Anda di halaman 1dari 15
46|Tabarruk 4 gn9 Sin Daruquthni berkata “dia mengalami kekacauan pada hafalan pada akhir umurnya tidaklah ia memiliki hadis yang diingkari setelah ia ikhtilat, dan ja seorang yang tsiqat”. Adz-Dzahabi dalam Al-Mizan no. 8057 membenarkan = pernyataan = Daruquthni = dan menyatakan keliru) pada Ibnu Hibban yang mengatakan “Arim punya riwayat-riwayat mungkar setelah ikhtilat”. Pernyataan lbnu Hibban memang keliru karena tidak ada satupun riwayat mungkar yang muncul dari Arim dan lbnu- Hibban pun tidak bisa menunjukkannya. Oleh karena itu Adz-Dzahabi berkata dalam Al-Kasyf no. 5114 224 Sle Ste be8 ge 8 pd fa mengalami taghayyur (kekacauan hafalan) sebelum wafat dan tidaklah ia meriwayatkan hadis setelah itu, wafat tahun 224 H. Pernyataan Adz-Dzahabi ini dibenarkan pula oleh Al-lraqi dalam Tagyid Wal lidhah hal. 461. Syu’aib Al Arnauth dan Bashar Awad Ma’ruf dalam Tahrir At-Tagrib no. 6226 juga menguatkan Adz- Dzahabi dan Daruqutni dengan alasan tidak dikenal adanya hadis-hadis Arim yang diingkari dan tidak ada satu. orangpun dari kalangan mutaqaddimin (terdahulu) menyatakan ada kesalahan pada hadis muka | daftar isi abarruk |47 Arim. Jadi melemahkan Atsar ini karena ikhtilat Arim sungguh tidak beralasan karena para Hafiz meriwayatkan hadis dari Arim sebelum ia mengalami ikhtilath. 3. Kelemahan Sa’id bin Zaid Al-Albani dalam kitabnya Tawassul hal. 74 telah melemahkan Atsar ini karena Sa’id bin Zaid, dia berkata: 43 JB Lind 48 5 2 ole 931 909 45 or dere 3 Gadi Sy -plagh J Gone "a BUI" Baal iGdaud! Jlb9 de Law op on JI) Solel” ad tents GL JB: cbse Usiads dase ul YD apes op aoe OF ob & Ga test Uy asgall (126 20) daBoly detail Jug! yatuy Sa’id bin Zaid, dia adalah saudara Hammad bin Zaid terdapat kelemahan padanya. Al Hafiz berkata dalam At Taqrib “jujur terkadang salah” dan Adz Dzahabi dalam Al Mizan berkata “Yahya bin Sa’id berkata “ia dhaif’, As Sa’di berkata “tidak bisa dijadikan hujjah” dan ia melemahkan_hadis- hadisnya. Nasa’i dan yang Iainnya berkata “tidak kuat”. Ahmad berkata “tidak ada masalah dengannya dan Yahya bin Sa’id _ tidak menerimanya”. Tentu saja jika kita melihat kutipan Albani maka muka | daftar isi 48|Tabarruk seolah-olah Sa’id bin Zaid adalah perawi yang chaif dan hanya Ahmad bin Hanbal yang men-ta‘dil- kannya. Padahal kenyataan sebenarnya jauh dari yang demikian. Sa’id bin Zaid adalah perawi tsiqgah dan kelemahan yang ada padanya jika memang terbukti hanya mendudukkannya dalam derajat hasan. Minimal Sa’id bin Zaid adalah perawi yang shadug (jujur) hasanaul hadis (hadisnya baik). Kami lebih cenderung pada pernyataan tsiqah pada Sa’id bin Zaid karena terbukti banyak yang memberi predikat tsiqah dan menta’dilkannya. Ibnu Hajar menyebutkan biografinya dalam At- Tahdzib juz 4 no. 51 dan dia adalah perawi Bukhari dalam At-Ta’liq Shahih Bukhari, Muslim, Abu dawud, Tirmidzi dan lbnu Majah. Disebutkan tidak hanya Ahmad bin Hanbal yang menta’dilkannya et dod tae or Gey Of agl Gl oF GSI SEs ae Glad) Jbg te Soee Gary! Le O89 site 92 Qacl gil yj go? dere LS padlyl ov 5 elas 4B ome cw OF Grol! by Bale Al Ajuri berkata dari Abu Dawud “Yahya bin Said mengatakan tidak ada apa-apanya’ dan Abdurrahman telah meriwayatkan hadis darinya”. Bukhari berkata telah menceritakan kepada kami Muslim (dia Ibnu Ibrahim) yang berkata telah menceritakan kepada kami Sa‘id bin Zaid Abu Hasan seorang hafiz yang shadugq (jujur). Ad Dawri berkata dari lbnu Ma’in “tsiqat”. muka | daftar isi Tabarruk [49 Walaupun Yahya bin Said melemahkannya tetapi Abdurrahman bin Mahdi malah meriwayatkan hadis Said bin Zaid, itu berarti Ibnu Mahdi menyatakan tsiqah padanya. Perhatikan dengan baik mereka yang menyatakan tsiqah kepada Sa’id bin Zaid adalah dari kalangan mutagaddimin yang memang mengenal dan meriwayatkan hadis dari Sa’id bin Za’id (doa Jig 4.51 LS obs 48d Of ais 9) dew G2 ly pie a> op Olas Cran 45)) gil Uy AB Ere OP OLE US gylall paar gpl Jbg 483 O15 45 Gy dene US SHE C2 UB Wotio Ud 08 u) op rw LS JD oe Alas GB GUE gag ant & GLY Sie AI july Srv! A) ais Dan berkata Ibnu Sa’ad (yang meriwayatkan darinya) ia seorang yang tsiqgat wafat sebelum saudaranya. Al Ajli berkata “orang Bashrah yang tsigat”. Abu Zar’ah berkata “aku mendengar Sulaiman bin Harb berkata telah menceritakan kepada kami Said bin Zaid dan dia tsiqat”. Abu Ja‘far Ad Darimi berkata telah menceritakan kepada kami Hibban bin Hilal yang berkata telah menceritakan kepada kami Said bin Zaid dan dia seorang hafiz yang shadug (jujur). Ibnu Ady berkata “tidaklah ia memiliki riwayat yang diingkari kecuali diikuti oleh yang lain, dalam pandanganku ia termasuk kelompok orang yang jujur”. muka | daftar isi 50|Tabarruk Ibnu Hajar dalam At-Taqrib 1/353 memberikan predikat “jujur terkadang salah”. Hal ini merupakan kesalahan dari Ibnu Hajar. Pernyataan Ibnu Hajar dikoreksi dalam Tahrir At-Taqrib no. 2312 bahwa Sa’id bin Zaid seorang yang shaduq hasanul hadis (jujur dan hadisnya hasan). Kami lebih cenderung dengan pendapat yang menyatakan ia tsiqah dikarenakan Mereka yang menyatakan tsiqah itu termasuk dari kalangan mutaqaddimin yang memang mengenal dan meriwayatkan dari Sa’id bin Zaid seperti Abdurrahman bin Mahdi, Sulaiman bin Harb, Ibnu Sa’ad dan Hiban bin Hilal. Mereka yang melemahkan Sa’id bin Zaid tidak menyebutkan alasan pencacatannya seperti Yahya bin Sa’id dan Daruquthni. Tentu saja pencacatan yang tidak beralasan tidak diterima jika Sa’id telah dinyatakan tsiqat oleh banyak ulama lain. Terlebih dalam sebuah takhrij hadits lain dimana ada Said bin Zaidnya, Albani menyebutkan bahwa Said bin Zaid tak masalah. Albani berkata: 4 dae PIS) ce alam sl 509-4} OF tee Gy GB GAS! elgyl) Gls ati cle Oo] qucdl 45) ge yo (338 /5) Juul puis eyalel au, 55 Said bin Zaid saudaranya Hammad bin Zaid, di dalam dirinya ada sedikit pembicaraan, tetapi haditsnya tak akan turun dari hadits hasan insyaallah. Artinya Albani tak konsisten dalam menerima atau muka | daftar isi vbarruk [51 menolak hadits yang melalui jalur Said bin Zaid. Disatu sisi melemahkannya karena ada matan hadits yang dianggap bermasalah, di lain kesempatan dianggap tetap hasan. 4. Kelemahan Amru bin Malik An-Nukri Cacat lain yang dikatakan sebagian orang adalah Amru bin Malik An Nukri. Hal ini dinyatakan oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh dalam kitabnya Hadzihii Mafahiimuna hal 43. Syaikh berkata GIF OB bye Be GSI Ele on ap0e gh dl Bagg SU) ge Ege! Sie) 2(1799/5)" oS 3 08 SSG) Whe 6 ay0e ig) Che Ui cre Eyed! Riwayat Amru bin Malik An Nukri dhaif, Ibnu Ady dalam Al Kamil 5/1799 berkata “ia meeriwayatkan hadis-hadis mungkar dari para perawi tsiqgat dan dia mencuri hadis, aku mendengar Abu Ya‘la mengatakan “Amru bin Malik An Nukri dhaif”. Pernyataan ini kurang tepat. Ibnu Ady yang diikuti Shalih telah melakukan campur aduk terhadap perawi yang bernama Amru bin Malik. Amru bin Malik yang dimaksud oleh Ibnu Ady tersebut bukanlah Amru bin Malik An-Nukri tetapi Amru bin Malik Ar-Rasibi. Ibnu Ady telah melakukan kesalahan dalam hal ini seperti yang dikatakan Ibnu Hajar dalam biograti Amru bin Malik Ar-Rasibi At- Tahdzib juz 8 no. 152. muka | daftar isi 52|Tabarruk Pernyataan Ibnu Ady tersebut ditujukan pada Amru bin Malik Ar-Rasibi bukan Amru bin Malik An Nukri. Amru bin Malik An-Nukri adalah seorang perawi yang tsiqat. Biografinya disebutkan dalam At-Tahdzib juz 8 no. 154 dan ia dimasukkan Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqat dan telah meriwayatkan darinya sekelompok perawi tsiqat seperti Nuh bin Qais, Hammad bin Zaid, Sa’id bin Zaid dan yang lainnya. Ibnu Hajar dalam At-Tagrib 1/744 memberikan predikat “jujur terkadang salah” dan dikoreksi dalam Tahrir At-Taqrib no 5104 bahwa Amru bin Malik An Nukri “shaduq hasanul hadis”. Menurut kami Amru bin Malik An-Nukri seorang yang tsiqah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Ma’in. Pernyataan tsigat Ibnu Main ini tidak dikutip dalam At-Tahdzib dan juga dalam Tahrir At-Taqrib. Baik At- Tahdzib maupun Tahrir At-Taqrib hanya mengutip pentsigahan Ibnu Hibban mungkin karena itu dia dinilai shadug. Adz-Dzahabi dalam Tarikh Al-Islam 8/198 berkata: Gre ble gf Ss Gow gh (ES) Wh ww ape ge Amru bin Malik An Nukri Abu Yahya dikatakan juga Abu Malik, orang Bashrah yang shadug (jujur). Ibnu Hibban dalam kitabnya Masyahiir Ulama Al Amshar no. 1223 menyatakan bahwa Amru bin Malik An-Nukri seorang yang shadug. Ibnu = Ma’in muka | daftar isi Tabarruk [53 menyatakan bahwa Amru bin Malik An Nukri tsigat. Dalam Su’alat Ibnu Junaid 1/420 no 710 Ibnu Junaid berkata Aas SE8 (6,5) We gp gpa GS gee Cle Aku bertanya kepada Yahya tentang Amru bin Malik An Nukri dan dia berkata “tsiqat”. Ibnu Hibban menuliskan dua nama Amru bin Malik An-Nukri dalam kitabnya Ats Tsiqat yaitu: Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat juz 7 no 9802 berkata San Sradll Jal go Mle g3/ uF BSI) Lbs 6 gyae Olaghe Gy pharg 4} gy lee ais Sy) eligad! Ul os Ale ais! lay ne Ye Aide plag 9 roe cw oy duly Amru bin Malik An Nukri dengan kuniyah Abu Malik, termasuk penduduk Bashrah yang meriwayatkan dari Abul Jauzaa’ dan meriwayatkan darinya Hammad bin Zaid, Ja’far bin Sulaiman dan anaknya Yahya bin Amru, diikuti hadis-hadisnya kecuali riwayatnya dari anaknya. Inilah Amru bin Malik An Nukri dalam riwayat Darimi di atas karena ia yang meriwayatkan dari Abul Jauzaa’. Tidak ada Ibnu Hibban menyatakan bahwa Amru bin Malik An Nukri ini sering salah. Pernyataan sering salah ditujukan untuk perawi lain Ibnu Hibban dalam Ats Tsigat juz 8 no 14585 berkata muka | daftar isi 54|Tabarruk ce Seeaal Of S932 Spall Sal ge GSI Ele gy gyae Vd gak Ye andy celal analy! oo Glew] die LS Old Bg Or Amru bin Malik An Nukri dari penduduk bashrah meriwayatkan dari Fudhail bin Sulaiman dan meriwayatkan darinya Ishaq bin Ibrahim Al Qadhi dan yang lainnya, meriwayatkan hal-hal gharib dan sering salah. Disini Ibnu Hibban melakukan kesalahan, Amru bin Malik yang dimaksud bukan An-Nukri tetapi Amru bin Malik Ar Rasibi. Ibnu Hajar dalam At-Tahdzib juz 8 no. 152 menyebutkan bahwa yang meriwayatkan dari Fudhail bin Sulaiman adalah Amru bin Malik Ar Rasibi bukan Amru bin Malik An-Nukri. Amru bin Malik An Nukri tidak diragukan lagi seorang yang tsiqah seperti yang dikatakan Ibnu Ma’in. Bahkan Albani sendiri berkomentar tentang Amru bin Malik an-Nukri dalam kitabnya Silsilat al-Ahadits as-Shahihah: Obed" 3 gill SB LS 645 99 6 SII Ele Ey gyoe /5) Wwails3g Weld Oe egy Aeyouall EyoleS! Alle) (608 Amru bin Malik an-Nukri adalah seorang yang tsiqah, sebagaimana pernyataan dari ad-Dzahabi. muka | daftar isi abarruk [55 5. Ingitha’ Abul Jauzaa’ Aus bin Abdullah dari Aisyah RA Aus bin Abdullah adalah seorang tabiin yang tsigat seperti yang dikatakan Ibnu Hajar dalam At-Taqrib 1/112 dan Adz-Dzahabi dalam Al-Kasyf no 489. Beberapa kalangan mencacatkan atsar Darimi di atas bahwa sanadnya terputus. Abul Jauzaa’ tidak mendengar dari Aisyah. Pernyataan ini bathil, terputusnya sanad atau mursal ditentukan oleh dua hal: 1. Analisis tahun lahir dan tahun wafat perawi 2, Pernyataan Ulama mu’tabar bahwa itu mursal. Disebutkan dalam At-Tahdzib juz 1 no. 702 bahwa Abul Jauzaa’ wafat tahun 83 H dan sebagaimana diketahui bahwa Aisyah RA wafat tahun 57 H atau 58 H. Hal ini masih memungkinkan Abul Jauzaa’ untuk bertemu dan meriwayatkan hadis dari Aisyah RA. Diantara Ulama mutaqaddimin yang menyatakan Abul Jauzaa’ memursalkan hadis adalah Abu Zar’ah dan yang ia maksudkan adalah riwayat Abul Jauzaa’ dari Ali RA dan Umar RA seperti yang dikutip Ibnu Abi Hatim dalam Al Marasil 1/16-17 dan Al Hafiz Abu Said Alaiy dalam Jami Al Tahsil Fi Ankam Al Marasil no 49. Tidak ada keterangan ulama terdahulu yang menyatakan riwayat Abul Jauzaa’ dari Aisyah RA mursal. Mereka yang menyatakan riwayat Abul Jauzaa’ dari Aisyah RA mursal berasal dari kalangan muka | daftar isi 56|Tabarruk muta’akhirin seperti Ibnu Ady (Al Kamil 1/411) dan Ibnu Abdil Barr (At Tamhid 20/205) dan dasar hujjah mereka hanyalah kenyataan bahwa Abul Jauzaa’ tidak dikenal penyimakannya dari Aisyah. Hujjah ini kurang tepat. Abul Jauzaa’ Aus bin Abdullah memang meriwayatkan hadis dengan lafal ‘an dari para sahabat termasuk Aisyah tetapi bukan berarti bisa seenaknya dikatakan mursal. Menurut persyaratan Imam Muslim hadis lafal ‘an dari perawi tsiqah dapat dianggap muttashil. Pencacatan Inqitha’ Abul Jauzaa’ dari Aisyah ditolak dengan alasan: Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim 1/357 no. 498 telah berhujjah dengan hadis Abul Jauzaa’ dari Aisyah. Begitu pula Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya 2/427 biografi Aus bin Abdullah, ia telah menyatakan shahih dan tsabit riwayat Abul Jauzaa’ dari Aisyah RA. Al-Qaysarani Al-Hafiz Muhammad. bin Thahir dalam kitabnya Jami’ Baina Rijal Shahihain 1/46 menyatakan bahwa Abul Jauza’ mendengar langsung dari Aisyah RA. Bukti paling kuat bahwa Abul Jauzaa’ bertemu dan mendengar dari Aisyah RA adalah berdasarkan kesaksian Abul Jauzaa’ sendiri seperti yang diriwayatkan Bukhari dalam Tarikh Al Kabir juz 2 no 1540 muka | daftar isi Tabarruk [57 ke op ae OF Okeyle cp paar Of ote WE BI Aasles Gale Gy Qe Cal JU elisa! Uloe GSI! (git pale IAT OLA go gal die te Telah mengatakan kepada kami Musaddad dari Ja‘far bin Sulaiman dari Amru bin Malik An Nukri dari Abul Jauzaa’ yang berkata “Aku bersama Ibnu Abbas dan Aisyah selama 12 tahun dan tidak ada satu ayat dalam Al Qur’an kecuali aku tanyakan kepada mereka”. Bukhari berkata setelah membawa atsar ini “di dalam sanadnya perlu diteliti lagi”. Pernyataan Bukhari layak diberikan catatan. Atsar ini shahih, Musaddad bin Musarhad disebutkan dalam At Taqrib 2/175 bahwa ia Syaikh Bukhari seorang hafiz yang tsiqat dan Ja’far bin Sulaiman disebutkan dalam Al Kasyf no 792 bahwa ia tsiqat dan disebutkan dalam At Taqrib 1/162 bahwa ia shaduq. Sedangkan Amru bin Malik An Nukri telah berlalu penjelasannya bahwa dia seorang yang tsiqah, bahkan Bukhari sendiri memuat biografi Amru_ bin Malik An Nukri dalam Tarikh Al Kabir juz 6 no. 2672 tanpa sedikitpun menyebutkan cacatnya. Sedangkan Abul Jauzaa’ seorang tabiin tsiqah yang dijadikan hujjah oleh Bukhari dan Muslim. Menurut kami pernyataan Bukhari bisa jadi didasari keraguannya pada Ja’far bin Sulaiman. Bukhari berkata dalam Tarikh Al Kabir juz 2 no. 2161 bahwa Ja’far bin Sulaiman diperselisihkan beberapa hadisnya. Sayangnya Ja’far telah dinyatakan tsiqat muka | daftar isi 58|Tabarruk atau shaduq oleh banyak ulama lain, sehingga keraguan yang tidak beralasan tidak menjadi cacat untuk Ja’far bin Sulaiman. Kesaksian Abul Jauzaa’ sendiri justru membantah anggapan bahwa hadis Abul Jauzaa’ dari Aisyah RA adalah terputus atau mursal. Atsar Sunan Darimi di atas tidak diragukan lagi keshahihannya. Ada hadis dengan sanad yang sama persis dengan atsar Sunan Darimi di atas yaitu diriwayatkan dalam Musnad Ahmad 6/72 no 24478 999 OF oy) Gy dre W pyle WS Gi a> all us Wa Asse ys eljgall gi ge Wl yy Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku (Ahmad_ bin Hanbal) yang berkata telah menceritakan kepada kami Arim yang berkata telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Zaid dari Amru bin Malik dari Abul Jauzaa’ dari Aisyah. Syu’aib Al-Arnauth mengomentari bahwa hadis ini shahih ligahirihi dan sanad ini hasan, Syu’aib tidak sedikitpun menyatakan adanya cacat pada sanad ini. Dalam Musnad Ahmad tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain no, 24315 dinyatakan bahwa sanad tersebut shahih. Itu membuktikan bahwa pada dasarnya sanad atsar Sunan Darimi jayyid (baik). Terlebih Imam Muslim dalam kitab Shahihnya juga meriwayatkan hadits tentang sifat shalat Nabi dari jalur Abu al-Jauza dari Aisyah: muka | daftar isi Tabarruk [59 yy pokes 425» alag atle (357 Maka, az-Zailaghi dengan tegas menyatakan ES 28 18 Ce dT ASI cligal gSl5 1455 ABSE Jo Aba (334 Abu al-Jauza namanya adalah Aus bin Abdullah adalah seorang yang tsiqah berpengaruh. Tidak dipungkiri dengar haditsnya dari Aisyah, dijadikan hujiah pula haditsnya oleh para ulama. Maka semua alasan yang menjadi landasan bahwa atsar ini lemah sudah terjawab semua. muka | daftar isi D. Tabarruk Kepada Orang Shalih Selain bertabarruk kepada Nabi #, ada beberapa orang yang benar-benar shalih yang bisa diambil berkahnya. 1. Nabi Meminum Air Wudhu Orang Mukmin Ada yang kemudian beranggapan bahwa tabarruk hanya boleh terhadap Rasulullah & dan para Nabi Saja. Tentu hal ini kurang tepat, karena Rasulullah & justru _mengajarkan berbertabarruk dengan umat Islam. Nabi Muhammad @ meminum air wudhu’nya orang-orang muslim dan mengharapkan berkah dari tangan-tangan mereka. Dalilnya adalah: BEE of cated ot ch > dus Goby MS tly 45 cpthdi Sy Leg 14 cote) Gas) (242 [1 dag) creel) Gell (287 “Diriwayatkan dari bn Umar, ia bertanya kepada Nabi Saw: “Ya Rasulullah, apakah berwudhu dari muka | daftar isi

Anda mungkin juga menyukai