan mempelajari ekspresi yang nampak pada tubuh
seseorang, orang akan dapat mengetahui keadaan jiwa orang yang
bersangkutan. Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu seseorang harus
membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang
adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan
badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses
belajar. Misalnya insting, reflek, dan nafsu. Jika jasmani mati, maka mati
pulalah nyawanya. Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat
abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur perbuatan pribadi (personal
behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi adalah
perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan
jasmani, rohaniah, sosial, dan lingkungan.
Karena sifatnya yang abstrak, maka seseorang tidak dapat mengetahui jiwa
secara wajar, melainkan hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah
sesuatu yang tidak nampak, tidak dapat dilihat oleh alat indra. Demikian
pula hakekat jiwa, tak seorangpun dapat mengetahuinya. Manusia dapat
mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Tingkah laku itu
merupakan kenyataan jiwa yang dapat dihayati dari luar. Pernyataan itu
dinamakan gejala-gejala jiwa, diantaranya: mengamati, menanggapi,
mengingat, dan memikir. Dari itulah kemudian orang membuat definisi,
ilmu jiwa (psikologi) yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam hubungan dengan lingkungannya.
b. Objek Pembahasan Psikologi
Objek ilmu jiwa (psikologi) yaitu jiwa. Jiwa adalah abstrak, tidak
dapat dilihat, didengar, dirasa, dicium, atau diraba dengan panca inderaa.
Karena itulah, pada mulanya ia diselubungi oleh rahasia dan pertanyaan
ghaib, yang oleh ahli-ahli pada zaman itu menerangkan dan menjawabnya
dengan pandangan dan tinjauan filosofis dan metafisis. Ditinjau dari segi
objeknya, Saleh dan Wahab (2004:6-7) membagi psikologi menjadi tiga
bagian, yaitu:
1. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan 3
1) Psikologi Metafisika
Meta artinya di balik, di luar; dan fisika artinya alam nyata. Hal
yang menjadi objek adalah hal-hal yang mengenai asal usulnya jiwa,
wujudnya jiwa, akhir jadinya sesuatu yang tidak berujud nyata dan tidak
pula diselidiki ilmu alam biasa atau fisika. Karena itu dinamakan psikologi
metafisika. Psikologi metafisika berupaya menyelidiki tentang jiwa
manusia. Jiwa manusia bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dengan
mata, namun dapat diketahui dengan perilaku.
2) Psikologi Empiris
Empiris memiliki makna pengalaman. Beberapa abad-abad
kemudian para ahli (misalnya Descrates) lebih mengutamakan pada rasio.
Descrates menyatakan bahwa ilmu jiwa yang benar hanya diperoleh dengan
berpikir, bukan dengan pengalaman dan percobaan (Saleh dan Wahab,
2004). Dipengaruhi oleh aliran rasionalisme, maka para ahli menyelidiki
dan menguraikan proses-proses jiwa dan gejala- gejala jiwa. Bertentangan
dengan aliran rasionalisme, maka timbullah aliran empirisme, dipelopori
oleh Bacon dan John Locke. Menurut ahli- ahli empiris ini, ilmu jiwa tidak
dapat didasarkan atau diuraikan dengan falsafah atau teologi, melainkan
harus berdasarkan pengalaman.
KELEBIHAN BUKU:
Buku ini sangat mudah untuk dibaca karena font yang digunakan sudah rapi
dan sesuai standart penulisan.materi yang disajikan terstruktur jadi pembaca
lebih mudah memahami maksud penulis. Buku ini juga sangat lengkap
pokok pembahasan yang dijelaskan semua tersusun dan efektif. Dalam
membahas psikologi pendidikan penulis tidak hanya menjelaskan gambaran
umum tentang pendidikan semua dicantumkan bahkan pendapat para ahli
dalam mengemukakan teori juga sangat banyak. Pembaca akan sangat puas
dengan materi yang disajikan.
KEKURANGAN BUKU:
Meski demikian, pada beberapa kasus juga, ada guru yang tidak tahu harus
bersikap dan melakukan tindakan seperti apa. Ia hanya menganggap bahwa
beberapa siswa yang tidak bisa memahami penjelasan yang diberikan,
ketika siswa lain bisa menangkapnya dengan baik, semata persoalan daya
tangkap yang kurang dari siswa bersangkutan. Padahal anggapan seperti ini
jelas salah adanya. Setiap siswa atau pembelajar memiliki potensi dan
peluang yang sama untuk menguasai materi yang diberikan. Apa yang
membedakan mereka adalah dalam cara menangkapnya. Sebab bentuk
kecerdasan setiap siswa bisa saja berbeda. Ada yang lebih bisa
menangkapnya ketika ia diberikan ruang untuk mempraktikkan apa yang
dipelajari atau ketika tubuhnya ikut bergerak dalam belajar. Ada pula yang
bisa menangkap materi yang diajarkan hanya dengan melihat contoh atau
mendengarkan penjelasan dari guru, dan cara-cara lainnya.
Meski demikian, perlu dipahami juga dari awal, bahwa kajian tentang
Psikologi Pendidikan sebagai salah satu cabang dari Psikologi ini memiliki
bahasan yang luas. Ia mencakup bahasan tentang berbagai hal yang
Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam belajar,
tentang pengaruh lingkungan dan keragaman sosial serta kultural, tentang
bahasa dan pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif anak, tentang
bagaimana belajar dan mengajar yang efektif, tentang etika dan moral, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan bagaimana pemahaman soal psikis dan
perilaku berperan dalam keberhasilan pendidikan seseorang. Kajian yang
luas inilah yang menjadi alasan mengapa Psikologi Pendidikan harus
menjadi satu cabang khusus dari kajian Psikologi secara umum.
b. John Dewey
John Dewey (1859-1952) merupakan seorang filsuf dari Burlington,
Amerika Serikat, yang dikenal juga sebagai kritikus sosial dan pemikir
dalam bidang pendidikan. Dewey mengecap studi di Baltimore, dan
di sana pula ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian
dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas. Sepanjang kariernya,
Dewey sudah menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel dalam
berbagai bidang. Seperti halnya William James, Dewey juga dikenal
sebagai penganut mazhab Pragmatisme dalam filsafatnya. Meski demikian,
Dewey sendiri lebih menyukai
untuk menyebut pemikirannya sebagai instrumentalisme dan
eksperimentalisme.
Adapun hal-hal lain yang terlibat dan menjadi bagian dari upaya memahami
tingkah laku tersebut, seperti hakikat manusia dan perkembangannya,
keragaman manusia dan latar sosial yang dimilikinya, efektivitas berbagai
pendekatan dalam pembelajaran, motivasi dalam pembelajaran, hingga
pengelolaan kelas, juga menjadi pokok bahasan yang tidak bisa
ditinggalkan karena ia akan melengkapi pemahaman kita tentang tingkah
laku anak didik dan guru sebagai bahasan utama dalam Psikologi
Pendidikan. Dengan kata lain apa yang akan dipelajari dalam buku ini,
sebagai pokok-pokok bahasan dalam Psikologi Pendidikan secara umum
adalah sebagai berikut:
a. Hakikat manusia dan pertumbuhannya
Apa yang dipelajari pada poin ini adalah bagaimana sifat dan hakikat
kejiwaan manusia, pertumbuhan individu dan perkembangannya baik
secara kognitif, afektif, ataupun psikomotorik, serta kecakapannya dalam
berbahasa sebagai salah satu faktor utama untuk memahami pertumbuhan
kecerdasan manusia.
b. Variasi individu dan keragaman sosiokultural
Apa yang dipelajari pada pokok bahasan ini adalah bagaimana pendapat
dan teori yang berkembang dalam Psikologi Pendidikan tentang perbedaan
tingkat dan jenis kecakapan individu, apakah hereditas berpengaruh
terhadap keragaman tersebut, jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki individu
anak didik, lingkungan sosikultural dan pengaruhnya terhadap individu,
hingga bagaimana perkembangan sosio-emosional individu di tengah
keragaman lingkungan dan lingkup perbedaan sosio-kultural yang ada.
Aktivitas belajar dan perkembangan individu
Pada poin ini apa yang dibahas adalah tentang belajar dan atau
pembelajaran serta dampaknya terhadap perkembangan individu, faktor-
faktor yang Memengaruhi praktik dan keberhasilan seseorang dalam
belajar, kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami oleh anak dalam belajar,
memahami cara anak belajar dengan mengacu pada gaya belajar atau jenis
kecerdasan yang dimilikinya.
d. Pendekatan dalam pembelajaran dan upaya mewujudkan pembelajaran
efektif
Beberapa pendekatan pembelajaran yang akan dibahas pada poin ini, di
antaranya adalah pendekatan psikologi behavioristik dalam pembelajaran,
pendekatan kognitif, pendekatan humanistik, pendekatan pemrosesan
informasi, pendekatan konstruktivis sosial, dan pendekatan multikultural
dalam pendidikan. Selain itu dibahas juga sekilas tentang beberapa model
atau metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak atau peserta
didik dalam proses belajar.
e. Pengajaran dan motivasi dalam belajar
Psikologi Pendidikan pada dasarnya adalah kajian psikologi tentang proses
belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan secara keseluruhan.
Karena itu, bahasan tentang bagaimana mengajar, hal- hal apa yang harus
diperhatikan dalam praktik pengajaran, hingga bagaimana peranan guru
dalam memotivasi anak didik untuk belajar juga akan menjadi pokok
bahasan dalam poin ini.
f. Penilaian dalam belajar
Pada poin ini, apa yang dipelajari adalah bagaimana cara guru dalam
melangsungkan penilaian yang tepat dalam belajar, bentuk-bentuk tes yang
bisa diberikan pada anak didik, hingga peranan guru dalam mengarahkan
dan membimbing anak didik untuk mencapai prestasi dan tujuan belajar itu
sendiri.
g. Pengelolaan kelas
Apa yang akan dipelajari pada poin ini adalah tentang peran penting kelas
untuk pembelajaran, bagaimana menata dan membentuk lingkungan belajar
di kelas untuk pencapaian tujuan belajar secara efektif, hingga bagaimana
membentuk kelas sebagai konteks penilaian dalam belajar.
KELEBIHAN BUKU:
Buku ini sangat mudah untuk dibaca karena font yang digunakan sudah rapi
dan sesuai standart penulisan.materi yang disajikan terstruktur jadi pembaca
lebih mudah memahami maksud penulis. Buku ini juga sangat lengkap
pokok pembahasan yang dijelaskan semua tersusun dan efektif. Dalam
membahas psikologi pendidikan penulis tidak hanya menjelaskan gambaran
umum tentang pendidikan semua dicantumkan bahkan pendapat para ahli
dalam mengemukakan teori juga sangat banyak. Pembaca akan sangat puas
dengan materi yang disajikan.
KEKURANGAN BUKU: