Anda di halaman 1dari 11

DESA MELUNG

Cari …

Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat

26 Mei 2015, 02:00 | Berita Desa

Komunitas Cendana yang ke 4 (empat), Komunitas Cendana mengadakan penanaman pohon di


lereng Bukit Cendana. Penanaman tersebut dilakukan oleh Komunitas Cendana, bersama dengan
beberapa organisasi yang peduli terhadap lingkungan. Antara lain Banser Banyumas, PLTA Ketenger,
Biodiversity Societi, IPNU dan IPPNU se-Kecamatan Kedungbanteng dan Tagana Kabupaten
Banyumas.

Sebanyak 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) bibit pohon dari berbagai jenis ditanam di sekitar
lereng Bukit Cendana pada Senin (12/12). Bibit-bibit pohon disediakan oleh Komunitas Cendana dan
pemberian dari berbagai pihak yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.

KCDalam sambutannya Narwin mewakili Pemerintah Desa Melung menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Komunitas Cendana yang telah berupaya mereboisasi hutan yang berada di Kawasan
Desa Melung. Bukan hanya kali ini Komunitas Cendana secara rutin terus menerus melakukan
penanaman pada hutan. “Mudah-mudahan kedepan akan semakin banyak baik perorangan atau
secara kelembagaan yang peduli terhadap kelestarian hutan”

Hal senada disampaikan oleh Darsiman dalam sambutannya mewakili PLTA Unit Ketenger, “Saya atas
nama PLTA Unit Ketenger menyambut baik adanya kegiatan penanaman ini, apalagi PLTA juga
mempunyai program yang sama mungkin kedepan bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam
menjaga kelestarian hutan.

moPLTA Ketenger juga berkontribusi dalam acara penanaman yang dilakukan oleh Komunitas
Cendana dengan menyumbang 100 bibit pohon dan uang sebesar Rp. 500.000,-. Sumbangan pohon
juga berasal dari Banser Anshor Desa Dawuhan Kulon.

Penanaman oleh Komunitas Cendana

Sebagai bentuk kepedulian terhadap sumber air dan merupakan desa yang berada di tepi hutan,
pada hari minggu 14 desember 2014, puluhan remaja yang tergabung dalam Komunitas Cendana
Desa Melung melakukan penanaman pohon pucung pada lahan garapan masyarakat di hutan
perhutani.
Melalui penanggungjawab kegiatan, Sahlan (24) mengatakan, “kegiatan ini merupakan salah satu
program dari Komunitas Cendana yang peduli terhadap upaya kelestarian hutan. Disamping
melibatkan teman-teman dari desa tetangga seperti Kutaliman, Kebocoran dan Beji, mereka juga
menyumbangkan tanaman pucung tersebut”.

Sahlan mengatakan bahwa acara ini merupakan kegiatan yang bersifat kawasan karena kepedulian
terhadap sumber air, tanaman, dan upaya konservasi ini melibatkan desa-desa hilir. “Mereka yang
jauh dari hutan menyumbang tanaman, kami yang dekat hutan yang berupaya untuk merawat”
imbuhnya.

Pemilihan tanaman pucung dimaksudkan bahwa tanaman tersebut mempunyai peranan dalam
menyimpan air, sebagai penghasil oksigen, dimanfaatkan untuk diambil buahnya sehingga berjangka
panjang. “Rencananya tanaman ini kami tanam untuk kami titipkan kepada para petani penggarap
untuk dirawat dan kalau nanti sudah besar silahkan untuk diambil buahnya”, pungkasnya.

Foto Dokumen Mufid Majnun

Berawal dari kepeduliaanya terhadap lingkungan Narwin ( 39 ) mengabdikan dirinya menjadi


seorang relawan yang bergerak dalam bidang lingkungan. Berbagai macam kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan dijalani tanpa pamrih. Semua yang dilakukan semata-mata karena
keadaan, lokasi tempat tinggal yang berada di lereng Gunung Slamet bagian Selatan. Sebuah dataran
pegunungan yang merupakan daerah penyangga tata air di Desa Melung khususnya dan Kabupaten
Banyumas pada umumnya.

Selain sebagai daerah penyangga tata air, Gunung Slamet yang kaya akan sumber daya alam juga
sebagai habitat beberapa satwa yang dilindungi seperti Elang Jawa, Owa Jawa, dan juga Rekrekan.
Melihat begitu pentingnya sumber daya alam tersebut serta ketergantungan masyarakat Desa
Melung khususnya maka dirasa sangat perlu untuk memperlakukan hutan dan sumber daya alam
secara arif dan bijaksana agar hutan tetap lestari.

Pengabdiannya dalam mendampingi masyarakat dalam pengelolaan hutan dilakukan sejak tahun
2002 sampai sekarang. Maka tidaklah heran kemudia Narwin yang juga merupakan Kepala Dusun II
di Desa Melung terpilih sebagai jura I PKSM di tingkat Kabupaten Banyumas, saat ini masuk nominasi
di tingkat Propinsi. Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) adalah orang yang berjasa
dalam melestarikan hutan dan lingkungan, secara swadaya menggerakkan serta memotivasi
masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan kehutanan.

Dalam melakukan kegiatannya sebagai seorang relawan dalam bidang lingkungan Narwin kerap
bekerjasama dengan berbagai lembaga baik dengan instansi pemerintah maupun lembaga non
pemerintah. Bapeluh, Dinperhutbuntan dalam pelaksanaan Gerhan dan KBR, Dinakkan dalam bidang
usaha ternak dan perikanan, Perhutani dalam pengelolaan hutan (LMDH), Universitas Jendral
Sudirman dalam bidang ketrampilan masyarakat khususnya Pertanian Organik. Dalam bidang
penghijauan lingkungan pernah juga bekerjasama dengan Universitas Terbuka (UT), Kanopi, seta
Indonesia Power. Memotivasi kepedulian pelestarian sumber daya alam dan hutan serta kegiatan
penghijauan bersama pelajar mulai dari SD, SLTP, SLTA dan juga perguruan tinggi.

Pengamatan dan monitoring satwa juga menjadi bagian kegiatan Narwin dalam upaya melestarikan
lingkungan, bekerjasama dengan BKSDA dan Biodiversity Society yang rutin melakukan monitoring
dan pengamatan di lereng selatan Gunung Slamet. Pelepasliaran Elang Jawa bersama dengan Suaka
Elang.

Narwin berharap sangat berharap agar masyarakat di lingkungannya bertambah pengetahuan,


ketrampilan dan sikap terhadap pengelolaan hutan yang akan berdampak pada kwalitas sumber
daya alam, dan kemandirian masyarakat.

301 total views, 4 views today

Bagikan Berita

FacebookWhatsAppTwitterTelegramSMS

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

Nama *

Email *

Situs Web

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Kirim Komentar

BERITA TERBARU

PLTA Ketenger Bagikan Bantuan Uang Tunai


Manfaatkan Waktu Ronda Untuk Membuat Arang

Pohon Randu dan Perubahan Mangsa

7.500 Ekor Bibit Ikan Dilepaskan Di Kali Manggis

Mokal Kearifan Lokal Dalam Menggarap Sawah

Melirik Si Nyonya Menir

Pengukuhan Karang Taruna taruna karya XIV desa melung

Kolam renang tengah sawah

Pemilihan ketua ipnu dan ippnu desa melung

ARSIP

ARSIP

Kec. Kedungbanteng, Kab. Banyumas, Jawa Tengah.

Tentang kami

Sejarah

Wilayah

Lembaga

Peraturan Desa

Peraturan Kepala Desa

Layanan

Transparansi

Informasi

Pendidikan

Infrastuktur

Kesehatan

Administrasi

Potensi

Wisata Pagubugan

Produk Desa

Pemberdayaan

Penelitian
Pelestarian

RedaksiKontak

© 2011-2020 PEMDES MELUNG | Teknologi Panda.

DESA MELUNG

Penanaman bersama

Harlah Komunitas Cendana Diisi Dengan Penanaman Pohon

Harlah Komunitas Cendana Diisi Dengan Penanaman Pohon

13 Desember 2016, 21:04 | Berita Desa

TanamDalam rangka memperingati hari lahir Komunitas Cendana yang ke 4 (empat), Komunitas
Cendana mengadakan penanaman pohon di lereng Bukit Cendana. Penanaman tersebut dilakukan
oleh Komunitas Cendana, bersama dengan beberapa organisasi yang peduli terhadap lingkungan.
Antara lain Banser Banyumas, PLTA Ketenger, Biodiversity Societi, IPNU dan IPPNU se-Kecamatan
Kedungbanteng dan Tagana Kabupaten Banyumas.

Sebanyak 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) bibit pohon dari berbagai jenis ditanam di sekitar
lereng Bukit Cendana pada Senin (12/12). Bibit-bibit pohon disediakan oleh Komunitas Cendana dan
pemberian dari berbagai pihak yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.

KCDalam sambutannya Narwin mewakili Pemerintah Desa Melung menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Komunitas Cendana yang telah berupaya mereboisasi hutan yang berada di Kawasan
Desa Melung. Bukan hanya kali ini Komunitas Cendana secara rutin terus menerus melakukan
penanaman pada hutan. “Mudah-mudahan kedepan akan semakin banyak baik perorangan atau
secara kelembagaan yang peduli terhadap kelestarian hutan”

Hal senada disampaikan oleh Darsiman dalam sambutannya mewakili PLTA Unit Ketenger, “Saya atas
nama PLTA Unit Ketenger menyambut baik adanya kegiatan penanaman ini, apalagi PLTA juga
mempunyai program yang sama mungkin kedepan bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam
menjaga kelestarian hutan.

moPLTA Ketenger juga berkontribusi dalam acara penanaman yang dilakukan oleh Komunitas
Cendana dengan menyumbang 100 bibit pohon dan uang sebesar Rp. 500.000,-. Sumbangan pohon
juga berasal dari Banser Anshor Desa Dawuhan Kulon.

396 total views

Sejuta Pesona Bukit Cendana


Sejuta Pesona Bukit Cendana

28 Februari 2013, 03:13 | Berita Desa

Bukit Cendana

Kawasan lereng selatan Gunung Slamet merupakan kawasan hutan negara yang di kelola oleh
Perusahaan Umum (perum) Perhutani. Deretan bukit-bukit memanjang menjulang dengan
rerimbunan pepohonan mengelilinginya. Puluhan sungai-sungai kecil melingkari daerah perbukitan
tersebut, mengalirkan air menuju satu tempat dimana Kota Purwokerto berada. Salah satu bukit
yang terkenal adalah Bukit “Cendana”. Tapi bukan nama jalan apalagi istana, hanya tempat
masyarakat sekitar dan satwa liar mencari makan.

Sebuah bukit yang dimasa lalu sering dipergunakan sebagai tempat orang mendekatkan diri kepada
Yang Maha Kuasa, dan sekarangpun masih walau sudah agak jarang. Sisa-sisa petilasan dalam bentuk
makan dengan bebatuan yang berlumut hijau dan di kelilingi oleh pagar dari bambu. Pohon besar
rimbun dengan akar menjuntai kesana kemari menaungi tempat tersebut dan menambah suasana
mistik (keramat) begitu terasa. Tempat tersebut tepat berada di puncak bukit, dan untuk menuju
kesana benar-benar diperlukan stamina yang kuat.

Bukit Cendana juga menawarkan janji kehidupan yang sangat menarik bagi satwa liar untuk
menjadikan lokasi tersebut sebagai habitatnya. Beberapa satwa yang menguasai daerah tersebut
adalah Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Owa Jawa (Hylobates moloch) dan masih banyak lagi
satwa yang lainnya baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi.

Banyaknya aneka satwa yang menempati lokasi sekitar Bukit Cendana karena memang disamping
lokasi tersebut sebagai habitat aslinya juga karena adanya ketersediaan bahan pangan yang cukup.
Tersedianya bahan makanan yang melimpah menjadi daya tarik baik satwa maupun manusia, untuk
menunjang keberlangsungan hidup mereka. Suasana pegunungan dengan udara yang sejuk,
gemericik air, rimbunnya pepohonan dan pemandangan yang memanjakan setiap mata untuk
berlama-lama memandang. Dan tempat ini juga kerap dipergunakan untuk berkemah sambil
menikmati indahnya alam pegunungan.

Perlakuan-perlakuan manusia yang tidak bertanggungjawab menjadi ancaman bukan saja terhadap
kelestarian hutan sekitar Bukit Cendana tetapi juga terhadap keberlangsungan hidup satwanya.
Perburuan baik menggunakan jaring maupun dengan senapan angin kerap dan penebangan pohon
dijumpai di sekitar Bukit Cendana.
Upaya-upaya masyarakat, organisasi pemuda, organisasi peduli lingkungan dan Pemerintah Desa
dalam rangka melestarikan hutan sudah sering dilakukan. Seperti melakukan penanaman bersama,
membuat peraturan desa, kewajiban menanam bagi calon pengatin dan juga larangan untuk
menebang pohon di sekitar kawasan Bukit Cendana.

Lestarinya hutan bukan saja akan dinikmati oleh masyarakat pinggir hutan saja akan tetapi juga
dinikmati oleh masyarakat kota. Air sebagai sumber kehidupan bisa mengalir sampai ke kota dan
memakmurkan orang kota, bersumber dari hutan. Akan tetapi ketika rusaknya hutan yang akan di
salahkan masyarakat sekitar hutan. Terkesan bahwa masyarakat pinggir hutan sebagai
penanggungjawab atas keberlangsungan dan kelestarian hutan. Dan orang kota hanya sebagai
pemanfaat atas hasil hutan tanpa adanya kepedulian terhadap hutan dan masyarakat sekitar hutan.

794 total views

Hidup Dan Kehidupan Masyarakat Pinggir Hutan

Hidup Dan Kehidupan Masyarakat Pinggir Hutan

2 November 2016, 15:10 | Berita Desa, Promosi

ManukDesa Melung masuk ke dalam wilayah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.


Merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan hutan negara. Dimana keberadaan
atau kelestarian hutan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan umat
manusia. Keanekaragaman hayati menjadi tolak ukur akan kelestarian hutan. Disamping menjaga
erosi dan tanah longsor pepohonan juga menyerap air hujan. Sehingga debit air akan selalu terjaga
sepanjang masa, bahkan dimusim kemarau sekalipun

Penyebab rusaknya hutan adalah menjadi tanggung jawab kita bersama baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat. Eksplorasi hutan yang berlebihan akan memicu laju kerusakan hutan semakin
cepat. Sebagai masyarakat yang berada dipinggir hutan yang sudah barang tentu nasib serta
kehidupannya sangat tergantung dengan keberlanjutan hutan. Maka sudah sewajarnya jika
masyaraktat pinggir hutan menjaga dengan memanfaatkan sumberdaya alam (hutan) dengan bijak.
Masyarakat juga turut serta berpartisipasi dalam mereboisasi hutan melalui penanaman. Yang
dilakukan baik secara individu maupun kelompok.

Pada umumnya masyarakat pinggir hutan memanfaatkan hasil hutan berupa air, tumbuh-tumbuhan
dan juga satwa yang ada di hutan. Termasuk memanfaatkan rumput sebagai pakan ternak dan kayu
bakar.

Kesadaran dan kepedulian sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan hutan yang lestari. Untuk
dapat menyadarkan dan membangun rasa kepedulian terhadap lingkungan tidak hanya cukup
dengan sosialisasi maupun aturan-aturan. Bahwa masyarakat butuh contoh dengan tindakan yang
nyata dan dapat dirasakan oleh masyarakat.

Upaya mereboisasi hutan yang dilakukan terus menerus, lambat laun mulai membuahkan hasil.
Perlahan jenis burung yang semenjak beberapa tahun terakhir tidak terlihat kini kerap dijumpai. Hal
ini tentu merupakan kabar gembira, tanda-tanda perbaikan alam sudah mulai terlihat walaupun
masih kasat mata.

Air yang melimpah, rindangnya pepohonan sebagai penghasil oksigen, kicauan burung dan
keanekaragamhayati lainnya yang kita nikmati pada hari ini adalah warisan dari kakek-nenek moyang
kita. Semua yang kita rasakan dan kita nikmati sampai detik ini semoga bisa dirasakan juga oleh anak
cucu kita kelak. Bukan sebuah cerita dimasa lalu tentang sebuah kenangan yang di ceritakan
menjelang tidur.

Semoga dengan dukungan banyak pihak akan dapat mewujudkan keberlangsungan hutan yang
lestari. Sehingga hutan berserta dengan segala isinya tidak hanya bisa dinikmati pada saat ini akan
tetapi bisa di wariskan untuk generasi yang akan datang.

1,037 total views

SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu)

SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu)

25 Oktober 2013, 02:10 | Berita Desa

Petani Desa MelungDalam rangka meningkatkan hasil produksi beras bagi petani, kelompok tani
yang berada di Desa Melung mengadakan program SLPTT (sekolah lapang pengelolaan tanaman
terpadu). Kelompok tani Sida Makmur yang diketuai oleh Narwin (37), dan kelompok tani Sida
Mulya yang diketuai oleh Natim (31). Dua kelompok tani tersebut bersama sama mengadakan
program SLPTT dengan mendapatkan bantuan subsidi benih dari pemerintah. Kelompok tani Sida
Makmur seluas 27,5 ha mendapatkan benih sebanyak 625 kg, dan untuk kelompok tani Sida Mulya
dengan luas lahan 34,5 ha mendapatkan benih 1.250 kg. Adapun jenis padi tersebut adalah benih
CILAMAYA.

Dihari Selasa tgl 22 Oktober 2013 pukul 14.00.WIB bertempat di Gedung Aula Widya Mandala Desa
Melung kedua kelompok tani tersebut berkumpul untuk pertemuan sosialisasi SLPTT . Dalam
sosialisasi dihadiri dari PPL (Petugas Penyuluh Lapangan ) Pertanian kecamatan Kedungbanteng
untuk wilayah Desa Melung Kusworo dan EndartoPertanian TradisionalDalam sosialisasinya
Kuswaoro sebagai Mantri Tani dan pengamat Hama, menerangkan untuk tujuan SLPTT ialah
Merubah perilaku Petani yang di Desa itu dengan sistem TURKI ( nutur carane kaki -kaki ) maka
dengan SLPTT diharapkan meningkatkan hasil produksi pertanian dengan bertani secara modern,
dengan teori dan praktek yang sesuai. Diharapkan sekali sistem ini bisa berhasil dengan baik,
produksi meningkat dan petani bisa hidup sejahtera. Untuk Program di tahun 2013 ini kelompok
diusahakan harus tanam secara bersama yang dimulai tanggal 15 Nopember 2013.

Kelompok tani Sida Makmur terdiri dari 95 orang anggota, kelompok tani Sida Mulya terdiri 105
orang anggota, masing masing kelompok mempunyai LL ( Lahan Laboratorium ) seluas 1 ha
dikelompok Sida Makmur dilahan garapan Soderi dan Jono. Sementara di kelompok Sida Mulya
didepok dan untuk LL disubsidi / dibantu dengan masing masing kelompok dengan pupuk Organik 1
ton, NPK 3 kwintal, dan urea 1 kwintal. Dengan LL bisa diterapkan dengan cara tanam jiwir ,(2/3
batang bibit) dan dengan sistem legowo 4,1 tapi di DesaMelung ya menyesuaikan lahan,dan dengan
pemupukan secara berimbang, dan yang terpenting mendekati PTT ( Pengolahan tanaman terpadu )
dengan pemakaian benih berlabel bukan keturunan serta penanaman benih umur 20 hari, dengan
tehnik pengerjaan yang sesuai / tehnik pertanian yang benar.

Untuk harga pasaran Rp. 6.000/1 kg benih Padi, dari pemerintah disubsidi dengan harga Rp.4000/
1kg, maka untuk para petani berswadaya sendiri Rp. 2.020/ 1 kgnya . Walaupun hanya mendapatkan
sebagian subsidi dirasa oleh Jono salah seorang anggota kelompok tani sangat membantu sekali
dalam pengadaan benih Padi yang biasanya para petani bila membeli benih Padi sendiri untuk 5
kgnya/ 1 kantong berkisar mulai dengan harga antara Rp. 48.000 s/d Rp. 60.000.Dengan adanya
SLPTT para anggota sangat berharap bisa melaksanakan pertanian secara tehnik yang benar dan
mendapatkan hasil yang maksimal serta dapat sedikit membantu peningkatan Produksi beras
Nasional.

215 total views

Mahasiswa Kembali Penelitian Pertanian

Mahasiswa Kembali Penelitian Pertanian

7 Mei 2013, 03:02 | Berita Desa

Sebanyak 4 orang mahasiswaProduk Pertanian Desa Melung Universitas Jenderal Soedirman


Fakultas Pertanian kembali melakukan penelitian tentang budidaya sayuran di lahan organik Pager
Gunung dengan didampingi dosen-dosennya yang di ketuai oleh Irine Kartika Eka Wijayanti, SP, MP.
Para dosen saat ijin untuk melakukan penelitian mahasiswanya bertepatan dengan peluncuran dan
domain desa (dot) id bertempat di areal persawahan gerumbul Depok. Disebutkan bahwa tahap
persiapan sudah dilakukan oleh Rasito (29) dan Taufik (25) dengan menyiapkan lahan yang akan
dipergunakan untuk penelitian dan persiapan untuk penanaman sayuran. Rasito dan Taufik
merupakan petani muda sekaligus pengurus Pager Gunung untuk devisi pertanian organik sehingga
untuk urusan pendampingan dilakukan oleh mereka berdua. Harapan dari adanya penelitian ini
adalah untuk saling berbagi pengalaman antara mahasiswa yang mendapatkan teori dengan petani
di desa Melung yang kaya akan pengalaman untuk bidang pertanian.
Penelitian dan saling belajar bersama ini direncanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Mei 2013
ini. Kami berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh petani sehingga akan memberikan
tambahan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang pertanian khususnya untuk sayur mayur.
Menurut Irine Kartika Eka Wijayanti, SP, MP selain penelitian kami akan mengadakan kegiatan untuk
pemberdayaan kelompok perempuan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan di bidang
pertanian dan ekonomi pertanian.

247 total views

BERITA TERBARU

PLTA Ketenger Bagikan Bantuan Uang Tunai

Manfaatkan Waktu Ronda Untuk Membuat Arang

Pohon Randu dan Perubahan Mangsa

7.500 Ekor Bibit Ikan Dilepaskan Di Kali Manggis

Mokal Kearifan Lokal Dalam Menggarap Sawah

Melirik Si Nyonya Menir

Pengukuhan Karang Taruna taruna karya XIV desa melung

Kolam renang tengah sawah

Pemilihan ketua ipnu dan ippnu desa melung

ARSIP

ARSIP

Kec. Kedungbanteng, Kab. Banyumas, Jawa Tengah.

Tentang kami

Sejarah

Wilayah

Lembaga

Peraturan Desa

Peraturan Kepala Desa

Layanan

Transparansi

Informasi
Pendidikan

Infrastuktur

Kesehatan

Administrasi

Potensi

Wisata Pagubugan

Produk Desa

Pemberdayaan

Penelitian

Pelestarian

RedaksiKontak

© 2011-2020 PEMDES MELUNG | Teknologi Panda.

Mengamati keanekaragaman hayati

Melung 8 Maret 2015, Komunitas Cendana mengadakan kegiatan pengenalan keanekaragam hayati
terhadap anak-anak. Kegiatan yang bertemakan “Saba Alas Cendana Desa Melung” diikuti oleh 100
orang siswa dari SD N Melung dan SLTP N 3 Kedungbanteng. Peserta kegiatan ini dibagi dalam 10
kelompok dan melakukan penyusuran hutan di Desa Melung.

Sebuah pengenalan terhadap lingkungan, keanekaragamhayati serta potensi yang ada di Desa
Melung. Kegiatan yang dikemas dalam game dan lomba ini diharapkan akan memberikan wawasan
terhadap siswa dan lebih mencintai terhadap desa dan lingkungan, seperti dituturkan oleh
Khoerudin selaku Kepala Desa Melung.

Disamping menyusuri hutan, juga diadakan game yang terbagi dalam 4 pos, pada pos pertama anak-
anak diberi tugas mencatat 10 jenis pohon dan manfaatnya. Pada pos kedua menyebutkan jenis-
jenis nama makanan tradisonal seperti ganyong, ubi kayu, gembili dan lain-lain.

Selanjutnya pada pos ketiga pengenalan terhadap satwa, pada pos ini panitia menyediakan binok,
kemudian anak-anak disuruh mengamati dan mencatat apa yang dilihatnya. Terakhir pada pos
keempat masing-masing kelompok menceritakan pengalaman dalam mengikuti kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai