Anda di halaman 1dari 64

SELAMAT DATANG DI POLKESYO

PENGANTAR
HUKUM KESEHATAN
PERTEMUAN PERTAMA

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


BAGIAN I
PENGANTAR HUKUM

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


NORMA/KAIDAH

KAEDAH SOSIAL

KEAGAMAAN/ SOPAN SANTUN/


KESUSILAAN HUKUM
KEPERCAYAAN ADAT

UNDANG-UNDANG

KEBIASAAN

YURISPRUDENSI

TRAKTAT/PERJANJIAN

DOKTRIN

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PENGERTIAN/ DEFINISI HUKUM

 Tidak ada definisi yang lengkap/sempurna


 Banyak pendapat para ahli hukum, masing-masing dengan
argumentasinya
 Hukum diciptakan untuk mewujudkan keteraturan, ketertiban &
keadilan
 Tujuan hukum adl perlindungan

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PENGERTIAN HUKUM

S.M.Amri
Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari
norma dan sanksi, yang bertujuan untuk mengadakan
ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga
keamanan dan ketertiban terpelihara

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


(Y.C.T. SIMORANGKIR, DAN WOERYONO SASTROPRANOTO)

Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang


menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat
yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran
mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


POSITIVISME : JOHN AUSTIN: “LAW AS COMMAND”
Hukum adalah:
 Perintah berbuat atau tidak berbuat yang dipatuhi oleh warga sebagai
sebuah kebiasaan (habit).
 Perintah ditujukan kepada masyarakat pada umumnya.
 Dibuat oleh otoritas yang berdaulat.
 Yang berdaulat adalah yang dipatuhi oleh warga/penduduk.
 Yang berdaulat tidak tunduk pada pihak lainnya
 Sanksi menjadi unsur penting

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PEMBEDAAN HUKUM
MENURUT SUMBER

 Undang-undang :
Hukum yang termuat dalam peraturan perundang-undangan.
 Adat (kebiasaan) :
Peraturan-peraturan yang walaupun tidak ditetapkan pemerintah, tetapi ditaati oleh
rakyat, karena yakin bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum.
 Traktat :
Hukum yang ditetapkan oleh lebih dari satu negara dalam suatu perjanjian antar
negara.
 Jurisprudensi :
Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
 Doctrine :
Ajaran para sarjana hukum terkemuka.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


MENURUT WAKTU PEMBERLAKUAN

 Ius Constitutum (hukum positif) :


Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu
dalam suatu daerah tertentu.

 Ius Constituendum (hukum cita) : Hukum yang dicita-


citakan atau yang diharapkan dapat berlaku pada waktu yang
akan datang.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


MENURUT FUNGSI

 Hukum materiil :
keseluruhan aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara
orang-orang, menentukan hak dan kewajiban, memerintahkan dan
melarang berbagai perbuatan dalam masyarakat. Mis: KUHP

 Hukum formil (hukum acara) :


keseluruhan aturan hukum yang mengatur cara mempertahankan
dan melaksanakan aturan hukum materiil. Mis: KUHAP

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


MENURUT BENTUK

 Hukum tertulis :
hukum yang tercantum dalam peraturan perundang- undangan.

 Hukum tak tertulis :


hukum yang hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak
tertulis (biasa disebut hukum kebiasaan atau hukum adat).

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


MENURUT SIFAT

 Hukum memaksa (dwingend recht) : Aturan hukum yang tidak


boleh dikesampingkan dengan perbuatan khusus atau perjanjian
yang dibuat oleh para pihak.

 Hukum mengatur (regelende recht) disebut juga hukum pelengkap


(aanvullend recht) :

Aturan hukum yang dapat dikesampingkan oleh para pihak dalam


perjanjian
Hukum pelengkap hanya berlaku sepanjang tidak ditentukan lain
oleh para pihak.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


MENURUT KEPENTINGAN
HUKUM PUBLIK :
Aturan hukum yang bertujuan mengatur ketertiban hidup bersama dan
kepentingan umum yang bersangkut paut dengan hal itu, yaitu aturan-
aturan yang diatur dalam :
1. Hukum Internasional.
2. Hukum Tata Negara.
3. Hukum Administrasi Negara.
4. Hukum Pidana.
5. Hukum Acara.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


MENURUT KEPENTINGAN

HUKUM PRIVAT (HUKUM PERDATA) :


Aturan hukum yang mengatur saling hubungan pribadi antara
orang dan orang yang bersamaan hidup dalam masyarakat.

Lingkup Hukum Perdata.


Hukum Perdata dalam arti sempit;
Hukum Perdata dalam arti luas.
Hukum Perdata dalam arti sempit plus Hukum Dagang.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


SISTEM HUKUM
Sub Sistem
Hk.
Perdata

Sub Sistem Sub Sistem


Hk. Pidana Hk. Adat

Sub Sistem
HAN

Sub Sistem
Sub Sistem
HTN
Hk. Islam

Sub Sistem
Hk.
Kesehatan

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


SISTEM HUKUM BERSIFAT KONSISTEN

ASAS-ASAS HUKUM:
1. Lex posterior derogat legi priori
(hukum terbaru> hukum sebelumnya)
2. Lex superior derogat legi inferiori.
(hukum yang lebih tinggi> hukum yang lebih rendah)
3. Lex specialis derogat legi generali.
(hukum khusus>hukum umum)
4. Res judicata pro veritate habetur
(putusan hakim harus dianggap benar)

Bila terjadi konflik diatasi dengan asas-asas hukum


Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id
ASAS PER-UU-AN

1. Tidak berlaku surut


2. Mengenal hierarchie
3. Tidak dapat diganggu gugat
4. Yang berlaku kemudian membatalkan yang terdahulu
5. Yang khusus kesampingkan yang umum

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


BAGIAN II
SEJARAH DAN
PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


Latar belakang disusunnya peraturan perundang-
undangan dibidang pelayanan kesehatan
1. Pengaturan Pemberian Jasa Keahlian
2. Tingkat Kualitas Keahlian Tenaga Kesehatan
3. Pengendalian Biaya
4. Kebebasan Warga Masyarakat Untuk Menentukan Kepentingan Serta Identifikasi
Kewajiban Pemerintah
5. Perlindungan Hukum Pasien
6. Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan
7. Perlindungan Hukum Pihak Ketiga
8. Perlindungan Hukum Bagi Kepentingan Umum
MENGAPA HUKUM KESEHATAN??

80% tuntutan malpraktek dirumah sakit


disebabkan oleh petugas (tenaga kesehatan)

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, 2016


SEBAB UTAMA TUMBUHNYA HUKUM KESEHATAN

(LEENEN, 1986)
Hak untuk menentukan nasib sendiri, yang merupakan suatu hak pribadi.
Hak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang memadai, yang
merupakan suatu hak sosial (dinegeri Belanda secara Yuridis, hak pribadi
dianggap lebih kuat )
SEJARAH

KASUS DR. SETIANINGRUM, Puskesmas Pati (1980)


Dalam putusan Mahkamah Agung ditetapkan bahwa “tidak bersalah”
“ doctor is a man“ (manusia ada kesalahan).
SEJARAH
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI, No. 600K/Pid/1983 tertanggal 2 Juni 1984
KASUS Dr. Setyaningrum binti Siswo
keputusan Pengadilan Negeri Pati No. 8 tahun 1980 menyatakan terdakwa bersalah terhadap dakwaan
tersebut (3 bualn penjara dalam masa percobaan 10 bulan), putusan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jawa
Tengahdibatalkan oleh Mahkamah Agung RI, dengan keputusan kasasi tanggal 2 Juni 1984 No.
600K/Pid/1983 dan menyatakan kesalahan terdakwa tidak terbukti, serta membebaskan terdakwa dari
dakwaan tersebut.

Untuk menentukan ada tidaknya unsur kealpaan dalam perbuatan terdakwa harus ditafsirkan dalam arti sejauh mana terdakwa telah berusaha secara maksimal untuk
menyelamatkan jiwa pasiennya sesuai dengan kemampuan yang sewajarnya harus dimiliki dan sarana yang tersedia padanya.
CONTOH LAIN

Putusan Mediche Tuchtraad Amsterdam 1980 menyatakan bahwasalah satu hak dokter
adalah menolak melaksanakan tindakan medis yang tidak dapat dipertanggung jawabkannya
secara professional.

Hoge Raad (1952)


Menyatakan bahwa orang –orang yang belum mendapat kualifikasi sebagai dokter hanya
boleh melakukan tindakan-tindakan didalam bidang kesehatan apabila diawasi. Hal ini
berlaku bagi mahasiswa kedokteran, perawat dstnya
Hukum Kesehatan Menurut Ahli Atau Referensi:

Kansil (1989)
Leenen (1999)
Van Der Mijn
Pasal 1 Anggaran Dasar PERHUKI
Rumusan Tim Pengkajian Hukum Kedokteran BPHN
ASPEK YANG MENJADI POKOK BAHASAN
HUKUM KESEHATAN

• SUBYEK HUKUM • PERISTIWA HUKUM

• HAK DAN KEWAJIBAN • setiap proses yang menyangkut


• batas wewenang dan tugas perilaku manusia, kejadian dan
keadaan

• HUBUNGAN HUKUM • OBYEK HUKUM

• hubungan yang menimbulkan • prestasi yang diberikan atas jasa


akibat hukum yang dilakukan tenaga kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya
28

PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN

Health law can be defined as the body of rules that relates direcly to
the care for health as well as to the application of general civil, criminal
and administrative law. Medical law, the study of the juridical relations
to which the doctor is a party, is a part of health law (van der Mijin)

Hukum kesehatan dapat didefinisikan sebagai lembaga peraturan yang


kangsung berhubungan dengan penerapan hukum sipil umum, pidana,
administrasi . Hukum kedokteran yaitu ilmu tentang hukum dimana
dokter adalah salah satu pihak yang merupakan bagian dari hukum
kesehatan
29

PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN

Hukum kesehatan merupakan suatu spesialisasi dari ilmu hukum yang


ruang lingkupnya meliputi segala peraturan perundang-undangan di
sektor pemeliharaan kesehatan.

Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung


pada pemberian pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata,
hukum pidana dan hukum administrasi (Prof. Leenen)
Arti peraturan disini tidak hanya mencakup peraturan perundangan dan peraturan
internasional tetapi juga mencakup pedoman internasional, hukum kebiasaan,
hukum yurispruidensi, ilmu pengetahuan dan kepustakaan
30

PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN


Ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya kesehatan maupun individu dan masyarakat yang menerima upaya kesehatan
tsb. dalam segala aspek yaitu aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan diperhatikan pula
aspek organisasi dan sarana. Pedoman-pedoman medis international, hukum kebiasaan dan hukum
otonomi di bidang kesehatan, ilmu pengetahuan dan literatur medis merupakan pula sumber hukum
(BPHN)

Seluruh ketentuan hukum yang berhubungan dengan pemeliharaan


Kesehatan. Seluruh ketentuan hukum administrasi, perdata, pidana
yang diterapkan. Ketentuan otonomi dari profesi Kesehatan, Ilmu,
yurisprudensi, perjanjian international; menjadi sumber hukum
ASAS HUKUM KESEHATAN

Asas hukes bertumpu pada:hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai hak dasar
social (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak dasar individual
yang terdiri dari:
- hak atas informasi (the right to information) dan
- hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination).
(hermien hadiati)

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


Asas hukum kesehatan adalah landasan atau dasar yang
memberikan arah atau pedoman bagi pengaturan
pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat
(pembuatan per-UU) maupun penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat
PRINSIP/ASAS Per-UU an BIDANG KESEHATAN

❖ Perikemanusiaan berdasarkan Ketuhanan yang maha esa,


❖ Manfaat,
❖ Usaha bersama dan kekeluargaan,
❖ Adil dan merata,
❖ Perikehidupan dalam keseimbangan dan
❖ Kepercayaan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


Asas-Asas tersebut antara lain:
ASAS KEMANUSIAAN
ASAS KEADILAN
ASAS KEMANFAATAN
ASAS PERSAMAAN
ASAS PERLINDUNGAN
DAN ASAS2 LAIN YG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN
PUBLIK DAN PELAYANAN PEMERINTAHAN
Asas-Asas dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Penjelasan Pasal 2 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan harus memperhatikan
berbagai asas yang memberikan arah pembangunan kesehatan.

•Asas perikemanusiaan
•Asas keseimbangan
•Asas manfaat
•Asas perlindungan
•Asas penghormatan
•Asas keadilan
•Asas gender
•Asas norma agama
BAGIAN III
RUANG LINGKUP DAN KEDUDUKAN
H U K U M K E S E H ATA N
DAL AM SISTEM HUKUM NASIONAL

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


RUANG LINGKUP DAN KEDUDUKAN HUKUM KESEHATAN

DISIPLIN DISIPLIN
ILMU ILMU
HUKUM KESEHATAN
HK KES INDIVIDU RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN

HK KESMAS

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


HAKIKAT DAN FUNGSI HUKUM KESEHATAN

HAKEKAT HUKUM KESEHATAN

 Adalah penerapan Hukum Perdata,


Hukum Pidana
 dan Hukum Administrasi Negara
FUNGSI HUKUM KESEHATAN

Ketertiban masyarakat
Menyelesaikan sengketa di masyarakat
Social engineering/Merekayasa masyarakat

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


FUNGSI HUKUM KESEHATAN

5 (lima) fungsi yang mendasar (Jayasuriya), yaitu:


1. PEMBERIAN HAK,
2. PENYEDIAAN PERLINDUNGAN,
3. PENINGKATAN KESEHATAN,
4. PEMBIAYAAN KESEHATAN, DAN
5. PENILAIAN TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS DALAM PEMELIHARAAN
KESEHATAN.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


Manfaat Hukum Kesehatan

Manfaat hukum kesehatan diarahkan untuk terwujudnya sistem hukum


kesehatan yang mencakup pengembangan substansi hukum,
pengembangan kultur dan budaya hukum serta pengembangan
peraturan hukum kesehatan yang dipakai sebagai acuan bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
SUBYEK & OBYEK HUKUM KESEHATAN

SUBYEK: TTG SIAPA


❖ PRIBADI/PERSON
❖ BADAN HK:
✓ PRIVAT
✓ PUBLIK

OBJEKNYA: TTG APA MENCAKUP


SEGALA ASPEK YANG BERKAITAN
DENGAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PERBUATAN HUKUM DAN AKIBAT HUKUM

 AKIBAT HUKUM YAITU TIMBULNYA HAK DAN KEWAJIBAN


 SEGALA PERBUATAN SUBYEK HUKUM YANG DAPAT MENIMBULKAN
AKIBAT HUKUM

Contoh :Dokter yang melakukan tindakan medik kepada pasien

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PERBUATAN MELAWAN HUKUM DAN TANGGUNGJAWAB HUKUM

 Perbuatan oleh Subyek hukum, yang melanggar ketentuan hukum dan


menimbulkan akibat, berupa kerugian atau sesuatu yang tidak
menyenangkan terhadap subyek hukum lain
 Tanggungjawab oleh Subyek Hukum yang melanggar Hukum :
Pidana Perdata
Administrasi Negara

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


Sumber Hukum Kesehatan:
a. Hukum tertulis, PerUU, adalah peraturan tertulis yang dikeluarkan oleh
lembaga yg berwenang
b. Yurisprudensi: Keputusan Hakim, Yurisprudensi yaitu berupa putusan
pengadilan yg sdh punya kekuatan hukum yang tetap
c. Konvensi atau Kebiasaan sebagai peraturan perilaku yang tidak tertulis
d. Doktrin atau ajaran ilmu pengetahuan yang berupa teori, konsep,
norma yang dapat ditemukan dalam kepustakaan
Sumber Hukum Kesehatan Lainnya:

✓ Hukum Kebiasaan: Izin Operasi


✓ Pedoman International: Konferensi Helsinski tentang Penelitian
Kedokteran
✓ Hukum Otonom: Kode Etik dan Undang-Undang
✓ Ilmu: Pengetahuan, IPTEK kesehatan/kedokteran
✓ Literatur: Pendapat Ahli
BENTUK HUKUM KESEHATAN

BENTUK HUKUM KESEHATAN MELIPUTI :


1. TIDAK TERTULIS : HUKUM KEBIASAAN, HUKUM ADAT
2. TERTULIS : PER-UU
a. HIERARKHIS
b. ENUNSITIF/ PERATURAN PELAKSANA/TEKNIS

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


Hierarki Atau
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan

Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia


merujuk pada Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU
12/2011”) sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ("UU
15/2019”)
Hierarki Atau
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan di atas sesuai
dengan hierarki tersebut dan peraturan perundang-undangan
yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
Pasal 7 ayat (2) UU 12/2011 dan penjelasannya
Pasal 8 ayat (1) UU No. 12/2011
Jenis peraturan perundang-undangan selain yang dimaksud di atas mencakup
peraturan yang ditetapkan oleh
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (“MPR”);
2. Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”)
3. Dewan Perwakilan Daerah (“DPD”)
4. Mahkamah Agung;
5. Mahkamah Konstitusi (“MK”);
6. Badan Pemeriksa Keuangan;
7. Komisi Yudisial
8. Bank Indonesia;
9. Menteri
10. Badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang (“UU”)
atau pemerintah atas perintah UU
11. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (“DPRD”) Provinsi dan DPRD kabupaten/kota
12. Gubernur, bupati/walikota, kepala desa atau yang setingkat.
Peraturan perundang-undangan tersebut di
atas diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan
Jenis peraturan perundang-undangan berdasarkan ketentuan umum dalam UU Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan

▪ Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan persetujuan bersama Presiden.
▪ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
▪ Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.
▪ Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan.
▪ Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
▪ Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.
Dasar hukum kesehatan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait, yaitu
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
Undang-Undang ini merupakan landasan setiap penyelenggara usaha kesehatan.
Tujuan dari undang-undang ini adalah untuk meningkatkan kesehatan seluruh anggota
masyarakat. Sehingga penyelenggaraan kesehatan harus mengikuti ketentuan yang sudah
ditetapkan.

Undang- undang kesehatan juga memiliki beberapa fungsi, yaitu:


1. Alat untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang meliputi upaya kesehatan dan sumber daya.
2. Menjangkau perkembangan yang makin kompleks yang akan terjadi pada masa yang akan
datang.
3. Memberi kepastian dan perlindungan hukum terhadap pemberi dan penerima jasa
pelayanan kesehatan.
BAGIAN IV

P E R AT U R A N P E R U N D A N G - U N D A N G A N
B I D A N G K E S E H ATA N

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


3 KOMPONEN DLM SISTEM HUKUM KESEHATAN (SCHUYT)

1. KESELURUHAN PERATURAN, NORMA DAN KETETAPAN YANG


DILUKISKAN SEBAGAI SISTEM PENGERTIAN, BETEKENISSYSTEEM;
2. KESELURUHAN ORGANISASI DAN LEMBAGA YANG MENGEMBAN
FUNGSI DALAM MELAKUKAN TUGASNYA, ORGANISATIES INSTELLINGEN;
DAN
3. KESELURUHAN KETETAPAN DAN PENANGANAN SECARA KONKRET
TELAH DIAMBIL DAN DILAKUKAN OLEH SUBJEK DALAM KOMPONEN
KEDUA, BESLISINGEN EN HANDELINGEN.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


KLASIFIKASI PERATURAN DAN
PRINSIP PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG KESEHATAN

1. Ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh penguasa, (berupa


peraturan perundang-undangan yang berlaku umum);
2. Ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh organisasi profesi dan
asosiasi kesehatan. Dan sarana kesehatan, (berupa peraturan
internal berlaku bagi organisasi yang bersangkutan)

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TERDAPAT 2 (DUA) KATEGORI, YAITU:

1. YANG BERSIFAT MENETAPKAN; DAN

2. YANG BERSIFAT MENGATUR.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


KATEGORI MENETAPKAN & OBYEK YANG DITETAPKAN:

1. PENETAPAN IJIN PRAKTIK


2. PENETAPAN IJIN PENYELENGGARAAN KEGIATAN
3. SURAT KEPUTUAN PENUGASAN;
MATERI MUATAN/OBYEK YG DIATUR, YAITU:

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


KATEGORI MENGATUR & OBYEK YANG DIATUR:

1. Pengaturan yang berkaitan dengan upaya kesehatan;


2. Pengaturan yang berkaitan dengan tenaga kesehatan;
3. Pengaturan yang berkaitan dengan sarana kesehatan;
4. Pengaturan yang berkaitan dengan komoditi kesehatan.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


KEPUTUSAN/ PERATURAN INTERNAL ORGANISASI
Macam2 peraturan internal organisasi:
A.Kode etik profesi,
B.Kode etik usaha dan
C.Penetapan standar penyelenggaraan upaya kesehatan.

Prinsip dasar/asas peraturan internal organisasi,


1) AUTONOMY,
2) BENEFICENCE,
3) NON MALEFICENCE DAN
4) JUSTICE.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PERATURAN INTERNAL ORGANISASI
Isi ketentuan:
1. Perintah (gebod) yg merupakan kewajiban umum untuk melakukan sesuatu;
2. Larangan (verbod) yg merupakan kewajiban umum untuk tidak melakukan
sesuatu;
3. Pembebasan (vrijstelling, dispensatie) berupa pembolehan khusus untuk tidak
melakukan sesuatu yg secara umum diharuskan.
4. Izin (toesteming, permissie) berupa pembolehan khusus untuk melakukan
sesuatu yg secara umum dilarang.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


TUJUAN PERATURAN per-UU-an BIDANG KESEHATAN

1. Penyelenggaraan ketertiban sosial;


2. Pencegahan dari konflik yang tidak menyenangkan;
3. Jaminan pertumbuhan dan kemandirian penduduk secara
individual;
4. Penyelenggaraan pembagian tugas dari berbagai peristiwa yang
baik dalam masyarakat;
5. Kanalisasi perubahan sosial.

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id


PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KESEHATAN

 Secara hierarkhis tersebar diberbagi peraturan per-UU (lihat tata urutan per-UU
RI)
 Secara enunsiatif (mengatur bentuk lain yang lebih rinci sesuai kebutuhan)
dibuat dalam bentuk peraturan pelaksanaan yang sifatnya teknis

 Undang-Undang
 Peraturan pelaksana per UU-an sebagai enuntiatie
 Per UU an lainnya, misalnya KUHP, KUH Perdata

Unggul, Berbudaya, Mendunia www.poltekkesjogja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai